Gorgeous Jewel

Gorgeous Jewel

Bab I Chapter 1

Seorang gadis dengan tampak angkuh berjalan menuju sebuah ruangan. Dengan gaun panjang berwarna merah maron, sedikit dilengkapi rumbai kecil dan kerlap-kerlip perhiasaan di beberapa bagian tubuhnya, gadis itu tampak elegan dan mewah. Tatapan matanya yang merendahkan orang di sekitarnya, membuat perasaan menjadi lirih. Pelayan yang melihat sosoknya tak berani untuk menatap langsung matanya melainkan hanya bisa menunduk sembari menyambut kedatangannya.

Gadis itu tidak lain adalah putri sulung dari kediaman duke Strongfort.

Dia bukanlah jenius, orang cerdas atau memiliki keterampilan khusus lainnya. Gadis itu sendiri adalah sebuah ancaman atau beban bagi keluarga Strongfort. Sombong, tamak, licik, hedonis adalah sedikit kata untuk menggambarkan dirinya.

Alicia Lein Strongfort, satu-satunya yang membuatnya istimewa, hanya status yang ia pegang saat ini yaitu sebagai putri dari keluarga duke Strongfort yang terkenal.

Alicia berjalan melewati pintu menuju ruang makan yang megah dari kediaman Strongfort. Ayah, ibu dan adik perempuannya telah duduk di kursi mereka masing-masing dan sudah siap untuk menyantap hidangan sarapan.

Seperti biasa, Alicia dengan tingkahnya yang kurang sopan santun dan tak mencerminkan seorang putri bangsawan sebagaimana mestinya berjalan menuju kursinya. Ia bahkan tak ingin repot untuk menyapa kedua orang tuanya.

" Alice. " Begitulah panggilannya. " Jangan lupa untuk menghadiri kelas etika mu siang nanti. Ku dengar kau telah berkali-kali absen. " Lanjut Ayahnya, Ernard Lein Strongfort.

Merasa jenuh dan malas untuk membalas ucapan ayahnya. Alice menarik nafas panjang sambil memutar bola matanya. " Tapi Yah, nanti siang aku ingin pergi ke kediaman Lilia. Dia mengundangku dalam acara pesta teh. "

Melihat sikap putrinya, Liana hanya bisa menghela nafasnya perlahan, sementara itu Ernard mengernyitkan alisnya merasa kesal dengan tingkah Alice .

Ernard yang berkali-kali dan berhari-hari telah menasehati Alice merasa semakin putus asa. Usianya sudah menginjak angka 15 tapi perilakunya bahkan lebih buruk dari pada seorang anak-anak. Padahal setahun lagi adalah pesta debutnya.

" Baiklah jika itu maumu." Ucap Ernard setelah menghela nafas panjangnya. " Tapi ingat! Ini yang terakhir. Berikutnya kau tidak boleh absen lagi dari kelas etika mu. " Ernard merasa bahwa nafasnya hanya akan semakin memendek ketika ia menghadapi putrinya yang satu ini.

" Iya Iya. " Dengan tampak malas Alice menjawabnya. Waktu terus berputar dan keadaan hening berlanjut hingga sarapan mereka selesai.

Setelah mengelap mulutnya dengan sehelai kain. Alice meninggalkan ruangan tersebut begitu saja tanpa sepatah kata.

Dalam benaknya, Alice sendiri berpikir bahwa pelajaran etika itu adalah hal yang paling merepotkan. Sedikit-sedikit harus inilah harus itulah, tidak boleh inilah tidak boleh itulah.

Dengan banyaknya peraturan mengenai tingkah seorang wanita bangsawan, Alice merasa terbebani. Ia terkekang, ia ingin bebas dan menikmati hidupnya sepenuh hati. Toh apalagi yang tidak ia miliki, menurutnya. Wajah rupawan, kekayaan begitu banyak, pamor sudah pasti, kekuatan? Jangan ditanya. Dengan semua hartanya itu Alice hanya ingin berfoya-foya.

Saat waktu pesta teh tiba. Dengan dandanannya yang terbilang 'Wah' Alice melangkah dari pintu kamarnya.

Para pelayan wanita telah ia buat repot kiri-kanan.

Dari ketika mereka harus menyiapkan bak mandi hingga gaun dan riasan. Alice tiada henti-hentinya melemparkan umpatan, cemoohan dan kekesalannya pada mereka.

Telah banyak pelayan yang meninggalkan kediaman Strongfort, utamanya bagian pelayan wanita. Salah sedikit saja atau suasana hati Alice sedang buruk, maka bisa dipastikan akan ada keributan yang terjadi akibat gadis itu. Namun, beruntungnya, Alice tak pernah main tangan atau kekerasan pada pelayan rumahnya, hanya ucapan pedas yang pas menusuk hati atau perabotan yang ia lempar berantakan ke lantai atau dinding.

Di temani oleh seorang pelayan wanita dan dua ksatria, Alice dengan kereta kudanya berangkat menuju kediaman Matilda.

~

Di rumah kediaman Matilda, dalam sebuah ruangan cukup luas, kumpulan muda mudi dari kalangan bangsawan saling bertukar kata. Ruangan tersebut langsung terhubung ke area taman keluarga Matilda membuat para tamu yang menghadiri pesta bisa langsung menikmati pemandangan taman bunga.

" Tau tidak, Beberapa hari yang lalu aku mendengar berita yang cukup menarik "

" Benarkah? Apa itu? "

Kelompok wanita tersebut tampak asik berbincang.

" Sepertinya putri sulung kediaman Strongfort kembali berulah. "

" Sungguh? Wah~wah~ keluarga Strongfort Sepertinya akan mempunyai masa depan yang kemilau dengan kehadirannya " sindirnya.

Kumpulan wanita tersebut tertawa pelan bersama.

Topik tentang Alice memang selalu hangat di telinga untuk dibicarakan.

Beberapa saat kemudian, kereta kuda yang ditumpangi Alice tiba di depan kediaman Matilda.

Penjaga gerbang yang melihat sosoknya sekejap terpana akan paras Alice

' Apakah dia adalah gadis tercantik di kerajaan Solis ini....'

Alicia yang tampak anggun berjalan menuju tempat pesta teh tersebut diadakan.

Wajah putih sedikit pucat dengan kulit halus dan bibir kecil berwarna merah muda itu menarik perhatian begitu banyak orang. Tidak hanya lelaki, begitu juga dengan para wanita yang hadir dan melihatnya. Hidung mancung dan mata birunya yang cerah seperti lautan membuat orang merasa nyaman ketika melihatnya tak hanya itu. Rambut pirang keemasannya yang panjang membuat orang iri akan betapa lembut dan indahnya saat mereka terbelai angin.

Ya, seharusnya jika dia bersikap lebih baik dari pada rumor itu, maka orang-orang mungkin akan mengaguminya saat melihat kecantikannya tapi mengetahui tempramen dan sifat lainnya. Mereka tahu untuk tidak begitu lama meletakkan mata itu pada Alice.

" Alice! " Liliana menegur Alice saat melihatnya. " Kau datang rupanya. Bagaimana perjalananmu?"

" Terima kasih telah mengundangku Lilia " Balas Alice dengan sopan dan lembut. Meski ia sendiri malas belajar etika tapi terima kasih dengan pengulangan yang begitu banyak dari gurunya sehingga ia bisa mengingat beberapa hal mengenai tata krama.

Alice dan Lilia berjalan dan berbincang dengan akrabnya.

" Jadi, bagaimana kabarmu dengan pangeran Kevin? " Tanya Lilia pada Alice.

" Hmm... Ku rasa baik-baik saja. Tapi... Aku tidak tahu akhir-akhir pangeran selalu sibuk dan tak bisa ku temui" Jelas Alice mengerutkan alisnya karena kesal.

' Sibuk? Sungguh? Aku tahu dia adalah putra mahkota tapi... bukankah ia sebenarnya hanya tidak ingin bertemu denganmu ' Pikir Lilia menggelengkan kepalanya melihat Alice.

" Sebaiknya kau perbaiki saja sikapmu itu, jika kau berniat ingin menjadi tunangannya " Terang Lilia sembari menawarkan cemilan manis.

Alice menghela nafas panjangnya. Kenapa orang-orang selalu menyuruhnya berubah? Bukankah ia lebih menikmati hidupnya saat ini, ia lebih bahagia. Begitulah pikir Alice.

Sifat Egois inilah yang membuat orang lain membencinya.

Sembari berjalan, Lilia tersenyum dan sesekali melambaikan tangannya untuk menyapa para tamu yang ia temui.

" Yah... Pokoknya, kau harus berubah itu saja. Terlebih lagi jangan terlalu mudah untuk dekat dengan pria lain." Jelas Lilia seperti seorang ibu pada anaknya.

Sungguh beruntungnya Alice memiliki sahabat seperti Lilia.

" Eh Tunggu! " Alice tiba-tiba berhenti saat melihat kumpulan gadis bangsawan disisi kirinya.

Melihat seringai Alice, lilia meletakkan telapak tangannya di dahinya sambil menggelengkan kepalanya.

' Mulai lagi  '

Dengan membusungkan dadanya. Alice menghampiri para gadis tersebut.

" Apa yang sedang terjadi? "

Para gadis spontan menoleh ke asal suara tersebut. Mereka menahan nafasnya sejenak melihat Alice.

Yang tadinya sedikit ribut tiba-tiba menjadi sunyi senyap saat ia hadir di tengah-tengah mereka.

' Apa ini? Penindasan? Siapa dan kepada siapa ' Alice mengamati dan melihat para gadis bangsawan yang ada di hadapannya ' Hmm~ Begitu rupanya. ' Senyum lebar pun mulai terlukis di wajahnya.

Para gadis tersebut seperti terikat menjadi satu pikiran 'Gawat' kata itulah yang menggambarkan situasi mereka saat ini.

Di sisi kirinya dua orang gadis muda yang terlihat gemetaran dan menunduk. Di sisi lainnya seperti sebuah kelompok yang terlihat lebih arogan dari pada dua orang lainnya.

" Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi...tampaknya menarik. Kenapa tidak dilanjutkan? " Ucapnya sambil berjalan pelan mengitari mereka.

Kipas kecil kesayangannya tak lupa ia tepuk - tepuk di telapak tangannya.

" Ti-tidak. Ka-kami... Kami hanya bercanda. " Jawab salah satu gadis berkelompok tersebut lalu ia melirik temannya yang di sebelahnya.

" Benar. Kami hanya bercanda " Lanjut gadis di sebelahnya.

Alice terdiam. Entah takdir atau kebetulan, ketika seorang pelayan yang berkeliling sambil menawarkan minuman melewati mereka. Alice meraih salah satu gelas.

" Ah... Maaf, sepertinya gelas ini sedikit licin. " Ucapnya setelah ia dengan sengaja menumpahkan minuman tersebut pada gadis yang terlihat seperti pemimpin kelompok itu " Untung saja gelas itu kuat. Mungkin jika gelas itu terlalu murah sepertinya akan pecah begitu saja saat terjatuh. Benar kan?!" Sindirnya dengan tatapan sinis pada kelompok gadis itu.

" Ma-maafkan kami nona Alicia. " Gadis-gadis itu menunduk dan segera berlari menjauh.

" Te-terima.. "

" Aku tidak memiliki niat untuk membantu kalian. Rendahan! " Tegasnya lalu ia pun berlalu.

Setelah melihat aksi Alice. Lilia segera menghampirinya.

" Apa yang kau lakukan? Bukankah itu sedikit berlebihan " Tegurnya.

Alice tersenyum tipis dan menjawab " Aku hanya tidak suka melihatnya " Ia diam sejenak " Lagi pula aku sedikit bosan." Sambungnya.

Lilia bingung dengan sahabatnya ini. Dia tidak tampak seperti ingin membantu mereka tapi kenapa ia ikut campur? Dia bahkan tidak ingin repot untuk melerai jika ada pertengkaran.

Lilia memegang tangan Alice "Ayo, kita ke kamarku. Ada yang ingin ku ceritakan " Ajaknya.

~

Setelah menunggu beberapa lama di depan pintu kamar Lilia. Pelayan wanita Alice pun memutuskan untuk mengetuk pintu.

" Siapa? "

" Maaf nona. Saya pelayannya nona Alicia "

" Masuklah "

Pelayan itu menunduk sekali lalu berkata. " Nona Alicia sudah waktunya untuk kembali. Tuan menyampaikan agar tidak sampai larut. " Jelas pelayan tersebut

Alice mengernyitkan alisnya kesal. Kenapa? Ia ingin bertanya tapi sepertinya pelayan itupun tak tahu apa-apa. Alice hanya bisa menatap kesal pelayan tersebut lalu ia kembali menoleh ke Lilia.

" Kalau begitu, terima kasih atas kedatangannya nona Alicia "

" Aku juga. Terima kasih atas undangannya. "

Keduanya membungkuk sembari mengangkat gaunnya perlahan.

Saat di atas kereta kuda. Alice tak bisa berhenti memikirkan perkataan Lilia. Entah apa yang ia maksud dengan 'keluarga Strongfort sedang dalam bahaya'

Tak lama setelah itu. Kereta kudanya telah jauh dari kediaman Lilia. Entah apa gerangan tiba-tiba kabut muncul. Bukan musim dingin atau gugur dan matahari pun belum sepenuhnya tenggelam.

Kabut itu perlahan semakin tebal dan menutupi pandangan Ronald si kusir.

Kedua ksatria yang menemani Alice mulai curiga.

" Percepat keretanya. Sesuatu yang aneh terjadi " Perintah salah satu ksatria pada Ronald .

Suara cambuk pun mulai terdengar lebih keras dan kereta itu berlari lebih kencang. Berharap mereka bisa segera keluar dari kabut yang semakin menutup pandangan mereka. Namun, tiba-tiba saja kuda-kuda mereka berhenti dan menjerit. Ronald mencoba mencambuknya lagi dan berteriak tapi nihil. Kuda-kuda itu sepertinya takut akan sesuatu. Ya. Insting mereka mengatakan ada sesuatu yang berbahaya di sekitar mereka.

Kabut yang semakin tebal akhirnya menutupi jalanan dan pepohonan di sekitar.

" Lindungi nona! " Kedua ksatria turun dari kuda mereka dan mengambil posisi siaga, begitu pula Ronald dan juga pelayan wanita tersebut.

"A-apa yang terjadi. Kenapa berhenti?! " Tanya Alice panik.

" Maaf nona. Kita dalam masalah "

Keringat dingin mereka mulai mengucur. Hari sudah mulai petang. Mereka terjebak dalam kabut tanpa tahu arah dan musuh yang akan mereka hadapi.

Seketika dua buah belati terbang melesat menuju kedua ksatria tersebut dari balik kabut.

Dengan ketangkasan yang terlatih. Keduanya menangkis belati terbang tersebut.

Kedua ksatria itu menjadi lebih bersiaga. ' Sial! Dimana mereka?'

Keduanya terus menoleh ke seluruh arah, kiri-kanan-atas tapi tak menemukan tanda-tanda dari orang yang menyerang mereka.

Suara senyap menyelimuti Alice dan kelompoknya.

" Tak gentar, pantang mundur, kokoh dan tetap tegar. Benar-benar patut diacungi jempol. " Suaranya diiringi dengan langkah kaki yang pelan.

'Dimana?!' Benak kstaria itu.

Musuh mereka belum terlihat, hanya suaranya saja yang terdengar.

Sementara itu, di dalam kereta Alice gemetar ketakutan. 'Apa ini? Apa yang terjadi? Seseorang... Apakah aku akan di bunuh? Aku.... Akan mati?' Wajahnya histeris dan mulai memucat. Alice begitu ketakutan.

Alice menunduk sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Suara benturan pedang yang cukup keras tiba-tiba berbunyi. Alice tahu bahwa para kstaria sedang bertarung di luar tapi tak sedikitpun ia ingin melihat. Di balik topeng kesombongannya ternyata Alice begitu takut untuk mati.

Suara pedang yang tadinya berbunyi keras cukup lama tiba-tiba berhenti. Sebelumnya Alice mendengar suara teriakan. 'Apakah kami selamat?' Harapnya cemas.

"Nona! Lari! Cepat ikuti saya! " Ronald yang tiba-tiba muncul membuat Alice terkejut.

Ragu. Alice yang gemetaran tidak ingin keluar dari keretanya.

Melihat Alice tidak merespon uluran tangannya. Ronald langsung menarik paksa Alice " Maaf Nona ".

"Kyaaa!" Alice berteriak.

Alice dan pelayan perempuan itu melihat dua ksatria mereka berlumuran darah. Pelayan tersebut menutup mulutnya penuh kaget dan takut.

Keduanya masih sanggup berdiri meski terluka parah.

"Wah~ Wah.~Aku tak habis pikir. Kalian mau-maunya menyia-nyiakan nyawa kalian untuk gadis sepertinya " Kata salah seorang pembunuh tersebut saat melihat Alice keluar dari kereta kuda.

" Begini saja. Bagaimana kalau aku melepaskan kalian berempat tapi serahkan dia padaku sebagai gantinya. " Orang itu menyeringai.

Menarik. Penawaran yang sangat menarik. Mana ada orang yang tidak menginginkan hidupnya lebih dari apapun sama seperti Alice.

Mendengar kalimat itu. Alice makin panik. Pikirannya mulai bercampur aduk. 'Bagaimana kalau mereka benar-benar menyerahkanku?' Alice menjerit ketakutan dalam benaknya sambil melihat kelima orang itu.

" Cuih! Mimpi! " Tegas salah seorang ksatria. Ia kemudian memegang erat pedangnya sekali lagi dan kembali mengambil kuda-kuda untuk bertarung.

Melihat rekannya, ksatria yang satupun ikut berdiri tegap dan siap untuk bertarung. "Bagaimana pun itu, dia ada penerus dari kediaman Strongfort. Maaf saja ya, kalian harus melewati kami dulu. " Ucapnya dengan senyum pahit menahan sakit.

" Kalian berdua! Bawa pergi nona segera dari sini. Lawan kita cuma 3 orang. Kami akan menahannya sebisa mungkin. "

" Terima kasih. " Balas Ronald tanpa ragu. " Ayo nona! "

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘

2022-12-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bab I Chapter 1
2 Bab I Chapter 2
3 Bab I Chapter 3
4 Bab I Chapter 4
5 Bab I Chapter 5
6 Bab I Chapter 6
7 Bab I Chapter 7
8 Bab I Chapter 8
9 Bab I Chapter 9
10 Bab I Chapter 10
11 Bab I Chapter 11
12 Bab I Chapter 12
13 Bab I Chapter 13
14 Bab I Chapter 14
15 Bab I Chapter 15
16 Bab I Chapter 16
17 Bab I Chapter 17
18 Bab I Chapter 18
19 Bab I Chapter 19
20 Bab I Chapter 20
21 Bab I Chapter 21
22 Bab I Chapter 22
23 Bab I Chapter 23
24 Bab I Chapter 24
25 Bab I Chapter 25
26 Bab I Chapter 26
27 Bab I Chapter 27
28 Bab I Chapter 28
29 Bab I Chapter 29
30 Bab I Chapter 30
31 Bab I Chapter 31
32 Bab I Chapter 32
33 Bab I Chapter 33
34 Bab II Chapter 34
35 Bab II Chapter 35
36 Bab II Chapter 36
37 Bab II Chapter 37
38 Bab II Chapter 38
39 Bab II Chapter 39
40 Bab II Chapter 40
41 Bab II Chapter 41
42 Bab II Chapter 42
43 Bab II Chapter 43
44 Bab II Chapter 44
45 Bab II Chapter 45
46 Bab II Chapter 46
47 BAB II Chapter 47
48 Bab II Chapter 48
49 Bab II Chapter 49
50 Bab II Chapter 50
51 Bab II Chapter 51
52 Bab II Chapter 52
53 Bab II Chapter 53
54 Bab II Chapter 54
55 Bab II Chapter 55
56 Bab II Chapter 56
57 Bab II Chapter 57
58 Bab II Chapter 58
59 Bab II Chapter 59
60 Bab II Chapter 60
61 Bab II Chapter 61
62 Bab II Chapter 62
63 Bab II Chapter 63
64 Bab II Chapter 64
65 Bab III Chapter 65
66 Bab III Chapter 66
67 Bab III Chapter 67
68 Bab III Chapter 68
69 Bab III Chapter 69
70 Bab III Chapter 70
71 Bab III Chapter 71
72 Bab III Chapter 72
73 Bab III Chapter 73
74 Bab III Chapter 74
75 Bab III Chapter 75
76 Bab III Chapter 76
77 Bab III Chapter 77
78 Bab III Chapter 78
79 Bab III Chapter 79
80 Bab III Chapter 80
81 Bab III Chapter 81
82 Bab III Chapter 82
83 Bab III Chapter 83
84 Bab III Chapter 84
85 Bab III Chapter 85
86 Bab III Chapter 86
87 Bab III Chapter 87
88 Bab III Chapter 88
89 Bab III Chapter 89
90 Bab III Chapter 90
91 Bab III Chapter 91
92 Bab III Chapter 92
93 Bab III Chapter 93
94 Bab III Chapter 94
95 Bab III Chapter 95
96 Bab III Chapter 96
97 Bab III Chapter 97
98 Bab III Chapter 98
99 Bab III Chapter 99
100 Bab III Chapter 100
101 Bab III Chapter 101
102 Bab III Chapter 102
103 Bab III Chapter 103
104 Bab III Chapter 104
105 Bab III Chapter 105
106 Bab IV Chapter 106
107 Bab IV Chapter 107
108 Bab IV Chapter 108
109 Bab IV Chapter 109
110 Bab IV Chapter 110
111 Bab IV Chapter 111
112 Bab IV Chapter 112
113 Bab IV Chapter 113
114 Bab IV Chapter 114
115 Bab IV Chapter 115
116 Bab IV Chapter 116
117 Bab IV Chapter 117
118 Bab IV Chapter 118
119 Bab IV Chapter 119
120 Bab IV Chapter 120
121 Bab IV Chapter 121
122 Bab IV Chapter 122
123 Bab IV Chapter 123
124 Bab IV Chapter 124
125 Bab IV Chapter 125
126 Bab IV Chapter 126
127 Bab IV Chapter 127
128 Bab IV Chapter 128
129 Bab IV Chapter 129
130 Bab IV Chapter 130
131 Bab IV Chapter 131
132 Bab IV Chapter 132
133 Bab IV Chapter 133
134 Bab IV Chapter 134
135 Bab IV Chapter 135
136 Bab IV Chapter 136
137 Bab IV Chapter 137
138 Bab IV Chapter 138
139 Bab IV Chapter 139
140 Bab IV Chapter 140
141 Bab IV Chapter 141
142 Bab IV Chapter 142
143 Bab IV Chapter 143
144 Bab IV Chapter 144
145 Bab IV Chapter 145
146 Bab IV Chapter 146
147 Bab IV Chapter 147
148 Bab IV Chapter 148
149 Bab IV Chapter 149
150 Bab IV Chapter 150
151 Bab IV Chapter 151
152 Bab IV Chapter 152
153 Bab IV Chapter 153
154 Bab IV Chapter 154
155 Bab IV Chapter 155
156 Bab IV Chapter 156
157 Bab IV Chapter 157
158 Bab IV Chapter 158
159 Bab IV Chapter 159
160 Bab IV Chapter 160
161 Bab IV Chapter 161
162 Bab IV Chapter 162
163 Bab IV Chapter 163
164 Bab IV Chapter 164
165 Bab IV Chapter 165
166 Bab IV Chapter 166
167 Bab IV Chapter 167
168 Bab IV Chapter 168
169 Bab V Chapter 169
170 Bab V Chapter 170
171 Bab V Chapter 171
172 Bab V Chapter 172
173 Bab V Chapter 173
174 Bab V Chapter 174
175 Bab V Chapter 175
176 Bab V Chapter 176
177 Bab V Chapter 177
178 Bab V Chapter 178
179 Bab V Chapter 179
180 Bab V Chapter 180
181 Bab V Chapter 181
182 Bab V Chapter 182
183 Bab V Chapter 183
184 Bab V Chapter 184
185 Bab V Chapter 185
186 Bab V Chapter 186
187 Bab V Chapter 187
188 Bab V Chapter 188
189 Bab V Chapter 189
190 Bab V Chapter 190
191 Bab V Chapter 191
192 Bab V Chapter 192
193 Bab V Chapter 193
194 Bab V Chapter 194
195 Bab V Chapter 195
196 Bab V Chapter 196
197 Bab V Chapter 197
198 Bab V Chapter 198
199 Bab V Chapter 199
200 Bab V Chapter 200
201 Bab V Chapter 201
202 Bab V Chapter 202
203 Bab V Chapter 203
204 Bab V Chapter 204
205 Bab V Chapter 205
206 Bab V Chapter 206
207 Bab V Chapter 207
208 Bab V Chapter 208
209 Bab V Chapter 209
210 Bab V Chapter 210
211 Bab V Chapter 211
212 Bab V Chapter 212
213 Bab V Chapter 213
214 Bab V Chapter 214
215 Bab V Chapter 215
216 Bab V Chapter 216
217 Bab V Chapter 217
218 Bab V Chapter 218
219 Bab V Chapter 219
220 Bab V Chapter 220
221 Bab V Chapter 221
222 Bab V Chapter 222
223 Bab V Chapter 223
224 Bab V Chapter 224
225 Bab V Chapter 225
226 Bab V Chapter 226
227 Bab V Chapter 227
228 Bab V Chapter 228
229 Bab V Chapter 229
230 Bab V Chapter 230
231 Bab V Chapter 231
232 Bab V Chapter 232
233 Bab V Chapter 233
234 Bab V Chapter 234
235 Bab V Chapter 235
236 Bab V Chapter 236
237 Bab V Chapter 237
238 Bab V Chapter 238
239 Bab V Chapter 239
240 Bab V Chapter 240
241 Bab V Chapter 241
242 Bab V Chapter 242
243 Bab V Chapter 243
244 Bab V Chapter 244
245 Bab V Chapter 245
246 Bab VI Chapter 246
247 Bab VI Chapter 247
248 Bab VI Chapter 248
249 Bab VI Chapter 249
250 Bab VI Chapter 250
251 Bab VI Chapter 251
252 Bab VI Chapter 252
253 Bab VI Chapter 253
254 Bab VI Chapter 254
255 Bab VI Chapter 255
256 Bab VI Chapter 256
257 Bab VI Chapter 257
258 Bab VI Chapter 258
259 Bab VI Chapter 259
260 Bab VI Chapter 260
261 Bab VI Chapter 261
Episodes

Updated 261 Episodes

1
Bab I Chapter 1
2
Bab I Chapter 2
3
Bab I Chapter 3
4
Bab I Chapter 4
5
Bab I Chapter 5
6
Bab I Chapter 6
7
Bab I Chapter 7
8
Bab I Chapter 8
9
Bab I Chapter 9
10
Bab I Chapter 10
11
Bab I Chapter 11
12
Bab I Chapter 12
13
Bab I Chapter 13
14
Bab I Chapter 14
15
Bab I Chapter 15
16
Bab I Chapter 16
17
Bab I Chapter 17
18
Bab I Chapter 18
19
Bab I Chapter 19
20
Bab I Chapter 20
21
Bab I Chapter 21
22
Bab I Chapter 22
23
Bab I Chapter 23
24
Bab I Chapter 24
25
Bab I Chapter 25
26
Bab I Chapter 26
27
Bab I Chapter 27
28
Bab I Chapter 28
29
Bab I Chapter 29
30
Bab I Chapter 30
31
Bab I Chapter 31
32
Bab I Chapter 32
33
Bab I Chapter 33
34
Bab II Chapter 34
35
Bab II Chapter 35
36
Bab II Chapter 36
37
Bab II Chapter 37
38
Bab II Chapter 38
39
Bab II Chapter 39
40
Bab II Chapter 40
41
Bab II Chapter 41
42
Bab II Chapter 42
43
Bab II Chapter 43
44
Bab II Chapter 44
45
Bab II Chapter 45
46
Bab II Chapter 46
47
BAB II Chapter 47
48
Bab II Chapter 48
49
Bab II Chapter 49
50
Bab II Chapter 50
51
Bab II Chapter 51
52
Bab II Chapter 52
53
Bab II Chapter 53
54
Bab II Chapter 54
55
Bab II Chapter 55
56
Bab II Chapter 56
57
Bab II Chapter 57
58
Bab II Chapter 58
59
Bab II Chapter 59
60
Bab II Chapter 60
61
Bab II Chapter 61
62
Bab II Chapter 62
63
Bab II Chapter 63
64
Bab II Chapter 64
65
Bab III Chapter 65
66
Bab III Chapter 66
67
Bab III Chapter 67
68
Bab III Chapter 68
69
Bab III Chapter 69
70
Bab III Chapter 70
71
Bab III Chapter 71
72
Bab III Chapter 72
73
Bab III Chapter 73
74
Bab III Chapter 74
75
Bab III Chapter 75
76
Bab III Chapter 76
77
Bab III Chapter 77
78
Bab III Chapter 78
79
Bab III Chapter 79
80
Bab III Chapter 80
81
Bab III Chapter 81
82
Bab III Chapter 82
83
Bab III Chapter 83
84
Bab III Chapter 84
85
Bab III Chapter 85
86
Bab III Chapter 86
87
Bab III Chapter 87
88
Bab III Chapter 88
89
Bab III Chapter 89
90
Bab III Chapter 90
91
Bab III Chapter 91
92
Bab III Chapter 92
93
Bab III Chapter 93
94
Bab III Chapter 94
95
Bab III Chapter 95
96
Bab III Chapter 96
97
Bab III Chapter 97
98
Bab III Chapter 98
99
Bab III Chapter 99
100
Bab III Chapter 100
101
Bab III Chapter 101
102
Bab III Chapter 102
103
Bab III Chapter 103
104
Bab III Chapter 104
105
Bab III Chapter 105
106
Bab IV Chapter 106
107
Bab IV Chapter 107
108
Bab IV Chapter 108
109
Bab IV Chapter 109
110
Bab IV Chapter 110
111
Bab IV Chapter 111
112
Bab IV Chapter 112
113
Bab IV Chapter 113
114
Bab IV Chapter 114
115
Bab IV Chapter 115
116
Bab IV Chapter 116
117
Bab IV Chapter 117
118
Bab IV Chapter 118
119
Bab IV Chapter 119
120
Bab IV Chapter 120
121
Bab IV Chapter 121
122
Bab IV Chapter 122
123
Bab IV Chapter 123
124
Bab IV Chapter 124
125
Bab IV Chapter 125
126
Bab IV Chapter 126
127
Bab IV Chapter 127
128
Bab IV Chapter 128
129
Bab IV Chapter 129
130
Bab IV Chapter 130
131
Bab IV Chapter 131
132
Bab IV Chapter 132
133
Bab IV Chapter 133
134
Bab IV Chapter 134
135
Bab IV Chapter 135
136
Bab IV Chapter 136
137
Bab IV Chapter 137
138
Bab IV Chapter 138
139
Bab IV Chapter 139
140
Bab IV Chapter 140
141
Bab IV Chapter 141
142
Bab IV Chapter 142
143
Bab IV Chapter 143
144
Bab IV Chapter 144
145
Bab IV Chapter 145
146
Bab IV Chapter 146
147
Bab IV Chapter 147
148
Bab IV Chapter 148
149
Bab IV Chapter 149
150
Bab IV Chapter 150
151
Bab IV Chapter 151
152
Bab IV Chapter 152
153
Bab IV Chapter 153
154
Bab IV Chapter 154
155
Bab IV Chapter 155
156
Bab IV Chapter 156
157
Bab IV Chapter 157
158
Bab IV Chapter 158
159
Bab IV Chapter 159
160
Bab IV Chapter 160
161
Bab IV Chapter 161
162
Bab IV Chapter 162
163
Bab IV Chapter 163
164
Bab IV Chapter 164
165
Bab IV Chapter 165
166
Bab IV Chapter 166
167
Bab IV Chapter 167
168
Bab IV Chapter 168
169
Bab V Chapter 169
170
Bab V Chapter 170
171
Bab V Chapter 171
172
Bab V Chapter 172
173
Bab V Chapter 173
174
Bab V Chapter 174
175
Bab V Chapter 175
176
Bab V Chapter 176
177
Bab V Chapter 177
178
Bab V Chapter 178
179
Bab V Chapter 179
180
Bab V Chapter 180
181
Bab V Chapter 181
182
Bab V Chapter 182
183
Bab V Chapter 183
184
Bab V Chapter 184
185
Bab V Chapter 185
186
Bab V Chapter 186
187
Bab V Chapter 187
188
Bab V Chapter 188
189
Bab V Chapter 189
190
Bab V Chapter 190
191
Bab V Chapter 191
192
Bab V Chapter 192
193
Bab V Chapter 193
194
Bab V Chapter 194
195
Bab V Chapter 195
196
Bab V Chapter 196
197
Bab V Chapter 197
198
Bab V Chapter 198
199
Bab V Chapter 199
200
Bab V Chapter 200
201
Bab V Chapter 201
202
Bab V Chapter 202
203
Bab V Chapter 203
204
Bab V Chapter 204
205
Bab V Chapter 205
206
Bab V Chapter 206
207
Bab V Chapter 207
208
Bab V Chapter 208
209
Bab V Chapter 209
210
Bab V Chapter 210
211
Bab V Chapter 211
212
Bab V Chapter 212
213
Bab V Chapter 213
214
Bab V Chapter 214
215
Bab V Chapter 215
216
Bab V Chapter 216
217
Bab V Chapter 217
218
Bab V Chapter 218
219
Bab V Chapter 219
220
Bab V Chapter 220
221
Bab V Chapter 221
222
Bab V Chapter 222
223
Bab V Chapter 223
224
Bab V Chapter 224
225
Bab V Chapter 225
226
Bab V Chapter 226
227
Bab V Chapter 227
228
Bab V Chapter 228
229
Bab V Chapter 229
230
Bab V Chapter 230
231
Bab V Chapter 231
232
Bab V Chapter 232
233
Bab V Chapter 233
234
Bab V Chapter 234
235
Bab V Chapter 235
236
Bab V Chapter 236
237
Bab V Chapter 237
238
Bab V Chapter 238
239
Bab V Chapter 239
240
Bab V Chapter 240
241
Bab V Chapter 241
242
Bab V Chapter 242
243
Bab V Chapter 243
244
Bab V Chapter 244
245
Bab V Chapter 245
246
Bab VI Chapter 246
247
Bab VI Chapter 247
248
Bab VI Chapter 248
249
Bab VI Chapter 249
250
Bab VI Chapter 250
251
Bab VI Chapter 251
252
Bab VI Chapter 252
253
Bab VI Chapter 253
254
Bab VI Chapter 254
255
Bab VI Chapter 255
256
Bab VI Chapter 256
257
Bab VI Chapter 257
258
Bab VI Chapter 258
259
Bab VI Chapter 259
260
Bab VI Chapter 260
261
Bab VI Chapter 261

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!