" Astaghfirullahalazim. Itu kan....” belum selesai Naura berkata, dengan cepat Arlan menarik lengan Naura menuju di sebelah mobil sport keluaran terbaru berwarna hitam agar keberadaan mereka tidak diketahui oleh sepasang insan tersebut.
Blushhh , wajah Naura langsung memerah dan membuat detak jantungnya berdebar tidak karuan. Ia tidak bisa bergerak, tubuhnya kaku. Untuk pertama kalinya ia sangat dekat dengan seorang pria. Jarak antara Arlan dan Naura hanya beberapa centi saja, Arlan sengaja menarik Naura agar tidak melihat pemandangan yang tidak pantas.
Akibat perbuatannya, membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Baru kali ini ia merasa aneh dengan perasaannya yang tidak jelas. Ia merasa jantungnya tidak beres. Ia sadar, baru kali ini ia dekat dengan wanita. Arlan menyadari, wanita yang berada di hadapannya tidak ada pergerakan,dengan cepat ia memundurkan langkahnya.
“ Maaf.”
“ I...ya kak. Tidak apa-apa.” Jawab Naura gugup.
“ Sayang, kau dengar sesuatu tidak?” tanya seorang wanita yang memakai dress selutut berwarna softblue pada kekasihnya. Pada saat mereka sedang asyik bercumbu, ia mendengar suara pekikan seorang wanita.
“ Tidak ada siapa-siapa di sini sayang selain kita.” Jawab seorang pria yang sudah berumur sekitar 40an yang merupakan kekasihnya. “ Kalau gitu, ayo kita lanjutkan di hotel saja sayang.” Ucapnya lagi sambil mengecup telinga kekasihnya.
“ Ayo sayang.” Mereka pun bergegas masuk ke mobil dan meninggalkan parkiran mall tersebut.
Ya, wanita tersebut adalah Tari yang merupakan seorang sugar baby dari tuan Hardi Ginanjar yang merupakan pengusaha di kota ini dan salah satu rekan bisnis ayahnya Arlan.
Setelah menenangkan jantungnya Naura pun mengintip situasi yang ada di depannya. Setelah tidak ada orang lagi, ia pun keluar dari persembunyiannya sambil menghela nafas lega.
“ Hampir ketahuan. Ya Allah apa benar itu kak Tari? Kenapa dia seperti itu?” gumam Naura.
“ Kau tidak usah kaget, hal yang seperti itu sudah biasa di kota besar seperti ini. Kau kenal dengan mereka?”
“ Aku hanya kenal wanita nya saja,kalau pria itu aku tidak kenal kak. Dia adalah kakak sepupu ku dan dia yang telah...”
“ Menyirammu tadi kan” Arlan langsung memotong ucapan Naura.
“ Iya kak. Tapi bagaimana kakak tahu?”
“Aku tidak sengaja melihat dia keluar dari toilet tadi.”
“ O, tapi kejadian tadi membuatku terkejut kak.”
“ Kenapa?”
“ Jelas terkejut lah, hal yang seperti itu,sangat tabu di kampungku kak. Apalagi dengan yang bukan muhrimnya dan di tempat umum pula. Hah, mata ku sudah tidak suci lagi deh...”
“ Sudahlah, ayo kita pergi.” Ajak Arlan segera menuju mobilnya dan langsung membukakan pintu untuk Naura.
Tepat di depan pintu mobil Naura merasa ragu untuk masuk ke dalam, ia merasa minder karena mobil yang di depannya bukanlah mobil biasa,bahkan ini pertama kalinya ia melihat mobil seperti itu. Melihat Naura hanya mematung, tangan Arlan melambaikan di depan wajah Naura.
“ Kenapa bengong, ayo masuk.”
“ Eh,, i..ya kak. Tapi ini mobil kakak sendiri?”
“Bukan, ini aku pinjam dari temanku.”
“ Tapi kak, aku takut naik mobil seperti ini.”
Takut? Kenapa harus takut?” tanya Arlan bingung, baru pertama kalinya ia bertemu dengan wanita yang begitu takut di antar pulang naik mobil sport miliknya. Tidak seperti wanita yang lain, mereka bahkan berebut untuk menarik perhatian Arlan,agar dapat merasakan kemewahan hidup dengan fasilitas sultan. ‘Unik dan lugu. Aku berpikir ia akan merasa tersanjung jika ku antar pulang dengan mobil ini. Tetapi dugaanku salah.’ Ucap Arlan dalam hati sambil mengamati ekspresi Naura yang begitu menggemaskan di matanya.
“ Takut lecet dan kotor.” Jawab Naura polos sontak membuat Arlan tertawa karena kepolosan Naura.
“ Pufftt, hahahahaha...kau ini ada-ada saja. Sudahlah ayo masuk,”
“ Kakak menertawakan aku? Ya sudah, kalau terjadi sesuatu aku gak mau tanggung jawab ya.” Dengan kesal Naura langsung masuk ke mobil.
Sepanjang perjalanan,mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, tidak ada yang bersuara. Hening, hanya suara detak jantung mereka yang terdengar. Arlan fokus menatap ke depan. Tidak biasanya ia membawa mobil, ia lebih suka mengendarai motor sport kesayangannya. Begitu juga hari ini, ia memilih membawa mobilnya karena akan hangout dengan teman-temannya. Bahkan ia pergi begitu saja meninggalkan Dennis dan Galih yang sedang menunggunya untuk menonton film action favorit mereka tanpa memberi kabar.
“ Den, Arlan ada menghubungi mu?hampir satu jam kenapa ia belum balik sih dari toilet. 5 menit lagi main nih filmnya.” Omel Galih pasalnya mereka setelah makan siang akan hangout ke mall dan menonton film.
“ Gak ada. Ya sudah nanti biar ku hubungi dia. Kita nonton saja,sayang tiketnya nih. Tidak seperti biasanya. Ini di luar kebiasaan Arlan hilang tanpa jejak.”
Setelah lelah menunggu, mereka memutuskan tetap menonton film tanpa Arlan.
***
“ Terima kasih kak, sudah mengantarku pulang. Jaketnya nanti ku kembalikan setelah dicuci.” Ucap Naura setelah tiba di depan pintu gerbang kosnya.
“ Ehm. Sudah masuk sana.” Balas Arlan to the point. Setelah Naura keluar, ia pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan kompleks kosnya Naura.
Naura bergegas masuk ke dalam, sepanjang jalan ia mengoceh melihat sikap Arlan yang tidak bisa di tebak. Seketika ia pun terkejut mematung telah menyadari sesuatu.
“ Ya Allah, kenapa aku baru ingat. Dari tadi aku kan tidak ada membahas tempat tinggalku? Kenapa dia bisa tahu aku kos di sini? Aneh deh.” Gumamnya sambil menegakkan kedua bahunya.
“ Kakakmu sudah menelepon gak nduk?” tanya bapak kepada Naya.
“ Belum pak, hanya tadi pagi saja kakak mengabari hari ini ia hari pertama masuk kerja.” Jawab Naya.
“ Memang kakakmu kerja apa?” timpal Emak.
“ di kafe milik kakak temannya mak. Karena kak Naura masuk kuliah tiga minggu lagi jadi kakak berusaha untuk mencari kerjaan paruh waktu.”
“ Bapak tidak memaksakan Naura untuk bekerja,yang penting dia fokus ke kuliahnya saja. Bapak dan emak sanggup kok membiayai pendidikannya.”
“ Iya pak, tapi kak Naura sekalian cari pengalaman, kakak juga sudah membagi jadwal kuliah dan kerjanya pak.”
“ Ya sudah,jika kakakmu bisa membagi waktunya”
“ Iya pak. Kalau gitu Naya duluan masuk kamar ya pak, mak.” Pamit Naya
“ Iya nduk.”
“ Ohya pak, emak tadi mendengar cerita emak-emak di warung, mereka membahas anaknya Hasan si Nissa yang kerja di kota malah sekarang jadi istri simpanan seorang pejabat pak. Wih, jadi ribut para emak di sini pak.”
“ terus kenapa mak, kita jangan ikut campur urusan keluarga si Hasan. Kita juga punya gadis mak.”
" Itu masalahnya pak, mereka malah menghubungkan dengan Naura. Mereka bilang awas ya mbak yu, nanti Naura jadi seperti si Nissa,tidak bisa mengontrol diri dan akhirnya terseret kepergaulan bebas. Langsung lah emak bilang, Insya Allah Naura bisa menjaga dirinya dengan baik,dia memiliki tekad yang kuat untuk kuliah dan percaya dengan Naura.”
“ Ya sudah mak, jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati. Yang penting kita terus mendoakan Naura agar selalu dalam lindungi Allah.”
“ Iya pak, Amin.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments