saat ini Arka dan Ila sedang berpelukan di ranjang mereka. Arhaka tertidur pulas di box bayinya. Hari sudah larut jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kedua pasutri ini masih sibuk saling memanjakan dengan saling berpelukan di atas kasur mereka.
Ya mereka baru saja melaksanakan ibadah bersama, ya ibadah suami istri. Memang sejak mereka menikah Arka dan Ila sangat suka melakukan pillow talk, bagi mereka itu adalah cara terbaik untuk saling memahami pasangan. Yaitu menjaga komunikasi satu sama lain.
“Ila blakangan mas lihat kok ngak terlalu sibuk nulis yang?” Tanya Arka sambil mengelus rambut istri nya yang tengah bersandar padanya.
“Ila masih nulis kok mas hanya saja saat mas ngak di rumah, lagi pula kalau pun ada keperluan tim penerbit Ila selalu minta waktu lebih. Karena Ila ngak mau Arshaka sakit cuma gara gara Ila terlalu sibuk sama kerjaan. Belum lagi mas Seno yang sering buli teman karena mamanya nikah lagi pasca baru lahirin Arshaka. Ila suka khawatir! Makanya Ila kurangin tapi tetap masih nulis,” jelas Ila panjang lebar.
“Makasih ya sayang kamu sangat memperdulikan anak anak kita.” Arka mengecup kepala Ila.
Ila masih bersandar dan memeluk Arka dengan erat jujur saja Ila sudah ngantuk berat. Tapi melihat sang suami masih ingin bercerita Ila tetap berusaha terjaga.
Arka merasa sangat gelisah dalam hati. Sebenarnya sudah hampir satu bulan ini istrinya menerima chat dari nomer yang bahkan tak istrinya simpan. Chat itu berupa kata kata buruk untuk mempengaruhi sang istri agar meninggalkannya. Masih basah di ingatannya tentang chat yang dibaca nya pagi tadi.
“Buat apa sih Ila kamu pertahankan pernikahan tanpa cinta dengan suami tua mu itu, aku tau kamu ngak mau balas chat aku karena menghargai perasaan suami tua kamu itu kan?” chat dari Dion (rekan kerja Arka).
“Mas serius ingin dengan kamu dek, kamu pasti ingin bebas mengejar impian kamukan? Setelah nanti kita menikah kita bisa tinggal di AS mas akan mewarisi prusahaan papa mas dan kamu bisa melanjutkan kuliah s2 yang kamu impikan.” chat dari Dion (rekan kerja Arka).
“Suami kamu itu duda anak dua, udah tua lagi. Coba kamu buka mata lebar lebar Ila! kamu cantik, smart, independent, ngak seharusnya dia ikat kamu dengan kedua anak sialannya itu!” chat dari Dion (rekan kerja Arka).
“Kamu pasti sangat sibuk mengurus anak tuyul itu kan sampe tak sempat membalas pesan ku kan?” chat dari Dion (rekan kerja Arka).
Kedua tangan Arka mengepal erat dan tangannya mengawang di udara saat mengingat chat itu. Tapi Arka akan tetap berusaha lembut pada sang istri bagaimana pun semua chattingan itu hanya di balas beberapa oleh Ila. sisi lain balasan yang Ila berikan pun juga menegas kan jika dia dan Ila sudah menikah.
Sayang aku harap kamu jujur dan tidak mengecewakan aku.
“Yang pak Dion ada chat kamu ngak sih sejak dia save nomer kamu?”
“Tiap hari mas.” jawab Ila santai sambil mendusel desel dada Arka, untuk menghilangkan ngantuk nya.
“Dia bilang apa?” Tanya Arka lagi. Meski sedang cemburu berat Arka berusaha menetralkan emosinya.
“Biasa dia lagi belajar jadi PHO!” jawab Ila yang kepalang kantuk tapi sang suami belum juga mau tidur.
“Apaan tuh yang?” Tanya Arka lagi.
“Baca aja di wa Ila mas, mas, Ila ngantuk banget bobo yuk”
“Besok Ila harus siapin makanan buat mas dan anak anak sarapan” jelas Ila tanpa ada maksud mengalihkan pembicaraan.
“Kamu ngak baper gitu kalau seandainya dia suka sama kamu?” Tanya Arka lagi.
“Akkh!” Arka berteriak tertahan karena Ila menggigit dada bidangnya dan saat dia lihat kearah Ila sang istri, mata Ila sudah berkaca kaca.
“Ila tuh ngantuk mas bukan baper, lagi pula ngapain baper kan tiap hari udah di baperin ama mas Arka. Berpahala lagi kalau mas Arka yang baperin Ila. Ila tuh ngantuk badan Ila capek capek tapi ngak bisa tidur kalau mas masih duduk begini, Ila mau nya bobonya di peluk mas.” Air mata Ila kian deras jatuh karena merasa letih dan ingin segera tidur.
Mungkin jika ini pertama kalinya dia melihat Ila menangis hanya karena capek dan mau tidur Arka akan berprasangka buruk, terlebih Ila selama sebulan ini selalu mendapat kontakan wa dari Dion rekan kerjanya. Ia Arka tahu sandi semua hp istrinya, jelas Ila yang kasih tau masa tetangga.
Sambil menahan tawa takut Ila makin kesal Arka berbaring dan menghapus air mata istrinya.
“Gitu aja sayang nya masa nangis sih?”
“Ya nanti ngak kebangun waktu mau tahajjud, Ila juga mau sahur besok mau puasa senin. Makanya ayok tidur!” ucap Ila memeluk Arka erat seolah Arka adalah gulingnya. Tapi memang selalu seperti itu dan Arka pun sangat menyenangi kebiasaan istrinya ini.
“Udah jangan Dion Dionan lagi, kalau mas mau baper jangan ama Dion ngak boleh dosa ama Ila aja, Ila lebih cantik dari pada Dion. Ila juga lebih seksi dari pada Dion. Jangan main serong ama Dion ya mas. Cukup mas ama Ila aja nanti mas berdosa. Sekarang peluk Ila, Ila capek. Mau bobok.” jawab Ila kayak orang ngelindur.
Perkataan Ila sukses membuat Arka tertawa, dan meringis setelah di cubit Ila. waktu dia melihat kewajah sang istri, Ila sudah tidur dengan nafas yang sudah teratur.
“Ya Allah lucunya istri ku, aku takut dia yang baper eh malah aku yang disangka suka sama Dion, ya kali laki ketemu laki Astagfirullah, ada ada aja.”
Suasana pagi yang cerah ini diawali oleh Arka yang sedang bersiap siap dengan pakaian kantor mau mengajar ke kampus tempat dia bekerja. Sedangkan Ila sudah rapi dengan gamis navy berhijab senada dengan gamisnya. Ila menggendong baby Arshaka gendong dapan dan juga memberi baby Arshaka susu dan roti sebagai sarapan baby nya pagi ini.
“Bundaaa, kaus kaki mas kok ngak ada!” teriak Seno dari kamar sebelah.” Pintu kamar Arka yang terbuka sehingga suara Seno sangat jelas terdengar oleh Ila.
“Ya Allah anak itu, kalau sholehnya kumat Alhamdulillah.”
Ila berlalu dengan wajah geram dan kesal sedangkan arka tertawa sambil memasang kancing kemeja nya. Istrinya memang se ajaib itu.
“Mas bundakan udah bilang jangan teriak teriak ini rumah bukan hutan!” Ila berkata dengan suara yang masih stabil untuk seseorang yang sedang marah.
“Sorry bunda,” jawab Seno dengan cengiran khas dirinya.
“Kaus kaki nya di tempat biasa mas, nah ini bunda aja baru datang langsung ketemu.”
“Yaudah cepat ya nak ya habis itu kamu sarapan nanti berangkat bareng papa ya!”
“Siap bunda ku tercinta, makasih bunda.” jawab Seno dengan senyuman khasnya.
“Yaudah bunda mau kekamar dulu, siapa tau papa butuh bantuan bunda."
Bertepatan dengan Ila yang masuk ke kamar, Arka sedang memegang dasi nya lalu menggantungkan di leher dan berjalan mendekati sang istri tercintanya.
“Yang bantuin!” Ila diam dan dengan sabar dia membantu suaminya memakai dasi di kemejanya.
“Mas kamu dibaperin sama pak Dion ya di kampus? Dia suka sama sejenis?”
Pertanyaan ila sukses membuat Arka bingung. Maksudnya apa.
“Kamu belum belokkan ya mas, masih tetap sayang ama aku kan?" ucap Ila seraya merapikan dasi suaminya.
“Maksudnya apa yang?” Tanya Arka.
“Tadi malam mas bilang baper sama pak Dion.”
“Astagfirullah bukan itu maksud aku yang dia chatingan kamu emang kamu ngak baper sama dia, dia kan ganteng itu maksud aku yang.”
Arka sungguh merasa geli sendiri dengan perkataan istrinya ini.
“Ngak ah, mas aja udah cukup buat baperin Ila. gantengan juga suami Ila. karena mandangin suami Ila ini Ila dapat bonus. Pahala disisi Allah.” Ila tersenyum lalu mencuri kecupan di pipi suaminya.
“Aduh istri ku jago gombal sekarang.”
Pagi itu Ila hanya mengantar Arka dan Seno sampai teras depan karena dia harus mengetik naskah cerita yang sudah di tagih tim penerbit.
See you next chapter guys. Oh iya aku mau kasih tau cerita ini walau pun aku update banyak dalam sehari bukan berarti ceritanya udah lama nganggur di laptop ya.
Cerita ini sebenarnya baru di ketik beberapa hari yang lalu, dengan jumlah sehari 2 chapter. Jadi kalau kedepan update nya agak selow maklumi ya guys soalnya. Yang udah ready udah aku post semua hehehehe.
Saran dan kritik membangun akan sangat senang aku terima ya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rinjani
Ha ha ha Arka cem cem ma chat Dion yg mengoda Ila lo dak balas juga🤲🙏🤦♀️🤦♀️
2022-09-17
0