Cinta Tulus untuk Mas Arka
“Arka, kamu mau yang seperti apa lagi. Mama pusing sama kamu ka yang cantik udah, yang seksi udah, yang kaya udah, wanita karir udah, janda 1 kali udah, janda 2 kali juga udah, janda 3 kali juga udah, kalau yang gadis mereka yang ngak mau sama kamu karna kamu udah om om, mbok yo sadar to le le, mau yang gimana lagi, ingat kamu punya batita yang butuh ibu buat ngerawat, mama pusing mikirin kamu arka. Anak kamu butuh sosok ibu arka, berapa kali harus mama katakan arka.” ucap ibu Farida sudah sangat frustasi terhadap sikap anaknya.
Arka hanya terdiam sambil tetap memeriksa tugas para mahasiswanya dan mendatanya di laptop tanpa mempedulikan kata kata ibunya. Dia sudah cukup pusing di desak sang ibunda tercinta untuk segera menikah, jujur dia masih sangat trauma mengetahui perselingkuhan istrinya dengan sahabat karibnya sendiri. Syukur kedua putranya memanglah anaknya setelah di tes DNA kalau tidak tak bisa Arka ungkapkan betapa terpuruknya ia. Bahkan alasan klise perselingkuhan istrinya adalah karena dia tak lebih kaya dari sahabatnya yang seorang pemilik perusahaan.
Sejenak arka hentikan ketikannya.
“Ma... Arka tak ingin buru buru menikah sudah ada bibi dan mama yang bantu arka menjaga seno dan arshaka, selagi aku bekerja. Aku tak ingin di duakan lagi ma. Biarlah semuanya berjalan mengikuti alur saja.”
“Arka tidak semua perempuan seperti mantan istrimu nak, mama mohon. Mama tak tahu sampai kapan mama bernafas, bisa jadi nanti mama di panggil pulang siapa yang jagain anak kamu.”
“Mama bilang apa sih, selama ini kan arka ngak pernah nolak sama kencan buta yang mama ajukan, hanya saja karna tak cocok makanya ngak ada yang sampai jadi.” kata Arka.
Arka tak habis pikir dengan perkataan mamanya yang tak masuk akal buatnya. Dia juga lelah hampir setiap minggu di suruh bertemu perempuan yang berbeda beda. Apalagi tugas dari kampus untuknya yang sebagai dosen selalu mengejarnya untuk di tuntaskan sudah cukup membuatnya pusing. Belum lagi desakan mama dan papanya yang memaksa untuk segera menikah.
“Oke kalau begitu mama mau kamu langsung nikah saja sama pilihan mama. Mama ngak terima penolakan namanya Ila , umurnya 21 tahun anak sahabat mama dari kampung. Mama kenal baik dengan keluarganya dan kalau kamu nolak akibatnya bakal fatal mama ngak main main Arka.” ancam mama farida
“Mama ngak bisa gitu dong yang menjalani itu aku ma bukan mama. Tolonglah jangan seperti ini ma.” Arka frustasi dengan keputusan mamanya.
“Papa juga setuju jika kamu dengan Ila. Dia bukan gadis yang punya karir mentereng apa lagi kaya raya dia hanya gadis yang baru lulus sarjana dan dari kata ibunya di kampung dia enggan mencari pekerjaan tapi dia punya penghasilan yang cukup besar tapi kerjaannya hanya dengan kamera dan laptopnya dan itu membuat pusing orang tuanya di kampung karena menjadi gunjingan orang kampung.” sahut pak Wiryo yang baru pulang bekerja.
“Sudah tau gossip buruk seperti itu kenapa malah ingin Arka mempersuntingnya ma. Arka tak habis pikir, bagaimana kalau nanti dia acuh tak acuh pada anak anakku. Apa mama dan papa tak khawatir menjadikan gadis setengah jadi itu sebagai ibu sambung dari putra putra ku?” tanya Arka berharap orang tuanya berubah fikiran.
“Sembarangan kalau ngomong, pokoknya mama dan papa ngak terima penolakan atau kalau ngak seno sama arshaka papa kirim ke papua tempat kak ryan dan istrinya biar mereka yang merawat kebetulan mereka belum punya anak setelah 10 tahun menikah. Keputusan papa final dan tak bisa di tawar.” lanjut papa Wiryo.
Mata arka sudah berkaca kaca mendengar papa dan mama mengancamnya seperti itu. Sungguh dia tidak menyangka papa dan mamanya tega seperti itu padanya. Baiklah dia akan mengikuti aturan main papa dan mama nya, cukup hanya kehilangan istri tidak dengan kehilangan anak anaknya.
Tak hanya Arka yang menolak perjodohan konyol ini. Gadis manis bernama Ardila Putri ini juga menentang keras keinginan kedua orang tuanya yang ingin menikahkan dia di usia yang masih sangat muda.
“Ibuk jangan bercanda bu, Ila masih muda. Baru 6 bulan yang lalu Ila lulus kuliah, masa ibu udah mau jodohkan Ila bu ini ngak adil buat Ila buk, pak." kata Ila tanpa bisa membendung perasaan sedihnya.
"Yang lebih parahnya ibu sama bapak menjodohkan Ila dengan seorang duda berusia 38 tahun anak 2 lagi. Ibu mau jadikan ila ibu sambung buat 2 anak dari om om buk.” Ardila masih berusaha membendung tangisannya.
“Dari kemarenkan ibu sudah suruh kamu cari kerja ngajar kek, ngajar less, ngapain kek, tapi kamu terpekur saja sama hp dan laptop. Betul memang apa yang ibu sama bapak minta bisa kamu berikan hanya saja bapak takut itu bukan rezeki yang bersih. Jadi keputusan bapak dan ibu sudah bulat kamu harus nikah sama pilihan ibu dan bapak.” lanjut bapak Ila.
“Pak, buk, Ila itu nulis itu udah Ila lakukan sejak awal Ila kuliah dan uangnya lumayan. Ila juga berbagi pengetahuan Ila sebagai pelajar bahasa inggris. Ila berencana buka lembaga less dan ingin lanjutkan S2 tolong jangan seperti ini pak, buk.” tangis Ila tak terbendung lagi.
“Sudah impian kamu nantikan bisa kamu lanjutkan nak, jangan meratap seperti ini. Ibu mohon kamu terima perjodohan ini ya nak, ini yang terbaik buat kamu. Ibu harap kamu tetap jadi anak yang membanggakan buat bapak dan ibu nak. Ibu ngak ragu dengan cara kamu menghasilkan uang Theo juga sempat menjelaskan itu semua, hanya saja kampung kita ngak cocok buat hal yang seperti itu nak. Kampung kita ini masih kuno jadi ibu harap selain nak Arka calon suami kamu kebantu di sisi lain kamu juga kebantu untuk mengembangkan potensi kamu ya nak ya jangan nolak ya.” sahut ibu berbicara lemah lembut pada Ila.
“Nantinya ketika kamu sudah menikah kamukan bisa mencoba berbicara sama nak arka tentang pekerjaan kamu ya nak.”
Ila hanya terdiam dan air mata nya masih mengalir yang lebih gila lagi semua persiapan pernikahan sudah 99% siap dan besok dia sudah harus menjalani hari gilanya bersama sang suami saat di mulai dengan ijab Kabul besok pagi.
Ila masih tak mampu membendung tangis nya. Dia sangat sedih dengan semua hal yang iya alami hari ini akan tetapi tak ada gunanya juga dia menangis karena hanya merugikan diri sendiri dan menambah sakit kepala.
Di kamar Ila ada kamar mandi pribadi, ya berkat tabungan Ila semasa kuliah dia merenovasi sedikit rumah yang dia dan orang tuanya tinggali. Sehingga di dalam kamar ila ada kamar mandi di dalamnya.
Tak ingin lebih lama menangis, sadar dirinya hanya seorang hamba yang lemah tiada berdaya Ila mengambil air wudhu ke kamar mandi dan segera mengadukan ke gundahan hatinya pada sang pemilik hati.
“Ya Allah tuhanku pemilik alam semesta dan segala isinya. Kau maha membolak balik kan hati setiap hamba mu ya Allah. Menikah bukan perkara bercanda atau pun main main tapi menikah adalah perkara besar dan ibadah terpanjang pada mu ya Allah, jika memang mas Arka jodohku hamba mohon ya Allah, lembutkan hatiku untuk menerimanya dan lapangkan hatiku untuk mempersiapkan diri untuk pengabdian ku sebagai seorang istri nantinya. Disisi lain jika memang mas Arka jodohku lembutkan hatinya untuk menerima aku sebagai istrinya, bimbing kami di setiap langkah mu ya Allah.” tangis Ilu masih berlanjut di sela bisikan bisikan lirih Ila dengan seribu satu ketakutannya akan penikahan yang akan di lakukan esok hari.
Hai gimana sobat onlen semoga terhibur ya
Jangan lupa saran dan kritik yang membangun ya. karena cerita ini akan sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari sobat sobat semuanya.
See you next chapter.
Don’t miss it guys.
I hope you add my story in yours library.
Have nice day.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Mbak Ind
mampir
2023-08-02
0
Ratih
Sekedar koreksi dan saran untukmu Thor,sebelumnya Maaf y Thor,,untuk penulisan nama diawali dengan huruf besar arka (Arka).
Penulisan yg benar lebih mudah dan menarik saat membaca karya atau tulisan.Terima kasih.
2023-01-12
1
Rinjani
hadir nih baru bacaa👏👏👏💐
2022-09-16
1