NovelToon NovelToon

Sang Pemulung Kaya

Bab 1. Pemulung Level 1

Namanya Andi. Dia seorang anak kampung yang sangat miskin yang kebetulan bersekolah di tempat yang tidak seharusnya.

Iya betul. Dia bersekolah di sekolah swasta elit karena mendapatkan beasiswa.

Awalnya Dia sangat senang karena dapat bersekolah di sekolah paling elit di kota nya ini.

Tapi, ternyata sekolah ini menjadi titik awal dari neraka bertingkat yang sangat mengerikan, yang harus dia datangi setiap hari.

Dari mulai Bullying, kekerasan fisik dan lain sebagainya yang "Mereka" lakukan kepadanya. Hanya karena Strata Sosialnya yang mereka anggap, terlalu berbeda dengan mereka.

Sehingga Andi di anggap sebagai Aib yang harus dihilangkan dari sekolah elit ini.

*****

"Hei pengemis. Sini Kamu!." Teriak seorang anak bertubuh tinggi besar memanggil Andi dengan kasar.

"Ada apa kak?". Jawab Andi dengan sedikit bingung. karena tak mengerti alasan kenapa dirinya dipanggil.

"Jadi kamu si pengemis itu?". Ujar anak itu yang ternyata bernama Billy, dia menghina Andi dengan santainya.

Andi hanya bisa diam dengan perlakuannya Billy. Soalnya bukan hanya dia yang selalu menghinanya seperti ini. Setiap hari, pasti ada saja orang yang kan menghinanya tanpa alasan. Apakah kemiskinan sehina itu di mata mereka.

"Sudah pergi sana." Teriak Billy mengusir Andi sambil mentoyor dahi Andi dengan kasar. Hampir saja Andi jatuh terjerembab, bila dia tak reflek memegang pagar tangga.

Andi hanya diam tanpa komentar dan pergi meninggalkan Billy, yang juga ternyata dia adalah Pentolan kelas 10 SMA Bima Raksa ini.

Andi hanya bisa menahan rasa sakit hati dihina dan disakiti seperti ini setiap hari. kalau bukan karena, dia ingin mengubah nasibnya, mungkin Andi tak akan bersabar seperti ini. Andi berharap dengan dia bisa lulus dari sekolah Elit membuka jalannya untuk bisa masuk ke universitas elit terbuka lebar. Dan pastinya, dengan jalur beasiswa juga.

Karena Andi yakin akan ada jalur beasiswa yang disediakan di setiap instansi pendidikan.

Andi tak punya kelebihan apapun lagi kecuali kepintarannya. Oleh sebab itu, Andi percaya seandainya dia bisa melewati 3 tahun terberatnya di sekolah laknat ini. Dia bisa membuka jalan untuk masa depan yang lebih cerah untuknya dan ibunya.

"Tet......tet.......tet....." Suara Bell Pulang pun terdengar.

Semua siswa membereskan buku pelajaran ke loker masing-masing. Dan guru pun meninggalkan kelas diikuti semua siswa.

Dia pun menunggu semua siswa pergi dari kelas untuk membersihkan kelas. Yang sebenarnya tak ada piket di sekolah elit seperti ini.

Tapi, Anji yang menjadi ketua kelas 10 C yang menjadi kelasnya Sekarang. Dia mengharuskan Andi membersihkan kelas setiap hari sebelum pulang. Andi mengerti, ini bentuk penghinaan dia kepadanya.

Dia tak suka karena pada ujian semester Pertama, Andi mengalahkan nilainya, Dia ingin membalas Andi dan menunjukkan sisi superior nya kepada Andi.

Andi hanya bisa menurutinya, karena tak mau makin banyak masalah yang tidak perlu.

*****

"Hampir setiap hari Aku melihatmu membersihkan kelas?" Tanya seorang siswi cantik yang pasti tak mengenalnya pikir Andi. Dia Andini, siswi tercantik di antara semua kelas 10 dan juga dia adalah ketua kelas 10 A, yang posisi kelasnya tepat bersebrangan dengan kelas Andi.

"Tak apa-apa. Aku hanya ingin membersihkan nya saja. Supaya petugas yang membersihkan kelas tak terlalu sulit membersihkannya nanti" Jawab Andi berbohong.

Dia bukan bermaksud menutupi masalahnya, Andi hanya merasa malu mengatakan Yang sebenarnya di depan gadis cantik seperti Andini.

Tanpa disangka Andini malah mengambil Sapu yang lain yang ada di pojok kelas. Dia malah membantuku menyapu kelas.

"Kamu tak usah ikut membantu Din" Ucap Andi menahannya supaya mengurungkan niatnya untuk membantunya.

"Kamu tahu namaku" Tanya Andini heran. Karena memang Andini tak pernah merasa berkenalan dengan siswa dihadapannya ini.

Andi pun terlihat gelagapan, tak tahu harus menjawabnya seperti apa.

"Semua orang Yang ada sekolah ini, sepertinya pasti mengenalmu Andini." Jawab Andi singkat. Karena hanya jawaban itu yang terlintas dipikirannya.

"Kamu tak usah ikut membantu Din" Cegah Andi kepada Andini untuk kedua kalinya, karena merasa tak enak dibantu oleh gadis yang tak dekat dengan dirinya.

"Gak apa-apa di" Jawab Andini seolah sengaja menyebut namanya.

Andi pun sontak kaget, karena tak terpikirkan olehnya bila Andini bisa tahu namanya.

"Kamu juga, tahu namaku?" Ujar Andi masih merasa tak percaya. Karena Andi tahu siapa Andini. Masih terasa tidak mungkin bila Andini sampai bisa tahu siapa namanya.

"Memang salah kalau aku tahu namamu?" Lanjut Andini bertanya. Yang membuat Andi semakin salah tingkah.

Andi pun membersihkan kelas dengan perasaan nano-nano. Ada senang, risau, dan yang paling terasa pasti grogi Karena ditemani seorang Dewi dari kelas 10.

Untuk hari ini, acara membersihkan kelas ini terasa sangat cepat. Andi sangat berharap waktu berjalan lambat untuk hari ini.

"Terimakasih And" Andi hanya bisa mengucapkan kata itu pada Andini.

"Sama-sama" Jawab Andini dengan nada yang terdengar sangat anggun untuk Andi.

Dihatinya Andi dia berandai-andai, "Mungkin gak ya, Tuhan menjodohkan dirinya dengan Andini" Batinnya membayangkan.

"Tidak mungkin. Tuhan pun tidak akan Setega itu, menjodohkan Andini dengan orang sepertiku" Batin Andi memecahkan khayalan mustahil nya.

Akhirnya Andini dan Andi pun berjalan keluar untuk pulang. Tapi, Andi tak berani berjalan sejajar dengannya. Takut terlihat oleh siswa lainnya yang belum pulang, bisa jadi masalah tak perlu nantinya.

Apalagi, Andi dengar-dengar Billy sangat menyukai Andini. Walaupun Cintanya bertepuk sebelah tangan. Bisa jadi masalah besar kalau Billy sampai tahu kejadian Andini membantu nya menyapu di kelas tadi.

"mudah-mudahan tak ada yang tahu" Batin Andi berharap seperti itu.

*****

Andi pun sudah masuk ke dalam bis. Seperti biasa Andi akan memilih tempat duduk di samping jendela yang berposisi di sebelah kanan jika kebetulan kosong.

Ketika bis sudah berjalanan sekitar 10 Menit. Dari jendela bis Andi melihat ada Kakek-kakek yang sedang memegang kakinya terlihat sedang menahan sakit. Karena takut terjadi apa-apa dengan kakek tua tersebut. Andi memutuskan turun untuk melihat keadaan si kakek tersebut.

"Pak berhenti di depan" Pinta Andi kepada supir bis yang dikenalnya dengan sopan.

"Kenapa kamu berhenti di sini di?" Tanya sang supir yang sudah mengenal Andi karena tahu lokasi biasanya Andi turun bukan di sini.

"Ada hal yang tertinggal pak". Jawab Andi singkat, karena terburu-buru ingin memastikan keadaaan si kakek tua itu.

"Oh yasudah. Tapi bayaran kamu tak bisa bapak kembalikan ya!" Ucap pak Roby memberi tahuku.

"Tak apa-apa pak" Jawabku yang mengerti maksud pak Robby. Uang yang sudah dibayarkan, tak bisa di ambil kembali sekalipun perjalanan belum sampai ke tujuan.

Karena Jauh dekat ongkosnya sama.

...****************...

Bab 2. Saldo Pertamaku

Andi pun turun dari bis, dia langsung menghampiri tempat dimana kakek tadi terlihat kesakitan.

Tapi, ketika Andi menghampiri tempat itu, Andi tak melihat sang kakek atau siapapun. Andi Hanya melihat karung kosong dan sebuah pengait sampah yang terbuat dari besi.

Andi pun mengelilingi sekitar tempat dimana Kakek tadi terlihat,, cukup lama andi menyisir tempat ini, Hatinya masih merasa khawatir Jika sang kakek pergi atau pindah ke tempat yang tak terlihat olehnya, sedangkan si kakek dalam keadaan masih kesakitan.

Setelah sekitar 10 Menit Andi mencarinya, Andi masih tak menemukannya.

Akhirnya Andi menghentikan pencariannya.

Andi berpikir, Mungkin saja sang Kakek pergi sesaat dia turun dari bis, atau mungkin ada orang lain yang lebih dulu menolongnya, spekulasi Andi menenangkan hatinya.

Walaupun sebenarnya, hatinya masih tetap khawatir memikirkan keadaan sang Kakek.

Setelah terdiam cukup lama, Andi memutuskan untuk pergi dari tempat ini.

Andi pun merapihkan barang-barang yang tertinggal, yang dia yakini adalah milik si Kakek.

Andi pun bermaksud mengambil karung kosong dan alat pengait, untuk memindahkan barang-barang itu ke tempat yang lebih aman.

"Siapa tahu, sang kakek akan mencarinya kembali setelah dia mengingat bahwa ada barangnya Yang tertinggal" Batin Andi.

Ketika karung dan pengait itu akan di ambilnya, Andi terkaget karena menyaksikan karung dan pengait besi itu berubah menjadi kepulan asap berwarna hijau.

Andi spontan mundur, melihat Asap itu seolah menyerbu ke arahnya. Kedua tangan Andi reflek menutupi wajahnya untuk menghalangi serbuan kepulan asap hidup itu. Setelahnya, andi pun hilang kesadarannya, dia tak mengingat apapun.

**********

Andi pun terbangun di sebuah kasur rumah sakit.

"Kamu sudah siuman?" Tanya pak Salim sumringah.

Andi diam tak menjawab pertanyaan pak Salim, Andi masih sepenuhnya sadar, karena merasakan rasa pusing yang teramat terasa di kepalanya.

Lambat laun rasa sakit di kepalanya pun mulai menghilang, lalu kesadarannya pun mulai kembali.

"Saya ada di mana pak" Tanya Andi kepada seseorang yang dia sangat kenali.

"Kau tadi pingsan di pinggir jalan."Jawab pak Salim menjelaskan.

"Bapak melihat kamu pingsan, tergeletak di pinggir trotoar Di, bapak langsung saja membawamu ke rumah sakit" Ucap Pak Salim menjelaskan kronologis penyebab kenapa sekarang Andi berada disini.

"Terimakasih banyak pak" Jawab Andi menghaturkan terimakasih pada Pak Salim.

"Kamu kenapa Di?" Tanya pak Salim terlihat sangat khawatir.

Mungkin Karena pak Salim menganggap Andi bukan orang lain, soalnya, dulu mereka pernah hidup bertetangga cukup lama.

Saat Andi duduk di kelas 3 SD, mereka pernah tinggal di rusun yang sama, dan kebetulan lokasi rumah yang mereka tempati berdampingan.

"Aku tak apa-apa pak, Mungkin aku hanya sedang tak enak badan saja. Tadi pagi aku lupa untuk sarapan" Jawab Andi berbohong.

"Syukur bila kamu sudah sadar, maafkan bapak sepertinya Bapak tak bisa menemanimu" Ucap Pak Salim pada Andi.

"Sebentar bapak panggilkan Dokter dulu untuk memeriksa keadaanmu" Ucap pak Salim sembari pergi meninggalkan Andi untuk memanggil Dokter.

Pak Salim pun datang ditemani Dokter yang akan memeriksa keadaannya.

Setelah mendiagnosa seluruh respon dari bagian tubuh Andi dan seluruh panca Inderanya, Dokter pun tak menemukan gejala yang aneh.

Sepertinya tubuh Andi baik- saja.

"Bagaimana Dok?" Tanya Pak Salim, penasaran.

"Dia baik-baik saja,, tapi lebih baik dirawat dulu saja sehari, Besok baru pulang,, untuk memantau perkembangan kesehatannya, khawatir ada gejala yang terlewat" Ucap Dokter menyarankan pada Pak Salim.

***

"Karena menurut Dokter, keadaanmu baik-baik saja. Kamu tak masalah kan jika bapak tinggal malam ini?" Tanya Pak Salim tak enak hati.

"Tak apa-apa pak,, aku biasa sendiri pak.

"Sebenarnya, bila di ijinkan aku ingin pulang hari ini saja" Pinta Andi pada Pak Salim, Andi merasa tak nyaman, karena pasti Pak Salim yang menanggung biaya untuk perawatannya hari ini.

"Jangan dulu Di, kamu sehari saja istirahat di sini. Menurut Dokter alangkah baiknya kamu istirahat di sini saja malam ini. Khawatir ada gejala lainnya yang belum terlihat " Ujar Pak Salim dengan sikap baiknya yang belum berubah.

"Nanti Sebelum pulang ke rumah bapak, bapak akan mampir ke rumahmu dulu, kasihan adikmu bisa khawatir jika kamu tak pulang malam ini tanpa kabar" Ucap pak Salim menjelaskan niatannya.

"Terimakasih banyak pak. Tapi, Jangan bilang aku sedang berada di rumah sakit ya pak, bilang saja, ada tugas kelompok di sekolah" Pinta ku pada pak Salim asal.

"Tenang saja di,, Aku tahu ibumu sekarang sedang sakit, kamu tak mau menambah kekhawatiran adikmu kan?" Jawab pak Salim mengerti.

karena pak Salim sangat mengerti dengan keadaan keluarga Andi.

Pak Salim adalah salah satu teman dekat ayahnya Andi.

Bahkan Andi, sudah menganggapnya sebagai pamannya sendiri, dan pak Salim pun sebaliknya.

Sudah menganggap Andi seperti keponakannya sendiri.

"Tentang biaya Rumah sakit, kamu tak susah khawatir ya Di. Bapak sudah membayar semuanya" Ucap pak Salim.

"Jika setelah pemeriksaan besok, kamu sudah dianggap stabil dan boleh pulang,, kamu bisa kan pulang sendiri?, Besok bapak sepertinya tak akan ada waktu menjemputmu" Ujar Pak Salim yang sebenarnya sangat khawatir.

Tapi karena terbentur dengan peraturan pekerjaannya yang sangat ketat, membuat Pak Salim tak bisa izin semaunya.

"Aku bisa pulang sendiri pak. Terimakasih banyak pak, aku janji akan membayarnya nanti pak" Jawab Andi berjanji.

"Sudah,, kamu jangan memikirkan uang atau apapun. Sekarang yang terpenting, kamu cepat sembuh" Ujar pak Salim.

Pak Salim pun pamit pulang meninggalkan Andi di ruangan perawatan rumah sakit ini.

Setelah kepergian pak Salim, Andi hanya terbengong memikirkan apa penyebab dirinya pingsan.

[Ting]

suara mirip suara tiang besi dipukul.

*****

Nama : Andi Rusdi

Level Sistem : 1 (0/1000)

***

Skill Bawaan :

-Bisa menjual Sampah apapun dengan harga Asli ketika dibeli.

Skill terapan : -

Saldo : Rp. 0

Misi :

- Jual kepada sistem 10 Sampah. (0/10)

*********

Andi hanya bisa terbengong melihat sebuah layar transparan, seperti yang ada di Film Fantasi atau Game Online.

Butuh waktu cukup lama, sampai Andi bisa mengembalikan kesadarannya dari hal aneh ini.

Andi pun merasa terganggu Karena layar ini, terus mengikuti kemana pun dia memandang.

Andi pun spontan menyebut kata "tutup" karena kesal,, dan layar transparan itu pun menghilang.

Setelahnya, Andi masih belum berani untuk mengatakan kata apapun, takut akan memicu hal seperti sebelumnya.

Setelah perasaannya dirasa lebih tenang,, dan rasa penasarannya pun datang.

Andi terpikirkan untuk mencoba membuka tampilan layar itu lagi.

"Buka" Ucap Andi mengira-ngira, Dan benar saja.

[Ting]

*********

Nama : Andi Rusdi

Level

Pemulung : 1 (0/1000)

***

Skill Bawaan :

-Bisa menjual Sampah apapun dengan harga Asli ketika dibeli.

Skill terapan : -

Saldo : Rp. 0

Misi :

- Jual kepada sistem 10 Sampah. (0/10)

*********

Andi membaca secara seksama semua yang tertera di atas layar transparan ini. Dan mencoba memahami maksud dari semua yang tertulis di atas layar ini.

Apakah ini misi yang harus ku selesaikan?, Apakah aku harus jadi pemulung?" Batin Andi

"Tapi, apa keuntungannya buatku?". Batin Andi seolah berdebat dengan dirinya sendiri.

Akhirnya dia memberanikan diri untuk percaya untuk mencobanya.

Setelah memastikan dengan pandangannya, bahwa semuanya sudah terlelap.

Andi pun turun dari tempat tidurnya sambil membawa tiang Infusan yang masih menempel ke tangannya.

Andi mencari tempat sampah di pojok ruangan rawat kelas 3 ini. dia pun mulai mengambil cangkang plastik, sobekan kertas dan lain sebagainya yang menurutnya bisa dianggap sampah.

Terdengar suara aneh yang ternyata adalah notifikasi untuk misi yang sudah Andi lakukan.

****

[Ting]

(Anda mendapatkan 5 sampah yang bisa dijual ke dalam sistem)

- Roti : 15.000

- Infusan : 85.000

- Infusan : 85.000

- Infusan : 85.000

- pembalut : 15.000

Total : 285.000

"Silahkan tukarkan ke dalam sistem." Suara Sistem.

Lalu sistem menampilkan Fitur [Jual] dan [Donasi].

"Sentuh saja Sampah yang akan anda jual,, lalu ucapkan [Jual] " Suara Sistem.

"Sentuh saja Sampah yang akan anda Donasikan, lalu ucapkan [Donasi] " Suara Sistem.

"Jual" Ucap Andi.

Andi memilih [Jual], lalu terdengar suara mekanik,, serta sampah-sampah yang di sentuh Andi pun mulai menghilang tak tahu ke mana.

[Ting]

Terjual √

Bayaran : Rp. 285.000

****

[Ting]

****

Nama : Andi Rusdi

Level

Pemulung : 1 (5/1000)

***

Skill Bawaan :

-Bisa menjual Sampah apapun dengan harga Asli ketika dibeli.

Skill terapan : -

Saldo : Rp. 285.000

Misi :

- Jual kepada sistem 10 Sampah. (5/10)

****

"Ya Tuhan, semoga ini nyata" Batin Andi berharap kepada Tuhan.

Dia pun mengambil beberapa sampah lagi, yang ada dalam tempat sampah di ruangan ini.

Dia menemukan sekitar 30 Sampah, lalu Andi mulai melakukan proses yang sama, seperti sebelumnya.

"Anda mendapatkan 5 sampah yang bisa dijual ke dalam sistem"

- Bungkus Roti @5 : 75.000

- Infusan @7 : 595.000

- Kotak Jam @1 : 9.500.000

- Bungkus Tisu @10. : 100.000

- Kain kasa. @7 : 35.000

Total : 10.305.000

Andi pun kaget dengan total harga sampah-sampah ini, Andi masih sulit untuk percaya dengan Jumlah Uang yang ada di layar.

"Apakah uang ini benar-benar nyata?" Gumam Andi ragu.

Andi hanya cukup membuktikannya dengan cara mencairkannya,, maka akan terbukti Apakah ini semua benar-benar nyata atau tidak.

Tapi Andi belum mengerti, bagaimana cara untuk mencairkannya.

"Cairkan" Ucapnya. Tapi tak ada respon.

"Transfer" Ucap Andi masih mencoba perintah lainnya.

Dan benar saja,, ada suara Notifikasi dari sistem.

[Ting]

"Anda mau transfer Uang ke mana?,, Silahkan pilih dan isi." Jawab sistem dengan sebuah tulisan yang ada dilayar.

"Dan ada bisa memilih dan mengisi semuanya bila anda memilikinya" Lanjut tulisan itu.

A. Rek : (Silahkan isi)

B. Dompet Digital : (Silahkan isi)

C. Kartu Sakti : (bisa di dapat ketika level 2)

Andi pun memilih dompet digital, karena baru akun ini yang dia miliki.

Andi pun mengisinya dengan Nomor Dompet Digital miliknya yang sudah lama kosong.

Setelah selesai pengikatan akun Dompet, dia pun mengulang perintah sebelumnya.

"Transfer" Ucap Andi

Nama : Andi Rusdi

Level

Pemulung : 1 (35/1000)

***

Skill Bawaan :

-Bisa menjual Sampah apapun dengan harga Asli ketika dibeli.

Skill terapan : -

Saldo : Rp. 10.590.000

Transfer : (Rp. _________)

"silahkan di isi, atau cukup pikirkan jumlah nominal yang ingin di cairkan" Suara Sistem

Andi pun mengisinya dengan Jumlah total saldo.

"Transfer" perintahnya.

"(Transfer sukses √)" Jawab Sistem.

...****************...

Bab 3. Sampah Termahal

"Ting". Suara Notifikasi terdengar dari Smartphone jadul miliknya.

"Telah di transfer uang sebesar Rp. 10.590.000 dari akun 0821****76**8 Atas Nama Dew* Ke**ya*"

Notifikasi pemberitahuan transaksi berhasil pun terlihat di layar Smartphone jadul miliknya.

Keraguannya pada Sistem ini pun sudah mulai terkikis. Setelah notifikasi ada uang masuk ke Dompet Digital miliknya selesai Andi baca.

"Ini adalah notifikasi asli dari Dompet Digital milikku" Batin Andi.

Karena menurut Andi, Dompet Digital adalah aplikasi yang dilegalkan oleh pemerintah,, jadi tak mungkin, jika ini hanya khayalan.

Karena masih ada setitik ragu,, Andi pun akan membuktikannya dengan membeli barang secara online.

Andi pun membuka aplikasi Online Shop yang ada di Smartphone-nya, lalu membeli Rice Cooker karena supaya memudahkan Adiknya untuk menanak nasi dengan mudah,, Jika kebetulan, Andi terlambat pulang.

Setelah beberapa saat transaksi pun sukses.

Karena melihat transaksi sukses, Andi melanjutkan dengan memesan Smartphone yang selama ini di inginkan oleh nya, dan transaksi keduanya pun juga masih sukses.

Tak bisa di percaya, Andi berani menghabiskan Uang Rp. 6.500.000,, hanya untuk membeli dua barang.

"Tinggal kutunggu saja, apa barangnya benar dikirim atau tidak?" Batin Andi.

Setelah kejadian ini, Semalaman Andi sulit untuk memejamkan Matanya.

*****

Setelah Andi menyelesaikan pemeriksaan di Rumah Sakit ini, dan di pastikan bahwa tubuhnya sudah sehat dan boleh pulang.

Andi pun akhirnya bisa pulang.

Tapi sebelumnya, Andi mampir ke minimarket untuk berbelanja menggunakan saldo yang masih tersisa di Dompet Digital miliknya.

Andi mengambil beberapa minuman ringan dan beberapa jenis makanan.

Lalu Andi pun membayarnya di kasir,, sekaligus Andi meminta izin untuk mengambil sampah yang ada di tempat sampah didepan minimarket,, petugas Minimarket pun membolehkan nya mengambil sampah yang ada.

Andi pun mengambil semua sampah kering, dia memasukannya ke dalam kantong plastik, dan dibawa ke tempat yang lumayan sepi untuk melakukan proses penjualan kepada sistem seperti malam itu.

Andi berhenti di depan pintu Rolling Door sebuah Ruko yang kebetulan sudah tutup.

Lalu Andi mulai memasukan tangan dan menyentuh sampah-sampah tanpa melihat.

******

[Ting]

Anda mendapatkan 50 sampah yang bisa dijual ke sistem:

- Bungkus Roti @10 : 150.000

- Permen @15 : 30.000

- Rokok. @20 : 500.000

- Putau. @1 : 1000.000

- Minuman @14 : 140.000

Total : 1.820.000

******

Andi pun terkaget karena melihat ada putau dalam list barang yang bisa dijual.

Andi pun langsung memeriksa sampah dalam kantong plastik itu, karena takut ada putau yang terbawa.

Setelah beberapa saat di periksa, tak ada satu pun yang mirip dengan putau.

Mungkin salah satu dari sampah ini, ada yang pernah dijadikan sebagai bungkus barang haram tersebut.

Setelah memastikan tak ada masalah dengan barang yang dibawanya.

"Jual semua" Ucap Andi.

*****

[Ting]

Penjualan sukses ✓

Total : Rp. 1.820.000

*****

[Ting]

Nama : Andi Rusdi

Level

Pemulung : 1 (85/1000)

***

Skill Bawaan :

-Bisa menjual Sampah apapun dengan harga Asli ketika dibeli.

Skill terapan : -

Saldo : Rp. 5.910.000

*****

Andi hanya bisa tersenyum senang.

"Sebentar lagi, Hidup kita akan berubah Bu,," Gumam Andi dengan mata sedikit sembab.

Andi pun sampai di depan rumahnya yang terlihat reot di bantaran sungai.

Rumah yang dibangun oleh Ayahnya yang sudah lama pergi entah ke mana,, dengan bahan-bahan seadanya.

Mereka berakhir di sini,, setelah mereka terusir dari rusun karena sudah tak bisa membayar biaya listrik dan air yang kebetulan tak di subsidi.

Karena terlalu lama menunggak,, akhirnya mereka diusir oleh penanggung jawab rusun, karena akan digantikan oleh penghuni baru lainnya yang lebih siap untuk membayar iuran yang diwajibkan oleh pengelola rusun ini.

"Dik,, Bagaimana keadaan ibu?"Tanya Andi sesaat setelah masuk rumah.

"Kakak kenapa tak pulang semalam,, Ibu semalam kambuh kak,, aku bingung" Jawab adiknya sambil terisak.

Karena memang efek dari penyakit aneh yang di derita ibunya saat ini, terkadang membuat tubuhnya kejang-kejang.

Walaupun kata dokter, ini bukanlah penyakit berbahaya, hanya istirahat saja yang cukup.

Andi sebenarnya merasa tak percaya dengan yang diberitahukan oleh pihak perawat rumah sakit itu. Buktinya, hingga saat ini ibunya masih belum tersadar.

Tapi karena kami tak mampu memberi pengobatan yang baik untuk ibu, dan tempat tinggal kami pun terletak di tempat yang tak sehat.

Menjadikan penyakit ibu ini mudah untuk kambuh.

"Mulai besok, kita rawat ibu di rumah sakit saja!" Ucap Andi pada Aldo, adiknya yang masih duduk di kelas 5 SD.

"Tapi, bagaimana biayanya kak?" Tanya Aldo pada Andi.

"Kamu tenang saja. Kakak mulai besok akan berhenti sekolah saja, dan akan mencari kerja dulu sampai kondisi ibu semakin membaik" Jawab Andi pada Adiknya.

"Tapi, Ibu nanti marah kak. bila tahu kakak berhenti sekolah. Dia sangat berharap kakak bisa merubah nasib keluarga kita" Ujar Aldo mengingatkan kakaknya.

"Kamu tak usah khawatir Dik. Apa gunanya nasib berubah,, tapi keadaan ibu seperti ini. Kamu mau kita nanti menyesal, karena tak pernah merawat ibu sebaik-baiknya" Jawab Andi beralasan.

"Aldo juga akan bantu kakak. Aldo mau berhenti sekolah juga kak" Ujar Adiknya inisiatif.

"He..he.. Jangan lah dik, Kakak saja. Jika kakak tak melanjutkan sekolah SMA tahun ini,, Kakak hanya cukup mengulang dari kelas 1 SMA lagi saja, tahun depannya. Tapi kalau kamu,,?, sekarang sudah kelas 5,, sayang kan jika harus mengulang kembali dari kelas satu. Memangnya kamu mau mengulang dari kelas satu lagi?" Tanya Andi pada Adiknya.

Adiknya hanya terdiam tak bisa menjawab.

"Mumpung ibu sekarang terlihat lebih tenang,. Sekarang kamu bantu kakak mengambil sampah yang ada di sungai,, memakai pengait pembersih sampah,, yang biasa digunakan pak Rusli tetangga kita.

"Sampah apa kak?" Tanya Aldo bingung.

"Sampah apa saja yang bisa kamu kumpulkan" Jawab Andi singkat.

"Nanti kamu kumpulkan saja di pinggir sungai ya" Lanjut Andi menjelaskan pada Aldo.

Setelah mereka berdua mengumpulkan sampah sungai, baik yang ada di tengah atau di pinggir sungai. Tak terasa sampah yang terkumpul sudah terlihat menggunung.

"Dik sudah malam. Biar kakak saja yang menyortir sampahnya." Ucap Andi menyuruh adiknya untuk pulang lebih dulu supaya bisa istirahat.

"Kakak punya kenalan pengepul sampah?" Tanya Aldo penasaran dengan Usaha kakaknya.

"Iya dik,, Ada kenalan kakak yang nanti akan menjemput sampah-sampah ini" Jawab Andi berbohong pada Adiknya.

Setelah beberapa menit menunggu adiknya pergi dan memastikan tak ada orang yang melihat.

Karena saat ini sekitar jam 01.30 malam.

Andi yakin, warga yang rumahnya ada disekitar gundukan sampah yang di kumpulkannya,, pasti sudah terlelap tidur.

Lalu Andi pun menyentuhkan tangannya ke gundukan sampah-sampah yang ada di depannya lalu langsung melakukan penjualan otomatis, tanpa perlu melakukan pertanyaan jual beli per item.

******

[Ting]

Anda mendapatkan 500 sampah dan berhasil dijual ke sistem: ✓

Total : 3.231.820.000

******

Setelah melihat jumlah hasil penjualan, Andi pun duduk.

"Dapat sampai dengan puluhan Juta?" Gumam Andi senang, setelah melihat tampilan sistem.

Tapi tak selang 5 detik, Andi baru sadar nominal saldonya yang tertulis di layar sistem, adalah sekitar tiga miliar lebih.

Andi pun terjatuh karena dia merasa kakinya tak bertenaga,, Air matanya pun keluar yang dia tak paham karena alasan apa.

Pikiran dan hatinya terasa kosong karena rasa kaget melihat Jumlah saldo dari hasil penjualan sampah sebelumnya.

"Detail penjualan" pinta Andi.

******

[Ting]

"Sampah termahal atau termurah?" Tanya sistem meminta Andi untuk memilih. Mungkin karena terlalu banyak barang yang harus di tampilkan.

"Termahal" Jawab Andi.

******

[Ting]

- Lamborgini (pecahan bekas kursi yang dibuang ke sungai) : 2.500.000.000.

- Ferrari (pecahan lampu yang jatuh ke sungai karena kecelakaan 3 tahun lalu) : 800.000.000.

- dll

-Total. : Rp. 3.225.910.000

"Terimakasih Tuhan" Hanya Tuhan yang pantas mendapatkan terimakasih sebesar ini,, kalimat syukur seperti itu yang bisa dikatakan oleh hati Andi saat ini.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!