"Saldo" Ucap Andi.
Ting]
**********
Total Awal : Rp. 2.500.910.000
Penggunaan :
-Biaya Rumah Sakit
Cucu Kakek. : Rp. 140.000.000
- Belanja
Kebutuhan Rumah : Rp. 160.000.000
- Velg-Velg. : Rp. 1.200.000.000
Saldo Akhir : Rp. 1.000.910.000
*********
"Banyak juga pengeluaran ku kemarin" Batin Andi.
Andi pun mulai menyentuh Velg-Velg mewah yang ada di depannya ini.
[Ting]
Anda mendapatkan 50 sampah yang bisa dijual ke sistem:
- Bugatti Bolide : 65.000.000.000
- Bugatti Bolide : 0
(masih dari mobil yang sama)
- Koenigsegg CCXR Trevita : 68.000.000.000
- Koenigsegg CCXR Trevita : 0
(masih dari mobil yang sama)
- Lamborghini Veneno. : 0
(Masih baru.)
- Rolls-Royce Sweptail : 180.000.000.000
Total : 313.000.000.000
******
Andi kaget dengan Jumlah yang tertera di layar. Dia yakin hasilnya akan sangat mahal harga mobil-mobil mewah ini, tapi dia tidak pernah membayangkan mobil-mobil Supercar akan semahal ini.
Andi hanya bisa terbengong tak bisa berpikir. Dia mencoba menyadarkan dirinya kembali walaupun agak sulit.
Tak henti-hentinya Andi bersyukur kepada Tuhan, bahkan dia bersujud lumayan lama tanpa ada kata lain selain kata terimakasih.
Setelah sesi hampir tak sadar terlewati, Andi beranjak untuk pergi bersama adiknya untuk melihat perkembangan keadaan ibunya.
Akhirnya telah sampailah Andi ke lantai empat, yang tak lain adalah tempat ibunya di rawat di ruang kelas satu. Andi menemui perawat penanggung jawab di lantai itu, untuk menanyakan mekanisme untuk meningkatkan pelayanan kelas Satu menjadi kelas VIP seperti apa?.
Setelah Andi sampai di meja administrasi lantai 4, Andi mengurungkan niatnya yang ingin mengganti kelas layanan dari kelas Satu menjadi kelas VIP . Karena, Andi takut terlalu mencolok dan akan menciptakan hal-hal yang tidak perlu.
Karena seperti halnya ketika dia membeli Velg-Velg mobil mewah kemarin. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan oleh pihak dealer. Untung saja mereka bertanya sekedar karena prosedural saja.
Walaupun sistem menjamin keamanan sumber keuangan yang dimiliki Andi sekarang.
Tapi tetap saja Andi masih sedikit takut dengan kemungkinan bila ada orang yang tahu betapa kaya dirinya sekarang. Karena kelebihan Andi hanya uang saja untuk saat ini, dia tak punya kemampuan lainnya selain uang.
*****
"Tuan,,,Tuan,," suara seseorang memanggil Andi.
Ketika Andi menoleh, Ada seorang kakek yang menghampirinya, yang tak lain adalah kakek Sapri.
"Oh Kakek. Bagaimana keadaan Cucu Kakek?" Tanya Andi sopan.
"Sudah lebih baik. Sekarang sudah sadar dan kesehatannya sudah semakin baik. Bahkan kata dokter kalau progres kesehatannya semakin meningkat seperti sekarang, mungkin 3 hari lagi sudah bisa pulang " jelas si kakek pada Andi.
"Kakek harus berterimakasih dengan cara apa tuan muda?, " Ucap si kakek sedikit haru.
"Kakek tak punya hal berharga yang bisa kakek jaminkan padamu " Lanjut si kakek kebingungan.
"Tak apa-apa kek. Aku tak pernah berniat meng-hutangi kakek. Jadi sudah terima saja niat baik ku" Jawab Andi serius.
" Tapi itu bukan uang sedikit tuan muda. Juga yang kau selamatkan dengan uangmu adalah cucu tersayang dan cucu Kakek satu-satunya " Ucap si kakek kukuh.
.
"Kakek tidak akan pernah tenang seandainya Kakek tak membayarnya kembali. Hanya saja Kakek butuh waktu tuan" Lanjut Kakek mengutarakan niatnya yang tetap ingin membayar.
"Gini saja kek. Kakek kan supir taksi, sudah pasti pengalaman mengemudi kakek cukup lama. Bagaimana sebagai bayarannya, Kakek ajarkan aku mengemudi sampai lancar.
Hitung-hitung sebagai bayaran bantuan ku kemarin" jawab Andi asal yang malah membuat si kakek tak mengerti dengan pertukaran yang ditawarkan oleh Andi.
"Aku pasti akan setuju tuan. Apapun permintaan tuan yang aku rasa aku mampu melakukannya, pasti akan kulakukan. Tapi pertukaran ini masih terasa tidak adil untuk tuan" Jawab si kakek masih kukuh yang mulai membuat Andi sedikit jengah.
"Ya sudah kek. Untuk sementara permintaan dan keinginan ku baru itu." Jawab Andi ingin mengakhiri obrolan ini.
Setelah sepakat kakek Sapri pun mengajari Andi tentang dasar-dasar mengemudi.
Setelah pemberian teori yang lumayan membosankan buat Andi, mereka pun mulai praktek dengan menggunakan mobil yang di rental Andi bersama sang kakek.
Tak terasa sudah sekitar 3 jam Andi belajar mengemudi yang sudah mulai terlihat hasilnya. Mungkin karena dasarnya Andi adalah anak yang sangat pintar, dia jadi selalu lebih cepat dalam menerima pelajaran apapun.
"Cukup dulu saja tuan untuk hari ini, Besok kita lanjutkan lagi" ucap kakek sapri mengajak Andi untuk mengakhiri sesi belajar mengemudi Untuk hari ini.
Andi dan Kakek Sapri pun berpisah. Andi melanjutkan ke dealer mobil, ingin membeli mobil matic untuk dia melancarkan kemampuan barunya ini.
~Dealer Mobil~
"Ada yang bisa kami bantu Kak" tanya salah satu Sales wanita ketika Andi memasuki pintu yang dibukakan oleh penjaga pintu.
"Aku mencari mobil matic mbak. Yang biasa saja, untuk sekedar keliling perumahan" Ucap Andi menjelaskan Informasi tak perlu.
"Iya boleh kak. Kakak punya budget berapa?" Tanya si wanita tanpa maksud meremehkan.
"Sekitar 250 juta mbak" Jawab Andi santai.
"Tapi aku ingin mobil Honda Brio, jikalau stoknya ready!" Lanjut Andi mengutarakan keinginannya.
"Ready pak. Hanya saja soal warna mungkin hanya warna putih dan biru saja yang ready di tempat. Untuk warna lain mungkin harus menunggu beberapa hari" ucap sang Sales menjelaskan.
.
"Yang ready saja mbak. Saya beli 2 buah saja mbak" Pinta Andi. Yang dianggap becanda oleh si Sales karena cara pengucapannya yang tak terlihat serius.
"Kakak serius gak nih?" Tanya Sales masih tak percaya.
"Mesin pembayarannya mana?,, Kalau sudah dibayar, pertanyaan mbak ini tak perlu di jawab kan?" Jawab Andi terlihat tersinggung.
"Maaf kak. Saya akan ambilkan berkas pembelian dan proses pembayaran nya" Jawab sang Sales mulai sadar dengan sikap salahnya. Dia ingat menurut SOP, tak peduli siapapun calon pembeli baik dia serius ataupun tidak, tetap harus dilayani sebaik mungkin.
Tak berapa lama, Sales pun datang kembali membawa beberapa berkas dan alat pembayaran.
Lalu mempersilahkan Andi untuk duduk di meja yang ada di ruangan tersebut.
Ketika pembayaran berhasil, sang Sales pun semakin merasa bersalah dengan sikapnya kepada Andi sebelumnya.
Dia pun tak henti meminta maaf pada Andi. Untungnya Andi tak begitu mempermasalahkan nya.
"Untuk mobil yang satu nya, Nanti kirim saja ke alamat yang sudah saya kasih tadi ya.
Nanti ada adik saya. Dia Anak berumur 11 tahun" Pinta Andi pada si Sales.
"Iya kak. Akan kami kirim hari ini juga. Nanti ketika sudah sampai di lokasi, akan kami hubungi kakak!" Jawab Sales terlihat sopan.
Sebenarnya Andi bisa saja membeli mobil yang harganya mahal.
Tapi Andi tak mau terlihat mencolok. Dia masih tak mau jadi pusat perhatian karena dia belum benar-benar merasa memahami dengan segala yang dia miliki sekarang. Dia ingin cepat-cepat tahun depan untuk bersekolah.
Karena Andi sadar kekurangan dirinya sekarang, yang selalu membuat dirinya khawatir yaitu keterbatasan pengetahuannya dan informasi yang dimilikinya saat ini tentang bagaimana dunia ini berjalan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss author
2022-09-26
0
✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏
ok Thor lanjuuuut
2022-09-22
0
NSYAH
mantap
2022-09-09
0