Bab. 7

Arka terpesona melihat penampilan istrinya yang sangat berbeda dia lihat sebelumnya. Jika biasanya dia menggunakan gamis dan jilbab yang lebar terlihat menggemaskan untuk tubuh istri nya yang mungil. Kali ini Arka tak mampu mengungkapkan kata kata nya dengan kata kata.

“Mas yakin tetap mau ngangsurin pekerjaanya?” Tanya Ila dengan senyuman yang sangat mempesona.

“Yakin mau anggurin aku?” Ila tersenyum menutupi ketegangan nya padahal jujur saja jantungnya rasa mau copot.

Belum pernah sekalipun dia menggoda pria seperti ini terlebih pria matang seperti suaminya ini.

“Mas jangan diam aja, gigi aku rasanya kering.” Ila mulai mengeluarkan sikap abstrak nya karena bingung mau mengatakan apa.

“Yang kamu yakin? Udah siap emangnya. Mas ngak maksa kalau belum siap. Mas siap nunggu sampe kamu siap." Akhir nya kegiatan Arka yang terpesona akan istrinya tadi mendapat kesadarannnya saat mendengar pertanyaan istrinya itu.

“Aku siap mas, kan aku udah bilang mau belajar menerima kamu sebagai suamiku.” pipi Ila terasa memanas dan sesuatu terasa berdenyut pada dirinya yang membuat dia malu sendiri menyadarinya.

“Alhamdulillah kalau kayak gitu. Mas mau simpan berkas dulu ya yang.” Arka mengecup sekilas bibir manis istrinya yang sukses membuat istrinya merona.

“Mas wudhu dulu ya yang biar afdhol hehehe.” Ucapan Arka sukses membuat Ila melebarkan  senyumnya sekaligus merasa sedikit takut karena bagaimanapun ini adalah yang pertama bagi Ila. Sehingga ila merasa sangat tegang tapi tetap berusah merilex kan tubuh nya.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan juga dengan terlihat disana Arka dengan senyuman lebar nya saat melihat kepada Ila, hal itu sukses membuat jantung Ila semakin bertalu talu. Tapi Ila tetap berusaha tersenyum meski rasanya bibir nya sangat kaku.

Pelan tapi pasti Arka mendekati istri nya. Sambil dia tersenyum mendekati istrinya. Setelah berada di ranjang bersama. Arka mengusap kepala istri nya pelan seraya membaca do’a.

Rasulullah SAW bersabda :

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendak lah ia terlebih dahulu melakukan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.”(H.R. Tirmidzi).

Pelan tapi pasti Arka memulai mengecup kening Ila , lalu mata Ila, lalu beralih ke hidung Ila, beralih ke kedua pipi Ila, dan terakhir ke bibir Ila.

“bernafas sayang, mas ngak macam macam kok, cuman satu macam” goda Arka dengan wajah jenaka.

Dimulai lah hubungan yang halal dimata allah, dimana itu menjadi penggugur dosa keduanya. Memang sebuah hubungan halal terasa sangat nikmat di lakukan, tidak ada dosa dan was was di dalamnya.

Arshaka pun seolah menengerti akan kesibukan kedua orang tuanya.  Baby Arshaka tertidur lelap di boxnya seakan menjadikan music pengantar tidur dari suara kedua orang tua nya yang sedang beribadah malam bersama.

Lelah melakukan ibadah bersama usai berdo’a dan bercakap caakap sebentar Ila dan Arka masuk ke dunia mimpi bersama sambil berpelukan hangat.

Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 3:30 pagi ila terbangun dengan sendiri nya. Sekujur tubuh nya serasa remuk, mungkin effek kegiatan nya bersama sang suami taadi malam. Tak ingin arka terbangun ia berusaha turun dari ranjang nya secara perlahan lahan.

“Akkkh!” Ila meringis karena mersa sakit pada pusat tubuh nya. Tak ayal Arka yang memang tidur nya mudah terbangun, tersentak dan melihat istrinya sudaah memakai pakaian dan sedang berusaha berjalan meski pelan pelan.

Arka tak kuasa menahan senyumannya ketika melihat istri nya kesusahan berjalan. Dengan sigap arka menghampiri ila lalu menggendong nya ala bridal style. Ila terkejut sekaligus pipi nya merona menahan senyuman dan rasa gugup pada sang suami.

“Kalau masih sakit kenapa ngak bangunin mas sih sayang”

“Kok udah bawa handuk aja, pagi banget loh mau mandi?” Tanya Arka pada sang istri.

“Iya mas, Ila mau sholat tahajjud dulu, mas mau sekalian kita sholat Jemaah saja?” Jujur saja dia malu bersitatap muka dengan suaminya.

“Boleh, kita sholat Jemaah saja!”

Sebenarnya Arka sudah bangun lebih awal dari ila, tadi sekitar jam 2 pagi arshaka menangis minta susu dan pempers nya penuh.

Mengingat aktivitas yang dia lakukan bersama istrinya dia memilih mengurus Arshaka sendiri. Apalagi seharian kemaren Ila sangat sibuk dan juga tak pernah lepas dari Seno dan Arshaka yang sama sekali tak ingin melepas kan diri dari Ila.

Arka hanya takut istrinya kelelahan makanya memilih mendiamkan Arshaka sendirian. Makanya waktu Ila bangun Arka lebih mudah untuk terbangun lagi karena memang belum terlalu lelap.

Saat Arka keluar dari kamar mandi sang istri sudah terlihat cantik menggunkan mukenah putih disana sudah tergelar sejadah dan di kasur sudah dia dapati baju koko, sarung, dalaman, serta celana yang nanti akan dilapisi sarung saat sholat.

“Ya Allah nikmat mana lagi yang aku dustakan, aku bahagia ya Allah. Lindungi keluarga ku dari mara bahaya ya Allah.” batin Arka berbicara.

Usai mengenakan pakaian untuk sholat, arka langsung menghampiri Ila.

“Yaudah mas buruan nanti keburu waktu subuh” ya hari sudah menunjukkan pukul 4 dini hari.

Arka mengangguk seraya tersenyum. Lalu mereka memulai sholat tahajjud berjama’ah.

Baik Ila maupun Arka mereka merasakan suasana hati yang sejuk dan tentram saat melaksanakan sholat. Seusai salam Arka pun menoleh kebelakang istrinya mencium punggung tangan Arka dengan takzim. Lalu berlanjut dengan Arka yang mengecup kening Ila lembut.

Dalam diam mereka melanjutkan zikir, tak terasa saat berdo’a baik arka maupun ila sama sama meneteskan air matanya. Berkeluh kesah pada sang kholiq, sang  pemilik kehidupan, dunia dan  segala isi nya. Baik Ila maupun Arka sama sama mengadukan ke gundahan hati nya pada sang pemiilik langit dan bumi. Hingga isak tangis Ila yang tak bisa di bending hingga selesai berdo’a. melihat waktu subuh masih cukup lama ila dan arka memutuskan untuk membaca al qur’an bersama.

Tujuan mereka tentu Cuma satu apalagi kalau bukan CAPER. Iya caper sama pemilik kehidupan. Caper sama Allahkan gratis, ngak ngecewain lagi. Beda cerita kalau caper ama gebetan ya, pahala kagak, dosa iya, nyakitin juga iya.

Usai mengaji mereka kembali ke rranjang mereka. Arka duduk sambil sandaran di kepala ranjang dan Arka menarik bahu istri nya agar bersandar di dada bidang nya. Sejenak mereka hanya menikmati suasana hening dini hari sampai arka sendiri membuka percakapan.

“Yang, kamu sering bangun jam segini buat sholat tahajjud?” Tanya Arka sambil mengelus rambut istrinya dengan sayang. Sesekali mengecup puncak kepala istrinya.

“Alhamdulillah” Ila menjawab hanya dengan satu kata.

“Alhamdulillah, mas seneng dengar nya walau pun penjabarannya rancu ya” kata Arka sambil sesekali memeluk tubuh Ila.

“Mas Ila ngak nyangkaloh kita bisa seromantis ini” sahut Ila sambil mengelus satu tangan suaminya yang berada di perut datarnya.

“Mas juga ngak nyangka hubungan kita bisa semanis ini.” Sesekali lagi Arka mencuri cium di pipi mulus sang istri sambil tetap membiarkan Ila bersandar di dada bidangnya.

“Allah maha memiliki scenario, terkadang kita merencanakan banyak hal. Tapi Allah sudah arahkan kita pada scenario terindahnya. Makasih mas udah nikahin Ila, semoga kita bisa menjaga hubungan kita sampai maut memisahkan ya mas.” Ila menatap suaminya dengan sayang.

“Aaminn, kita sama sama berusaha dan berdo’a ya” Arka  memeluk tubuh Ila.

See you on the next chapter guys …

guys aku slow update ya soalnya lagi revisi bab 1-31

 

 

Terpopuler

Comments

Shinichi x Kaito

Shinichi x Kaito

Mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata

2022-06-30

0

Shinichi x Kaito

Shinichi x Kaito

mengungkapkan kata-katanya dengan kata-kata. jujur sedikit pen ketawa bacanya

2022-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!