"Ya sudah. Bapak Antar kamu ke dalam, nanti kamu bilang saja kalau kamu saudara bapak,,, bilang saja disuruh orang tuamu menanyakan harga rumah di sini" perintah pak sekuriti yang masih ragu, takut aku berbohong tentang membeli rumah.
Andi pun setuju saja dengan saran sang sekuriti. Mereka berdua pun masuk.
"Ada apa pak Roy" Tanya seseorang yang ada di meja resepsionis kepada sang sekuriti yang ternyata dipanggil pak Roy.
"Ini pak. Anak saudara saya, disuruh ayahnya menanyakan harga rumah di sini." Ucap pak Roy terlihat sedikit canggung pada orang di depannya.
"Oh iya dik. Silahkan saja bertanya, rumah seperti apa yang sedang ayahmu cari?" Tanyanya serius. Tak terlihat sedikit pun sikap meremehkan ataupun tak percaya pada Andi. Sepertinya pegawai senior, pikir Andi.
"Saya mencari rumah yang memiliki 3 kamar tidur atau pun mungkin 4 lebih baik" Ujar Andi kepada orang di hadapannya ini.
"Kami memilikinya dik. Mau yang 1 lantai atau 2 Lantai?. Tapi kami anjurkan yang 2 Lantai dik, supaya harganya lebih terjangkau" Tawarnya memberikan pilihan yang rasional.
"Yang 2 Lantai itu berapa harganya pak?" Tanya Andi to the points tak mau lama-lama, karena memikirkan adiknya yang sedang menunggu di luar.
"Itu sekitar 500 juta sampai dengan 700 juta dik" Jawab sang resepsionis yang ternyata seorang Sales bernama Rasyid, yang sedang menggantikan temannya yang sedang ke toilet.
"Aku ingin melihat katalognya pak!" Pinta Andi padanya.
Lalu, dia pun mengambilkan katalog gambar eksterior maupun interior tipe semua rumah yang akan ditawarkan kepada Andi.
"Silahkan di lihat saja dulu dik. Lalu nanti sampaikan pada orang tuamu bahwa harganya bisa dicicil dengan bunga rendah" Ucap sang Sales menjelaskan.
"Aku mau membayarnya kontan saja pak" ucap Andi santai, malah membuat yang mendengarnya terdiam tak percaya.
******
Setelah proses pembayaran Rumah barunya selesai, Andi pun membawa surat kepemilikan yang di atas namakan atas nama ibunya untuk di cap jempol.
Andi pun membawa berkas-berkas ke Rumah sakit supaya di cap Jempol oleh ibunya sebagai ganti dari tandatangan, karena ibunya sedang dalam keadaan tak mampu untuk melakukan itu.
Andi dan Aldo pun kembali meneruskan perjalanan ke rumah sakit untuk menemani ibunya.
[Saldo] Ucap Andi.
[Ting]
**********
Total Awal : Rp. 3.225.910.000
Penggunaan :
-Membeli Rumah : Rp. 650.000.000
-Biaya Rumah Sakit : Rp. 75.000.000
Saldo Akhir : Rp. 2.500.910.000
*********
Melihat saldo uangnya masih banyak, Andi pun mulai ingin menggunakannya untuk hal-hal yang selama ini dia inginkan.
Setelah meminta izin kepada dokter untuk proses cap jempol kepemilikan rumah selesai. Andi dan adiknya pun berniat untuk kembali melihat rumah yang sudah dibelinya beberapa jam lalu.
Mendengar kondisi ibunya yang semakin membaik yang di utarakan dokter. walaupun untuk saat ini ibunya belum bisa diganggu.
Andi pun meminta Aldo untuk menemani ibunya di rumah sakit, di ruangan yang lumayan besar dan diperbolehkan satu orang menemani. Jaga-jaga bila ada hal mendadak yang diperlukan oleh pihak Rumah sakit yang membutuhkan persetujuan keluarga pasien.
"Dik ini Hp-ku yang lama kau pegang, jika ada hal mendesak, kau hubungi kakak langsung ya" Ucap Andi sembari memberikan smartphone lamanya beserta charger nya.
Andi pun mengambil Uang 2 Juta rupiah untuk pegangan adiknya, lalu memasukannya ke dalam tas milik adiknya yang diletakan di atas kursi samping tempat tidur ibunya.
"Uang itu kau gunakan untuk apa saja terserah kamu. Mau makan apapun silahkan, dimana pun tempatnya yang penting jangan jauh-jauh dari rumah sakit ya" peringat Andi pada Adiknya.
Andi melihat ibunya sebentar dan meninggalkan ruang perawatan khusus tersebut.
"Pak dokter. Tolong rawat ibu saya sebaik mungkin" pintanya pada seorang dokter yang bertanggung jawab atas perawatan ibunya
"Kamu tak usah khawatir dik. Kami pasti melakukan yang terbaik" jawab sang dokter muda itu.
Setelah turun dari lantai 4 dimana ibunya di rawat sekarang, Andi langsung melangkahkan kakinya secepatnya Untuk pergi melihat rumah barunya.
Di tengah perjalanan Andi melewati bagian administrasi, Andi melihat seorang kakek tua yang pernah dia lihat, sang kakek yang jadi supir taksi yang sebelumnya Andi tumpangi.
"Kenapa kek?" Tanya Andi pada kakek tersebut yang terlihat tidak mengenalinya.
"Tak apa-apa anak muda" Jawabnya memperhatikan sikap Andi.
"Keluarga kakek ada yang dirawat di sini?" Lanjut Andi bertanya tanpa menghiraukan jawaban si kakek.
"Cucuku sedang sakit dan harus secepatnya di operasi. Kebetulan kakek tak memiliki jaminan apapun supaya operasi bisa dilakukan secepatnya" Ujar sang kakek yang terlihat sangat kebingungan.
"Berapa biayanya kek?" Tanya Andi datar.
"Sekitar 90 juta" Jawabnya lemas.
"Siapa nama cucu Kakek? " Tanya Andi membuat si kakek tak paham.
"Anisa. Memangnya kenapa?" Jawab Kakek masih merasa ada yang Aneh dengan pertanyaan Andi.
Lalu Andi pun berjalan ke meja administrasi di ikuti si kakek.
"Mbak maaf saya mau bertanya. Pasien atas nama Anisa yang tak lain cucu dari kakek.....?" Ucap Andi terhenti. "Siapa nama kakek?" Lanjutnya bertanya pada sang kakek.
"Nama kakek,,, Sapri anak muda" Jawab Kakek masih dengan kebingungannya kepada Andi.
"Untuk biaya operasi pasien bernama Anisa akan aku lunasi sekarang. Dan mohon proses operasi untuk pasien ini dapat dilakukan secepatnya" Pinta Andi pada petugas administrasi di hadapannya.
"Dik jangan bercanda. Kita semua sedang sibuk dik. Jadi jangan ganggu pekerjaan kami ya" Ujar petugas wanita yang tak percaya dengan apa yang diucapkan Andi.
"Ke rekening mana saya harus membayarnya?" Tanya Andi tak menghiraukan ucapan si petugas wanita ini.
"Ya sudah. Kalau kamu memang akan membayarnya. Nomor rekening Rumah Sakit ini tertera di hadapanmu dik, itu yang ditempel di kaca beserta barcode pembayarannya. Nanti kamu akan diarahkan ke pembiayaan operasi. Lalu cari saja nama Anisa dengan wali nama si kakek." Jawab si perawat Asal.
"Baiklah, tunggu sebentar" lalu Andi mengetik Nomer rekening itu di smartphone miliknya.
"Sudah saya transfer Mbak. Silahkan diperiksa" Jawab Andi singkat.
Dengan malas Sang perawat membuka aplikasi di komputer yang ada di hadapannya. Dan benar saja, pembiayaan untuk kebutuhan operasi pasien atas nama Anisa sudah terlunasi semuanya, bahkan ada deposit tersisa sekitar 50 juta.
"Aku sudah transfer sekitar 140 Juta mbak. Jadi tak ada masalah kan, bila proses operasi untuk Anisa dipersiapkan secepatnya?" Tanya Andi kepada perawat.
"Iya bisa pak" jawab perawat spontan, merubah panggilan pak kepada Andi karena panik. Si perawat yakin anak ini bukan anak sembarangan.
Sang Kakek masih terdiam tak mengerti dengan apa yang sudah dilakukan Andi. Karena penasaran, si kakek pun bertanya. "Dik apakah benar semua biaya operasi untuk cucuku sudah dibayarkan?" Tanya Si kakek pelan.
"Betul kek. Semua biaya operasi dan biaya perawatan sudah dilunasi, bahkan ada deposit sekitar 50 juta di akun pembayaran milik kakek sekarang" Jawab perawat itu membuat lutut sang kakek mendadak lemas tak bertenaga.
Andi pun memegang tubuh si kakek dari belakang. "Kakek baik-baik saja?" Tanya Andi khawatir.
"Tak apa-apa tuan" Jawab Kakek mendadak memanggil Andi dengan sebutan tuan.
"Kakek tak tahu harus membalas kebaikanmu dengan cara apa tuan?" lanjut ucap si kakek berterima kasih.
"Tak usah dipikirkan kek. Sekarang lebih baik kakek fokus saja ke proses operasi cucu Kakek yang secepatnya akan dilaksanakan. Dan semoga dia cepat sembuh" Ucap Andi mengalihkan obrolan membingungkan ini.
"Aku pergi dulu kek" Ucap Andi sambil melepaskan pegangan tangannya dari tubuh sang kakek.
"Aku bisa menemui mu di mana tuan " Tanya si kakek pada Andi.
"Aku akan sering ke sini kek. Ibuku pun sedang di rawat di Rumah Sakit ini" Jawab Andi pada kakek itu sambil membalikan badan untuk pergi.
Kenapa hatinya sangat senang bisa membantu orang lain. Mungkin dia ikut bahagia dengan kebahagiaan sang kakek.
Karena Andi pun pernah ada di posisi si kakek, yang pernah kesulitan mencari uang untuk membiayai pengobatan ibunya, tapi tak ada seorangpun yang menolongnya.
*****
Setelah masuk ke dalam taksi, Andi pun menghubungi pak Rasyid untuk memberikan berkas kepemilikan rumahnya yang sudah ditandatangani.
Akhirnya pak Rasyid memberikan alamat yang kebetulan diketahui supir taksi yang sedang di tumpangi Andi saat ini. Mobil pun melaju ke kawasan perumahan Darsa Wangsa Group.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Novel sistem paling menarik yang gw baca, tetap semangat Thor 💪👍👍👍
2022-10-02
2
Harman LokeST
bersedekah
2022-09-26
0
✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏
lanjut
2022-09-22
0