Bab. 12

Pagi ini Arka sangat bahagia bagaimana tidak sangat di perhatikan oleh sang istri sukses membuatbya berseri seri dipagi hari.

#Flashback on:

Arka tertidur pulas padahal dia ada jadwal pagi hari ini tapi karena aktivitas malam bersama istrinya siap sholat subuh tadi Arka tak kuasa menahan kantuknya sehingga tertidur lagi. Sedangkan Ila sendiri sudah sibuk menyiapkan sarapan dan juga membantu Seno bersiap siap sekolah dan lalu dia pergi ke kamar dan melihat suaminya masih tertidur pulas sedang sekarang dia ada jadwal pagi.

“Mas bangun bentar lagi kamu ngajar kan ini sudah jam 7 pagi loh.” Ila menepuk nepuk pelan pipi suaminya dengan ritme cepat agar Arka terbangun.

“Jam berapa yang?”

“Jam 7 pagi.” jawab ila

“Astagfirullahalazim.” spontan Arka bangun dan bergegas ke kemar mandi untuk menggosok gigi dan juga mencuci muka.

Ila hanya menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah ajaib suaminya itu. Ila sendiri sudah rapi dengan gamis berwarna cream dan hijab senada yang membuat nya tampak anggun dalam pakaian sar’i. Ila menyiapkan makanan dan bekal untuk anak sulungnya juga menyiapkan bekal untuk suaminya. Tak lupa Ila membawa bolu dan juga susu yang di masukkan ke botol yang sudah ada sedotannya. Bagi Ila ini tips jika tak sempat sarapan. Ila yang memang selalu Ila gunakannya jika dulu mengingat masa sibuk kuliah sambil kerjanya.

“Yok bunda mas udah siap. Papa mana bunda?” Tanya Seno.

“Yok udah siap semuakan mas. Papa buru buru nih bunda jadi ke perpustakaan kampuskan ya mau nyelesain novelnya?”

“Iya pa ayok. Mas bekalnya jangan lupa di habiskan ya nak ya. Nanti uangnya kalau ada teman yang ngak jajan mas Seno jangan pelit buat berbagi ya nak ya!” Nasehat rutin Ila jika mengantar Seno  ke sekolah sukses membuat hati Arka menghangat senang.

“Mas ak dulu buka mulutnya udah focus nyetir aja tinggal ngunyah apa yang Ila suapin aja!”

“Nih minum dulu mas masih hangat.”

Dengan telaten Ila menyuapi kue bolu dan susu hangat pada Arka. Seno melihat dengan kagum pada kedua orang tuanya. Ini hal baru baginya dulu semasa papa dengan mamanya masih bersama mamanya hanya sibuk dengan alat make up ketika mereka di  mobil tak ada percakapan berarti apalagi perhatian yang di berikan seperti bundanya pada ayahnya sekarang sangat sangat tidak mungkin.

“Udah yang mas udah kenyang,” Arka menolak suapan istrinya.

“Dikit lagi mas itu susunya kan hambar ntar badan kamu ngak ada tenaga.” Sukses membuat Arka tersenyum melihat istri nya sangat memperhatikkan dirinya.

“Ya Allah jaga selalu istri hamba dari orang ketiga ya Allah.” Batin Arka menggumam.

Saat ini mereka berdua yang hanya tertinggal di mobil. Seno baru saja turun dari mobil mereka. Saat berdua mereka merasa sangat kikuk. Terlebih Ila yang sudah selesai menyuapi arka makan. Dia malu menatap wajah sang suami mengingat karena ulahnya tadi malam sang suami menjadi kurang tidur.

Wajah Ila memanas saat mengingat ibadahnya bersama sang suami tadi malam yang memakan tenaga cukup besar. Di sisi lain juga dia merasa bersalah karena suaminya jadi hampir terlambat ke kantornya.

“Mas maafin Ila ya semalam Ila malah minta lagi.” Ila tak sanggup menatap wajah sang suami. Arka sendiri pun tak kuasa menahan senyumannya mendengar permintaan maaf sang istri.

“Karna permintaan Ila semalam mas jadi telat ke kampus jadinya." Ila masih menundukkan pandangannya.

“Ngak masalah sayang malah mas yang untungkan kalau kamu mau nambah lagi hehehe. Lagi pula biar anak kita segera ada di sana. Mas udah siap punya anak ke 3. Usia mas ngak muda lagi yang.” Arka mengusap kepala istrinya pelan dan beralih pada tangan Ila. Dia tau istrinya merona karena ucapannya.

“Nanti makan siang sama mas ya? Kita ketemu di parkiran aja nanti ya yang. Mas ada kelas pagi sampe siang jadi kita sekalian makan  di luar aja.” Jelas Arka pelan.

“Ila sutuju aja mas tapi Ila pinjam kartu mas ya buat akses ke perpustakaaan?”

“Iya ini sekalian aja.”

#Flashback off

Pagi ini mereka juga berpisah di parkiran. Ila langsung ke perpustakaan dan Arka langsung ke ruangan kelas.

“Assalamu’alakum wr wb. Morning student what do you feel in this morning?"

“Walaikumussalam.”

“Morning sir!”

“Good, pretty good, better, fine.” Beragam jawaban dari mahasiswa Arka yang menjawab sapaan Arka di kelas.

“We have homework now?”

“Yes sir”

“Ok. Take it to my table now. I count until ten.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10”

“Ok like my rule in my class, I  not accept who late give the homework to me. Make sure you not give your homework  after all friend finish”

“Okay. No we are going talk about ESP course design. Who know about  ESP course design?”

Banyak para mahasiswa dan mahasiswi yang menyatakan abstrak tanpa ada yang jelas dan berani menunjukkan  diri untuk menjelaskan nya seorang diri.

“Raise your hand please!” tegas Arka.

Tak terasa hari melelahkan karena mengajar di dua kelas hari ini tak membuat senyum Arka redup. Yah apalagi jika bukan pesan dari sang istri tercinta.

My wife

Mas sudah siap mengajar?

Me

Ini baru aja keluar yang, mau ke kantor dulu tarok bahan

My wife

Ok, nanti kabarin aku ya mas.

Me

Oke sayang

Me

Yang Masih di perpustakaan?

My wife

Iya masku sayang. Kan ngejar deadline. Untung aja si dedek ngak rewel kata bibi Tina

Me

Dedek ngerti bundanya lagi sibuk. Nanti kalau udah jalan ke parkiran mas kabarin ya biar kamu ngak nunggu

My wife

🤗😘

Hal itu sukses membuat Arka tersenyum bahagia. Arka mengucap salam memasuki ruangan kantornya.

“Baru siap mengajar pak Arka?” sapa pak Hasan

“Iya pak ini mau menarok bahan ajar di ruangan saya dulu.”

“Pak Arka mau makan bersama kita? Rencana nya saya, buk Lidya dan pak Dion mau makan di café dekat kampus.” Ajak pak Hasan yang sedang menunggu buk Lydia dan Dion bersiap siap.

“Lain kali saja pak Hasan kebetulan istri saya nunggu di perpustakaan kampus. Kami niatnya mau lunch bersama.” jelas Arka

“Oalah makin romantis aja pak Arka sama mbak Ila ya,” sahut buk Lidya.

“Memangnya pernikahan di jodohkan bisa seharmonis itu ya pak ... mbak Ila terpaksa menikah dengan bapak.” perkataan Dion sukses membuat raut wajah ketiga orang yang berbicara itu berubah.

Tak ingin suasana hatinya memburuk. Arka tersenyum  pada Dion.

"Kami punya kesepakatan untuk saling menerima dan saling belajar mencintai pak Dion. Yang namanya pacaran setelah menikah itu enak loh pak Dion. Udah bebas bermesraan eh berpahala lagi."

My wife

Mas masih lama, Ila udah laperrrrrrr

“Pak Hasan, buk Lydia, pak Dion saya duluan. Istri saya sudah menunggu.” Arka berlalu dan itu sukses membuat Dion kebakaran kumis karena kesal.

“Dasar tua bangka tak tau diri,” Batin Dion memaki Arka.

See you next chapter guys …

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

Yeeea Dion kalah dulu

2022-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!