Sang Pemulung Kaya
Namanya Andi. Dia seorang anak kampung yang sangat miskin yang kebetulan bersekolah di tempat yang tidak seharusnya.
Iya betul. Dia bersekolah di sekolah swasta elit karena mendapatkan beasiswa.
Awalnya Dia sangat senang karena dapat bersekolah di sekolah paling elit di kota nya ini.
Tapi, ternyata sekolah ini menjadi titik awal dari neraka bertingkat yang sangat mengerikan, yang harus dia datangi setiap hari.
Dari mulai Bullying, kekerasan fisik dan lain sebagainya yang "Mereka" lakukan kepadanya. Hanya karena Strata Sosialnya yang mereka anggap, terlalu berbeda dengan mereka.
Sehingga Andi di anggap sebagai Aib yang harus dihilangkan dari sekolah elit ini.
*****
"Hei pengemis. Sini Kamu!." Teriak seorang anak bertubuh tinggi besar memanggil Andi dengan kasar.
"Ada apa kak?". Jawab Andi dengan sedikit bingung. karena tak mengerti alasan kenapa dirinya dipanggil.
"Jadi kamu si pengemis itu?". Ujar anak itu yang ternyata bernama Billy, dia menghina Andi dengan santainya.
Andi hanya bisa diam dengan perlakuannya Billy. Soalnya bukan hanya dia yang selalu menghinanya seperti ini. Setiap hari, pasti ada saja orang yang kan menghinanya tanpa alasan. Apakah kemiskinan sehina itu di mata mereka.
"Sudah pergi sana." Teriak Billy mengusir Andi sambil mentoyor dahi Andi dengan kasar. Hampir saja Andi jatuh terjerembab, bila dia tak reflek memegang pagar tangga.
Andi hanya diam tanpa komentar dan pergi meninggalkan Billy, yang juga ternyata dia adalah Pentolan kelas 10 SMA Bima Raksa ini.
Andi hanya bisa menahan rasa sakit hati dihina dan disakiti seperti ini setiap hari. kalau bukan karena, dia ingin mengubah nasibnya, mungkin Andi tak akan bersabar seperti ini. Andi berharap dengan dia bisa lulus dari sekolah Elit membuka jalannya untuk bisa masuk ke universitas elit terbuka lebar. Dan pastinya, dengan jalur beasiswa juga.
Karena Andi yakin akan ada jalur beasiswa yang disediakan di setiap instansi pendidikan.
Andi tak punya kelebihan apapun lagi kecuali kepintarannya. Oleh sebab itu, Andi percaya seandainya dia bisa melewati 3 tahun terberatnya di sekolah laknat ini. Dia bisa membuka jalan untuk masa depan yang lebih cerah untuknya dan ibunya.
"Tet......tet.......tet....." Suara Bell Pulang pun terdengar.
Semua siswa membereskan buku pelajaran ke loker masing-masing. Dan guru pun meninggalkan kelas diikuti semua siswa.
Dia pun menunggu semua siswa pergi dari kelas untuk membersihkan kelas. Yang sebenarnya tak ada piket di sekolah elit seperti ini.
Tapi, Anji yang menjadi ketua kelas 10 C yang menjadi kelasnya Sekarang. Dia mengharuskan Andi membersihkan kelas setiap hari sebelum pulang. Andi mengerti, ini bentuk penghinaan dia kepadanya.
Dia tak suka karena pada ujian semester Pertama, Andi mengalahkan nilainya, Dia ingin membalas Andi dan menunjukkan sisi superior nya kepada Andi.
Andi hanya bisa menurutinya, karena tak mau makin banyak masalah yang tidak perlu.
*****
"Hampir setiap hari Aku melihatmu membersihkan kelas?" Tanya seorang siswi cantik yang pasti tak mengenalnya pikir Andi. Dia Andini, siswi tercantik di antara semua kelas 10 dan juga dia adalah ketua kelas 10 A, yang posisi kelasnya tepat bersebrangan dengan kelas Andi.
"Tak apa-apa. Aku hanya ingin membersihkan nya saja. Supaya petugas yang membersihkan kelas tak terlalu sulit membersihkannya nanti" Jawab Andi berbohong.
Dia bukan bermaksud menutupi masalahnya, Andi hanya merasa malu mengatakan Yang sebenarnya di depan gadis cantik seperti Andini.
Tanpa disangka Andini malah mengambil Sapu yang lain yang ada di pojok kelas. Dia malah membantuku menyapu kelas.
"Kamu tak usah ikut membantu Din" Ucap Andi menahannya supaya mengurungkan niatnya untuk membantunya.
"Kamu tahu namaku" Tanya Andini heran. Karena memang Andini tak pernah merasa berkenalan dengan siswa dihadapannya ini.
Andi pun terlihat gelagapan, tak tahu harus menjawabnya seperti apa.
"Semua orang Yang ada sekolah ini, sepertinya pasti mengenalmu Andini." Jawab Andi singkat. Karena hanya jawaban itu yang terlintas dipikirannya.
"Kamu tak usah ikut membantu Din" Cegah Andi kepada Andini untuk kedua kalinya, karena merasa tak enak dibantu oleh gadis yang tak dekat dengan dirinya.
"Gak apa-apa di" Jawab Andini seolah sengaja menyebut namanya.
Andi pun sontak kaget, karena tak terpikirkan olehnya bila Andini bisa tahu namanya.
"Kamu juga, tahu namaku?" Ujar Andi masih merasa tak percaya. Karena Andi tahu siapa Andini. Masih terasa tidak mungkin bila Andini sampai bisa tahu siapa namanya.
"Memang salah kalau aku tahu namamu?" Lanjut Andini bertanya. Yang membuat Andi semakin salah tingkah.
Andi pun membersihkan kelas dengan perasaan nano-nano. Ada senang, risau, dan yang paling terasa pasti grogi Karena ditemani seorang Dewi dari kelas 10.
Untuk hari ini, acara membersihkan kelas ini terasa sangat cepat. Andi sangat berharap waktu berjalan lambat untuk hari ini.
"Terimakasih And" Andi hanya bisa mengucapkan kata itu pada Andini.
"Sama-sama" Jawab Andini dengan nada yang terdengar sangat anggun untuk Andi.
Dihatinya Andi dia berandai-andai, "Mungkin gak ya, Tuhan menjodohkan dirinya dengan Andini" Batinnya membayangkan.
"Tidak mungkin. Tuhan pun tidak akan Setega itu, menjodohkan Andini dengan orang sepertiku" Batin Andi memecahkan khayalan mustahil nya.
Akhirnya Andini dan Andi pun berjalan keluar untuk pulang. Tapi, Andi tak berani berjalan sejajar dengannya. Takut terlihat oleh siswa lainnya yang belum pulang, bisa jadi masalah tak perlu nantinya.
Apalagi, Andi dengar-dengar Billy sangat menyukai Andini. Walaupun Cintanya bertepuk sebelah tangan. Bisa jadi masalah besar kalau Billy sampai tahu kejadian Andini membantu nya menyapu di kelas tadi.
"mudah-mudahan tak ada yang tahu" Batin Andi berharap seperti itu.
*****
Andi pun sudah masuk ke dalam bis. Seperti biasa Andi akan memilih tempat duduk di samping jendela yang berposisi di sebelah kanan jika kebetulan kosong.
Ketika bis sudah berjalanan sekitar 10 Menit. Dari jendela bis Andi melihat ada Kakek-kakek yang sedang memegang kakinya terlihat sedang menahan sakit. Karena takut terjadi apa-apa dengan kakek tua tersebut. Andi memutuskan turun untuk melihat keadaan si kakek tersebut.
"Pak berhenti di depan" Pinta Andi kepada supir bis yang dikenalnya dengan sopan.
"Kenapa kamu berhenti di sini di?" Tanya sang supir yang sudah mengenal Andi karena tahu lokasi biasanya Andi turun bukan di sini.
"Ada hal yang tertinggal pak". Jawab Andi singkat, karena terburu-buru ingin memastikan keadaaan si kakek tua itu.
"Oh yasudah. Tapi bayaran kamu tak bisa bapak kembalikan ya!" Ucap pak Roby memberi tahuku.
"Tak apa-apa pak" Jawabku yang mengerti maksud pak Robby. Uang yang sudah dibayarkan, tak bisa di ambil kembali sekalipun perjalanan belum sampai ke tujuan.
Karena Jauh dekat ongkosnya sama.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Safwan Caniago
iklan yg sangat mengganggu
2023-08-08
1
Eros Hariyadi
penggemar novel sistem hadir 💪👍👍
2022-10-02
1
Harman LokeST
kenapa yah orang miskin selalu di hina
2022-09-26
2