Bab I Chapter 4

Setelah menyantap riang sarapan pagi bersama ibunya. Alice yang tengah sendirian di kamarnya mulai memeriksa kondisi tubuhnya. Dia adalah seorang dokter sekaligus kultivator ternama di kehidupan sebelumnya. Alice menutup matanya dan memeriksa setiap inci organ dalamnya. Urat nadi, tulang, persendian dan beberapa lainnya dicek satu persatu.

"Luka-luka ku memang sudah pulih tapi peredaran darahku belum normal ditambah masih ada sedikit gumpalan darah pada bagian kepala. Inilah yang membuat kepalaku sedikit sakit saat bergerak." Batinnya. "Kurasa aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua hal itu. " Alice kemudian duduk dan menarik kakinya kedalam untuk duduk bersila. Perlahan menarik nafas dan menghembuskannya.

" Tubuhku tak memiliki pondasi yang kuat, bahkan stamina ku dalam keadaan terkikis hampir seluruhnya. Setelah melewati tahap kritis. Kurasa aku hanya bisa memulihkan diriku hingga tahap ini saja."

Setelah bermeditasi cukup lama. Alice mengganti gaunnya yang tampak basah kuyup karena keringat.

"Setidaknya kepalaku sudah terasa ringan dan tenagaku sudah ada untuk berjalan-jalan sebentar. Yah meski begitu aku merasa ada sesuatu yang hilang."

Di pagi hari yang cerah dengan udara yang masih cukup sejuk. Untuk pertama kalinya Alice melangkah keluar dari kamarnya dalam keadaan yang sangat sempurna. Alice yang begitu bahagia berjalan seorang diri menyusuri koridor rumahnya.

" Aku tidak pernah tahu kalau rumah ini terasa begitu luas dan nyaman. " Gumamnya. 

Alice kemudian berhenti pada sebuah taman bunga yang indah.

Berjalan menuju gazebo kecil. Alice melihat-lihat keadaan sekitarnya. " Bunga-bunga ini...bahkan tak sekalipun aku melirik mereka setelah aku berumur 12 tahun. "

Ia duduk menikmati terpaan angin dan semerbak harumnya bunga-bunga yang mengelilinginya. Perlahan Alice mulai memejamkan matanya, menikmati suasana dan tanpa sadar ia pun tertidur.

~

" Dimana Liana? " Tanya Ernard pada Hilda si kepala pelayan wanita.

" Nyonya sedang tidur di kamarnya Tuan." Sahutnya

" Benarkah? Ahh..syukurlah. " Lega Ernard.

Selama ini Liana kesulitan untuk tidur. Sesekali ia bermimpi dan memanggil nama Alice. Ia begitu terpuruk ketika hal itu berlangsung hingga berhari-hari yang pada akhirnya membuat Liana menjadi kelelahan dan hampir jatuh sakit.

Ernard menatap kosong tiap kursi yang ada di ruang makan tersebut. Sepi. Begitulah perasaannya tergambarkan.

Setelah menyelesaikan sarapannya seorang diri. Hubert seorang kepala pelayan pria yang usianya tidak jauh berbeda dengan Ronald datang mendekat. " Tuan. Sepertinya nona Alice telah sadar. "

Ernard terkejut mendengar hal itu. " Sungguh? "

" Ya tuan. Mary pelayan pribadi nona Alice yang menyampaikannya pada saya. "

Ernard berdiri dari kursinya dan segera berjalan menuju pintu "Aku akan menjenguknya. "

Perasaan sedih yang tertanam dalam hatinya mulai terangkat. Ernard yang mengangkat kedua sisi bibirnya merasa bahagia dengan sadarnya Alice. Bersama Hubert. Ia berjalan menuju kamar Alice.

" Dimana Alice? " Tanya Ernard pada Mary saat ia menjumpai kamar Alice kosong.

Mary menundukkan sedikit kepalanya " Maaf Tuan, nona Alicia sedang keluar untuk berjalan-jalan. "Jawabnya sesuai dengan selembar kertas yang ia temukan di meja Alice.

Aku hanya berkeliling di sekitar rumah saja. Tak perlu cemas.

Ernard mengkerut kan alisnya. Berjalan-jalan? Bukannya ia baru saja sadar setelah tertidur cukup lama. apakah ia baik-baik saja? Ernard menghela nafas panjangnya. " Baiklah. Katakan padanya untuk banyak beristirahat saat ia sudah kembali. "

" Baik, Tuan."

Ernard pun berlalu meninggalkan Mary.

Sementara itu, di bawah teduh atap gazebo dan semilir angin sepoi-sepoi. Alice masih saja menikmati tidurnya. Rambutnya yang tergerai lurus dan bergerak bersama hembusan angin membuat orang yang memandanginya tidak bosan.

Dari kejauhan Ernard yang berjalan dari arah kamar Alice melihat seorang gadis yang tertidur pulas dalam keadaan duduk. Ernard perlahan mendekatinya.

Wajahnya tampak begitu damai dan pulas. Bagaimana bisa dia tertidur seperti itu? Benaknya

Ernard mengangkat salah satu tangannya dan mengisyaratkan Hubert untuk meninggalkan mereka.

" Ternyata kau disini rupanya. " Gumamnya pelan.

Ernard pun mendekat dan duduk di samping Alice.

" Apa kau tahu seberapa merepotkannya dirimu saat itu?  Terutama ibumu yang setiap harinya penuh gelisah dan kesedihan. Bahkan tiada hari tanpa air mata saat ia mengunjungi kamarmu. "

Ernard mulai bergumam seorang diri.

" Kami semua menyayangimu. Begitupun denganku. Kau adalah salah satu darah dagingku. Bagaimana mungkin aku rela kehilanganmu. Iris ataupun dirimu tidak peduli kalian berbakat atau tidak. Kalian tetaplah anak kami. "Ernard berhenti sejenak lalu ia melirik ke arah Alice. "Aku ingin kau mengerti itu. Kelak jika kami telah tiada, aku ingin kau bisa berjalan mengemban kewajibanmu sebagai seorang Strongfort."

Tubuh yang tegap dan gagah itu terlihat begitu berat dan rapuh. Meski yang dulunya ia adalah seorang jenderal yang gagah berani di medan perang, Namun kini dia juga adalah seorang ayah dengan dua putri.

Ernard Menatap langit sejenak lalu bangkit dari duduknya. Namun ketika ia mulai mengambil satu langkah.

" Maafkan aku Ayah. "

Suara yang terdengar pelan dan lembut itu... terutama kalimatnya membuat Ernard seketika terdiam dan berbalik.

Ia melihat tepat mata putrinya. Mata yang penuh arogansi dan selalu memandang rendah orang lain tak lagi tergambar dari pantulan mata itu. Keduanya terlihat begitu lembut dan indah saat ini.

Karena merasakan adanya kehadiran seseorang di sampingnya. Alice mulai terbangun namun, ia tidak langsung membuka matanya. Mendengar dari suara dan kalimatnya, ia tahu kalau yang disampingnya adalah Ayahnya. Alice tetap diam dan mendengarkan Ernard.

Kalimat yang berisi harapan itu dan juga kesedihan mereka, seperti menusuk dadanya. Alice menyesal. Sesaat ketika ia tahu Ernard akan pergi. Ia pun bersuara.

Alice berdiri dari tempat duduknya. Menghadap wajah ayahnya, Alice perlahan membungkuk dan meminta maaf.

"  Aku...salah." Matanya mulai berkunang-kunang.

Sekeras apapun ia melatih tubuhnya saat di kehidupan sebelumnya. Ia tetap tak bisa menahan hatinya untuk luluh dari hal seperti ini.

Air mata berlinang dan mulai menetes. "Maaf...maaf kan aku." Alice masih terbayang wajah ibunya yang ia lihat pagi tadi. Mata yang membengkak, disertai kantung mata yang cukup hitam. Wajah yang tampak pucat dan kelelahan. Alice menggenggam erat gaunnya.

Melihat tingkah putrinya yang tidak biasa ini. Ernard merasa tersentuh. Ia meletakkan salah satu tangannya pada kepala Alice yang menunduk. Membelainya perlahan.

" Um. Jangan menangis lagi. Ayah senang kau menyadari kesalahanmu. "

Ernard mendekap putrinya dalam pelukannya, membelai rambutnya dan sesekali menepuk punggungnya perlahan.

~

Selama seminggu Alice seperti mengurung diri di kamarnya. Ia hanya akan keluar ketika waktu makan tiba.

Alice tenggelam bersama dengan kumpulan buku yang dibawa Mary dari perpustakaan pribadi milik kediaman Strongfort. Sedikit demi sedikit ia mempelajari budaya dan dunia tempatnya saat ini lebih dalam lagi.

Jika seandainya aku lebih memperhatikan saat proses pembelajaran, mungkin aku tak perlu melakukan hal ini begitu lama. Keluh batinnya.

Berkat kemampuan dan pengetahuannya dari dua kehidupan sebelumnya. Alice bersyukur karena tidak harus kerepotan dalam hal menghafal dan akademis. Tentu, dengan perasaan bangga Alice merasa setidaknya apa yang ia pelajari di kehidupan pertamanya jauh lebih rumit. Perhitungan, pengetahuan alam dan lainnya adalah hal yang tidak perlu ia permasalahkan saat ini.

Namun ketika ia sampai pada buku-buku tentang 'Mana dan Sihir'. Alice menyingkirkan semua pikiran yang mengganggu dan fokus pada beberapa buku tersebut.

Dijelaskan bahwa Mana merupakan bagian dari alam. Umumnya manusia bisa menyerap Mana menuju jantung sebagai media untuk menyimpan sejumlah besar Mana. Kemudian, Mana di gunakan sebagai energi untuk menciptakan sihir.

Mana sendiri adalah energi yang di produksi dunia yang sampai sekarang masih belum diketahui proses pembentukannya secara pasti. Namun dikatakan bahwa Mana tidak bisa dipisahkan dengan udara yang mereka hirup untuk bernafas.

Ketika seseorang lahir, Mana Heart akan tercipta dalam jantung mereka. Yah, mungkin itu yang membuat orang-orang di dunia ini secara alamiah dapat menyerap mana.

" Kalau begitu...bukankah sesuatu yang kurang itu.." Alice memejamkan matanya dan memeriksa tubuhnya. " Ternyata sesuatu itu adalah Mana Heart ku yang lenyap."

Sama seperti di kehidupan sebelumnya. Seseorang yang tanpa Akar beladiri maka takkan bisa berlatih tenaga dalam dan beberapa teknik lainnya. Begitu pula di dunia ini.

Umumnya seseorang tanpa Mana Heart akan dianggap sebagai orang yang tak berguna dan kebanyakan dari mereka adalah para rakyat biasa. Mana Heart bisa juga di pengaruhi oleh garis keturunan. Seseorang yang bertalenta dengan jumlah Mana yang besar akan menemui masa depan yang cerah.

"Pada akhirnya yang kuatlah yang menang. Konsep itu tak juga luput dari dunia ini ya" Gumamnya.

Selain itu, beberapa sumber mana ada banyak. Entah itu artifak, batu permata atau garis Ley itu sendiri yang mana jumlah Mana mengalir layaknya sungai berdasarkan lintasannya.

Setelah membuka buku tentang Mana. Alice pun beralih ke sihir.

Sihir terbagi menjadi beberapa elemen atau unsur. Manusia normal biasanya hanya ahli dalam satu elemen dalam diri mereka. Adapula yang di kenal sebagai Jenius dengan dua elemen. Sejarah mencatat kalau Sage pertama pendamping raja pendiri kerajaan Solus adalah seseorang dengan tiga elemen. Namun hal itu sangat amatlah langkah.

Untuk menggunakan sihir secara signifikan dan efisien, seseorang harus mengakumulasikan mana yang di serapnya ke media yang ia miliki. Entah tongkat, sarung tangan khusus atau tanpa alat bantu jika sudah termasuk ahli.

Para pemula biasanya merapalkan mantra atau kalimat tertentu untuk membuat mereka lebih baik dalam mengimajinasikan sihir yang akan mereka keluarkan.

" Hmm...seperti itu ya. " Gumamnya lagi.

Alice menyipitkan matanya seolah ia memiliki sebuah ide yang cemerlang di kepalanya.

" Bagiku yang seorang kultivator. Mana dan Qi ini tidak jauh berbeda. Kalau menurut kesimpulanku, kami hanya memiliki perbedaan dalam mengontrol nya saja." Alice memejamkan matanya dan mulai fokus pada dalam dirinya.

" Mungkin karena Jiwa dan ingatanku yang telah menyatu membuat Mana Heart ku tidak stabil dan akhirnya hilang. Terakhir kali aku ingat, aku sedikit ahli dalam menggunakan sihir tipe api."  Benaknya.

Alice mulai memfokuskan dirinya pada udara dan energi yang ia rasakan di sekitarnya. Memulai menyerap dan memusatkan energi tersebut secara perlahan ke dalam tubuhnya tepatnya pada bagian daerah perutnya. Lalu energi itu mulai menyebar dan ia salukan ke seluruh tubuhnya.

Alice kembali menarik energi itu dan memusatkannya pada bagian telapak tangannya.

" Jumlah tenaga dalamku belumlah banyak tapi selama aku tahu bagaimana harus mengendalikannya. Kurasa hal seperti ini cukup mudah." Alice tersenyum melihat ia masih bisa melakukan hal yang sama meski di kehidupannya kali ini.

~

Melihat Liana yang senyum-senyum sendiri dan tampak bahagia, Ernand bertanya " Apa ada sesuatu yang menyenangkan terjadi? Akhir-akhir kau terlihat begitu ceria. " Jauh di dalam benaknya ia sebenarnya tahu apa penyebab dari kebahagiaan istrinya.

" Hmm~ Tidak ada. Aku hanya senang melihat Alice, itu saja. "

Ernard tersenyum kecil melihat istrinya.

" Selamat pagi Ibu, Ayah " Sapa Alice setelah memasuki ruangan makan.

Liana yang senang, bangun dari kursinya dan segera memeluk Alice.

" Ah...ibu. Kau selalu saja memelukku saat kita bertemu."

" Ibu hanya merindukanmu saja sayang. Karena kau mengunci dirimu selama seminggu dan hanya keluar saat jam makan. Jadi ibu merindukanmu. "

Sikap Alice yang penurut, lembut dan ramah membuat Ernard dan Liana bahagia. Para pelayan pun sudah berhenti untuk bergosip tentang keburukan Alice, malahan mereka yang sempat melihat atau berbicara dengan Alice, merasa seolah terpana oleh dirinya yang baru. Seminggu itu adalah waktu yang cukup untuk merubah pandangan orang-orang terhadapnya.

" Oh iya Ayah, bagaimana kabar Elli dan Ronald?" Tanya Alice setelah mengunyah makanannya.

"Elli baik-baik saja, dia hanya menerima luka gores. Sedangkan Ronald masih dalam memulihkan kesehatannya." Balas Ernard. "Alice, karena waktu yang kau minta untuk belajar sudah berakhir. Selanjutnya apa yang ingin kau lakukan?"

" Aku belum memikirkan apapun."

"Kalau begitu, jadwal belajarmu aku kembalikan. Mulai besok para pembimbing akan kembali untuk memulai pembelajarannya."

"Baik Ayah."

"Haaah...Lihatlah kalian, dalam situasi seperti ini masih sempat membahas sesuatu yang seserius itu? Aku tidak tahu, mungkin selanjutnya kalian berdua akan membahas masalah politik atau militer kerajaan ini."  Tegur Liana dengan nada bercanda. " Ayah dan anak memang mirip." Lanjutnya menggoda.

" Hmm....bukannya aku lebih mirip ibu ya?" Tanya Alice polos dan spontan.

Liana tersenyum lebar mendengar respon Alice yang tiba-tiba itu.

Saat hari telah menjelang siang Alice menyempatkan waktunya untuk melihat lapangan latihan para ksatria milik keluarga Strongfort.

Bau keringat yang asam dan bercampur debu, tentu dahulu Alice tidak menyukainya ketika harus melintasi mereka. Tapi kini hal itu berbeda.

Dengan seksama, setelah duduk di salah satu bangku yang tak jauh dari para ksatria yang sedang berlatih. Alice melihat tiap gerakan yang mereka lakukan.

Ayunan pedang mereka terlihat sederhana namun bertenaga, tidak membuat gerakan yang percuma dan menciptakan sedikit ruang agar musuh kesulitan menyerang balik. Ketika di hadapkan pada pertarungan. Mungkin lawan akan sulit untuk menemukan celah dengan dengan gaya bertarung itu. Begitulah menurutnya. Mengingat kembali kejadian waktu ia ingin di bunuh, sepertinya mereka bukanlah pembunuh bayaran biasa. Mungkin... seseorang dengan kekuatan besar dibaliknya. Pikir Alice.

Gema suara bilah pedang yang saling bertubrukan dan teriakan para kesatria muda itu membuatnya serasa nostalgia.

Episodes
1 Bab I Chapter 1
2 Bab I Chapter 2
3 Bab I Chapter 3
4 Bab I Chapter 4
5 Bab I Chapter 5
6 Bab I Chapter 6
7 Bab I Chapter 7
8 Bab I Chapter 8
9 Bab I Chapter 9
10 Bab I Chapter 10
11 Bab I Chapter 11
12 Bab I Chapter 12
13 Bab I Chapter 13
14 Bab I Chapter 14
15 Bab I Chapter 15
16 Bab I Chapter 16
17 Bab I Chapter 17
18 Bab I Chapter 18
19 Bab I Chapter 19
20 Bab I Chapter 20
21 Bab I Chapter 21
22 Bab I Chapter 22
23 Bab I Chapter 23
24 Bab I Chapter 24
25 Bab I Chapter 25
26 Bab I Chapter 26
27 Bab I Chapter 27
28 Bab I Chapter 28
29 Bab I Chapter 29
30 Bab I Chapter 30
31 Bab I Chapter 31
32 Bab I Chapter 32
33 Bab I Chapter 33
34 Bab II Chapter 34
35 Bab II Chapter 35
36 Bab II Chapter 36
37 Bab II Chapter 37
38 Bab II Chapter 38
39 Bab II Chapter 39
40 Bab II Chapter 40
41 Bab II Chapter 41
42 Bab II Chapter 42
43 Bab II Chapter 43
44 Bab II Chapter 44
45 Bab II Chapter 45
46 Bab II Chapter 46
47 BAB II Chapter 47
48 Bab II Chapter 48
49 Bab II Chapter 49
50 Bab II Chapter 50
51 Bab II Chapter 51
52 Bab II Chapter 52
53 Bab II Chapter 53
54 Bab II Chapter 54
55 Bab II Chapter 55
56 Bab II Chapter 56
57 Bab II Chapter 57
58 Bab II Chapter 58
59 Bab II Chapter 59
60 Bab II Chapter 60
61 Bab II Chapter 61
62 Bab II Chapter 62
63 Bab II Chapter 63
64 Bab II Chapter 64
65 Bab III Chapter 65
66 Bab III Chapter 66
67 Bab III Chapter 67
68 Bab III Chapter 68
69 Bab III Chapter 69
70 Bab III Chapter 70
71 Bab III Chapter 71
72 Bab III Chapter 72
73 Bab III Chapter 73
74 Bab III Chapter 74
75 Bab III Chapter 75
76 Bab III Chapter 76
77 Bab III Chapter 77
78 Bab III Chapter 78
79 Bab III Chapter 79
80 Bab III Chapter 80
81 Bab III Chapter 81
82 Bab III Chapter 82
83 Bab III Chapter 83
84 Bab III Chapter 84
85 Bab III Chapter 85
86 Bab III Chapter 86
87 Bab III Chapter 87
88 Bab III Chapter 88
89 Bab III Chapter 89
90 Bab III Chapter 90
91 Bab III Chapter 91
92 Bab III Chapter 92
93 Bab III Chapter 93
94 Bab III Chapter 94
95 Bab III Chapter 95
96 Bab III Chapter 96
97 Bab III Chapter 97
98 Bab III Chapter 98
99 Bab III Chapter 99
100 Bab III Chapter 100
101 Bab III Chapter 101
102 Bab III Chapter 102
103 Bab III Chapter 103
104 Bab III Chapter 104
105 Bab III Chapter 105
106 Bab IV Chapter 106
107 Bab IV Chapter 107
108 Bab IV Chapter 108
109 Bab IV Chapter 109
110 Bab IV Chapter 110
111 Bab IV Chapter 111
112 Bab IV Chapter 112
113 Bab IV Chapter 113
114 Bab IV Chapter 114
115 Bab IV Chapter 115
116 Bab IV Chapter 116
117 Bab IV Chapter 117
118 Bab IV Chapter 118
119 Bab IV Chapter 119
120 Bab IV Chapter 120
121 Bab IV Chapter 121
122 Bab IV Chapter 122
123 Bab IV Chapter 123
124 Bab IV Chapter 124
125 Bab IV Chapter 125
126 Bab IV Chapter 126
127 Bab IV Chapter 127
128 Bab IV Chapter 128
129 Bab IV Chapter 129
130 Bab IV Chapter 130
131 Bab IV Chapter 131
132 Bab IV Chapter 132
133 Bab IV Chapter 133
134 Bab IV Chapter 134
135 Bab IV Chapter 135
136 Bab IV Chapter 136
137 Bab IV Chapter 137
138 Bab IV Chapter 138
139 Bab IV Chapter 139
140 Bab IV Chapter 140
141 Bab IV Chapter 141
142 Bab IV Chapter 142
143 Bab IV Chapter 143
144 Bab IV Chapter 144
145 Bab IV Chapter 145
146 Bab IV Chapter 146
147 Bab IV Chapter 147
148 Bab IV Chapter 148
149 Bab IV Chapter 149
150 Bab IV Chapter 150
151 Bab IV Chapter 151
152 Bab IV Chapter 152
153 Bab IV Chapter 153
154 Bab IV Chapter 154
155 Bab IV Chapter 155
156 Bab IV Chapter 156
157 Bab IV Chapter 157
158 Bab IV Chapter 158
159 Bab IV Chapter 159
160 Bab IV Chapter 160
161 Bab IV Chapter 161
162 Bab IV Chapter 162
163 Bab IV Chapter 163
164 Bab IV Chapter 164
165 Bab IV Chapter 165
166 Bab IV Chapter 166
167 Bab IV Chapter 167
168 Bab IV Chapter 168
169 Bab V Chapter 169
170 Bab V Chapter 170
171 Bab V Chapter 171
172 Bab V Chapter 172
173 Bab V Chapter 173
174 Bab V Chapter 174
175 Bab V Chapter 175
176 Bab V Chapter 176
177 Bab V Chapter 177
178 Bab V Chapter 178
179 Bab V Chapter 179
180 Bab V Chapter 180
181 Bab V Chapter 181
182 Bab V Chapter 182
183 Bab V Chapter 183
184 Bab V Chapter 184
185 Bab V Chapter 185
186 Bab V Chapter 186
187 Bab V Chapter 187
188 Bab V Chapter 188
189 Bab V Chapter 189
190 Bab V Chapter 190
191 Bab V Chapter 191
192 Bab V Chapter 192
193 Bab V Chapter 193
194 Bab V Chapter 194
195 Bab V Chapter 195
196 Bab V Chapter 196
197 Bab V Chapter 197
198 Bab V Chapter 198
199 Bab V Chapter 199
200 Bab V Chapter 200
201 Bab V Chapter 201
202 Bab V Chapter 202
203 Bab V Chapter 203
204 Bab V Chapter 204
205 Bab V Chapter 205
206 Bab V Chapter 206
207 Bab V Chapter 207
208 Bab V Chapter 208
209 Bab V Chapter 209
210 Bab V Chapter 210
211 Bab V Chapter 211
212 Bab V Chapter 212
213 Bab V Chapter 213
214 Bab V Chapter 214
215 Bab V Chapter 215
216 Bab V Chapter 216
217 Bab V Chapter 217
218 Bab V Chapter 218
219 Bab V Chapter 219
220 Bab V Chapter 220
221 Bab V Chapter 221
222 Bab V Chapter 222
223 Bab V Chapter 223
224 Bab V Chapter 224
225 Bab V Chapter 225
226 Bab V Chapter 226
227 Bab V Chapter 227
228 Bab V Chapter 228
229 Bab V Chapter 229
230 Bab V Chapter 230
231 Bab V Chapter 231
232 Bab V Chapter 232
233 Bab V Chapter 233
234 Bab V Chapter 234
235 Bab V Chapter 235
236 Bab V Chapter 236
237 Bab V Chapter 237
238 Bab V Chapter 238
239 Bab V Chapter 239
240 Bab V Chapter 240
241 Bab V Chapter 241
242 Bab V Chapter 242
243 Bab V Chapter 243
244 Bab V Chapter 244
245 Bab V Chapter 245
246 Bab VI Chapter 246
247 Bab VI Chapter 247
248 Bab VI Chapter 248
249 Bab VI Chapter 249
250 Bab VI Chapter 250
251 Bab VI Chapter 251
252 Bab VI Chapter 252
253 Bab VI Chapter 253
254 Bab VI Chapter 254
255 Bab VI Chapter 255
256 Bab VI Chapter 256
257 Bab VI Chapter 257
258 Bab VI Chapter 258
259 Bab VI Chapter 259
260 Bab VI Chapter 260
261 Bab VI Chapter 261
Episodes

Updated 261 Episodes

1
Bab I Chapter 1
2
Bab I Chapter 2
3
Bab I Chapter 3
4
Bab I Chapter 4
5
Bab I Chapter 5
6
Bab I Chapter 6
7
Bab I Chapter 7
8
Bab I Chapter 8
9
Bab I Chapter 9
10
Bab I Chapter 10
11
Bab I Chapter 11
12
Bab I Chapter 12
13
Bab I Chapter 13
14
Bab I Chapter 14
15
Bab I Chapter 15
16
Bab I Chapter 16
17
Bab I Chapter 17
18
Bab I Chapter 18
19
Bab I Chapter 19
20
Bab I Chapter 20
21
Bab I Chapter 21
22
Bab I Chapter 22
23
Bab I Chapter 23
24
Bab I Chapter 24
25
Bab I Chapter 25
26
Bab I Chapter 26
27
Bab I Chapter 27
28
Bab I Chapter 28
29
Bab I Chapter 29
30
Bab I Chapter 30
31
Bab I Chapter 31
32
Bab I Chapter 32
33
Bab I Chapter 33
34
Bab II Chapter 34
35
Bab II Chapter 35
36
Bab II Chapter 36
37
Bab II Chapter 37
38
Bab II Chapter 38
39
Bab II Chapter 39
40
Bab II Chapter 40
41
Bab II Chapter 41
42
Bab II Chapter 42
43
Bab II Chapter 43
44
Bab II Chapter 44
45
Bab II Chapter 45
46
Bab II Chapter 46
47
BAB II Chapter 47
48
Bab II Chapter 48
49
Bab II Chapter 49
50
Bab II Chapter 50
51
Bab II Chapter 51
52
Bab II Chapter 52
53
Bab II Chapter 53
54
Bab II Chapter 54
55
Bab II Chapter 55
56
Bab II Chapter 56
57
Bab II Chapter 57
58
Bab II Chapter 58
59
Bab II Chapter 59
60
Bab II Chapter 60
61
Bab II Chapter 61
62
Bab II Chapter 62
63
Bab II Chapter 63
64
Bab II Chapter 64
65
Bab III Chapter 65
66
Bab III Chapter 66
67
Bab III Chapter 67
68
Bab III Chapter 68
69
Bab III Chapter 69
70
Bab III Chapter 70
71
Bab III Chapter 71
72
Bab III Chapter 72
73
Bab III Chapter 73
74
Bab III Chapter 74
75
Bab III Chapter 75
76
Bab III Chapter 76
77
Bab III Chapter 77
78
Bab III Chapter 78
79
Bab III Chapter 79
80
Bab III Chapter 80
81
Bab III Chapter 81
82
Bab III Chapter 82
83
Bab III Chapter 83
84
Bab III Chapter 84
85
Bab III Chapter 85
86
Bab III Chapter 86
87
Bab III Chapter 87
88
Bab III Chapter 88
89
Bab III Chapter 89
90
Bab III Chapter 90
91
Bab III Chapter 91
92
Bab III Chapter 92
93
Bab III Chapter 93
94
Bab III Chapter 94
95
Bab III Chapter 95
96
Bab III Chapter 96
97
Bab III Chapter 97
98
Bab III Chapter 98
99
Bab III Chapter 99
100
Bab III Chapter 100
101
Bab III Chapter 101
102
Bab III Chapter 102
103
Bab III Chapter 103
104
Bab III Chapter 104
105
Bab III Chapter 105
106
Bab IV Chapter 106
107
Bab IV Chapter 107
108
Bab IV Chapter 108
109
Bab IV Chapter 109
110
Bab IV Chapter 110
111
Bab IV Chapter 111
112
Bab IV Chapter 112
113
Bab IV Chapter 113
114
Bab IV Chapter 114
115
Bab IV Chapter 115
116
Bab IV Chapter 116
117
Bab IV Chapter 117
118
Bab IV Chapter 118
119
Bab IV Chapter 119
120
Bab IV Chapter 120
121
Bab IV Chapter 121
122
Bab IV Chapter 122
123
Bab IV Chapter 123
124
Bab IV Chapter 124
125
Bab IV Chapter 125
126
Bab IV Chapter 126
127
Bab IV Chapter 127
128
Bab IV Chapter 128
129
Bab IV Chapter 129
130
Bab IV Chapter 130
131
Bab IV Chapter 131
132
Bab IV Chapter 132
133
Bab IV Chapter 133
134
Bab IV Chapter 134
135
Bab IV Chapter 135
136
Bab IV Chapter 136
137
Bab IV Chapter 137
138
Bab IV Chapter 138
139
Bab IV Chapter 139
140
Bab IV Chapter 140
141
Bab IV Chapter 141
142
Bab IV Chapter 142
143
Bab IV Chapter 143
144
Bab IV Chapter 144
145
Bab IV Chapter 145
146
Bab IV Chapter 146
147
Bab IV Chapter 147
148
Bab IV Chapter 148
149
Bab IV Chapter 149
150
Bab IV Chapter 150
151
Bab IV Chapter 151
152
Bab IV Chapter 152
153
Bab IV Chapter 153
154
Bab IV Chapter 154
155
Bab IV Chapter 155
156
Bab IV Chapter 156
157
Bab IV Chapter 157
158
Bab IV Chapter 158
159
Bab IV Chapter 159
160
Bab IV Chapter 160
161
Bab IV Chapter 161
162
Bab IV Chapter 162
163
Bab IV Chapter 163
164
Bab IV Chapter 164
165
Bab IV Chapter 165
166
Bab IV Chapter 166
167
Bab IV Chapter 167
168
Bab IV Chapter 168
169
Bab V Chapter 169
170
Bab V Chapter 170
171
Bab V Chapter 171
172
Bab V Chapter 172
173
Bab V Chapter 173
174
Bab V Chapter 174
175
Bab V Chapter 175
176
Bab V Chapter 176
177
Bab V Chapter 177
178
Bab V Chapter 178
179
Bab V Chapter 179
180
Bab V Chapter 180
181
Bab V Chapter 181
182
Bab V Chapter 182
183
Bab V Chapter 183
184
Bab V Chapter 184
185
Bab V Chapter 185
186
Bab V Chapter 186
187
Bab V Chapter 187
188
Bab V Chapter 188
189
Bab V Chapter 189
190
Bab V Chapter 190
191
Bab V Chapter 191
192
Bab V Chapter 192
193
Bab V Chapter 193
194
Bab V Chapter 194
195
Bab V Chapter 195
196
Bab V Chapter 196
197
Bab V Chapter 197
198
Bab V Chapter 198
199
Bab V Chapter 199
200
Bab V Chapter 200
201
Bab V Chapter 201
202
Bab V Chapter 202
203
Bab V Chapter 203
204
Bab V Chapter 204
205
Bab V Chapter 205
206
Bab V Chapter 206
207
Bab V Chapter 207
208
Bab V Chapter 208
209
Bab V Chapter 209
210
Bab V Chapter 210
211
Bab V Chapter 211
212
Bab V Chapter 212
213
Bab V Chapter 213
214
Bab V Chapter 214
215
Bab V Chapter 215
216
Bab V Chapter 216
217
Bab V Chapter 217
218
Bab V Chapter 218
219
Bab V Chapter 219
220
Bab V Chapter 220
221
Bab V Chapter 221
222
Bab V Chapter 222
223
Bab V Chapter 223
224
Bab V Chapter 224
225
Bab V Chapter 225
226
Bab V Chapter 226
227
Bab V Chapter 227
228
Bab V Chapter 228
229
Bab V Chapter 229
230
Bab V Chapter 230
231
Bab V Chapter 231
232
Bab V Chapter 232
233
Bab V Chapter 233
234
Bab V Chapter 234
235
Bab V Chapter 235
236
Bab V Chapter 236
237
Bab V Chapter 237
238
Bab V Chapter 238
239
Bab V Chapter 239
240
Bab V Chapter 240
241
Bab V Chapter 241
242
Bab V Chapter 242
243
Bab V Chapter 243
244
Bab V Chapter 244
245
Bab V Chapter 245
246
Bab VI Chapter 246
247
Bab VI Chapter 247
248
Bab VI Chapter 248
249
Bab VI Chapter 249
250
Bab VI Chapter 250
251
Bab VI Chapter 251
252
Bab VI Chapter 252
253
Bab VI Chapter 253
254
Bab VI Chapter 254
255
Bab VI Chapter 255
256
Bab VI Chapter 256
257
Bab VI Chapter 257
258
Bab VI Chapter 258
259
Bab VI Chapter 259
260
Bab VI Chapter 260
261
Bab VI Chapter 261

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!