Pagi ini Ila melihat kondisi masih sepi di rumah kebetulan sekalikan hari libur jadi berdasarkan keterangan Arka bahwa Seno masih tertidur dan juga Arshaka memang masih bersama bibi pengasuh yang berusia sekitar 56 tahun.
Karena bibi pengasuh yang mengasuh Arshaka sudah bekerja pada mama Arka sejak Arka masih bayi mengingat perbedaan umur Arka yang hanya berbeda 1 tahun dengan Dimas sang adik bungsu yang sekarang tinggal di Kalimantan.
Jadi bibi pengasuh sudah sangat lama bekerja di keluarga Arka. Oleh karena itu mama Arka mempercayakan kedua cucunya pada ibu pengasuh.
Pagi ini jam menunjukkan pukul 7 pagi Arka sudah tertidur lelap di kamar dan Ila keluar dan melihat bibi sedang membersihkan rumah.
“Bi sekarang masak apa bi?” Tanya Ila pada bibi asisten rumah tangga yang lagi menyapu rumah.
“Biasanya kalau minggu pak Arka membeli makanan untuk sarapan non biasanya bubur, nasi goreng ataupun lontong sayur di depan gang non.” jelas bibi asisten rumah tangga karena Ila sudah dari belakang dan Ila tidak melihat aktivitas memasak sama sekali.
“Oh gitu, kalau saya masakin nasi goreng bisa kali ya bi?” Tanya Ila.
“Biar bibi saja yang masak non kalau memang mau masakan rumah.” lanjut bibi yang kebetulan sudah selesai menyapu rumah.
“Udah ngak papa bi urusan perut orang rumah serahin ke Ila, bibi beres beres aja mumpung mas Arka dan yang lain masih pada tidur.” ila berlalu ke dapur untuk menyiapkan masakan.
Ya seperti biasa Ila memasang kamera dengan alat yang sudah dia bawa dari kampung dan memulai merekam satu persatu adegan masaknya. Merekam adegan memasak dan menjelaskannya step by step menggunakan behasa Inggris sudah jadi kebiasaan Ila sejak kuliah dulu. Masa itu yang ila fikirkan adalah untuk melancarkan kemampuan speaking dan pronounciation tapi siapa sangka Ila dapat bonus dari kebiasaannya itu.
Dengan lincah Ila membuat dan menyiapkan nasi goreng special untuk hari pertama sebagai menantu di rumah sang suami yang kebetulan ada orang tua suaminya juga di sana.
Tak perlu waktu lama sarapanpun siap dan kebetulan hari menunjukkan jam 7:30 bertepatan dengan pak Wiryo dan buk Farida yang turun dari lantai dua dan melihat menantu mereka sudah rapi menggunakan gamis merah muda dengan jilbab senada tampil anggun menyiapkan sarapan di atas meja untuk di hidangkan bersama bibi asisten rumah tangga mereka disana juga sudah ada bibi pengasuh yang ikut membantu pekerjaan rumah di karenakan Arshaka masih terlelap dalam tidurnya.
“Aduh mama jadi enak dimasakin pagi pagi sama mantu hueuuum wanginya bikin lapar ya kan pa?” Tanya mama sambil tersenyum.
“Iya nih papa juga lapar mah, kita maem dulu sebelum jalan jalan pagi ya ma ya, masa masakan mantu kita anggurin.” Iya ayo pa.
“Mama sini piringnya Ila bantu ambilkan?”
“Aduh ngak usah Ila biar mama ambil sendiri sekalian mama ambil punya nasi goreng buat papa mending kamu bangunin suami kamu biar sarapan bareng.” Sahut mama
“Tapi mas Arka semalem begadang buat sampe rumah mah, pa. Apalagi sampai rumah jam 4 pagi Ila ngak tega.” sahut Ila sendu.
“Ngak papa bangunin aja ntar juga kalau dia ngantuk siap makan tidur lagi. Suami kamu itu sesimple itu Ila dia sering ngak tidur karena pekerjaannya yang kebetulan akhir akhir ini dia jadi dosen inti di kampusnya untuk meningkatkan akreditasi. Makanya bangunin aja dia males kalau makan sendirian.” kata mama.
“Mas bangun kita sarapan dulu yuk sama mama dan papa.” Pelan sambil mengusap sayang kepala suaminya.
Sebenarnya dia melakukan ini semua sudah seperti novel tulisannya. Dia yang pecinta romantisme makanya dengan enteng walau gugup berusaha menciptakan suasana yang manis.
Arka masih belum kelihatan akan terbangun hingga dia menepuk nepuk pelan pipi sang suami agar segera bangun.
Yes berhasil Arka membuka matanya dan hal yang pertama di lihatnya adalah senyuman manis istri nya. Arka sebenarnya bukan lah orang yang susah di bangunkan bahkan cenderung tak bisa tidur kalau banyak suara.
Tapi akan tetap ke bablasan juga kalau sedang lelah begini.
“Pagi istri ku.” Arka dengan tersenyum dan memeluk pinggang istrinya seolah ingin memejamkan mata sejenak lagi.
“Pagi suamiku.” jawab Ila merona dan juga mengelus rambut Arka pelan.
“Yuk segera keluar ngak enak sama mama dan papa mereka kelamaan nungguin kita.” Ila berkata lembut pada Arka.
“Baiklah baiklah mari kita segera keluar dan sarapan karena mama dan papa sudah menunggu kita.”
Arka bangkit dan berlalu keluar bersama dengan ila setelah dia mencuci muka dan juga menggosok gigi terlebih dahulu baru dia keluar dengan istri kecilnya itu.
Di sana sudah ada mama dan papa, bibi art dan bibi pengasuh. Dan ternyata Seno anak sulung Arka juga sudah bangun akan tetapi datang dengan muka bantalnya.
“Loh mas Seno sudah bangun aja tumben bangunya cepat sekarang hari libur.” sapa Arka pada anak sulungnya.
“Seno mau ketemu bunda baru papa, bundanya yang mana ya papa? Kakak ini siapa?” Tanya Seno bertubi tubi.
Pertanyaan Seno sukses membuat satu rumah pecah tawa nya. Siapapun yang melihat jelas akan sepakat dengan Seno, wajah Ila yang baby face dan tubuh yang mungil serta berkulit putih jelas membuat dia terlihat jauh lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.
“Arka ternyata kamu terlalu tua buat Ila.” sambung mama yang tak sanggup lagi menahan tawa nya karena pertanyaan yang di ajukan oleh cucu sulungnya.
“Sayang sini sama kakak.” panggil Ila yang cukup membuat suasana hening dan melongo kecuali bibi asisten rumah tangga dan pengasuh yang memang tak tahu apa yang terjadi pada kedua pengantin baru ini.
Arka sendiri sudah harap harap cemas mendengar cara sang istri mengajar anaknya untuk memanggil dirinya. Akan sangat tak sinkron jika mereka pasangan suami istri tapi anaknya memanggil istrinya dengan sebutan kakak.
Seno mendekat pada kakak cantik yang menggunakan gamis merah muda yang menurutnya sangat terlihat mempesona. Pelan Ila memegang tangan anak sambungnya dan juga mengelus kepala anaknya dengan sayang.
“Mas Seno dengar kakak ya kemaren kakak sudah menikah dengan papanya mas Seno.” hening sejenak Ila mengambil nafas.
“Izinkan kakak buat jadi bundanya mas Seno ya, mas Seno manggil kakak jangan kakak ya tapi bunda bisa? Coba panggil bunda? Bunda mau dengar?” kata Ila
Percakapan mereka berdua sukses membuat mata mereka yang di meja makan memandang haru.
“Bunda!”
“Bunda!”
“Bunda!”
“Iya ini bunda nak.” Ila memeluk anak sambungnya erat.
“Yuk mas Seno belum maem kan kita sarapan bareng, oh iya mas Seno udah sholat subuh belum tadi?”
“Mas udah sholat dan gosok gigi serta cuci muka bunda, tapi belum mandi hehehe.” tawa Seno membuat satu meja orang tertawa.
Ila berinisiatif mengisi piring suaminya terlebih dahulu lalu menuangkan air dan juga mengambil makanan untuk anak sambungnya ini.
Saat sedang hikmat dengan makanan masing masing terdengar kejer suara tangis bayi dari ruangan Arshaka. Bersamaan dengan itu Arka dan bibi pengasuh serta juga Ila serempak berdiri.
“Mas dan bibi lanjut sarapan aja Arshaka biar sama Ila. Ila udah biasa ngemong anak mbak Ririn waktu di kampung.
“Tapi yang kamu bahkan baru makan beberapa suap.” jawab Arka yang merasa tak tega.
“Udah ngak papa namanya juga anaknya nangis ya mau gimana lagikan mas”
Sekali lagi Arka merasa sangat bersyukur dengan mempersunting Ila sebagai istrinya.
See you on the next chapter guys ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Shinichi x Kaito
kerjaan inti lu apa
2022-06-30
0
Shinichi x Kaito
Ila pekerjaan lu tuh apasih tadi ngevlog sekarang bilang novel woi lu kerja sampingan nya banyak yah
2022-06-30
1