"Heran deh pak, si Tanti dan suaminya koq masih berkeras nguliahkan anaknya? Apa dia gak tahu,biayanya mahal. Apa dia sanggup tuh” tanya bude Yati kesal kepada suaminya yang sedang duduk di ruang tamu,karena ia merasa iri karena menganggap ada saingannya.
“ Ya kita lihat saja bu, sampai mana si Tanti itu bisa mengkuliahkan anaknya.”
“ Tapi awas saja bapak meminjamkan uang pada mereka. Utang yang 3 bulan lalu saja belum di bayar.” Ancam isterinya “ Iya bu. Kan yang pegang uang ibu semua, bapak uang darimana bu.” Jawab pakde Rahmat, meskipun pakde Rahmat adalah saudara kandung dari emaknya Naura, karena beda nasib saja hubungan mereka kurang cocok, pakde Rahmat merasa minder punya saudara miskin seperti keluarga adiknya dan beranggapan menjadi beban.
\*\*\*
“ Alhamdulillah, hari ini kita masih diberi rezeki oleh Allah, karena rahmat-Nya kita msih bisa makan enak dan kakak kalian lulus mendapatkan beasiswa kuliah.” Ucap bapak dengan rasa syukur yang tak terhingga.
“Iya pak,emak juga bersyukur sekali, Naura berhasil, sekarang emak sudah tidak perduli lagi dengan omongan tetangga kita yang julid itu.”
“ Alhamdulillah pak, mak Naura bisa membanggakan bapak dan emak. Naura minta doanya agar semuanya di lancarkan.”
“doa kami selalu menyertai kalian dimana pun kalian berada.” Ucap bapak
“ Amin” jawab kami serentak
Saat ini kami tetap berkumpul di ruang tamu,tetapi hanya kami berempat karena Nanda selepas makan malam dia langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya untuk besok.
“ jadi kapan kakak akan pergi ke kota untuk mendaftar ulang dan meninjau tempat tinggal kakak?” tanya Naya
“ Insya Allah minggu depan, karena besok kakak akan ke sekolah untuk menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan dan konsultasi lagi dengan bu Desi."
“ lalu siapa yang akan memberi tahu jalanmu nduk?” tanya bapak agak was-was
“adiknya bu Desi pak, yang tinggal di kota dia sudah bekerja di salah satu bank swasta di sana. Bu Desi sudah memberitahukannya, jadi nanti Naura akan di jemput di terminal pak.”
“adiknya laki-laki atau perempuan Ra?” tanya emak.
“perempuan koq mak, namanya kak Dara. Kata bu Desi kosannya kak Dara dekat dengan kampus jadi Naura akan satu kos-kosan ma kak Dara.”
“ Oh syukurlah, jadi di sana ada temanmu nduk, yang penting kau bentul-betul jaga diri jangan mudah percaya dengan orang agar tidak mudah di tipu.” Nasehat bapak
“ Iya pak. Naura akan ingat selalu pesan-pesan bapak dan emak. Bu Desi juga banyak memberikan nasehat dan trik-trik bagaimana hidup di kota.”
“ Ya sudah, nanti kau dan Naya belanja lah ke kabupaten untuk membeli pakaian dan perlengkapan untuk kuliahmu.”
“iya mak, Naura juga sudah di tawarkan bu Desi untuk memakai laptopnya,karena tidak dipakai.”
“Alhammdulillah, masih ada yang peduli dengan kita ya.”
“ iya pak, Naura bersyukur bu Desi mendukung dan banyak membantu Naura.”
“ syukurlah, sekarang kalian tidurlah.” Perintah emak
“ iya mak.” Jawab kami serentak.
***
Malam ini, di rumah keluarga Arlan tidak seperti malam lainnya, hari ini kakaknya Arlan yang bernama Arandita Putri Kusuma biasa di panggil Aran sedang berkunjung ke rumah orangtuanya bersama keluarga kecilnya. Aran menikah empat tahun lalu dengan anak rekan bisnis ayahnya yaitu Deandra Rozi Kuncoro dan memiliki seorang putra bernama Alvino Deandra Kuncoro yang masih berumur 3 tahun.
Suasana di meja makan begitu ramai dan ceria karena adanya Vino cucu sulung tuan Rahardi Kusuma dan nyonya Annisa Kusuma. Bocah tiga tahun tersebut memiliki tingkah yang menggemaskan dan terus menerus mengoceh bertanya keseluruh anggota keluarga yang sedang berkumpul.
Bagaimana perkembangan perusahaan kalian Zi?” tanya tuan Rahardi kepada menantunya Rozi setelah selesai makan malam dan sekarang keluarga tuan Rahardi sedang berkumpul di ruang tamu, sementara Vino sudah tertidur selepas makan malam.
“ Alhamdulillah sejauh ini baik dan lancar yah. Dan rencananya bulan depan akan ada kerjasama proyek dengan perusahaan dari Grup Gentara yah.” Jawab Rozi
“ Ayah berharap semuanya berjalan dengan lancar.”
“ Sekarang kamu jangan terlalu sibuk lho Rn, kamu harus punya waktu banyak untuk Vino.” Kata nyonya nissa.
“iya bun, aku bisa koq membagi waktu ku, dan mas Rozi juga tidak terlalu banyak memberikan pekerjaan di perusahaan.” Jawab Aran. “ bagaimana persiapan wisudamu Lan?”
“ sudah beres mbak,hanya tinggal wisuda 2 minggu lagi. Dan aku akan kuliah S2 di LN mbak.?” Jawab Arlan.
“ Semoga semuanya lancar, dan kami berharap lho kado darimu?” tanya Aran
Arlan mengernyitkan kedua alisnya, seharusnya kan dia yang diberi kado ini kok malah dia yang memberi kado. “ maksud mbak? Kado dariku? Seharusnya mbak dan mas Rozi dong yang memberikan ku kado?” tanya Arlan.
“ Is, kau ini. Ayah dan bunda sangat berharap kado cucu darimu?” jawab Aran to do point.
“ benar tu Lan, mas dan mbakmu kasian dengan Vino, dia tidak ada temannya.” Timpal Rozi sambil tertawa mengejek
“ is kalian ini, kok malah menjadikanku korban, kalau Vino tidak ada teman kalian lah yang memberikannya adik lagi.” Kata Arlan kesal. Pasangan tersebut selalu kompak untuk mengejek Arlan jika berkaitan dengan perempuan.
“ yeaahhh, kalau itu tanpa di suruh pun kami selalu membuatkan adik untuk Vino tapi belum jadi aja, benarkan mas?” Jawab Aran ringan sambil melirik ke arah suaminya.
“ is kalian ini selalu mesum,tidak malu apa ada ayah dan bunda?” kesal Arlan
“ Ayah dan bunda tidak masalah tu, yang jadi masalah ya kamu itu,kakak tidak pernah sekalipun kau membawa seorang gadis bahkan tidak pernah pacaran, ingat umur dong.” Ejek Aran
“ kakak tenang aj, aku masih muda dan nanti aku akan langsung kenalkan calon isteriku kepada kalian.”
“ janji ya? Awas kalau ingkar.”
“iya, tapi setelah aku selesai kuliah di LN. Aku akan serius untuk mencari pendamping hidupku.”
“ sudah-sudah,kalian ini kalau bertemu selalu saja bertengkar. Dan kau Aran kasian adikmu jangan terlalu menekannya.” Lerai nyonya Nissa
“iya bun, lagipula kami kan jarang bertemu. Jadi gak papa dong.” Bela Aran
“sudah Ma, kasian Arlan tuh. Ayo kita tidur aja.” Ajak Rozi sambil menggandeng tangan Aran sambil berdiri untuk meninggalkan ruang keluarga.
“kami duluan ya ayah, bunda dan adik mbak yang jones ini.” Timpal Aran
“ sudah, cepat pergi sana.” Kata Arlan kesal sambil melemparkan bantal sofa ke arah mereka berdua.
“ ih, marah dia tapi tidak kena.. ueek” ejek Aran. Mereka pun bergegas naik ke lantai dua agar terhindar dari amukan Arlan. Tidak lama, Arlan pun berpamitan untuk menuju kamarnya yang juga berada di lantai dua.
“ aku juga pamit yah,bun.”
“iya. Pergilah”kata Tuan Rahardi. Setelah Arlan naik ke lantai dua dan sudah tidak terlihat, tuan Rahardi dan nyonya Annisa juga pergi ke kamar mereka yang ada di lantai bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments