Beberapa bulan kemudian
“ Alhamdulillah bapak, emak, Naura lulus dan diterima kuliah di kampus terfavorit dan bergengsi mak...” teriak Naura sambil berlari ke kebun belakang menghampiri bapak dan emak yang sedang menyiangi rumput. Setelah mendekat Naura langsung mencium punggung emak dan bapak. Sambil nafas yang masih naik turun, ia membawa kabar gembira. “ lihat mak,pak Naura berhasil masuk kuliah dengan nilai tertinggi pak. Dan Naura berhasil mendapatkan beasiswa di kampus tersebut.” Kata Naura girang sambil menunjukkan kertas hasil pengumumannya.
“Alhamdulillah ya Allah.” Jawab bapak dan emak serentak.
“tidak sia-sia usahamu nduk selama ini, bapak bangga nduk,semoga kamu berhasil lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjanamu nduk.” Kata bapak terharu sambil mengelus kepalaku.
“amin” aku dan emak mengaminkan.
Setelah melewati Ujian Akhir Sekolah dengan lancar, dan mengikuti ujian masuk ke perguruan tinggi, akhirnya aku bisa lulus. Dari 15 orang teman-temanku hanya 6 orang yang tidak lulus dalam mengikuti ujian masuk kuliah. Diantara 9 yang lulus ada yang masuk di Universitas negeri dengan jurusan yang berbeda-beda ada jurusan Akuntansi, manajemen, perbankan, dan lain-lainnya. Hanya aku saja yang mengambil jurusan keguruan di kampus swasta meskipun swasta tetapi kampus ini menerima beasiswa bagi siswa-siswa yang tidak mampu tapi berprestasi yang membuka kerjasama dengan sekolah-sekolah mengah atas,termasuk sekolahku.
“ kalau gitu, ayok kita pulang, bapak akan beli ikan mas untuk kita panggang dan merayakan kelulusan Naura mak.” Ajak bapak. Padahal hari masih siang,sekitar jam 13.30. Tetapi setelah mendengar kabar yang ku bawa, bapak dan emak bersemangat untuk merayakan kelulusanku walaupun secara sederhana.
“ ayok pak,mak” ucapku antusias sambil menggandeng tangan emak.
“yauda nanti emak dan bapak akan ke pasar, mumpung masih siang.”
“ iya pak,emak juga mau masak nasi kuning,biar afdol pak.” Jawab emak
Aku sangat senang melihat raut wajah bapak dan emak yang berseri-seri bahagia,aku bersyukur dalam hati bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orangtuaku. Aku akan membuktikan omongan-omongan tetangga-tetanggaku yang bersifat mengejek dan merendahkan orangtuaku yang miskin. Meskipun aku dari desa dan keluarga yang miskin,aku tidak patah semangat untuk melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Bukan berarti aku egois tanpa memikirkan keadaan orangtuaku, tetapi aku yakin jika rezeki itu akan ada asalkan kita bersungguh-sungguh karena Allah tidak tidur dan akan selalu memudahkan hambanya yang bersungguh-sungguh.
“ kami pergi dulu ya Ra, Nay.” Pamit bapak dan emak. “ hati-hati pak,mak” jawabku dan Naya serentak. Bapak dan emak meningglkan halaman dengan motor bututnya menuju ke pasar.
“ Alhamdulillah ya kak, doa kita dikabulkan Allah. Kakak lulus sekolah dan masuk kuliah dengan nilai yang tinggi.” Ucap Naya bersyukur. Kami bercerita sambil meracik bumbu di dapur. “ iya Nay, kakak merasa bersyukur sekali bisa lulus, apalagi kata bu Desi kampus ini kampus swasta yang elit lho,dan mahasiswanya dari kalangan menengah ke atas semua.”
“ itu rezeki kak,tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini, apalagi untuk kita yang berasal dari desa.”
“ kamu juga, asalkan bersungguh-sungguh belajar Insya Allah bisa kuliah juga dengan mendapatkan beasiswa seperti kakak.”
“ iya kak,Naya akan berusaha akan mengikuti kakak.”
“ Ammiiinn”
***
“ Selamat ya bro, akhirnya kita semua lulus juga.” Kata Galih sambil merebahkan dirinya di sofa favoritnya, Ya mereka Arlan, Denis dan Galih sedang berada di bascampe tempat mereka berkumpul di kampus.
“ iya, aku gak nyangka lho, kau dan aku bisa lulus kuliah juga. Tinggal menunggu hari wisuda saja” Jawab Denis sambil menunjuk ke arah Galih.
“ kau pikir aku sebodoh itu Nis, sampai akan mendapat gelar mahasiswa abadi, dasar tengil kau ya.”ucap Galih sambil menimpuk Denis
“ lha, emang kenyataan gitu kan, kau hampir tiap malam pergi ke club, lalu kapan waktu mu untuk belajar.” Ejek Denis. Galih hanya nyengir kuda yang menampakkan deretan gigi putihnya sambil tersenyum pepsod*nt. Galih memang mempunyai kebiasaan menghabiskan malam ke club, tetapi ia tidak sampai melakukan perbuatan di luar batas, hanya sekedar minum-minum sambil bersenang-senang dengan wanita sekedar menghibur saja. Arlan yang diam saja hanya memperhatikan tingkah kedua sahabatnya. Ia lebih fokus untuk mencari info lebih dalam tentang kampus yang akan menjadi tempat menimba S2 nya.
“ sudah, kalian lebih fokus saja untuk rencana selanjutnya.” Arlan buka suara
“ ya sudah pasti dong, aku juga akan mengambil S2, itu sudah di siapkan oleh bokap,aku tinggal ikut aja.” Ucap Denis.
“ ehmm, aku juga sama. Dan aku nantinya tidak akan mau kalah sama kalian berdua tau,kita ini sudah di tempah untuk memikul tanggungjawab perusahaan.” Timpal Galih. “Ok lah kalau begitu, setelah wisuda kalian harus ikut aku ke club untuk bersenang-senang” ajak Galih dengan semangat.
“baiklah,untuk merayakan kelulusan kita dan perpisahan kita.” Ucap Arlan.
Denis dan Galih menatap heran Arlan sambil mengernyitkn kedua alis mereka.
“ Kok kau bicara gitu Lan,memangnya kau mau kemana?” tanya Galih
“ ya iyalah selama kita study S2,kita akan berpisah karena kampus kita tidak sama. Aku sudah tahu kalian akan study kemana?” jawab Arlan santai.
“ Emang kemana?” tanya Denis dan Galih bersamaan.
“ Ada deh, kalian juga akan tahu nanti dari bokap masing-masing”
“aaaahhh,payah kau Lan.” Dengus Galih kesal.
" Au ah, mau dimana pun itu yang penting sekarang aku mau santai.” Ucap Denis sambil meregangkan otot-otot tangan dan kakinya. Melihat hal itu, Galih semakin kesal. “ payah kau Den,kenapa tidak penasaran.” Denis hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya sambil berbaring di sofa yang cukup besar.
Ketiga sahabat tersebut akhirnya bisa istirahat setelah bertempur dengan skripsi-skripsi pengantar mereka untuk mendapatkan gelar sarjana, tidak seperti mahasiswa lainnya yang hanya membeli skripsi atau menempah skripsi dengan orang lain. Mereka bertiga memilih untuk mengerjakan skripsinya dengan usaha dan kemampuan mereka sendiri.
***
“ Eh mbakyu, apa benar Naura lulus ujian dan diterima di kampus yang elit?” tanya bik Warni kepada emak ketika emak baru sampai di lapak jualan mang Kasim.
“ Alhamdulillah iya War, Naura lulus ujian dan diterima di kampus itu.” Jawab emak sambil memilih sayuran yang akan dimasak untuk makan malam.
“ Apa mbakyu yakin,bisa mengkuliahkan Naura?secara itu kampus elit lho mbak, kampus untuk orang-orang kaya pasti biaya nya mahal gito lho.” Ucap bik Warni ketus. Ia bisa dibilang sekutunya bude Yati kalau ngomong asal ceplos saja.
“ Insya Allah bisa War, karena Naura juga mendapatkan beasiswa untuk siswa-siswa yang berprestasi, jadi selama masa kuliah biayanya ditanggung. Aku hanya membiayai keperluan hidup Naura saja selama tinggal di kota.” Jelas emak panjang lebar.
“ Asal betul aj mbak,karena setahu saya biaya di kota mahal-mahal banget lho, jangan nanti masih setengah jalan sudah k.o duluan dan yang lebih parahnya malah salah jalan lho” cibir bik Warni
Astagfirullahalazim, emak berusaha menahan emosi atas cibiran dan hinaan bik Warni, “ Insya Allah bisa War,” ucap emak tanpa menghiraukan bik Warni. “ ini berapa semuanya mang?” setelah selesai emak langsung membayar belanjaannya.
“ semuanya Rp57.000,- mpok.” Jawab mang Kasim sambil menerima uang dan memberikan belanjaan emak.
“ Sudah mpok, gak usah dengarkan omongan Warni, dia itu hanya iri aja, aku yakin Naura bisa menyelesaikan kuliahnya karena Naura anak yang baik.” Bela mang Kasim.
“ Is apa sih mang Kasim ini, siapa yang iri?apalagi iri sama mbak Tanti ini? Ogah lah.” Kata bik Warni tidak mau kalah. Emak dan mang Kasim hanya mengelus dada saja.
“ Ya sudah, aku duluan ya War, mari mang?” pamit emak yang di anggukkan mang Kasim sementara bik Warni hanya melengos saja tanpa melihat kearah emak.
Emak menghampiri bapak yang sudah menunggu di depan jalan keluar pasar. “ Kok lama Mak?” tanya bapak
“ Tadi di lapaknya mang Kasim emak jumpa sama Warni pak, biasalah dia langsung menyepelekan kita untuk mengkuliahkan Naura, bapakkan tahu dia kalau ngomong tu gak pernah di saring dulu asal ceplos saja” omel emak kesal.
“Ya sudah mak,jangan di dengarkan. Ayok kita pulang.” Ajak bapak. Motor bapak pun meninggalkan pasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ayu Indriani
semngat kak,,,,💪
biar kita dpat menyelesaikan cerita kita ya...
mari kita saling sharing....
salam kenal ya kak!😊
2022-08-02
0