BAB 13 Dituduh Mencuri

Sesampai di parkiran, Naura ingin melihatnya dari dekat dan ingin menyentuhnya. Namun, belum sempat ia menyentuhnya sebuah tangan kekar memegang bahu kirinya dan terdengar suara bariton yang tegas dan dingin.

“ Sedang apa kau di sini?” tanya pria tersebut dari belakang tubuh Naura.

Mendengar hal itu, Naura sangat terkejut dan takut,dengan tergagap ia pun menjawab tanpa membalikkan badannya.

“ Maaf pak, saya tidak berniat jahat, saya hanya ingin melihat dari dekat motor ini?” ucap Naura dengan suara gemetar.

“ Kau yakin hanya ingin melihat. Lalu setelah melihat apa kau ingin melarikannya.” Tuduhnya

“ Tidak Pak, saya benar-benar minta maaf.” Meskipun takut Naura berusaha tenang.

“ Balikkan badanmu, aku ingin tahu siapa pencuri ini.”

“ Astaga pak, saya kan sudah bilang saya tidak ada niat jahat. Saya hanya ingin melihatnya saja. Lagipula kalau saya ingin mencurinya bagaimana saya membawanya?sedangkan motor ini saja lebih besar bodynya dibandingkan dengan body saya. Mana kuat saya tuk menggendongnya pak.” Ucap Naura kesal rasa takutnya sudah tergantikan dengan rasa kesal karena ia di tuduh mencuri. Usai berkata, Naura langsung membalikkan badannya, ia juga penasaran pria seperti apa yang telah berani menuduhnya.

Setelah saling berhadapan, Arlan langsung terkesima melihat Naura yang tepat berada di depannya. Ia menatap mata Naura yang memiliki tatapan yang tajam dan jernih, ia menelisik tidak ada kebohongan dan ketakutan di matanya. Arlan juga memandangi wajah Naura yang mungil, pipi yang cukup cubby,bibir tipis yang natural tanpa polesan make up yang berlebihan.

Ya pria tersebut adalah Arlan, ketika ia duduk di taman fakultasnya, ia tidak sengaja melihat Naura yang berjalan menuju ke parkiran dan mendekati motor sportnya. Spontan Arlan berlari mendekati Naura. Ia berpikir Naura ingin mencuri motornya.

“ Terus kalau tidak untuk mencuri, untuk apa kau mendekati motorku, Hah?”

“ Biasa aja dong ngomongnya Pak gak usah ngegas gitu. Kan saya tadi sudah bilang saya hanya ingin melihatnya. Kalau saya ingin mencuri bagaimana saya membawanya,masa iya saya dorong. Bukannya saya dapat motornya malah saya yang mati konyol pak di gebuki orang sekampus.” Kesal Naura tanpa memandang siapa orang yang berada di depannya.

“ Puft..” Arlan hanya menahan tawanya hampir saja ia keceplosan tuk tertawa.

“Kalau bapak tidak percaya, ya sudah. Ini kartu identitas saya. Saya mahasiswa baru jurusan keguruan pak. Saya tadi ingin pulang,lalu pas melewati parkiran ini,mata saya tertuju dengan motor ini, dan tanpa sadar saya tertarik ingin melihatnya dari dekat. Karena pada saat melihat motor ini saya jadi teringat dengan adik saya pak.” Jelas Naura panjang lebar. Ia ingin meluruskan kesalahpahaman ini.

“ Benarkah itu? Saya tidak percaya tuh, karena pencuri sekarang banyak sekali modusnya.” Ucap Arlan yang hanya ingin menguji Naura, entah mengapa ia ingin mengerjai Naura yang menjadi hiburan tersendiri baginya.

“ Iss, terserah bapak saja lah, percuma saja saya menjelaskannya panjang lebar. Kalau bapak tidak percaya, bapak boleh kok memanggil pihak fakultas FKIP untuk membuktikan saya benar mahasiswi di sini atau bukan.” Ucap Naura makin kesal.

Melihat Naura yang terus bercerita panjang lebar dengan wajah yang kesal, membuat Arlan tersenyum tipis tanpa diketahui oleh Naura.

“ Ok. Kali ini anggap saja aku percaya dengan ucapanmu.” Jawab Arlan datar.

“ Jangan di anggap ya pak, tapi bapak memang harus percaya sama saya. Saya benar-benar bukan pencuri. Saya ke sini untuk menuntut ilmu.” Ucap Naura makin kesal.

“ Puftt,, untung cantik.” Ucap Arlan spontan sambil tersenyum.

“ Apa bapak bilang?”

“ Ahh, tidak apa-apa. Emang aku ngomong apa? Dan satu lagi, jangan panggil aku bapak. Aku belum setua itu kali.”

“ Lah, lantas saya manggil apa dong?”

“ Ya terserah asal jangan bapak. Saya masih mahasiswa di sini.”

“ Oh, mahasiswa toh, saya pikir tukang parkir.” Celetuk Naura

“ Heii,, kalau ngomong di jaga ya, mana ada tukang parkir setampan ini?” ucap Arlan tidak terima disamakan dengan tukang parkir.

“ Siapa bilang tidak ada, banyak tuh tukang parkir yang ganteng-ganteng.”

“ Coba kasih tahu aku tukang parkir mana yang tampan?”

“ Cari aja sendiri. Dan asal bapak tahu ya. Banyak kok pria ganteng bertebaran dimana-mana. Bukan bapak aja yang ganteng.” Kata Naura. Meskipun ia mengakui pria yang ada di depannya adalah pria terganteng yang baru ia temui. Hampir memiliki bentuk fisik yang sempurna tanpa ada celah sedikitpun. Memiliki mata yang indah,hidung yang mancung,bibir yang tipis,rahang yang kokoh dan tentunya memiliki tubuh yang atletis. Pertama kali Naura melihatnya, tanpa sadar iapun mengagumi makhluk ciptaan Allah tersebut. Tetapi dengan kesadaran yang tersisa Naura dapat mengendalikan dirinya.

“ Kamu pikir aku debu,yang bertebaran dimana-mana?”

“ Saya tidak bilang seperti itu lho, kan bapak sendiri yang bilang seperti itu.”

“ Itu sama saja. Biasanya yang bertebaran dimana-mana itu kalau gak debu ya sampah.”

“ Tuhkan bapak malah makin gak jelas bicaranya. Nanti bapak yang bicara seperti itu saya pula yang di salahkan. Bapak jangan baper kali dong.”

“ Kau ini, kalau ngomong bisa di rem gak sih” ucap Arlan mulai kesal.

“ Tuhkan, bapak sendiri yang bicara malah bapak yang marah-marah. Untung cakep pak.”

“ Iss. Awas kau .” kata Arlan makin kesal tanpa sadar iapun langsung menaiki motor sportnya dan langsung menstaternya. Tepat di depan Naura, Arlan mengegas kencang sampai menimbulkan asap yang membuat Naura terbatuk. Setelah puas mengerjai Naura, Arlan segera melajukan motornya dengan kencang.

“ Pelan dong pak, emangnya saya nyamuk apa sampai di asapi gitu.” Teriak Naura yang hanya disambut lambaian tangan Arlan dari jauh.

Dengan senyuman yang terukir di bibir Arlan, ia terus melajukan motornya dengan rasa puas.

“ Dasar gila, baru kali ini aku bertemu dengan gadis yang blak-blakan. Ehmmm. Tapi untungnya cantik.” Gumam Arlan.

“ Dan kenapa pula aku meladeni gadis itu sih. Huh dasar kau Arlan. Bisa-bisanya kau banyak omong dengan orang yang baru kau temui. Haaaahhh” ucap Arlan sambil menarik nafas yang panjang. Ia tidak tahu apa yang terjadi padanya. Tidak seperti kebiasaannya yang sangat irit bicara kepada orang asing bahkan terkesan cuek dan dingin.

Diparkiran, Naura masih saja mengoceh seperti kicauan burung yang saling sahut menyahut. “ Kok bisanya sih aku bertemu orang seperti itu. Dia yang ngoceh diapula yang marah. Untung ganteng. Huft...” sambil mengoceh sepanjang jalan, Naura terus berjalan dengan langkah yang lebar menuju pintu gerbang, ia berharap agar cepat sampai di kos dan berbaring di kasur favoritnya.

Pada saat terjadi perdebatan antara Arlan dan Naura, dari arah timur Fakultas Seni terlihat dua pasang mata yang memperhatikan mereka sambil mengernyitkan alis dan saling pandang. Baru kali ini mereka melihat pemandangan yang sangat langka, dimana Arlan begitu banyak bicara kepada orang asing apalagi kepada seorang wanita. Hal ini merupakan hal yang menarik dan di luar kebiasaan Arlan. Mereka juga kagum kepada wanita tersebut yang berhasil menarik perhatian seorang Arlan. Ya mereka adalah Dennis dan Galih,pada saat mereka akan keluar tanpa sengaja mereka melihat Arlan sedang berdebat dengan seorang wanita yang pada akhirnya dapat membuat Arlan sangat kesal.

Mereka dapat menilai, Arlan juga menikmati perdebatannya dengan gadis tersebut dan melihat kejahilan Arlan yang ingin mengerjainya tetapi malah membuat dirinya yang kesal sendiri. Melihat hal itu, Dennis dan Galih merasa puas sambil tersenyum misterius.

Episodes
1 Bab 1 Keinginan Untuk Kuliah
2 BAB 2 Keluarga Kusuma
3 BAB 3 Bude Yati yang Julid
4 BAB 4 Keteguhan Hati
5 BAB 5 Berita Kelulusan
6 BAB 6 Selalu Ada Jalan
7 BAB 7 Hari Keberangkatan
8 BAB 8 Insiden di Terminal
9 BAB 9 Bertemu dengan Tante Nissa
10 BAB 10 Hari Pertama di Kos
11 BAB 11 Mendapat Teman Baru
12 BAB 12 Registrasi Ulang
13 BAB 13 Dituduh Mencuri
14 BAB 14 Kerja Paruh Waktu 1
15 BAB 15 Kerja Paruh Waktu 2
16 BAB 16 Pertemuan yang Tak Terduga
17 BAB 17
18 BAB 18 Kedatangan Tamu
19 BAB 19 Rasa Ini?
20 BAB 20 Make Over
21 BAB 21 Makan Malam 1
22 BAB 22 Makan Malam 2
23 BAB 23 Hari Pertama Kuliah
24 BAB 24 Cemburu
25 BAB 25 Dasar Jaelangkung
26 BAB 26 Kesal
27 BAB 27 Acara Api Unggun
28 BAB 28 Datang Bulan
29 BAB 29 Jatuh Pingsan
30 BAB 30 Sebelum Mimpi dilarang
31 BAB 31 Gosip 1
32 BAB 32 Gosip 2
33 BAB 33 Ancaman
34 BAB 34 Kegiatan Amal
35 BAB 35 Debaran
36 BAB 36 Adu Kekuatan
37 BAB 37 Baper
38 BAB 38 Mengghibah
39 BAB 39 Ke Toko Buku
40 BAB 39 Ke Toko Buku
41 BAB 40 Hukuman di Hari Pertama Kuliah
42 BAB 41 Asisten Dosen
43 BAB 42 Kejadian Yang Tak Terduga
44 BAB 43 Seperti Anak Sultan
45 BAN 44 Menjadi Asisten Dosen
46 BAB 45 Ujian menjadi Asisten Dosen
47 BAB 46 Senior yang Reseh
48 BAB 47 Kelinciku
49 BAB 48 Rangga Yudistira
50 BAB 49 Sosok Yang sangat Familiar
51 BAB 50 Bernostalgia
52 BAB 51 Tari Lagi Tari Lagi
53 BAB 52 Liburan Yang Tertunda
54 Pengumuman
55 BAB 53 Pesona Sang Tari
56 BAB 54 Lembur
57 BAB 55 Visual tokoh
58 BAB 56 Uang Lembur
59 BAB 57 Mengikuti Kegiatan Amal
60 BAB 58 Rekan Bisnis
61 BAB 59 Kelulusan Naya
62 BAB 60 Hari Pertama Magang
63 BAB 61 Menagih Janji
64 BAB 62 Membayar Utang
65 BAB 63 Taman Bermain
66 BAB 64 Kalah Taruhan
67 BAB 65 Personel Pengghibah
68 BAB 66 Kucing dan Tikus
69 BAB 67 Perkenalan Diri
70 BAB 68 Perkenalan
71 BAB 69 Galih vs Naya
72 BAB 70 Berkumpulnya Para Sahabat
73 BAB 71 Kekhawatiran Vixel
74 BAB 72 Menjadi Staf Pengganti
75 BAB 73 Pelayan Hotel
76 BAB 74 Ada Apa dengan Rasa Ini?
77 BAB 75 Nyuuutttt
78 BAB 76 Penyebar Gosip
79 BAB 77 Debu - Debu Gosip
80 BAB 78 Ulah Tari
81 BAB 79 Jangan Melihat dari Casingnya Saja
82 BAB 80 Meluruskan Kesalahpahaman
83 BAB 81 Kesalahpahaman Arlan
84 BAB 82 Penjelasan Arlan
85 BAB 83 Gosip Terbaru
86 BAB 84 Kebenaran Yang Terungkap
87 BAB 85 Maling Teriak Maling
88 BAB 86 Maling Yang Tertangkap
89 BAB 87 Termakan Ucapan Sendiri
90 BAB 88 Naura vs Carissa
91 BAB 89 Karir Carissa
92 BAB 90 Kehadiran Arlan
93 BAB 91 Persiapan Menghadiri Pesta
94 BAB 92 Make Over yang Kedua
95 BAB 93 Acara Peresmian Hotel
96 BAB 94 Pertemuan Yang Menegangkan
97 BAB 95 Reuni
98 BAB 96 Sebuah Kejutan
99 BAB 97 Lamaran
100 BAB 98 Mengantar Kepulangan Emak
101 BAB 99 Kepo Ya?
102 BAB 100 Merah Merona
103 BAB 101 Interogasi
104 BAB 102 Sidang Skripsi
105 103 Kelulusan Sidang Naura
106 BAB 104 Perayaan Kelulusan Naura
107 BAB 105 Panggilan Sayang
108 BAB 106 Hari Naura
109 BAB 107 Perasaan Naya
110 BAB 108 Memperkenalkan Calon Isteri
111 BAB 109 Calon Menantu
112 BAB 110 Menerima Lamaran Galih
113 BAB 111 Hari Wisuda Naura
114 BAB 112 Pertemuan Tiga Keluarga
115 BAB 113 Menunggu Calon Besan
116 BAB 114 Acara Seserahan Naura dan Lamaran Naya
117 BAB 115 Selangkah Menuju Halal
118 BAB 116 Saaah!
119 BAB 117 Segerombolan Tamu yang Rempong
120 BAB 118 Halal di Lihat
121 BAB 119 Kado Pernikahan
122 BAB 120 Honeymoon
123 BAB 121 First Kiss
124 BAB 122 Sikap Manja Naura
125 BAB 123p Memilikimu Seutuhnya
126 BAB 124 Kencan Bertiga
127 BAB 125 Ghibahan Kakak Beradik
128 BAB 126 Impian yang Terwujud ( Tamat )
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Untuk Kuliah
2
BAB 2 Keluarga Kusuma
3
BAB 3 Bude Yati yang Julid
4
BAB 4 Keteguhan Hati
5
BAB 5 Berita Kelulusan
6
BAB 6 Selalu Ada Jalan
7
BAB 7 Hari Keberangkatan
8
BAB 8 Insiden di Terminal
9
BAB 9 Bertemu dengan Tante Nissa
10
BAB 10 Hari Pertama di Kos
11
BAB 11 Mendapat Teman Baru
12
BAB 12 Registrasi Ulang
13
BAB 13 Dituduh Mencuri
14
BAB 14 Kerja Paruh Waktu 1
15
BAB 15 Kerja Paruh Waktu 2
16
BAB 16 Pertemuan yang Tak Terduga
17
BAB 17
18
BAB 18 Kedatangan Tamu
19
BAB 19 Rasa Ini?
20
BAB 20 Make Over
21
BAB 21 Makan Malam 1
22
BAB 22 Makan Malam 2
23
BAB 23 Hari Pertama Kuliah
24
BAB 24 Cemburu
25
BAB 25 Dasar Jaelangkung
26
BAB 26 Kesal
27
BAB 27 Acara Api Unggun
28
BAB 28 Datang Bulan
29
BAB 29 Jatuh Pingsan
30
BAB 30 Sebelum Mimpi dilarang
31
BAB 31 Gosip 1
32
BAB 32 Gosip 2
33
BAB 33 Ancaman
34
BAB 34 Kegiatan Amal
35
BAB 35 Debaran
36
BAB 36 Adu Kekuatan
37
BAB 37 Baper
38
BAB 38 Mengghibah
39
BAB 39 Ke Toko Buku
40
BAB 39 Ke Toko Buku
41
BAB 40 Hukuman di Hari Pertama Kuliah
42
BAB 41 Asisten Dosen
43
BAB 42 Kejadian Yang Tak Terduga
44
BAB 43 Seperti Anak Sultan
45
BAN 44 Menjadi Asisten Dosen
46
BAB 45 Ujian menjadi Asisten Dosen
47
BAB 46 Senior yang Reseh
48
BAB 47 Kelinciku
49
BAB 48 Rangga Yudistira
50
BAB 49 Sosok Yang sangat Familiar
51
BAB 50 Bernostalgia
52
BAB 51 Tari Lagi Tari Lagi
53
BAB 52 Liburan Yang Tertunda
54
Pengumuman
55
BAB 53 Pesona Sang Tari
56
BAB 54 Lembur
57
BAB 55 Visual tokoh
58
BAB 56 Uang Lembur
59
BAB 57 Mengikuti Kegiatan Amal
60
BAB 58 Rekan Bisnis
61
BAB 59 Kelulusan Naya
62
BAB 60 Hari Pertama Magang
63
BAB 61 Menagih Janji
64
BAB 62 Membayar Utang
65
BAB 63 Taman Bermain
66
BAB 64 Kalah Taruhan
67
BAB 65 Personel Pengghibah
68
BAB 66 Kucing dan Tikus
69
BAB 67 Perkenalan Diri
70
BAB 68 Perkenalan
71
BAB 69 Galih vs Naya
72
BAB 70 Berkumpulnya Para Sahabat
73
BAB 71 Kekhawatiran Vixel
74
BAB 72 Menjadi Staf Pengganti
75
BAB 73 Pelayan Hotel
76
BAB 74 Ada Apa dengan Rasa Ini?
77
BAB 75 Nyuuutttt
78
BAB 76 Penyebar Gosip
79
BAB 77 Debu - Debu Gosip
80
BAB 78 Ulah Tari
81
BAB 79 Jangan Melihat dari Casingnya Saja
82
BAB 80 Meluruskan Kesalahpahaman
83
BAB 81 Kesalahpahaman Arlan
84
BAB 82 Penjelasan Arlan
85
BAB 83 Gosip Terbaru
86
BAB 84 Kebenaran Yang Terungkap
87
BAB 85 Maling Teriak Maling
88
BAB 86 Maling Yang Tertangkap
89
BAB 87 Termakan Ucapan Sendiri
90
BAB 88 Naura vs Carissa
91
BAB 89 Karir Carissa
92
BAB 90 Kehadiran Arlan
93
BAB 91 Persiapan Menghadiri Pesta
94
BAB 92 Make Over yang Kedua
95
BAB 93 Acara Peresmian Hotel
96
BAB 94 Pertemuan Yang Menegangkan
97
BAB 95 Reuni
98
BAB 96 Sebuah Kejutan
99
BAB 97 Lamaran
100
BAB 98 Mengantar Kepulangan Emak
101
BAB 99 Kepo Ya?
102
BAB 100 Merah Merona
103
BAB 101 Interogasi
104
BAB 102 Sidang Skripsi
105
103 Kelulusan Sidang Naura
106
BAB 104 Perayaan Kelulusan Naura
107
BAB 105 Panggilan Sayang
108
BAB 106 Hari Naura
109
BAB 107 Perasaan Naya
110
BAB 108 Memperkenalkan Calon Isteri
111
BAB 109 Calon Menantu
112
BAB 110 Menerima Lamaran Galih
113
BAB 111 Hari Wisuda Naura
114
BAB 112 Pertemuan Tiga Keluarga
115
BAB 113 Menunggu Calon Besan
116
BAB 114 Acara Seserahan Naura dan Lamaran Naya
117
BAB 115 Selangkah Menuju Halal
118
BAB 116 Saaah!
119
BAB 117 Segerombolan Tamu yang Rempong
120
BAB 118 Halal di Lihat
121
BAB 119 Kado Pernikahan
122
BAB 120 Honeymoon
123
BAB 121 First Kiss
124
BAB 122 Sikap Manja Naura
125
BAB 123p Memilikimu Seutuhnya
126
BAB 124 Kencan Bertiga
127
BAB 125 Ghibahan Kakak Beradik
128
BAB 126 Impian yang Terwujud ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!