Tepat pukul 16.30 waktu setempat, bus telah tiba di terminal Kota B dan menuju ke tempat pemberhentian di bagian jurusan bus tersebut. Suasana terminal yang begitu hiruk pikuk,membuat Naura sedikit was-was. Terdengar banyak teriakan dari segala arah yang berasal dari setiap kernet bus atau angkot yang mencari penumpang untuk menuju tujuan masing-masing.
Naura segera turun dari bus dengan menjinjing tas di tangan sebelah kiri dan sebuah kardus di tangan sebelah kanan serta menggendong ransel ungu kesayangannya. Naura segera keluar meninggalkan terminal dan tak jarang setiap berjalan Naura tak lepas dari para kernet yang menawarkan jasa untuk menaiki bus atau angkot.
Setelah keluar terminal, Naura melihat sebuah warung yang berjarak sekitar 100 meter dari terminal dan bergegas mendatangi warung tersebut.
“ Permisi bibi,” sapa Naura ramah.
“ Iya non, silahkan duduk. Mau pesan apa?” balas sang pemilik warung.
“ Maaf bik, saya tidak pesan dulu, bolehkah saya menumpang duduk di sini sambil menunggu jemputan dari kakak saya bik?” tanya Naura dengan suara yang lembut.
“ Oh boleh non, silahkan. Kalau boleh tau non berasal dari mana?”
“ Terimakasih bik. Saya dari desa bik dan saya baru tiba di sini.”
“Oh..ya sudah non duduk saja disini nanti kalau non butuh sesuatu panggil bibi saja.”
“iya bik. Sekali terimakasih.” Kata Naura yang di angguki oleh bibi tersebut sambil berlalu ke dalam untuk membuatkan minuman pelanggan lainnya.
Meskipun hari mulai senja, suasana di sekitar terminal masih terlihat terang dan semakin ramai oleh para penumpang yang pulang kerja untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Naura pun tidak lupa untuk memberikan kabar kepada keluarganya yang ada di desa. Dengan cepat ia menekan tombol panggilan ke nomor Naya.
Tut...tut.....tut tidak lama,Naya menggangkat panggilan dari kakaknya.
“ Assalamualaikum Nay, kakak sudah sampai di terminal kota B, ini kakak masih menunggu dijemput kak Dara.”
“ Walaikumsalam, Alhamdulillah kak. Sampai dengan selamat. Nanti kalau sudah sampai di kos kakak telpon lagi ya.” Kata Naya yang berada di tengan-tengah bapak,emak dan Nanda. Mereka pun menunggu kabar dari Naura. Kemudian Handphonenya diambil alih oleh ibu.
"Ra, selalu hati-hati ya di sana, ingat pesan ibu sesibuk apapun kamu,jangan pernah telat makan dan shalat selalu kamu jaga ya.” Kata emak
“ Iya Mak, Naura akan selalu ingat nasehat emak. Pokoknya doakan selalu Naura ya mak.”
“ Itu sudah pasti. Ya sudah kamu hati-hati jangan kemana-mana biar kak Dara tidak susah mencarimu.”
“ Iya mak, sudah ya mak, kirim salam sama bapak dan Nanda. Assalamualaikum.”
“ walaikumsalam.” Jawab mereka serentak. Naya pun mematikan panggilan Naura.
Selepas menelepon Naya, Naura pun langsung mengirim pesan ke pada Dara.
[ Assalamualaikum kak Dara, Naura sudah tiba di terminal dan sekarang Naura sedang menunggu di sebuah warung yang ada di dekat taman]. Ketik Naura dan segera mengirimnya, tak lama pesan tersebut mendapat centang biru dua.
[ Walaikumsalam, iya Ra. Sekitar 30 menit lagi kakak sampai. Ini kakak sudah di jalan dan masih terjebak di lampu merah]. Balas Dara cepat.
[ Iya kak.]
Sambil menunggu, Naura melihat-lihat disekitar terminal dan di seberang jalan raya juga terdapat sebuah taman bermain. Kebetulan taman tersebut sedang ramai. Banyak anak-anak bermain di taman tersebut dengan keluarganya. Pada saat Naura fokus melihat ke arah taman, pandangannya tertuju kepada seorang anak balita laki-laki yang sedang mengejar sesuatu. Naura pun tidak melepaskan arah pandangannya ke anak tersebut, dan ia memperhatikan benda yang dikejarnya. Ternyata anak tersebut mengejar bolanya yang bergelinding ke arah jalan raya. Naura sangat terkejut, karena dari arah berlawanan, terlihat sebuah mobil yang melaju kencang menuju bola dan anak yang mengejarnya. Tanpa berpikir panjang Naura langsung berlari menerobos jalan raya yang satu arah dan dengan cepat ia pun meraih tubuh mungil anak balita tersebut ke dalam pelukannya dan berguling di trotoar jalan raya.
Bughh... Naura langsung terpental sambil memeluk anak laki-laki tersebut. Bersamaan dengan itu, mobil yang melaju kencang langsung merem mendadak dan terdengar suara decitan ban yang sangat keras.
Ciiiiiiiittttttt.......ciiiiiitttttttttt seketika sang pengemudi terkejut dan ia bersyukur sempat menghentikan laju mobilnya. Selang beberapa menit, tempat tersebut langsung ramai di kelilingi oleh oarang-orang yang ada disekitar taman tersebut. Sang pemilik mobil pun bergegas menghampiri Naura dan anak balita tersebut yang masih tergelatak di jalan trotoar.
“ Maafkan saya nona, saya tidak melihat ada anak kecil tadi.” Ucap sang pemilik mobil tersebut. Dengan perlahan-lahan Naura berusaha berdiri dengan di bantu oleh beberapa orang yang ada di situ, tidak lama kemudian terdengar suara teriakan seorang wanita paruh baya yang langsung menerobos kerumunan orang-orang tersebut.
“ Ya Allah Vino, cucu Oma..
Kamu tidak apa-apa sayang? Maafkan Oma Nak, tidak becus jaga kamu.” Ucap Nyonya Nissa penuh sesal sambil mengambil alih Vino ke dalam pelukannya.
“Omaaaa.....” panggil Vino pelan
“ mana yang sakit sayang?”
Vino hanya menggelengkan kepalanya.
“ Sudah tidak apa-apa nyonya, cucu anda tidak terluka tadi saya sangat kuat mendekapnya.” Ucap Naura berusaha menenangkan Nyonya Nissa.
“ Sekali lagi saya mohon maaf nona,” ucap pengemudi tersebut dengan rasa penyesalan.
“ Tidak apa-apa pak, saya dan adik ini juga tidak terluka kok,” jawab Naura sambil meringis menahan luka yang ada di siku tangannya.
“ Kalau begitu kita ke rumah sakit ya” tawarnya
“ tidak perlu pak, saya baik-baik saja.”
“ Dan saya juga minta maaf Nyonya, saya tidak melihat cucu Anda.”
“ sudahlah, yang penting mereka tidak apa-apa. Lain kali kamu harus lebih berhati-hati dalam mengemudi.” Ucap Nyonya Nissa memperingatkan.
“Iya Nyonya, terimakasih sudah memaafkan saya, saya permisi duluan ya Nyonya, Non.” Pamit pengemudi tersebut lalu meninggalkan taman.
Orang-orang pun sudah bubar meninggalkan jalan trotoar taman, tinggallah Naura, Nyonya Nissa dan cucunya
“ Kamu tidak apa-apa Nak?” tanya Nyonya Nissa.
“ Saya tidak apa-apa Nyonya.”
“ Saya berterima kasih sekali nak, kalau tidak ada dirimu, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada cucu saya.” Kata Nyonya Nissa sambil menangis.
“ Sudah Nyonya, saya benar-benar tidak apa-apa, dan tadi saya tidak sengaja memperhatikan cucu anda bermain, dan melihat dia mengejar bola ke arah jalan saya spontan berlari menghampirinya.”
“ Syukurlah, kalau begitu ayo kita ke taman sekalian saya menunggu anak saya untuk menjemput.” Ajak Nyonya Nissa ramah.
" ehmm, gimana ya Nyonya, saya juga sedang menunggu kakak saya untuk menjemput,nanti kalau saya tidak ada di tempat beliau akan mencari saya.”
“ Kalau begitu kamu telepon saja kakakmu, bilang kamu menunggu di taman. Saya masih ingin bercerita denganmu nak.” Bujuk Nyonya Nissa.
“ ehhhhmmm, baiklah Nyonya, saya akan ke warung itu,untuk mengambil barang-barang saya karena hp saya ada di tas.” Ucap Naura merasa tidak tega.
“ Baiklah, kamu ambil dan saya akan menunggu kamu di sini.” ucapa Nyonya Nissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments