BAB 18 Kedatangan Tamu

“ Ra, kau berhutang penjelasan kepada kami.” Tanya Abel setelah mereka selesai makan siang.

“ Maaf, kemarin ada insiden yang tak terduga. Pada waktu aku ke toilet dan ingin mencuci wajahku aku tidak sengaja kecipratan air di westafel,jadinya bajuku basah semua deh.” Bohong Naura agar temannya tidak khawatir.

“ Kok bisa?”

“ Heheheh,, aku tidak paham membuka westafelnya, jadi aku putar-putar dan tanpa diduga air langsung keluar dan mengenai bajuku deh,dan tanpa berpikir panjang aku langsung pulang” Cengir Naura sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“ Huuuuu,,, dasar Naura.. tapi syukurlah kau tidak apa-apa. Kami sempat khawatir lho.” Ucap Nabila

“ Iya, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku. Aku jadi terharu.” Ucap Naura sambil memeluk kedua sahabatnya.

“ Ihhh, lebay deh..” ucap mereka serentak sambil tertawa bersama..

“ Ehmmmm....suara kalian kedengaran lho sampai ke luar. Ada apa sih.” Tiba-tiba Nizam datang ke dapur menghampiri ketiga gadis tersebut yang membuat mereka terkejut.

“ Eh, kak Nizam.. maaf kak.” Kata mereka.

“ Ya sudah, sekarang waktu istirahat sudah selesai waktunya kembali bekerja.” Ucap Nizam sambil keluar dari dapur.

“ Siap kak.”

Mereka pun bergegas ke luar dapur untuk melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

\*\*\*

Dengan langkah gontai, Naura memaksakan langkahnya terus berjalan memasuki gang.

“ Uh,, capek banget. Padahal masih jam 17.00, sesampai di kos aku akan langsung mandi dan tidur.” Gumam Naura.

Sesampai di pintu gerbang, Naura tidak lupa selalu menyapa Pak Bowo satpam kompleks kos-kosan Naura.

“ Assalamualaikum Pak.” Sapa Naura sambil membungkukkan sedikit badannya.

“ Walaikumsalam Neng. Baru pulang Neng? Ohya Neng tadi ada dua orang wanita yang mencari neng Naura, mereka sudah menunggu di depan kosan neng.”

“ Haahh,, siapa pak?” Ucap Naura terkejut dan menebak-nebak siapa yang ingin bertemu dengannya. “ Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ke dalam ya pak Assalamualaikum”. Pamit Naura

“ Iya neng, Walaikumsalam.”

Dengan langkah panjangnya, Naura bergegas masuk ke dalam. Dengan hati yang was-was, Naura mempertajam penglihatannya ke arah kamar kosannya. Dengan hati-hati,ia melihat dua orang wanita yang sedang duduk sambil mengobrol. Wanita yang berbeda generasi tersebut terlihat elegan dan menawan, dari sikap duduknya, penampilan dan pakaiannya mereka terlihat bukan dari kalangan biasa.

" Assalamualaikum.” Sapa Naura dengan hati-hati.

“ Walaikumsalam.” Jawab mereka serentak sambil berdiri dan menghadap ke arah Naura.

“ Tan...te.. Nissa?” ucap Naura terkejut dan langsung mencium punggung tangan nyonya Nissa.

“ Halo Naura, syukurlah kamu masih ingat dengan tante? Dan maaf, kalau kedatangan kami ini membuat kamu terkejut dan tidak nyaman.” Jawab nyonya Nissa lembut.

“ Tentu saja Naura ingat dong tante, tante sudah saya anggap sebagai ibu Naura. Ehhh... maaf tante kalau saya lancang.” Reflek Naura menutup dan memukul pelan mulutnya.

“ Benarkah, tante senang sekali kamu anggap seperti itu.” Ucap nyonya Nissa sambil memeluk Naura. “ Maafkan tante Ra, tante reflek sangkin terharunya.”

“ Tidak apa-apa tante. Aduh, maafkan Naura Tante, ayo kita masuk ke dalam. Naura tidak sopan membiarkan tamu terlalu lama di luar. Heheehe.” Nyengir Naura sambil membuka pintu kamarnya

dan mempersilahkan Nyonya Nissa dan Aran untuk masuk.

“ Silahkan duduk Tante.”

“ Terima kasih Ra,”

“ Ngomong-ngomong ada apa ya tante sampai jauh-jauh datang kemari dan nyonya ini...”

“ Saya Aran. Ibu dari Vino anak yang telah kamu selamatkan tempo hari.” Potong Aran sambil mengulurkan tangannya.

“ Oh,, maaf nyonya,saya Naura. Oh, sekarang bagaimana kabarnya vino nyonya?”

“ Eits,, jangan panggil nyonya. Panggil saya Mbak Aran. Alhamdulillah, sekarang Vino baik, dan traumanya sudah membaik.”

“ Syukurlah Mba..k..” ucap Naura masih canggung.

“ Baiklah, langsung saja maksud kedatangan kami,saya secara pribadi untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan kamu telah menyelamatkan anak saya.”

“ Iya Mbak, sama-sama. Kebetulan saja saya ada di sana.”

“ Begini, Ra. Untuk rasa terima kasih kami, Kami secara langsung mau mengundang makan malam di rumah kami yang sederhana.” Ucap Aran yang dianggukkan oleh nyonya Nissa.

“ Makan malam” tanya Naura terkejut. “ Tapi ini berlebihan bagi saya saya mbak.”

“ Tidak Naura, bahkan ini masih belum sebanding dengan pertolonganmu.”

“ Tapi...”

“ Husss, tidak ada tapi-tapian. Besok malam pukul 18.00 akan ada yang menjemput kamu, jadi kamu siap-siap saja di rumah ya..” Jelas Aran semangat.

“ Baiklah mbak, tante..”

“ Kalau begitu, kami permisi ya Ra, Assalamualaikum” pamit Aran dan nyonya Nissa.

“ Iya, Mbak tante, Walaikumsalam. hati-hati di jalan ya tante,mbak.” Jawab Naura sambil mengantar tamunya sampai depan pintu.

Setelah kepergian nyonya Nissa dan Aran, Naura bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang penat dan terasa lengket.

Selesai dengan acara ritualnya, Naura segera menuju tempat favoritnya untuk melepaskan penatnya sambil memainkan handphonenya. Ia pun langsung membuka satu pesan dari kak Dara.

\[ Assalamualaikum. Ra, kakak hari ini lembur, jadi kakak pulangnya bisa larut malam, jadi jangan sedih ya sayang...\]

Sambil tersenyum,ia pun membalas pesan kak Dara.

\[ Ya, kakak lembur lagi? Padahal Naura ingin curhat lho kak. Tapi ya sudah deh, Naura akan tunggu sampai kakak pulang. Semangat ya kak.\]

Setelah membalas pesan kak Dara, Naura pun segera mengirim pesan kepada Naya untuk menanyakan kabar keluarganya. Ia pun, larut dalam berkirim pesan kepada Naya dan kak Dara. Di tengah asyiknya ia berkirim pesan, terdengar seruan adzan maghrib berkumandang, ia bergegas mengakhiri kegiatannya dan segera melaksanakan shalat maghrib.

Kruuuukkkkkk....kruuukkkkkkkk ‘aduh perut ini sudah meminta jatahnya ya,’gumam Naura sambil memegang perutnya. ‘ Pantes ,sudah jam 18.45 emang sudh waktunya makan,’ Naura segera mengenakan hijabnya dan menyambar switer dan dompetnya,ia pun langsung keluar dan mengunci pintu untuk mencari makanan di depan gang.

“ Assalamualaikum, Pak Bowo.” Sapa Naura.

“ Walaikumsalam,eh neng Naura mau kemana?”

“ Mau ke depan sebentar pak, cari makanan.”

“ Ohh... kalau gitu hati-hati ya neng.”

“ Asiiaap Pak,”

‘Ehm... cuacanya bagus, meskipun tidak jelas, bintangnya tetap terlihat. Setelah dipikir-pikir baru ini aku keluar malam. Ternyata beda ya, suasana siang dan malam. Enaknya makan apa ya.’ Gumam Naura sambil berjalan menyusuri jalanan yang di penuhi etalase para pedagang yang menjajakan dagangannya.

Hingar bingar suara klakson dan mesin kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya kota besar ini seakan tidak mengenal waktu sudah menjadi penampakan di kota ini. Namun,hal ini justru dinikmati oleh Naura, ia berdecak kagum melihat pemandangan di kota besar ini. ‘ Wah, banyak sekali yang berjualan jadi bingung mau makan apa. Ohya, kayaknya bakso tu enak, coba ah..’ dengan cepat ia pun bergegas menuju pedagang bakso gerobakan yang cukup ramai pembeli.

“ Bang, baksonya satu ya makan di sini.”

“ Tambah satu porsi lagi ya bang.” Ucap seoarang lelaki yang berdiri tepat di belakang Naura.

Merasa tidak asing dengan suara bariton seorang lelaki, seketika Naura membalikkan badannya dan dengan ekspresi wajah yang terkejut.

“ Kak Arlan..”

“ Ehmmm...” Arlan pun segera mencari tempat duduk yang masih kosong dan segera mendudukinya. Sementara Naura masih berdiri mematung di dekat gerobak bakso.

“ Mau sampai kapan kau berdiri di sana?”

“ Eh... iiiyyaaa kak.” Dengan sedikit canggung Naura menghampiri Arlan dan duduk di bangku kosong yang ada di samping Arlan.

Selang beberapa menit, bakso pesanan mereka tiba, tanpa menghiraukan Arlan di sampingnya, Naura langsung menyantap bakso di depannya.

“ Pelan-pelan saja.”

“ Uhuk..uhuk...,” entah karena canggung atau grogi Naura sambil tersedak pada saat makan dan langsung menanggak air putih segelas tanpa tersisa.

“ Apa sih kak, saya kan sudah pelan-pelan makannya, tadi karena saya kepedasan koq.” Elak Naura.

“ Oh, ku pikir karena grogi ada pria tampan di sini.”

“ Is,,pede sekali jadi orang. Aku hanya terkejut saja, kenapa kakak bisa ada di tempat ini?”

“ kau sendiri gimana? Kenapa di sini juga.” Bukannya menjawab arlan malah baik bertanya.

“ Ya karena memang kosan ku di daerah sini kak, kebetulan aku ingin jalan-jalan langsung deh cus keluar..”

“ hanya sendiri?”

“ tidak?”

“ Lalu,mana temanmu?” tanya Arlan sambil mengerutkan dahinya dan melihat di sekitar pasalnya pada saat Arlan melihat Naura menuju pedagang bakso hanya sendiri. Melihat tingkah Arlan yang menurutnya lucu ia pun tanpa sadar tersenyum.

Hemmm,,,aduh kenapa jadi begini sih, bikin jantungku tidak sehat saja. Sadarlah Naura’

“ kenapa kau senyum-senyum sendiri?”

“ Eh,,, tidak kak. Siapa yang senyum-senyum.” Elak Naura sambil melahap baksonya yang berukuran besar dengan sekali lahap.

“ Pelan-pelan saja, punya ku masih banyak koq.” Ucap Arlan tersenyum.

“ Isssh apa sih..” tanpa memperdulikan Arlan Naura terus melanjutkan porsi baksonya sampai habis.

“ Puffttt...” Tanpa disadari Arlan bibirnya langsung tertarik membentuk sebuah lengkungan. ‘ Apa yang terjadi denganku. Kenapa aku sampai lewat sini sih. Tidak seperti diriku.’ Gumam Arlan masih terus menatap Naura yang lahap dengan baksonya.

“ Hemm... Alhamdulillah....” Ucap Naura.

“ Bang berapa semuanya?” Tanya Arlan yang langsung membayar pesanannya dan Naura.

“ Eh, kak jangan. Punyaku biar aku yang bayar sendiri.”

“ Ok. Lain kali gantian kau yang traktir.”

“ Baiklah kak, kalau aku sudah menerima gaji pertama,akan ku traktir kakak, tapi jangan yang mahal-mahal ya kak, hehehehehe...” ucap Naura malu-malu. Entah sejak kapan mereka menjadi dekat yang membuat Naura merasa tidak canggung pada saat bertemu.

“ Baiklah, akan kutunggu.” Ucap Arlan berlalu keluar yang di ekori Naura dari belakang.

“ Terima kasih ya kak. Sudah mentraktir makan bakso. Emang kalau rezeki anak sholeh tidak akan kemana, Heheheehe.” Kata Naura sambil nyengir kuda yang manampakkan barisan giginya.

“ Hemmmm.”

“ Is,kebiasaan irit sekali bicaranya.” Gumam Naura yang terus berjalan mendahului Arlan tanpa menoleh ke belakang.

Sementara Arlan, tanpa merasa bersalah terus mengikuti Naura dari belakang. Sesampai di depan pintu gerbang kosan, Naura terkejut tatkala mengetahui Arlan masih mengikutinya dari belakang.

“ Kenapa kakak masih di sini?”

“ Lalu?”

“ Bukan apa-apa, ku pikir kakak sudah pergi pada saat di depan sana.”

“ Masuklah.” Tanpa memperdulikan ekspresi Naura yang bingung Arlan langsung pergi meninggalkan kosan Naura.

Dengan wajah yang bingung atas sikap Arlan yang menurutnya aneh, Naura langsung masuk ke dalam.

Episodes
1 Bab 1 Keinginan Untuk Kuliah
2 BAB 2 Keluarga Kusuma
3 BAB 3 Bude Yati yang Julid
4 BAB 4 Keteguhan Hati
5 BAB 5 Berita Kelulusan
6 BAB 6 Selalu Ada Jalan
7 BAB 7 Hari Keberangkatan
8 BAB 8 Insiden di Terminal
9 BAB 9 Bertemu dengan Tante Nissa
10 BAB 10 Hari Pertama di Kos
11 BAB 11 Mendapat Teman Baru
12 BAB 12 Registrasi Ulang
13 BAB 13 Dituduh Mencuri
14 BAB 14 Kerja Paruh Waktu 1
15 BAB 15 Kerja Paruh Waktu 2
16 BAB 16 Pertemuan yang Tak Terduga
17 BAB 17
18 BAB 18 Kedatangan Tamu
19 BAB 19 Rasa Ini?
20 BAB 20 Make Over
21 BAB 21 Makan Malam 1
22 BAB 22 Makan Malam 2
23 BAB 23 Hari Pertama Kuliah
24 BAB 24 Cemburu
25 BAB 25 Dasar Jaelangkung
26 BAB 26 Kesal
27 BAB 27 Acara Api Unggun
28 BAB 28 Datang Bulan
29 BAB 29 Jatuh Pingsan
30 BAB 30 Sebelum Mimpi dilarang
31 BAB 31 Gosip 1
32 BAB 32 Gosip 2
33 BAB 33 Ancaman
34 BAB 34 Kegiatan Amal
35 BAB 35 Debaran
36 BAB 36 Adu Kekuatan
37 BAB 37 Baper
38 BAB 38 Mengghibah
39 BAB 39 Ke Toko Buku
40 BAB 39 Ke Toko Buku
41 BAB 40 Hukuman di Hari Pertama Kuliah
42 BAB 41 Asisten Dosen
43 BAB 42 Kejadian Yang Tak Terduga
44 BAB 43 Seperti Anak Sultan
45 BAN 44 Menjadi Asisten Dosen
46 BAB 45 Ujian menjadi Asisten Dosen
47 BAB 46 Senior yang Reseh
48 BAB 47 Kelinciku
49 BAB 48 Rangga Yudistira
50 BAB 49 Sosok Yang sangat Familiar
51 BAB 50 Bernostalgia
52 BAB 51 Tari Lagi Tari Lagi
53 BAB 52 Liburan Yang Tertunda
54 Pengumuman
55 BAB 53 Pesona Sang Tari
56 BAB 54 Lembur
57 BAB 55 Visual tokoh
58 BAB 56 Uang Lembur
59 BAB 57 Mengikuti Kegiatan Amal
60 BAB 58 Rekan Bisnis
61 BAB 59 Kelulusan Naya
62 BAB 60 Hari Pertama Magang
63 BAB 61 Menagih Janji
64 BAB 62 Membayar Utang
65 BAB 63 Taman Bermain
66 BAB 64 Kalah Taruhan
67 BAB 65 Personel Pengghibah
68 BAB 66 Kucing dan Tikus
69 BAB 67 Perkenalan Diri
70 BAB 68 Perkenalan
71 BAB 69 Galih vs Naya
72 BAB 70 Berkumpulnya Para Sahabat
73 BAB 71 Kekhawatiran Vixel
74 BAB 72 Menjadi Staf Pengganti
75 BAB 73 Pelayan Hotel
76 BAB 74 Ada Apa dengan Rasa Ini?
77 BAB 75 Nyuuutttt
78 BAB 76 Penyebar Gosip
79 BAB 77 Debu - Debu Gosip
80 BAB 78 Ulah Tari
81 BAB 79 Jangan Melihat dari Casingnya Saja
82 BAB 80 Meluruskan Kesalahpahaman
83 BAB 81 Kesalahpahaman Arlan
84 BAB 82 Penjelasan Arlan
85 BAB 83 Gosip Terbaru
86 BAB 84 Kebenaran Yang Terungkap
87 BAB 85 Maling Teriak Maling
88 BAB 86 Maling Yang Tertangkap
89 BAB 87 Termakan Ucapan Sendiri
90 BAB 88 Naura vs Carissa
91 BAB 89 Karir Carissa
92 BAB 90 Kehadiran Arlan
93 BAB 91 Persiapan Menghadiri Pesta
94 BAB 92 Make Over yang Kedua
95 BAB 93 Acara Peresmian Hotel
96 BAB 94 Pertemuan Yang Menegangkan
97 BAB 95 Reuni
98 BAB 96 Sebuah Kejutan
99 BAB 97 Lamaran
100 BAB 98 Mengantar Kepulangan Emak
101 BAB 99 Kepo Ya?
102 BAB 100 Merah Merona
103 BAB 101 Interogasi
104 BAB 102 Sidang Skripsi
105 103 Kelulusan Sidang Naura
106 BAB 104 Perayaan Kelulusan Naura
107 BAB 105 Panggilan Sayang
108 BAB 106 Hari Naura
109 BAB 107 Perasaan Naya
110 BAB 108 Memperkenalkan Calon Isteri
111 BAB 109 Calon Menantu
112 BAB 110 Menerima Lamaran Galih
113 BAB 111 Hari Wisuda Naura
114 BAB 112 Pertemuan Tiga Keluarga
115 BAB 113 Menunggu Calon Besan
116 BAB 114 Acara Seserahan Naura dan Lamaran Naya
117 BAB 115 Selangkah Menuju Halal
118 BAB 116 Saaah!
119 BAB 117 Segerombolan Tamu yang Rempong
120 BAB 118 Halal di Lihat
121 BAB 119 Kado Pernikahan
122 BAB 120 Honeymoon
123 BAB 121 First Kiss
124 BAB 122 Sikap Manja Naura
125 BAB 123p Memilikimu Seutuhnya
126 BAB 124 Kencan Bertiga
127 BAB 125 Ghibahan Kakak Beradik
128 BAB 126 Impian yang Terwujud ( Tamat )
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Untuk Kuliah
2
BAB 2 Keluarga Kusuma
3
BAB 3 Bude Yati yang Julid
4
BAB 4 Keteguhan Hati
5
BAB 5 Berita Kelulusan
6
BAB 6 Selalu Ada Jalan
7
BAB 7 Hari Keberangkatan
8
BAB 8 Insiden di Terminal
9
BAB 9 Bertemu dengan Tante Nissa
10
BAB 10 Hari Pertama di Kos
11
BAB 11 Mendapat Teman Baru
12
BAB 12 Registrasi Ulang
13
BAB 13 Dituduh Mencuri
14
BAB 14 Kerja Paruh Waktu 1
15
BAB 15 Kerja Paruh Waktu 2
16
BAB 16 Pertemuan yang Tak Terduga
17
BAB 17
18
BAB 18 Kedatangan Tamu
19
BAB 19 Rasa Ini?
20
BAB 20 Make Over
21
BAB 21 Makan Malam 1
22
BAB 22 Makan Malam 2
23
BAB 23 Hari Pertama Kuliah
24
BAB 24 Cemburu
25
BAB 25 Dasar Jaelangkung
26
BAB 26 Kesal
27
BAB 27 Acara Api Unggun
28
BAB 28 Datang Bulan
29
BAB 29 Jatuh Pingsan
30
BAB 30 Sebelum Mimpi dilarang
31
BAB 31 Gosip 1
32
BAB 32 Gosip 2
33
BAB 33 Ancaman
34
BAB 34 Kegiatan Amal
35
BAB 35 Debaran
36
BAB 36 Adu Kekuatan
37
BAB 37 Baper
38
BAB 38 Mengghibah
39
BAB 39 Ke Toko Buku
40
BAB 39 Ke Toko Buku
41
BAB 40 Hukuman di Hari Pertama Kuliah
42
BAB 41 Asisten Dosen
43
BAB 42 Kejadian Yang Tak Terduga
44
BAB 43 Seperti Anak Sultan
45
BAN 44 Menjadi Asisten Dosen
46
BAB 45 Ujian menjadi Asisten Dosen
47
BAB 46 Senior yang Reseh
48
BAB 47 Kelinciku
49
BAB 48 Rangga Yudistira
50
BAB 49 Sosok Yang sangat Familiar
51
BAB 50 Bernostalgia
52
BAB 51 Tari Lagi Tari Lagi
53
BAB 52 Liburan Yang Tertunda
54
Pengumuman
55
BAB 53 Pesona Sang Tari
56
BAB 54 Lembur
57
BAB 55 Visual tokoh
58
BAB 56 Uang Lembur
59
BAB 57 Mengikuti Kegiatan Amal
60
BAB 58 Rekan Bisnis
61
BAB 59 Kelulusan Naya
62
BAB 60 Hari Pertama Magang
63
BAB 61 Menagih Janji
64
BAB 62 Membayar Utang
65
BAB 63 Taman Bermain
66
BAB 64 Kalah Taruhan
67
BAB 65 Personel Pengghibah
68
BAB 66 Kucing dan Tikus
69
BAB 67 Perkenalan Diri
70
BAB 68 Perkenalan
71
BAB 69 Galih vs Naya
72
BAB 70 Berkumpulnya Para Sahabat
73
BAB 71 Kekhawatiran Vixel
74
BAB 72 Menjadi Staf Pengganti
75
BAB 73 Pelayan Hotel
76
BAB 74 Ada Apa dengan Rasa Ini?
77
BAB 75 Nyuuutttt
78
BAB 76 Penyebar Gosip
79
BAB 77 Debu - Debu Gosip
80
BAB 78 Ulah Tari
81
BAB 79 Jangan Melihat dari Casingnya Saja
82
BAB 80 Meluruskan Kesalahpahaman
83
BAB 81 Kesalahpahaman Arlan
84
BAB 82 Penjelasan Arlan
85
BAB 83 Gosip Terbaru
86
BAB 84 Kebenaran Yang Terungkap
87
BAB 85 Maling Teriak Maling
88
BAB 86 Maling Yang Tertangkap
89
BAB 87 Termakan Ucapan Sendiri
90
BAB 88 Naura vs Carissa
91
BAB 89 Karir Carissa
92
BAB 90 Kehadiran Arlan
93
BAB 91 Persiapan Menghadiri Pesta
94
BAB 92 Make Over yang Kedua
95
BAB 93 Acara Peresmian Hotel
96
BAB 94 Pertemuan Yang Menegangkan
97
BAB 95 Reuni
98
BAB 96 Sebuah Kejutan
99
BAB 97 Lamaran
100
BAB 98 Mengantar Kepulangan Emak
101
BAB 99 Kepo Ya?
102
BAB 100 Merah Merona
103
BAB 101 Interogasi
104
BAB 102 Sidang Skripsi
105
103 Kelulusan Sidang Naura
106
BAB 104 Perayaan Kelulusan Naura
107
BAB 105 Panggilan Sayang
108
BAB 106 Hari Naura
109
BAB 107 Perasaan Naya
110
BAB 108 Memperkenalkan Calon Isteri
111
BAB 109 Calon Menantu
112
BAB 110 Menerima Lamaran Galih
113
BAB 111 Hari Wisuda Naura
114
BAB 112 Pertemuan Tiga Keluarga
115
BAB 113 Menunggu Calon Besan
116
BAB 114 Acara Seserahan Naura dan Lamaran Naya
117
BAB 115 Selangkah Menuju Halal
118
BAB 116 Saaah!
119
BAB 117 Segerombolan Tamu yang Rempong
120
BAB 118 Halal di Lihat
121
BAB 119 Kado Pernikahan
122
BAB 120 Honeymoon
123
BAB 121 First Kiss
124
BAB 122 Sikap Manja Naura
125
BAB 123p Memilikimu Seutuhnya
126
BAB 124 Kencan Bertiga
127
BAB 125 Ghibahan Kakak Beradik
128
BAB 126 Impian yang Terwujud ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!