“Arka, kamu mau yang seperti apa lagi. Mama pusing sama kamu ka yang cantik udah, yang seksi udah, yang kaya udah, wanita karir udah, janda 1 kali udah, janda 2 kali juga udah, janda 3 kali juga udah, kalau yang gadis mereka yang ngak mau sama kamu karna kamu udah om om, mbok yo sadar to le le, mau yang gimana lagi, ingat kamu punya batita yang butuh ibu buat ngerawat, mama pusing mikirin kamu arka. Anak kamu butuh sosok ibu arka, berapa kali harus mama katakan arka.” ucap ibu Farida sudah sangat frustasi terhadap sikap anaknya.
Arka hanya terdiam sambil tetap memeriksa tugas para mahasiswanya dan mendatanya di laptop tanpa mempedulikan kata kata ibunya. Dia sudah cukup pusing di desak sang ibunda tercinta untuk segera menikah, jujur dia masih sangat trauma mengetahui perselingkuhan istrinya dengan sahabat karibnya sendiri. Syukur kedua putranya memanglah anaknya setelah di tes DNA kalau tidak tak bisa Arka ungkapkan betapa terpuruknya ia. Bahkan alasan klise perselingkuhan istrinya adalah karena dia tak lebih kaya dari sahabatnya yang seorang pemilik perusahaan.
Sejenak arka hentikan ketikannya.
“Ma... Arka tak ingin buru buru menikah sudah ada bibi dan mama yang bantu arka menjaga seno dan arshaka, selagi aku bekerja. Aku tak ingin di duakan lagi ma. Biarlah semuanya berjalan mengikuti alur saja.”
“Arka tidak semua perempuan seperti mantan istrimu nak, mama mohon. Mama tak tahu sampai kapan mama bernafas, bisa jadi nanti mama di panggil pulang siapa yang jagain anak kamu.”
“Mama bilang apa sih, selama ini kan arka ngak pernah nolak sama kencan buta yang mama ajukan, hanya saja karna tak cocok makanya ngak ada yang sampai jadi.” kata Arka.
Arka tak habis pikir dengan perkataan mamanya yang tak masuk akal buatnya. Dia juga lelah hampir setiap minggu di suruh bertemu perempuan yang berbeda beda. Apalagi tugas dari kampus untuknya yang sebagai dosen selalu mengejarnya untuk di tuntaskan sudah cukup membuatnya pusing. Belum lagi desakan mama dan papanya yang memaksa untuk segera menikah.
“Oke kalau begitu mama mau kamu langsung nikah saja sama pilihan mama. Mama ngak terima penolakan namanya Ila , umurnya 21 tahun anak sahabat mama dari kampung. Mama kenal baik dengan keluarganya dan kalau kamu nolak akibatnya bakal fatal mama ngak main main Arka.” ancam mama farida
“Mama ngak bisa gitu dong yang menjalani itu aku ma bukan mama. Tolonglah jangan seperti ini ma.” Arka frustasi dengan keputusan mamanya.
“Papa juga setuju jika kamu dengan Ila. Dia bukan gadis yang punya karir mentereng apa lagi kaya raya dia hanya gadis yang baru lulus sarjana dan dari kata ibunya di kampung dia enggan mencari pekerjaan tapi dia punya penghasilan yang cukup besar tapi kerjaannya hanya dengan kamera dan laptopnya dan itu membuat pusing orang tuanya di kampung karena menjadi gunjingan orang kampung.” sahut pak Wiryo yang baru pulang bekerja.
“Sudah tau gossip buruk seperti itu kenapa malah ingin Arka mempersuntingnya ma. Arka tak habis pikir, bagaimana kalau nanti dia acuh tak acuh pada anak anakku. Apa mama dan papa tak khawatir menjadikan gadis setengah jadi itu sebagai ibu sambung dari putra putra ku?” tanya Arka berharap orang tuanya berubah fikiran.
“Sembarangan kalau ngomong, pokoknya mama dan papa ngak terima penolakan atau kalau ngak seno sama arshaka papa kirim ke papua tempat kak ryan dan istrinya biar mereka yang merawat kebetulan mereka belum punya anak setelah 10 tahun menikah. Keputusan papa final dan tak bisa di tawar.” lanjut papa Wiryo.
Mata arka sudah berkaca kaca mendengar papa dan mama mengancamnya seperti itu. Sungguh dia tidak menyangka papa dan mamanya tega seperti itu padanya. Baiklah dia akan mengikuti aturan main papa dan mama nya, cukup hanya kehilangan istri tidak dengan kehilangan anak anaknya.
Tak hanya Arka yang menolak perjodohan konyol ini. Gadis manis bernama Ardila Putri ini juga menentang keras keinginan kedua orang tuanya yang ingin menikahkan dia di usia yang masih sangat muda.
“Ibuk jangan bercanda bu, Ila masih muda. Baru 6 bulan yang lalu Ila lulus kuliah, masa ibu udah mau jodohkan Ila bu ini ngak adil buat Ila buk, pak." kata Ila tanpa bisa membendung perasaan sedihnya.
"Yang lebih parahnya ibu sama bapak menjodohkan Ila dengan seorang duda berusia 38 tahun anak 2 lagi. Ibu mau jadikan ila ibu sambung buat 2 anak dari om om buk.” Ardila masih berusaha membendung tangisannya.
“Dari kemarenkan ibu sudah suruh kamu cari kerja ngajar kek, ngajar less, ngapain kek, tapi kamu terpekur saja sama hp dan laptop. Betul memang apa yang ibu sama bapak minta bisa kamu berikan hanya saja bapak takut itu bukan rezeki yang bersih. Jadi keputusan bapak dan ibu sudah bulat kamu harus nikah sama pilihan ibu dan bapak.” lanjut bapak Ila.
“Pak, buk, Ila itu nulis itu udah Ila lakukan sejak awal Ila kuliah dan uangnya lumayan. Ila juga berbagi pengetahuan Ila sebagai pelajar bahasa inggris. Ila berencana buka lembaga less dan ingin lanjutkan S2 tolong jangan seperti ini pak, buk.” tangis Ila tak terbendung lagi.
“Sudah impian kamu nantikan bisa kamu lanjutkan nak, jangan meratap seperti ini. Ibu mohon kamu terima perjodohan ini ya nak, ini yang terbaik buat kamu. Ibu harap kamu tetap jadi anak yang membanggakan buat bapak dan ibu nak. Ibu ngak ragu dengan cara kamu menghasilkan uang Theo juga sempat menjelaskan itu semua, hanya saja kampung kita ngak cocok buat hal yang seperti itu nak. Kampung kita ini masih kuno jadi ibu harap selain nak Arka calon suami kamu kebantu di sisi lain kamu juga kebantu untuk mengembangkan potensi kamu ya nak ya jangan nolak ya.” sahut ibu berbicara lemah lembut pada Ila.
“Nantinya ketika kamu sudah menikah kamukan bisa mencoba berbicara sama nak arka tentang pekerjaan kamu ya nak.”
Ila hanya terdiam dan air mata nya masih mengalir yang lebih gila lagi semua persiapan pernikahan sudah 99% siap dan besok dia sudah harus menjalani hari gilanya bersama sang suami saat di mulai dengan ijab Kabul besok pagi.
Ila masih tak mampu membendung tangis nya. Dia sangat sedih dengan semua hal yang iya alami hari ini akan tetapi tak ada gunanya juga dia menangis karena hanya merugikan diri sendiri dan menambah sakit kepala.
Di kamar Ila ada kamar mandi pribadi, ya berkat tabungan Ila semasa kuliah dia merenovasi sedikit rumah yang dia dan orang tuanya tinggali. Sehingga di dalam kamar ila ada kamar mandi di dalamnya.
Tak ingin lebih lama menangis, sadar dirinya hanya seorang hamba yang lemah tiada berdaya Ila mengambil air wudhu ke kamar mandi dan segera mengadukan ke gundahan hatinya pada sang pemilik hati.
“Ya Allah tuhanku pemilik alam semesta dan segala isinya. Kau maha membolak balik kan hati setiap hamba mu ya Allah. Menikah bukan perkara bercanda atau pun main main tapi menikah adalah perkara besar dan ibadah terpanjang pada mu ya Allah, jika memang mas Arka jodohku hamba mohon ya Allah, lembutkan hatiku untuk menerimanya dan lapangkan hatiku untuk mempersiapkan diri untuk pengabdian ku sebagai seorang istri nantinya. Disisi lain jika memang mas Arka jodohku lembutkan hatinya untuk menerima aku sebagai istrinya, bimbing kami di setiap langkah mu ya Allah.” tangis Ilu masih berlanjut di sela bisikan bisikan lirih Ila dengan seribu satu ketakutannya akan penikahan yang akan di lakukan esok hari.
Hai gimana sobat onlen semoga terhibur ya
Jangan lupa saran dan kritik yang membangun ya. karena cerita ini akan sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari sobat sobat semuanya.
See you next chapter.
Don’t miss it guys.
I hope you add my story in yours library.
Have nice day.
Ila jatuh ketiduran di sejadahnya setelah berjam jam menangis tidur karena kelelahan. Buk Tia datang melihat anak ketiganya itu jujur saja rasanya ngak tega melihat dan mendengar bagaimana ila menangis dan memohon untuk tak di nikahkan besok dengan anak sahabatnya. Hanya saja dia juga tak tega melihat suaminya hampir setiap hari terkena darah tinggi mendengar ocehan warga jadi lebih baik anaknya pergi ke kota setelah di nikahkan dengan anak sahabatnya.
Jujur saja dalam hatinya yang paling dalam dia dan suaminya tahu jika uang yang di hasilkan anaknya adalah uang yang baik. Dia melihat anaknya bekerja keras setiap hari mulai dari membuat video, mengetik dan juga menjual barang (pakaian, produk kecantikan dan kesehatan) secara online. Karena itu dia dan anak bungsunya (theo ) serta suaminya tak pernah protes atau pun menolak uang yang di berikan oleh anak gadisnya yang baru berusaha mandiri dan menginjak usia dewasa itu.
“Ibu harap kamu bahagia dengan pernikahan kamu nanti nak. Ibu yakin kamu dan nak Arka bisa saling melengkapi. Ibu yakin sisi lembut kamu bisa memberikan sosok ibu sambung yang baik untuk anak anaknya nak Arka. Hanya doa yang bisa ibu ikut sertakan untuk menjaga mu nak.” Ibu Ila langsung menutup pelan pintu kamar anaknya.
Pagi ini di kediaman ibu Ila sudah ramai dengan para tamu, ya mereka hanya mengadakan pernikahan dan resepsi sederhana saja. Arka tak ingin pernikahannya terlalu di besar besarkan di karenakan ia seorang duda dan juga dengan usia yang sangat matang usia 38 tahun bukanlah usia yang muda lagi meski wajahnya awet muda.
Dikarenakan ibu Ila hanyalah ibu rumah tangga biasa dan juga bapak Ila adalah buruh tani tentu saja mereka tak bisa banyak berkutik di karenakan biaya pernikahan dari A-Z nya Arka lah yang menanggung. Disisi lain Ila tentu tak bisa di harapkan disini di karenakan Ila sendiri menentang pernikahan ini habis habisan.
Acara pernikahan akan segera di gelar, Arka dan keluarga sudah tiba untuk segera melaksanakan akad nikah yang nantinya akan langsung dilakukan.
Didalam kamar Ila tegang dan juga sedih tak ada raut kebahagiaan di wajahnya, dia hanya memandang sendu bahkan ketika suara itu menggema ila tak mampu lagi menahan tangisannya.
“Bagaimana para saksi? Sah.?”
“Sah!”
suara dari para tamu pernikahan menggema sampai ke kamar Ila. Ila tak kuasa membendung tangisan kesedihannya. Bahkan sampai sekarang dia bahkan belum melihat seperti apa rupa pria yang sekarang menjadi suaminya.
Suara pintu terbuka ternyata yang masuk adalah ibu kandung Ila bersama sahabat karibnya Leha.
“Nak ayo kita keluar nak Arka dan para tamu sudah menunggu pengantin wanitanya untuk segera menanda tangani berkas pernikahan. Ila ibu tahu ini berat nak, tapi kamu juga harus tahu ibu tak mungkin menjodohkan kamu dengan sembarangan orang. Ibu hanya ingin terbaik untuk kamu nak. Jadi hapus air mata kamu, Insyaallah kamu akan bahagia dengan pernikahan ini. Ibu sayang kamu nak."
"Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya Ila.” Ibu mengusap pelan punggung Ila berharap sang anak mengerti akan keinginannya.
“La, aku tahu ini berat buat kamu. Tapi kamu tahu takdir kan, mungkin memang takdir kamu harus menikah dengan pak Arka. Jadi jangan terlalu bersedih siapa tahu kamu akan mendapat kejutan setelah kamu menikah ini. Kamu tahu ibarat ada pelangi setelah hujan? Aku pun berharap kamu mengalaminya sahabat ku.” Leha mengelus bahu Ila dan menghapus air mata Ila pelan pelan agar tidak luntur.
Acara akad nikah dan resepsi berlangsung khidmat dan lancar. Sekarang ila dan arka sudah berada di ruang makan keluarga Ila. Disana ada Ila dan Arka, buk Farida dan pak Wiryo (orang tua Arka), ibu Tia dan pak Faiz (orang tua Ila).
“Sekarangkan mereka udah menikah mbak. Jujur saja mengingat pekerjaan Arka seorang dosen di kota membuat saya sangat berharap mbak mau dengan ikhlas melepaskan Ila untuk ikut Arka ke kota mbak.” ibu Farida memulai percakapan.
“Sebenarnya saya juga sudah merencanakan ini Farida, saya juga ingin Ila terbebas mengembangkan kreativitas dan juga impiannnya yang ingin melanjut kan S2 nya. Di kampung terlalu banyak gossip miring di karenakan ila hanya bekerja dari rumah. Tahu sendirilah kampung kita bagaimana Farida.” kata ibu Tia dengan wajah sendu.
“Apa Ila ingin langsung melanjutkan S2 nya? Sebenarnya saya pribadi ngak keberatan kalau Ila lanjut s2 setelah jadi istri saya. Hanya saja saya tidak setuju jika dalam waktu dekat mungkin sekitar dua atau tiga tahun lagi di karenakan saya punya bayi yang masih berumur 1,5 tahun yang masih sangat butuh sosok ibu. Mungkin hal ini akan mudah jika mama mau tinggal di Surabaya sama aku, sayangnya mama dan papa akan ke Kalimantan tempat Dimas adikku dikarenakan istri Dimas sudah dekat waktu melahirkan dan juga istri Dimas seorang yatim piatu.” Arka berkata dengan wajah datarnya.
“Saya seorang pekerja work from home. Lagi pula saya belum berfikir kemana akan melanjut S2 saya masih ingin menambah pengalaman saya di bidang yang saya sukai, jadi pak Arka tenang saja saya tidak akan lari dari tanggung jawab saya sebagai istri bapak.” Ila mengucapkannya dengan tegas jujur saja dia masih sulit menerima pernikahan ini.
Hal yang paling menakutkan buat ila adalah, cerita mantan minta balikan. Kamu tahu 10 tahun bersama dengan mantan istri hingga punya anak 2 bukanlah waktu yang sebentar. Ila ingin menikah hanya sekali seumur hidupnya.
"Ya Allah engkau lah yang maha pemilik scenario maka aku serahkan semuanya pada_Mu. Hidupku, pernikahan ku, takdir ku, semua aku pasrahkan padamu.
Saat ini mereka tak bisa bermalam di rumah keluarga Ila di kampung di karenakan anak Arka yang masih berusia 8 tahun Seno serta Arshaka yang berusia 1,5 tahun masih di rumah bersama bibi pengasuh dan juga bibi yang bantu bersih rumah dan masak.
Tak ada percakapan yang berarti di dalam mobil Arka diam sambil menyetir dengan tatapan serius dan datar. Sedangkan Ila hanya bisa menangis mulai dari tangisan keras sampai lirih karena sudah lelah mengeluarkan air mata.
Untung saja sekarang Ila tak menggunakan make up apa pun sehingga yang terlihat hanya wajah pucat dan mulusnya yang berwana putih menawan yang membuat kaum adam sulit berpaling.
Arka bukan tak ingin membujuk hanya saja hatinya pun ikut perih melihat tangisan istri yang baru dia nikahi menangis begitu keras. Dia hanya takut nasip pernikahannya bernasip sama dengan pernikahan sebelumnya.
“Ya Allah aku mohon tunjukkan jalan mu aku sungguh takut jika pernikahan ini gagal lagi. Aku tak ingin jadi ayah yang buruk untuk anak anak ku. Lembutkan hati istriku, agar bisa menerima pernikahan ini ya Allah.” batin pilu Arka berbicara.
“Ardila Putri, saya tahu ini mendadak dan sangat menyakitkan. Kita tak saling kenal dan di paksa menikah. Jika saya kuasa menolak saya pun mau menolaknya tapi ancaman yang saya terima lebih dari manakutkan. Sehingga saya pun tak kuasa menolak..."
Hening sesaat Arka menghela nafas sambil tetap focus menyetir dan sekarang memandang wajah cantik sang istri kecilnya.
“Jadi saya harap meski saya dan kamu terpaksa. saya harap kamu tetap bisa menerima pernikahan ini, tak perlu harus langsung menerima hanya saja berusahalah menerima posisi saya dan juga anak anak saya dalam kehidupan kamu nantinya.” Arka lega setelah berkata panjang lebar.
Melihat kesamping ternyata Ila masih menangis tak ada sahutan dari Ila yang terdengar hingga helaan nafas panjang terdengar dari mulut cantik Ila.
“Pak, om, mas mana yang lebih baik Ila ngak tau, karena sekarang kamu suami ila. Sekeras apapun ila menolak fakta paling keras yang tak bisa Ila hindari kita sudah sah secara hukum dan agama. Pak om mas tenang saja, Ila sedih karena terlalu banyak anxiety buat Ila nikah sama pak om mas, terutama masalah mantan minta balikan hua.” tangis Ila makin mengencang.
Hai hai gimana cerita nya, pak om mas. Cerita mantan minta balikan.
Hahahaha bantu saran dan kritik yang membangun dan bahasa yang membangun juga ya.
See you in the next chapter. I have great atmosphere when write this story guys.
You know I hope this story can make your day more enjoy.
Have nice day.
Jujur saja setelah mendengar perkataan dari Ila. Arka merasa itu hal yang lucu dan membingungkan. Mantan siapa yang Ila maksud, apakah mantan istrinya atau mantan pacar Ila sendiri yang di maksud oleh istrinya ini.
Di otaknya di penuhi tanda Tanya. Dengan wajah menahan tawa bercampur bingung Arka berusaha mengatasi keadaan. Apalagi tangis Ila yang masih belum berhenti sejak tadi sungguh membuatnya merasa tak enak hati.
“Yang kamu maksud mantan siapa Ardila?”
Berusaha memasang wajah tegas Arka bertanya saat bertanya pada istrinya ini. Bahkan saat ini mobil Arka sengaja ia tepikan ke pinggir jalan agar bisa menghentikan tangisan sang istri kecilnya yang baru saja dia nikahi tadi pagi.
“Pak om mas mikir ngak sih, hidup sendiri dengan random mikirin cuan masuk dan target selesai kuliah 3,5 tahun gimana saya bisa punya mantan pacar, mantan gebetan aja ngak ada apalagi mantan pacar. Ya jelas jelas mantan pak om mas dong yang saya bahas.” Suara Ila terdengar menahan emosi dan nyaris berteriak.
“Saya ngebayangin ngak lucu aja ntar kisah kita kayak felem felem indosiar, nanti ketika saya hamil besar eh pak om mas malah CLBK ama mantan itu sangat tidak adil buat saya. Makanya saya makin tertekan dengan pernikahan ini. Anda mengerti tidak sih suasana hati saya. Tidak pernah menjalin hubungan serius dengan laki laki manapun lalu di kejutkan dalam sehari harus menikah dengan duda yang punya pengalaman menikah selama 10 tahun, jelas saja saya merasa tak percaya diri dengan pernikahan ini.” kali ini tangis dan emosi Ila tak lagi terbendung.
“Awas aja kalau pak om mas berani lakuin itu pas saya hamil besar nanti saya potong burung gagaknya pak om mas, saya ngak main main loh. Satu lagi karena kamu sudah nikahin saya berarti pak om mas udah sepenuh nya suami saya. saya ngak mau 1% saja karena kita menikah terpaksa pak om mas harus 100% jadi suami saya jadi kalau ada tante tante ganjen yang mendekat jangan harap mereka tenang ya pak om mas, ingat itu.” ancam Ila pada Arka dengan wajah yang terlihat lucu dengan mata dan hidung yang memerah kerena lama menangis.
“Satu lagi saya mau pernikahan ini benar benar seperti pernikahan asli nya saya ngak mau tuh ada yang namanya pisah pisah ranjang hanya karena istri perjodohan dan lain sebagainya. Bagi saya pernikahan itu sakral dan saya harap pak om mas lebih paham tentang ini di karenakan pak om mas itu sudah tua.” kata Ila menekankan kata katanya pada Arka.
Kedua orang tua Arka tak mampu lagi menahan tawa bahagia yang sejak tadi mengembang di bibir nya. Mereka tak salah pilih mantu untuk anak tercintanya. Ila adalah pilihan yang tepat.
“Alhamdulillah ya ma Ila mau menerima Arka yang usia nya jauh di atas Ila.” papa Wiryo menatap dengan rona bahagia yang tampak jelas di wajahnya sudah berusia lanjut.
“Mama juga bahagia pa, semoga saja Ila bisa jadi ibu yang baik buat Seno dan Arshaka.” Mama memandang jauh kedepan penuh harap.
“Ya Allah lucunya istriku, aku kira karena tak mau menerima pernikahan kami ternyata dia bahkan lebih open mind dari pada aku Ya Allah semoga aku mampu bahagiakan dia dan jadikan kami keluarga yang selalu dalam lindungan rahmat dan anugerah mu Ya Allah.” batin arka bahagia sambil menatap sang istri dengan mata yang berkaca kaca.
Pelan tapi pasti tangan Arka keduanya sudah berada di pipi nan cantik punya gadis manis yang sekarang istrinya itu, lalu perlahan mengusap air matanya dengan ibu jari nya. Sejenak Arka menghela nafas.
“Terima kasih sudah memikir kan begitu panjang mengenai pernikahan kita sayang. Cukup mas saja jangan om dan pak di ikut sertakan kedengarannya aneh. Mas mau kita sama sama belajar ya buat menerima satu sama lain baik dari kebiasaan nanti yang akan berubah dan karena mas tau istri mas ini bukan pengangguran seperti yang orang lihat, istri mas juga orang sibuk karena punya bisnis sendirinya mas akan tetap memakai bibi pengasuh untuk anak kita, akan tetapi mas harap kamu tetap berusaha mendekatkan diri kepada mereka bagaimanapun Seno meski 8 tahun bersama ibu nya tapi 100% dia dibawah asuhan bibi pengasuhnya.”
Pelan tapi pasti Arka mendekatkan wajahnya pada istrinya dia kecup kening istrinya dengan suasana yang mendadak syahdu dan romantis. Lalu kecupan itu turun ke mata dan berlanjut di pipi lalu sekilas di bibir Ila. Hal ini sukses membuat pipi Ila merona di tengah wajahnya yang pucat karena kepala nya pusing terlalu lama menangis.
“Mas mungkin baru kamu kenal begitupun sebaliknya mas baru mengenal kamu. Kamu maukan belajar untuk saling mencintai dan saling menerima bersama mas? Katakan apa yang terasa tak nyaman. Ingat kita ini ibadah, menikah adalah ibadah seumur hidup kamu mau kan sayang belajar serius dan saling menerima dengan satu sama lain?” Arka menatap sendu istrinya tak terasa air matanya menetes setelah mencurahkan keinginannya pada sang istri.
Ila tak kuasa menahan tangis bahagianya, Ila berhambur memeluk sang suami dengan tatapan penuh harap dan wajah yang merona karena ucapan suami tuanya itu.
“Iya mas Ila mau, bimbing Ila buat jadi ibu sambung yang baik buat anak anak kita ya mas. Ila belum pernah punya anak Ila butuh bimbingan dari mas. Ila mau belajar saling menerima dengan mas Arka.”
Mereka berpelukan semakin erat, hingga arka melepaskannya dan mengecup kembali kening mulus istrinya lalu mencuri kecup dibibir manis istri kecilnya dengan perasaan bahagia.
“Sekarang kamu tidur perjalan kita masih jauh dan mas ngak mau kepala istri mas yang cantik ini pusing di karenakan menangis dan juga bergadang selaman.” Arka berkata sambil menurunkan posisi kursi mobil agar lebih rebah kebelakang dan nyaman untuk di tiduri.
“Good night wife, sweet dream.”
“Night husband, be carefull I’m with you.”
Lalu perlahan Ila mulai memejamkan matanya hatinya mulai tenang di karenakan apa yang di khawatirkan Ila tidak terjadi, bahkan suaminya dengan tangan terbuka mau menerima dirinya yang bukan apa apanya ini di banding kan dengan wanita dewasa yang mungkin saja mengejar dan mendekati Arka.
Arka mengemudi dengan hati tenang dan bahagia sesekali di melirik istrinya yang mulai terlelap di alam mimpinya. Harapan yang dulu sempat ingin di kubur kembali kepermukaan dengan harapan bisa kembali membina rumah tangga yang harmonis dan rukun serta romantis bersama dengan istrinya yang sekarang.
“Alhamdulillah pa, mama bersyukur banget berhasil memaksa Arka menikah dengan Ila. Semoga Ila bisa jadi ibu sambung dan istri yang baik."
"Bagaimanapun Seno dan Arshaka sangat membutuhkan figur seorang ibu dalam usianya yang masih dini seperti ini." kata ibu Farida.
“Aamiin.”
“Untung aja kita pasang penyadap suara di mobil Arka kemaren ya pah, atas usul dari Ryan akhir nya kita tau apa yang mereka bicarakan.” kata mama.
“Iya ma, papa seneng sekarang focus kita tinggal sama Dimas dan istrinya yang mau melahirkan di Kalimantan.
See you next chapter guys........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!