Arka tiba dirumah di waktu magrib. Saat tiba di rumah terdengar suara tangis Arshaka yang melengking sekaligus menggumam kata.
“Bum bunnn nnunn!” di sela tangisan bayi kecil itu menggumam dan terkadang juga berteriak meminta di lepaskan dari bibi tina sang pengasuh.
“Sejak kapan arka rewel bi?” Tanya Ila pada bik Tina.
“Udah sejak zuhur non, den Arshaka nangis nangis terus!” imbuh bik Tina.
“Loh kok ngak ada yang ngabarin ke saya bi, tentang Arshaka yang rewel dirumah?”
“Tadi sudah mengabari tuan ketika nomer nyonya tak bisa di hubungi, tapi kata tuan nyonya lagi sakit dan lagi istirahat diruangan kerja nya tuan Arka.” jelas bik Tina.
“Mas anak nangis kejer gini malah ngak bangunin aku. Ini untung aja badannya sampe panas begini. Sudah di kasih obat bi?”
Tadi tuan sudah antar berobat ke dokter nya, jadi Insyallah ngak papa. Arshaka mungkin emang lagi pengen dekat dekat sama nyonya, apalagi selama 2 minggu belakangan den Arshaka kan memang selalu sama nyonya."
Saat ini Arka, Ila dan Seno sedang berada di ruang keluarga dimana ada Seno yang menonton kartun kesayangannya dan juga Arshaka yang manja mode on. Arshaka seolah tak ingin lepas dari sang bunda dan sekarang sedang tertidur pulas di pelukan Ila. Bahkan Ila tinggal mengambil minum sebentar saja anak itu langsung terjaga dan menangis dengan nyaring.
Di sisi lain Seno tak bisa mengalahkan rasa kecemburuannya pada sang adik. Sehingga dia lebih memilih memeluk lengan sang bunda dan terkadang tiduran sambil memeluk kaki Ila.
“Mas jangan gitu dong bobonya. Kasian bunda jadi pegel, belum lagi dek Arshaka yang lagi kumat sholehnya. Masa kamu mau ikut ikutan,” tegur Arka yang sebenarnya dia iri berat dengan anak anaknya yang memonopoli istrinya sejak magrib tadi sedang sekarang sudah pukul 9 malam.
“Biarin yang jelas aku ngak mau jauh jauh dari bunda. Bunda bukan cuman bundanya dek Arshaka tapi bundanya mas Seno juga.” jelas Ila dengan wajah bangganya.
“Iya bunda mas Seno juga, mas Seno bobok ya bunda udah ngantuk banget!” kata Ila.
Ila memang merasa sangat lelah mungkin ini dikarenakan factor pekerjaan dan juga fikiran. Beberapa hari ini meski dia kadang juga di rumah mengerjakan pekerjaanya Ila tetap merasa sedikit stress. Jelas saja novel yang dia terbitkan itu halaman nya sudah banyak dan harus ada 6/7 chapter tambahan. Tentu itu membuat Ila harus memutar otak lagi.
Ila berusaha menutupi rasa letihnya kepada Arka. Tentu dia tak ingin Arka merasa khawatir tentang kesehatanya. Karena sebenarnya bagi Arka istrinya tak harus kerja keras jika menginginkan sesuatu. Karena dia akan berusaha menurutinya.
“Mas kayaknya Seno udah ketiduran, tolong angkat ke kamarnya ya mas. Aku mau narok dek Arshaka ke box bayi di kamar kita.”
“Takutnya nanti tengah malam rewel, kasian bibikan yang udah nerima amukan Arshaka dari pagi tadi”
Jelas Ila sambil mengangkat bayi kecilnya hati hati, sedang Arka hanya mengiyakan perintah istrinya untuk memindahkan Seno kekamarnya.
“Bobo ya jagoan papa.” Arka mengelus kepala anaknya dan mengecup kening Seno.
Masih basah di ingatannya, Seno yang dari bayi memang tak menyusu pada istrinya lantaran sang istri yang takut badannya kelihatan buruk. Bahkan pasca melahirkan Seno, mantan istrinya dulu langsung melakukan diet habis habissan. 8 tahun bersama Seno tak membuat Seno merasa punya mama. Bagaimana tidak, apapun yang Seno butuhkan dia selalu meminta bantuan pada ART rumah atau pun menunggu papanya pulang bekerja. Karena memang Arka pulang lebih awal ke rumah di banding mantan istrinya dulu yang juga seorang pekerja kantoran.
Arka memasuki kamar jam sudah menunjukkan jam 9:30, Ila sendiri baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan handuk kemben.
“Kok malem malem mandi yang?” Tanya Arka yang datang langsung memeluk istrinya yang menghadap cermin.
“Gerah mas, badan ku lengket lengket. Terus juga rasanya badan aku capek capek makanya aku memilih mandi dulu.” jelas Ila sambil memakai kream malam di wajahnya. Juga membalurkan body lotion pada seluruh tubuh yang mampu di jangkaunya.
Hingga bagian punggung yang memang tak bisa dia jangkau selain itu juga karena sang suami sedang memeluknya.
“Masih capek?”
“Ngak terlalu sih mas.”
“Sini aku bantu balurin body lotionnya di punggung kamu.” Suara Arka terdengar serak. Juga Arka semakin menempelkan tubuhnya pada ila dia juga memejamkan matanya sesekali mengecup pundak telanjang sang istri.
“Hmmmm masss jadi tidak lotionnya ini.” Ila yang merasa geli pun tak kuasa menahan desisan suaranya hingga berhasil memberikan lotion itu pada suaminya.
Arka mengusap punggung istrinya dengan lotion yang di oleskan pada telapak tangannya. Gerakan usapan tangan Arka yang tak biasa sukses membuat badan Ila meremang.
“Yang kalau lagi ngak capek mas kepengen.”
Arka mendusel dusel hidungnya di leher Ila, membuat Ila semakin terasa lemas. Bahkan kaki Ila sudah merasa gemetaran. Mungkin kalau Arka tidak ada dibelakangnya Ila sudah terjatuh kebelakang. Sungguh Ila hampir melorot.
“Santai sayang kamu kenapa?” kata Arka dengan suara seraknya bibir Arka pun makin kemana mana dan sudah tak terkendalikan.
“Mmaaas aku mau, jangan disini Ila ngak kuat berdiri!”
Alhasil terjadi lah malam penuh kenikmatan untuk keduanya. Arka yang sejak siang tadi merasa sangat galau karena perkataan Dion melampiaskan semua kegalauannya dalam ibadah malam nya bersama sang istri.
Dinginnya AC di kamar itu tak mempengaruhi kegiatan keduanya, bahkan Arka lebih ganas dari biasanya. Arka sangat menghayati ibadah malamnya bersama sang istri seolah tak ingin melepaskan istrinya barang sejenak.
Setelah 2 jam beribadah bersama, Ila terkapar lemas disamping Arka, sedang Arka tersenyum puas setelah menjalankan ibadah bersama sang istri.
“Mas”
“Hmm”
Sahut Arka menolehkan kepalanya pada sang istri sesekali dia mengusap rambut Ila yang basah karena keringat.
“Peluk, Ila ngak bisa tidur kalau ngak mas peluk.” jawab Ila sambil menatap lurus ke atas. Sungguh buat melihat kearah suaminya pun Ila tak punya tenaga rasanya.
Tersenyum hangat Arka langsung mendekatkan tubuh pada sang istri dan memeluk istrinya sambil mengusap kepala istrinya agar wanita kecilnya ini cepat tertidur. Sesekali Arka mengecup kening Ila.
“Yang kamu ngak terpaksakan menerima aku dalam hidupmu?" Tanya Arka, dalam hati dia berharap Ila tak mendengarnya karena jujur saja dia takut terjadi pertengkaran . Terlebih Ila sedang lelah bagaimana jika Ila berkata terpaksa tentu sangat menyakiti hatinya.
“Mana ada orang terpaksa mau kamu giniin ampe lemes mas,” jawab Ila semakin menyerukkan kepalanya di dada bidang sang suami.
“Lemes ya yang, yaudah bobo gih!”
“Ya kamunya ngajak ngobrol mas,” lanjut Ila dengan suara terdengar sangat lirih. Mungkin Ila sedang diambang antara tidur dan terjaga.
Arka merasa lega setelah menanyakan langsung pada istrinya. Terlebih ila menjawab nya tanpa beban sukses membuat Arka bahagia tak terkira. Arka bertanya bukan tanpa alasan, sebagai seorang laki laki tentu dia tau tatapan apa yang diberikan oleh Dion pada istrinya. Meski dia tahu Ila tak pernah sama sekali menanggapi Dion. Tapi pernah di khianati tentu membuat alarm nya menyala jika ada bahaya yang mengincar keharmonisan rumah tangganya.
“Sweet dream my wife.” Arka mengecup kening istrinya.
See you on the next chapter…………
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rinjani
Arka lagi cemburu dgn Dion
2022-09-16
0