Bab 5. Menikmati Hidup Orang Kaya

"Ya sudah. Bapak Antar kamu ke dalam, nanti kamu bilang saja kalau kamu saudara bapak,,, bilang saja disuruh orang tuamu menanyakan harga rumah di sini" perintah pak sekuriti yang masih ragu, takut aku berbohong tentang membeli rumah.

Andi pun setuju saja dengan saran sang sekuriti. Mereka berdua pun masuk.

"Ada apa pak Roy" Tanya seseorang yang ada di meja resepsionis kepada sang sekuriti yang ternyata dipanggil pak Roy.

"Ini pak. Anak saudara saya, disuruh ayahnya menanyakan harga rumah di sini." Ucap pak Roy terlihat sedikit canggung pada orang di depannya.

"Oh iya dik. Silahkan saja bertanya, rumah seperti apa yang sedang ayahmu cari?" Tanyanya serius. Tak terlihat sedikit pun sikap meremehkan ataupun tak percaya pada Andi. Sepertinya pegawai senior, pikir Andi.

"Saya mencari rumah yang memiliki 3 kamar tidur atau pun mungkin 4 lebih baik" Ujar Andi kepada orang di hadapannya ini.

"Kami memilikinya dik. Mau yang 1 lantai atau 2 Lantai?. Tapi kami anjurkan yang 2 Lantai dik, supaya harganya lebih terjangkau" Tawarnya memberikan pilihan yang rasional.

"Yang 2 Lantai itu berapa harganya pak?" Tanya Andi to the points tak mau lama-lama, karena memikirkan adiknya yang sedang menunggu di luar.

"Itu sekitar 500 juta sampai dengan 700 juta dik" Jawab sang resepsionis yang ternyata seorang Sales bernama Rasyid, yang sedang menggantikan temannya yang sedang ke toilet.

"Aku ingin melihat katalognya pak!" Pinta Andi padanya.

Lalu, dia pun mengambilkan katalog gambar eksterior maupun interior tipe semua rumah yang akan ditawarkan kepada Andi.

"Silahkan di lihat saja dulu dik. Lalu nanti sampaikan pada orang tuamu bahwa harganya bisa dicicil dengan bunga rendah" Ucap sang Sales menjelaskan.

"Aku mau membayarnya kontan saja pak" ucap Andi santai, malah membuat yang mendengarnya terdiam tak percaya.

******

Setelah proses pembayaran Rumah barunya selesai, Andi pun membawa surat kepemilikan yang di atas namakan atas nama ibunya untuk di cap jempol.

Andi pun membawa berkas-berkas ke Rumah sakit supaya di cap Jempol oleh ibunya sebagai ganti dari tandatangan, karena ibunya sedang dalam keadaan tak mampu untuk melakukan itu.

Andi dan Aldo pun kembali meneruskan perjalanan ke rumah sakit untuk menemani ibunya.

[Saldo] Ucap Andi.

[Ting]

**********

Total Awal : Rp. 3.225.910.000

Penggunaan :

-Membeli Rumah : Rp. 650.000.000

-Biaya Rumah Sakit : Rp. 75.000.000

Saldo Akhir : Rp. 2.500.910.000

*********

Melihat saldo uangnya masih banyak, Andi pun mulai ingin menggunakannya untuk hal-hal yang selama ini dia inginkan.

Setelah meminta izin kepada dokter untuk proses cap jempol kepemilikan rumah selesai. Andi dan adiknya pun berniat untuk kembali melihat rumah yang sudah dibelinya beberapa jam lalu.

Mendengar kondisi ibunya yang semakin membaik yang di utarakan dokter. walaupun untuk saat ini ibunya belum bisa diganggu.

Andi pun meminta Aldo untuk menemani ibunya di rumah sakit, di ruangan yang lumayan besar dan diperbolehkan satu orang menemani. Jaga-jaga bila ada hal mendadak yang diperlukan oleh pihak Rumah sakit yang membutuhkan persetujuan keluarga pasien.

"Dik ini Hp-ku yang lama kau pegang, jika ada hal mendesak, kau hubungi kakak langsung ya" Ucap Andi sembari memberikan smartphone lamanya beserta charger nya.

Andi pun mengambil Uang 2 Juta rupiah untuk pegangan adiknya, lalu memasukannya ke dalam tas milik adiknya yang diletakan di atas kursi samping tempat tidur ibunya.

"Uang itu kau gunakan untuk apa saja terserah kamu. Mau makan apapun silahkan, dimana pun tempatnya yang penting jangan jauh-jauh dari rumah sakit ya" peringat Andi pada Adiknya.

Andi melihat ibunya sebentar dan meninggalkan ruang perawatan khusus tersebut.

"Pak dokter. Tolong rawat ibu saya sebaik mungkin" pintanya pada seorang dokter yang bertanggung jawab atas perawatan ibunya

"Kamu tak usah khawatir dik. Kami pasti melakukan yang terbaik" jawab sang dokter muda itu.

Setelah turun dari lantai 4 dimana ibunya di rawat sekarang, Andi langsung melangkahkan kakinya secepatnya Untuk pergi melihat rumah barunya.

Di tengah perjalanan Andi melewati bagian administrasi, Andi melihat seorang kakek tua yang pernah dia lihat, sang kakek yang jadi supir taksi yang sebelumnya Andi tumpangi.

"Kenapa kek?" Tanya Andi pada kakek tersebut yang terlihat tidak mengenalinya.

"Tak apa-apa anak muda" Jawabnya memperhatikan sikap Andi.

"Keluarga kakek ada yang dirawat di sini?" Lanjut Andi bertanya tanpa menghiraukan jawaban si kakek.

"Cucuku sedang sakit dan harus secepatnya di operasi. Kebetulan kakek tak memiliki jaminan apapun supaya operasi bisa dilakukan secepatnya" Ujar sang kakek yang terlihat sangat kebingungan.

"Berapa biayanya kek?" Tanya Andi datar.

"Sekitar 90 juta" Jawabnya lemas.

"Siapa nama cucu Kakek? " Tanya Andi membuat si kakek tak paham.

"Anisa. Memangnya kenapa?" Jawab Kakek masih merasa ada yang Aneh dengan pertanyaan Andi.

Lalu Andi pun berjalan ke meja administrasi di ikuti si kakek.

"Mbak maaf saya mau bertanya. Pasien atas nama Anisa yang tak lain cucu dari kakek.....?" Ucap Andi terhenti. "Siapa nama kakek?" Lanjutnya bertanya pada sang kakek.

"Nama kakek,,, Sapri anak muda" Jawab Kakek masih dengan kebingungannya kepada Andi.

"Untuk biaya operasi pasien bernama Anisa akan aku lunasi sekarang. Dan mohon proses operasi untuk pasien ini dapat dilakukan secepatnya" Pinta Andi pada petugas administrasi di hadapannya.

"Dik jangan bercanda. Kita semua sedang sibuk dik. Jadi jangan ganggu pekerjaan kami ya" Ujar petugas wanita yang tak percaya dengan apa yang diucapkan Andi.

"Ke rekening mana saya harus membayarnya?" Tanya Andi tak menghiraukan ucapan si petugas wanita ini.

"Ya sudah. Kalau kamu memang akan membayarnya. Nomor rekening Rumah Sakit ini tertera di hadapanmu dik, itu yang ditempel di kaca beserta barcode pembayarannya. Nanti kamu akan diarahkan ke pembiayaan operasi. Lalu cari saja nama Anisa dengan wali nama si kakek." Jawab si perawat Asal.

"Baiklah, tunggu sebentar" lalu Andi mengetik Nomer rekening itu di smartphone miliknya.

"Sudah saya transfer Mbak. Silahkan diperiksa" Jawab Andi singkat.

Dengan malas Sang perawat membuka aplikasi di komputer yang ada di hadapannya. Dan benar saja, pembiayaan untuk kebutuhan operasi pasien atas nama Anisa sudah terlunasi semuanya, bahkan ada deposit tersisa sekitar 50 juta.

"Aku sudah transfer sekitar 140 Juta mbak. Jadi tak ada masalah kan, bila proses operasi untuk Anisa dipersiapkan secepatnya?" Tanya Andi kepada perawat.

"Iya bisa pak" jawab perawat spontan, merubah panggilan pak kepada Andi karena panik. Si perawat yakin anak ini bukan anak sembarangan.

Sang Kakek masih terdiam tak mengerti dengan apa yang sudah dilakukan Andi. Karena penasaran, si kakek pun bertanya. "Dik apakah benar semua biaya operasi untuk cucuku sudah dibayarkan?" Tanya Si kakek pelan.

"Betul kek. Semua biaya operasi dan biaya perawatan sudah dilunasi, bahkan ada deposit sekitar 50 juta di akun pembayaran milik kakek sekarang" Jawab perawat itu membuat lutut sang kakek mendadak lemas tak bertenaga.

Andi pun memegang tubuh si kakek dari belakang. "Kakek baik-baik saja?" Tanya Andi khawatir.

"Tak apa-apa tuan" Jawab Kakek mendadak memanggil Andi dengan sebutan tuan.

"Kakek tak tahu harus membalas kebaikanmu dengan cara apa tuan?" lanjut ucap si kakek berterima kasih.

"Tak usah dipikirkan kek. Sekarang lebih baik kakek fokus saja ke proses operasi cucu Kakek yang secepatnya akan dilaksanakan. Dan semoga dia cepat sembuh" Ucap Andi mengalihkan obrolan membingungkan ini.

"Aku pergi dulu kek" Ucap Andi sambil melepaskan pegangan tangannya dari tubuh sang kakek.

"Aku bisa menemui mu di mana tuan " Tanya si kakek pada Andi.

"Aku akan sering ke sini kek. Ibuku pun sedang di rawat di Rumah Sakit ini" Jawab Andi pada kakek itu sambil membalikan badan untuk pergi.

Kenapa hatinya sangat senang bisa membantu orang lain. Mungkin dia ikut bahagia dengan kebahagiaan sang kakek.

Karena Andi pun pernah ada di posisi si kakek, yang pernah kesulitan mencari uang untuk membiayai pengobatan ibunya, tapi tak ada seorangpun yang menolongnya.

*****

Setelah masuk ke dalam taksi, Andi pun menghubungi pak Rasyid untuk memberikan berkas kepemilikan rumahnya yang sudah ditandatangani.

Akhirnya pak Rasyid memberikan alamat yang kebetulan diketahui supir taksi yang sedang di tumpangi Andi saat ini. Mobil pun melaju ke kawasan perumahan Darsa Wangsa Group.

...****************...

Terpopuler

Comments

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Novel sistem paling menarik yang gw baca, tetap semangat Thor 💪👍👍👍

2022-10-02

2

Harman LokeST

Harman LokeST

bersedekah

2022-09-26

0

✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏

✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏

lanjut

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pemulung Level 1
2 Bab 2. Saldo Pertamaku
3 Bab 3. Sampah Termahal
4 Bab 4. Siap-siap untuk Kaya
5 Bab 5. Menikmati Hidup Orang Kaya
6 Bab 6. Mengabulkan Keinginan Adikku
7 Bab 7. Mobil Baru untuk Pajangan
8 Bab 8. Membangun Kerajaan Sampah
9 Bab 9. Tak seperti yang terlihat
10 Bab 10. Klan Srigala Bulan
11 Bab 11. Belajar ilmu Beladiri
12 Bab 12. Mendapatkan Skill Beladiri
13 Bab 13. Sengaja ingin di-bully
14 Bab 14. Manusia Sampah
15 Bab 15. Bertemu dengan Siswi Imut
16 Bab 16. Cadillac XTS Limousine
17 Bab 17. Bidadari di Warung Seafood
18 Bab 18. Harta yang Hampa
19 Bab 19. Belajar Menggunakan Uang
20 Bab 20. Mulai Suka Ikut Campur
21 Bab 21. Bahagia Ketika Membahagiakan
22 Bab 22. Maya dari Klan Aslan
23 Bab 23. Pengaruh Sebuah Nama
24 Bab 24. Karakter Harimau
25 Bab 25. Penjahat yang di Jahati
26 Bab 26. Tubuhnya dipaksa Berubah
27 Bab 27. Hidup Layaknya Binatang
28 Bab 28. Tidak Semua Orang itu Jahat #1
29 Bab 29. Tak Semua Orang itu Jahat #2
30 Bab 30. Membebaskan Intan
31 Bab 31. Orang Baik, Kemanakah Kalian?
32 Bab 32. Membantu tanpa Motif
33 Bab 33. Manusia adalah Budak Kebaikan
34 Bab 34. Hasrat Sialan
35 Bab 35. Ruang Tamu yang Harum
36 Bab 36. Berjudi untuk Kebebasan
37 Bab 37. Marsa Menggugat Sang Tuhan
38 Bab 38. Psikopat Vs Penjahat
39 Bab 39. Fetis Aneh Ruben
40 Bab 40. Fantasi-ku adalah Bu Syifa
41 Bab 41. Merebut Istri Orang
42 Bab 42. Bu Syifa dilamar Andi
43 Bab 43. Rayuan Murid Pada Gurunya
44 Bab 44. Cinta Lama Masih Bersemi
45 Bab 45. Penggiat 'HAM' Sialan
46 Bab 46. Perang Melawan Hawa Nafsu
47 Bab 47. "Akan Lebih Senang"
48 Bab 48. Tak Cukup dengan Uang
49 Bab 49. Moral yang Kotor
50 Bab 50. Ucapan Pak Raihan Ternyata Benar
51 Bab 51. Bruno Vs Lonceng Emas
52 Bab 52. Cerai Langsung Nikah
53 Bab 53. Musuh dalam Selimut
54 Bab 54. Akhirnya, Kamu Kumiliki
55 Bab 55. Petani Pembajak Ladang
56 Bab 56. Kedewasaan Andi
57 Bab 57. Intimidasi Andi
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1. Pemulung Level 1
2
Bab 2. Saldo Pertamaku
3
Bab 3. Sampah Termahal
4
Bab 4. Siap-siap untuk Kaya
5
Bab 5. Menikmati Hidup Orang Kaya
6
Bab 6. Mengabulkan Keinginan Adikku
7
Bab 7. Mobil Baru untuk Pajangan
8
Bab 8. Membangun Kerajaan Sampah
9
Bab 9. Tak seperti yang terlihat
10
Bab 10. Klan Srigala Bulan
11
Bab 11. Belajar ilmu Beladiri
12
Bab 12. Mendapatkan Skill Beladiri
13
Bab 13. Sengaja ingin di-bully
14
Bab 14. Manusia Sampah
15
Bab 15. Bertemu dengan Siswi Imut
16
Bab 16. Cadillac XTS Limousine
17
Bab 17. Bidadari di Warung Seafood
18
Bab 18. Harta yang Hampa
19
Bab 19. Belajar Menggunakan Uang
20
Bab 20. Mulai Suka Ikut Campur
21
Bab 21. Bahagia Ketika Membahagiakan
22
Bab 22. Maya dari Klan Aslan
23
Bab 23. Pengaruh Sebuah Nama
24
Bab 24. Karakter Harimau
25
Bab 25. Penjahat yang di Jahati
26
Bab 26. Tubuhnya dipaksa Berubah
27
Bab 27. Hidup Layaknya Binatang
28
Bab 28. Tidak Semua Orang itu Jahat #1
29
Bab 29. Tak Semua Orang itu Jahat #2
30
Bab 30. Membebaskan Intan
31
Bab 31. Orang Baik, Kemanakah Kalian?
32
Bab 32. Membantu tanpa Motif
33
Bab 33. Manusia adalah Budak Kebaikan
34
Bab 34. Hasrat Sialan
35
Bab 35. Ruang Tamu yang Harum
36
Bab 36. Berjudi untuk Kebebasan
37
Bab 37. Marsa Menggugat Sang Tuhan
38
Bab 38. Psikopat Vs Penjahat
39
Bab 39. Fetis Aneh Ruben
40
Bab 40. Fantasi-ku adalah Bu Syifa
41
Bab 41. Merebut Istri Orang
42
Bab 42. Bu Syifa dilamar Andi
43
Bab 43. Rayuan Murid Pada Gurunya
44
Bab 44. Cinta Lama Masih Bersemi
45
Bab 45. Penggiat 'HAM' Sialan
46
Bab 46. Perang Melawan Hawa Nafsu
47
Bab 47. "Akan Lebih Senang"
48
Bab 48. Tak Cukup dengan Uang
49
Bab 49. Moral yang Kotor
50
Bab 50. Ucapan Pak Raihan Ternyata Benar
51
Bab 51. Bruno Vs Lonceng Emas
52
Bab 52. Cerai Langsung Nikah
53
Bab 53. Musuh dalam Selimut
54
Bab 54. Akhirnya, Kamu Kumiliki
55
Bab 55. Petani Pembajak Ladang
56
Bab 56. Kedewasaan Andi
57
Bab 57. Intimidasi Andi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!