Tiba juga hari keberangkatan Naura ke kota, bapak,emak,Naya, Nanda dan beberapa tetangga seperti kak Tia, dan adiknya serta bik Mona isteri mang Gusti yang penasaran ikut mengantar Naura hanya sampai ke kabupaten. Bapak menyewa mobil pick up milik mang Gusti tetangga sebelah rumah kami. Dari rumah menuju kabupaten memakan waktu selama 1,5 jam belum lagi akses jalannya yang masih memprihatinkan. Jalan yang belum pernah tersentuh aspal masih beralaskan tanah merah yang berlubang dan berbatu.
“ sudah semua kan Ra?jangan ada yang ketinggalan.” Kata emak mengingatkan.
“iya sudah semua mak,” jawab Naura sambil mengecek kembali barang bawaannya. Naura hanya membawa barang-barang yang dibutuhkan saja seperti pakaian,laptop,dan beberapa lauk rendang daging yang sudah dimasakkan emak untuk beberapa hari serta uang sebanyak 5jt.
“Handphone mu jangan ketinggalan Ra,nanti kau susah untuk menghubungi adiknya bu Desi.” Timpal emak.
“sudah Naura masukkan di ransel mak, sudah semua.”
Semua orang yang ingin mengantarkan Naura sudah berkumpul di halaman rumah bapak, mereka satu persatu naik ke mobil pick up, meskipun bak terbuka tidak menyurutkan semangat mereka,bapak duduk di depan menemani mang Gusti menyetir. Setelah semua naik mobil pun melaju perlahan-lahan meninggalkan halaman rumah bapak. Sepanjang jalan kami yang berada di belakang mobil tidak henti-hentinya mengobrol dan bercanda terkadang diselingi suara tertawa dari mereka. Naura sudah memberikan kabar kepada kak Dara bahwa dia sudah berangkat dari rumah jam 09.00 pagi. Jadi pada saat penjemputan bertepatan dengan waktu pulang kerja kak Dara.
Sesampai di terminal kabupaten, mereka menunggu sejenak bus yang akan di tumpangi oleh Naura, Nanda membantu kakaknya membawakan barang-barang Naura ke dalam bagasi bus. Bus akan berangkat 10 menit lagi.
“ Hati-hati di jalan ya Naura. Setelah sampai di kos kau jangan lupa menelepon ya?” ucap emak sambil menitikkan air mata dan memeluk tubuh Naura.
“ Iya mak,?” jawab Naura
Naura pun berpamitan satu persatu, menciumi punggung tangan bapak dan emak serta memeluk Naya.
Baru kali ini, Naura pergi jauh dan hidup berpisah dengan keluarganya, sambil memasuki bus,air mata Naura tidak berhenti mengalir. Ia sudah duduk di kursinya yang berada di dekat jendela. Orag-orang yang mengantarkan Naura juga tidak kuasa menahan tangis mereka.
Waktu keberangkatan telah tiba, bus perlahan-lahan melaju meninggalkan terminal, Naura melambaikan tangan dari dalam bus, hingga tidak terlihat kembali.
Perjalanan menuju kota cukup jauh, memakan waktu 4 jam. Bus terus melaju menembus jalan raya yang cukup padat. Sepanjang perjalanan Naura selalu merapalkan doa-doa agar selamat sampai tujuan. Naura berada di bangku barisan tengah, teman sebangkunya seorang ibu yang berusia sekitar 40an tahun. Terlihat dari penampilannya yang memakai gamis coklat bermotif batik yang dipadukan dengan hijab yang berwarna senada Naura memiliki sifat yang ramah, dimanapun ia berada, ia tidak suka diam, jika ada orang disebelahnya tak jarang Naura menegur terlebih dahulu.
“ Maaf bu, ibu mau kemana ya?” tanya Naura ramah.
“saya mau berkunjung ke rumah anak saya yang ada di kota M nak.” Jawab ibu tersebut
“Oh kita searah bu, tapi saya di kota B nya.”
“ohya, itukan kota besar nak, memang ada urusan apa kamu kesana?”
“ saya ingin kuliah bu,dan ini pertama kalinya saya jauh dari keluarga.”
“ jangan sedih, selama niat kamu itu bagus dan mulia Insya Allah hasilnya akan bagus juga. Dan tentunya kedua orangtuamu pasti selalu mendoakanmu nak.”
"Amin, iya bu, ohya, kenalkan nama saya Naura”
“saya bu Hasmi. Saya salut lho sama kamu keinginan untuk melanjutkan pendidikan begitu besar. Jarang lho kita yang dari desa punya keinginan seperti itu.”
“ Iya bu, bahkan di kelas saya hanya saya sendiri yang ingin melanjut bu, belum lagi kata-kata tetangga begitu sinis dan menyepelekan. Uuhh terkadang bikin hati dan jiwa panas bu.” Oceh Naura kesal.
“ kamu yang sabar aja, jadikan omongan mereka itu menjadi penyemangat mu jika di tengah jalan kamu merasa buntu jika mengingatnya kembali kamu akan bersemangat lagi.” Nasehat bu Hasmi.
“ Iya bu, terimakasih bu, ternyata di luaran pun saya bisa bertemu dengan orang yang baik dan sepemikiran bu.”
“ iya sama-sama Naura.”
Sepanjang perjalanan mereka pun terus mengobrol dari yang serius hingga topik yang ngalur ngidul. Terkadang terdengar suara tertawa dari mereka berdua. Meskipun baru bertemu mereka sudah sangat akrab. Naura bersyukur dalam perjalanan jauhnya, ia bertemu dengan bu Hasmi yang ramah juga. Hingga tak terasa bus yang mereka tumpangi sudah menuju kota M dimana tempat pemberhentian bu Hasmi. Bus pun berhenti di halte, bu Hasmi telah siap hendak turun dan tak lupa berpamitan dengan Naura.
“ Ibu duluan ya Ra, semoga kamu cepat sampai tujuan.”
“iya bu, terimakasih bu sudah menjadi teman perjalanan Naura, mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi.” Ucap Naura sambil bersalaman mencium punggung tangan bu Hasmi.
Setelah para penumpang tujuan kota M turun, bus pun melanjutkan ke kota tujuannya. Dari kota M ke kota B, hanya membutuhkan waktu 1 jam. Naura bergegas mengirim pesan WA ke nomor kak Dara bahwa ia sudah sampai di kota M.
[ Assalamualaikum kak Dara, ini Naura Naura sudah sampai di kota M, kalau sudah sampai di terminal akan Naura kabari lagi kakak ya?]
Setelah mengirim pesan, Naura juga mengirim pesan WA kepada Naya, Mereka saling berbalasan pesan hingga pesan balasan dari kak Dara masuk, Naura pun bergegas membuka pesannya.
[ Walaikumsalam Ra, iya nanti kabari kakak aja, ini kakak bersiap-siap pulang dan segera meluncur ke terminal.]
[ ohya Ra, kemungkinan kakak akan telat sampainya karena kalau jam pulang kerja jalanan di kota macet banget. Nanti kamu tunggu kakak aja, di warung yang berada di luar terminal ya.]
Pesan terkirim, tanpa menunggu lama Naura segera membalasnya.
[ iya kak, Naura akan tunggu kakak.]
[ 👌 ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ayu Indriani
salam kenal kak!
terima kasih sudah mampir kak ....semngat terus kak dalam berkaryanya ..
2022-08-05
0