Bab I Chapter 3

Setelah kedatangan dua priest dari kuil, kondisi Alice mulai lebih baik. Luka-luka pada tubuhnya sudah tidak terlihat lagi begitupun perban di kepalanya sudah terlepas.

Meski begitu, dengan sihir penyembuhan mereka pun yang dilakukan selama dua hari tak membuat Alice membuka matanya.

Suasana di kediaman Strongfort tetap berjalan seperti biasanya.

" Bagaimana keadaan nona Alicia? "

Tanya Hilda kepala pelayan wanita saat melihat seorang gadis pelayan keluar dari kamar Alice

" Maaf nyoya Hilda sepertinya kondisi nona masih belum membaik. Dia...masih belum menunjukkan tanda kapan akan bangun. "

Setelah mendengar jawaban gadis pelayan tersebut, Hilda menghela nafasnya. " Kalau begitu, setelah mengurus nona Alicia, datanglah ke dapur. "

" Baik nyonya. "

Gadis muda dengan wajah cerah dan ceria itu bernama Mary. Dia adalah pelayan baru yang ditunjuk sebagai pelayan pribadi Alice. Meski terbilang muda tapi kecakapannya dalam bekerja sangatlah bagus.

Melihat kondisi nona nya mary turut prihatin. Mary awalnya di terima sebagai pelayan biasa yang bertugas mengurus kebersihan terutama bagian dapur. Selagi ia bekerja, Rumor tentang Alice telah banyak ia dengar.

Ketika para pegawai di kediaman itu beristirahat, mereka kerap kali membicarakan berbagai macam topik dan yang lebih panas adalah tentang Alicia. Nona muda yang akan Mary layani kedepannya.

" Nona, saya harap nona segera bangun. Tuan dan Nyonya sangat sedih melihat nona seperti ini. " Gumamnya menatap dalam wajah Alice.

Setelah membersihkan tubuh Alice dengan kain dan sebaskom air. Mary segera menuju dapur sesuai dengan arahan Hilda.

~

" Dimana...ini?"

" Gelap. Apakah...Tempat apa ini? "

"Haaah... Apakah aku sudah mati?"

Gadis yang bergumam itu tak lain adalah Alicia Lein Strongfort sendiri.

Dalam gelapnya ruangan yang entah dimana. Alice begitu tenang mengetahui kenyataan yang ia hadapi. Bukankah ia takut dengan kematian?

" Kau jauh lebih tenang dari yang ku kira nona muda"

Sebuah suara tiba-tiba menggema di dalam ruangan tersebut.

" Siapa disana? Siapa itu? "

" Tenanglah, tak perlu panik "

Suara itu terdengar begitu lembut nan indah di telinga Alice, tapi siapa? Alice sendiri tak mengetahuinya.

" Kalau begitu tunjukkan dirimu. "

Hentakan langkah kaki perlahan mengisi sunyi ruangan tersebut.

Seorang wanita berambut hitam panjang hingga pinggulnya muncul dari balik gelapnya ruangan tersebut. Kulitnya yang putih mulus dan lembut seperti susu tampak seolah bersinar dalam kegelapan. Wanita itu sedikit lebih pendek dari Alice . Wajahnya tampak muda namun aura yang ia keluarkan tidak terasa seperti itu. Rambut panjang hitamnya yang tergerai lurus ke bawah memberikan kesan elegan padanya.

Sejenak Alice seperti terhipnotis dengan sosok dihadapannya. Baru kali ini ia melihat wanita seperti dirinya.

Ia tidak tampak berasal dari negeri ini?

" Hai "

Wanita itu menyapa lembut Alice sambil melambaikan tangannya.

Hah~ Suara seperti lantunan melodi yang merdu..

Alice segera menggelengkan kepalanya membuat ia tersadar dari lamunannya.

" Siapa kau? "

" Aku...Itu sedikit rumit untuk dijelaskan. Singkatnya, aku adalah dirimu dan kau adalah diriku. "

Hah?!

Hampir saja Alice menjatuhkan mulutnya mendengar jawaban wanita itu.

'Apakah dia sedikit kurang waras'

"Lihat. Sudah kubilang kau takkan mengerti. Lebih baik kalau kau melihatnya sendiri."

Wanita tersebut berjalan lebih dekat menghampiri Alice. Ia mengangkat tangannya dan mengarahkan jari telunjuknya tepat ke dahi Alice.

" Aghh! "

Serpihan ingatan perlahan membanjiri kepalanya.

" Apa...ini? " Gumamnya heran sambil memegang kepalanya.

Tiba-tiba saja ia merasakan kalau ia telah melalui banyak hal. Bukan hanya sekedar ingatan tapi benar-benar merasakan seolah tubuhnya dan jiwanya tahu kalau dia pernah mengalami hal itu.

Pemandang gunung-gunung yang indah. Kuda perang dan orang-orang saling bertarung. Pemandangan alam yang indah bercampur dengan ingatan pertumpahan darah. Istana dengan ukiran naga, ratusan hingga ribuan prajurit. Alice melihat hal-hal asing tersebut seolah ia berdiri di depan mereka.

Tubuhnya gemetaran, apa yang terjadi?

" You Nian, Aku...mencintaimu.. "

Ia melihat laki-laki tampan berambut hitam panjang.

Siapa...dia?

Laki-laki itu mendekapnya dalam pelukannya. Perasaan hangat mengalir ke dalam hatinya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.

Namun...Rasa sakit tiada tara menggantikan perasaan hangat tersebut.

Emosinya terguncang. Melihat seorang wanita lain tiba-tiba berdiri berdampingan dengan pria itu sementara ia terkapar berlumuran darah di lantai.

" Lin... Zhou, Kau... " Suaranya, ya itu adalah suaranya ketika memanggil nama pria itu. Ia kesal, marah, dendam. Perasaan pahit dan sakit memenuhi dadanya.

" Maaf You Nian. Tapi dia adalah milikku. Sejak awal kami hanya mempermainkan mu. " Ucap wanita yang berdiri di samping pria itu dengan seringai di wajahnya.

Alice berlutut gemetaran tak sanggup menahan emosinya. Ia memegang erat kedua sisi kepalanya.

" Aku... Aku tahu, aku tahu siapa mereka. "

" Ya. Kita tahu itu. Murid dan pria yang telah ku selamatkan hidupnya dan satu-satunya orang yang membuatku mengenal namanya cinta. "

" Cinta? "

" Tapi itu hanyalah kepalsuan belaka "

Setelah ingatan itu berlalu. Sebuah ingatan lainnya pun tergambar dibenaknya. Gedung-gedung tinggi hingga ke langit. Rumah-rumah yang berwarna warni. Kereta besi yang berjalan tanpa ada kuda dan burung raksasa di langit.

Ini...?

" Ya... Ini juga adalah masa laluku juga. Seo Min Ah itulah namaku." Wanita itu bergerak meraih tangan Alice dan membantunya berdiri.

"Aku adalah seorang dokter. Hidup yatim piatu dan meninggal karena kecelakaan. Ku kira hidupku saat itu begitu baik namun entah kenapa takdir membuatku terlempar ke dunia yang berbeda." Wanita itu terdiam dan menghela nafasnya. " Tapi untuk kali kedua, aku tetap hidup yatim piatu. Tanpa orang tua, saudara atau bibi dan paman. Aku hidup sebagai gelandangan miskin bersama seorang kakek angkat yang begitu peduli padaku. "

Alice menatap kasihan wanita itu. Ia tahu, ia baru saja merasakan nya.

" Sepertinya takdir mempermainkan ku hingga akhir hayatku. Aku berjuang mengandalkan pengetahuanku di kehidupan sebelumnya. Merangkak dari bawah hingga akhirnya aku berdiri di atas. Darah dan keringat ku korbankan. Aku melalui hinaan dan pertarungan yang tiada hentinya. Bahkan ketika aku hidup hingga sekitar 500 tahun lamanya. Aku masih tetap terjebak dalam takdir pertarungan yang sia-sia. "

Dalam ruangan Gelap itu wanita itu menatap Alice dan kemudian tersenyum lembut.

" Hingga pada akhirnya aku merasakan pengkhianatan dari orang yang kucintai. Namun...sungguh untuk kehidupan ini aku bersyukur. Memiliki keluarga, Ayah, ibu dan orang-orang yang benar-benar peduli padaku. "

Wanita itu meletakkan tangannya di salah satu pundak Alice.

" Jadi... Hargailah mereka. Jalani lah hidup lebih baik. Karena kedamaian yang ku dambakan akhirnya telah tiba. "

Setelah mengucapkan kalimat itu. Wanita itu perlahan memudar dan menghilang menjadi setitik cahaya kecil.

Cahaya kecil itu melayang tepat di wajah Alice lalu bergerak menembus ke dalam dadanya.

" Jadi...seperti itu ya. Kau...maksudku Aku telah melalui tiga perputaran roda kehidupan. Karena kecelakaan ini membuatku mengingatnya... Kurasa selama ini aku benar-benar menyia-nyiakan hidupku." Alice menunduk ia hanya bisa menghela nafas panjangnya.

Ayah... Ibu... Semuanya...

~

Mary dengan sebaskom air dan beberapa lembar kain berjalan menuju kamar Alice. Sesampainya disana mary berhenti sejenak kemudian menarik nafas panjang, menandakan ia sudah siap untuk bekerja.

" Permisi " Ucapnya setelah ia mengetuk pintu.

Sekali lagi ia harus berhadapan dengan tubuh nona nya yang tak sadarkan diri. Hari ini adalah hari ke delapan Namun...berdasarkan apa yang ia dengar dari priest sebelumnya, Mary hanya bisa berharap untuk Alice segera bangun.

Tepat setelah ia masuk. Dalam ruangan kamar yang gelap tanpa ada suara dan hanya tubuh Alice yang terbaring tak sadarkan diri, begitulah pikirnya. Tapi ia terkejut melihat Alice duduk menyandar di tempat tidurnya.

Mary hampir saja menjatuhkan baskom airnya.

"No-"

Alice meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya mengisyaratkan untuk diam. Mary baru sadar kalau ternyata di sisi tempat tidur, Liana sedang tertidur sambil bersandar pada ranjang Alice.

Alice beranjak dari kasurnya perlahan agar tidak membangunkan ibunya.

Ia berjalan menuju Mary

" Tolong siapkan kami sarapan. Jangan lupa beberapa buah segar untuk ibuku. " Pintanya lembut pada Mary.

Mary terdiam, ia mengangguk dan meletakkan baskom dan kain yang ia bawa pada sebuah meja lalu keluar.

' Eh?!'

Kepalanya seolah kehilangan seutas kabel. Apa yang terjadi?

" Apakah aku sedang bermimpi? " Gumamnya lalu ia mencubit pipinya   " Sakit. Ini... Bukan mimpi, tapi...tadi itu apa? "

Mary mengingat-ingat kembali apa yang baru saja terjadi dan yang ia lihat.

'Bidadari? Apa itu seorang Bidadari? '

Senyum menawan Alice dan suaranya yang lembut membuat Mary terhipnotis begitu saja.

Tidak mungkin bagi Alice untuk mengucapkan kata tolong saat menyuruh pelayannya apalagi tersenyum dengan penuh kelembutan. Menurut yang ia dengar-dengar selama ini bukankah kalau Alice itu adalah gadis egois yang kejam dan angkuh...Tidak mungkin! Lalu.. siapa dia?

Mary penasaran ingin masuk kembali dan memastikan apa yang baru saja ia saksikan, tapi...ia berpikir dua kali untuk itu. Lebih baik baginya untuk segera mengantarkan sarapan berhubung nona nya sudah bangun.

Sementara itu di dalam kamar, Alice diam-diam memperhatikan ibunya dari samping.

Wajahnya tampak muda, tidak mencerminkan wajah seorang ibu dengan dua putri remaja. malahan lebih cocok jika dipanggil kakak. Tapi kantung mata dan warna wajah itu sedikit pucat karena mengkhawatirkan dirinya.

Semenjak Alice tak sadarkan diri. Liana mulai tidak memperhatikan makan dan tidurnya. Hatinya yang berat membuatnya kesulitan untuk menelan makanan dan tidur nyenyak.

" Ibu... Sungguh aku telah menghabiskan banyak waktu dengan sia-sia " Alice menatap sedih ibunya.

Alice mengambil baskom air yang dibawa Mary lalu ia mulai membersihkan wajahnya. Melihat bayangan dirinya dari air itu dia benar-benar bahagia.

" Setelah sekian lama... Akhirnya aku memilikinya. Sebuah keluarga. " Alice tersenyum dan mulai merapikan sedikit kamarnya.

Alicia Lein Strongfort yang biasanya mungkin tak akan melakukan ini, kini telah berubah. Namun, sembari menunggu Mary ia berpikir untuk merentangkan sedikit tubuhnya yang kaku karena tidur cukup lama. Bahkan kakinya sedikit sulit bergerak. Entah sudah berapa lama aku tertidur?

Liana yang menyandarkan kepalanya pada sisi tempat tidur mulai terbangun. Merasakan sejuknya udara pagi dari jendela, Liana membuka matanya perlahan.

Ketika melihat Alice tidak ada di kasurnya. Liana panik.

" Alice? Alice?! "

" Ibu, tenanglah. Aku disini " Ucap Alice setelah menghampiri ibunya.

Liana berbalik dan meletakkan kedua tangannya di wajah Alice "Alice? Kau kah itu sayang? Kau... Sudah bangun. "

Mata Liana mulai berkaca-kaca " Iya ibu. Aku...kembali " Sahut Alice.

Liana dengan segera memeluk erat putrinya itu. Ia benar-benar bahagia. Ia memeluknya sangat erat seolah ia takut putrinya akan pergi meninggalkannya lagi.

Melihat Liana yang berderai air mata bahagia. Alice pun turut senang "Jadi... Seperti ini pelukan seorang ibu. Hangat. " Batinnya. Lalu ia menyandarkan kepalanya pada lengan Liana.

Bukan hanya ingatan. Seo Min ah, Lan You nian dan sekarang Alicia Lein Strongfort. Semua perasaan itu menjadi satu. Rasa rindu dan harapan untuk mendapatkan sebuah keluarga yang sesungguhnya akhirnya terpenuhi.

' Aku baru sadar. Kalau selama ini aku benar-benar telah menyia-nyiakan mereka. '

" Ibu... sudah makan? " Tanya Alice yang masih dalam pelukan ibunya.

Setelah menenangkan dirinya. Liana baru tersadar kalau tingkah putrinya ini berbeda dari biasanya. Ekspresi dan nada bicaranya tidaklah sama terlebih saat ia bertanya tentang dirinya yang sudah makan atau belum. Tapi lebih daripada itu. Liana bahagia karena Alice sudah sadar.

"Kalau belum, kita makan dulu. Ibu temani aku sarapan disini. Aku sudah meminta Mary untuk mengantarkan kita sarapan. "

" Iya sayang, kita makan bersama ya." Balas Liana.

Dengan sebuah troli, Mary menuju kamar Alice setelah ia mendapat kan makanan dari dapur.

Mary turut bahagia. Ia berjalan penuh ceria.

Ketika ia sampai " Permisi nona. " Ucapnya setelah mengetuk pintu.

" Masuklah " Sahut Alice.

Mary terkejut dengan ruangan itu. 'Apa memang tadi seperti ini ya?' Ia heran. Padahal ia belum merapikan kamar Alice tapi gorden sudah terbuka dan meja-meja terlihat sedikit bersih.

' Jangan bilang nona...'

" Oh, kau boleh meletakkannya disana mary. " Ucap Alice menunjuk salah satu meja.

" Baik nona. "

Setelah meletakkan hidangan tersebut. Alice dengan menggenggam tangan ibunya berjalan mengambil tempat duduk mereka.

Melihat mereka telah duduk mary mulai menyiapkan peralatan mereka.

" Mary, tidak perlu. Biar aku saja. Kau boleh ke dapur untuk sarapan atau melakukan hal lainnya. " Ucap Alice dengan ramah.

" Ta-tapi nona... "

Tanpa menunggu jawaban, Alice sudah memegang teko dan mulai menuang teh ke dalam gelas. Ia kemudian menyajikan teh itu di meja.

Mary dan Liana yang melihatnya, hanya bisa diam terheran-heran.

"Ka-kalau begitu saya permisi. Nona boleh memanggil saya jika butuh sesuatu. " Pamit Mary.

"Um, Terima kasih mary."

Ucapan itu membuat langkahnya terhenti sesaat sebelum ia menarik pintu.

Mary tersenyum bahagia. Dia benar-benar yakin kalau apa yang ia saksikan tadi pagi bukanlah mimpi atau halusinasi. Alice, nona nya sepertinya tidaklah seperti yang ia dengar.

Episodes
1 Bab I Chapter 1
2 Bab I Chapter 2
3 Bab I Chapter 3
4 Bab I Chapter 4
5 Bab I Chapter 5
6 Bab I Chapter 6
7 Bab I Chapter 7
8 Bab I Chapter 8
9 Bab I Chapter 9
10 Bab I Chapter 10
11 Bab I Chapter 11
12 Bab I Chapter 12
13 Bab I Chapter 13
14 Bab I Chapter 14
15 Bab I Chapter 15
16 Bab I Chapter 16
17 Bab I Chapter 17
18 Bab I Chapter 18
19 Bab I Chapter 19
20 Bab I Chapter 20
21 Bab I Chapter 21
22 Bab I Chapter 22
23 Bab I Chapter 23
24 Bab I Chapter 24
25 Bab I Chapter 25
26 Bab I Chapter 26
27 Bab I Chapter 27
28 Bab I Chapter 28
29 Bab I Chapter 29
30 Bab I Chapter 30
31 Bab I Chapter 31
32 Bab I Chapter 32
33 Bab I Chapter 33
34 Bab II Chapter 34
35 Bab II Chapter 35
36 Bab II Chapter 36
37 Bab II Chapter 37
38 Bab II Chapter 38
39 Bab II Chapter 39
40 Bab II Chapter 40
41 Bab II Chapter 41
42 Bab II Chapter 42
43 Bab II Chapter 43
44 Bab II Chapter 44
45 Bab II Chapter 45
46 Bab II Chapter 46
47 BAB II Chapter 47
48 Bab II Chapter 48
49 Bab II Chapter 49
50 Bab II Chapter 50
51 Bab II Chapter 51
52 Bab II Chapter 52
53 Bab II Chapter 53
54 Bab II Chapter 54
55 Bab II Chapter 55
56 Bab II Chapter 56
57 Bab II Chapter 57
58 Bab II Chapter 58
59 Bab II Chapter 59
60 Bab II Chapter 60
61 Bab II Chapter 61
62 Bab II Chapter 62
63 Bab II Chapter 63
64 Bab II Chapter 64
65 Bab III Chapter 65
66 Bab III Chapter 66
67 Bab III Chapter 67
68 Bab III Chapter 68
69 Bab III Chapter 69
70 Bab III Chapter 70
71 Bab III Chapter 71
72 Bab III Chapter 72
73 Bab III Chapter 73
74 Bab III Chapter 74
75 Bab III Chapter 75
76 Bab III Chapter 76
77 Bab III Chapter 77
78 Bab III Chapter 78
79 Bab III Chapter 79
80 Bab III Chapter 80
81 Bab III Chapter 81
82 Bab III Chapter 82
83 Bab III Chapter 83
84 Bab III Chapter 84
85 Bab III Chapter 85
86 Bab III Chapter 86
87 Bab III Chapter 87
88 Bab III Chapter 88
89 Bab III Chapter 89
90 Bab III Chapter 90
91 Bab III Chapter 91
92 Bab III Chapter 92
93 Bab III Chapter 93
94 Bab III Chapter 94
95 Bab III Chapter 95
96 Bab III Chapter 96
97 Bab III Chapter 97
98 Bab III Chapter 98
99 Bab III Chapter 99
100 Bab III Chapter 100
101 Bab III Chapter 101
102 Bab III Chapter 102
103 Bab III Chapter 103
104 Bab III Chapter 104
105 Bab III Chapter 105
106 Bab IV Chapter 106
107 Bab IV Chapter 107
108 Bab IV Chapter 108
109 Bab IV Chapter 109
110 Bab IV Chapter 110
111 Bab IV Chapter 111
112 Bab IV Chapter 112
113 Bab IV Chapter 113
114 Bab IV Chapter 114
115 Bab IV Chapter 115
116 Bab IV Chapter 116
117 Bab IV Chapter 117
118 Bab IV Chapter 118
119 Bab IV Chapter 119
120 Bab IV Chapter 120
121 Bab IV Chapter 121
122 Bab IV Chapter 122
123 Bab IV Chapter 123
124 Bab IV Chapter 124
125 Bab IV Chapter 125
126 Bab IV Chapter 126
127 Bab IV Chapter 127
128 Bab IV Chapter 128
129 Bab IV Chapter 129
130 Bab IV Chapter 130
131 Bab IV Chapter 131
132 Bab IV Chapter 132
133 Bab IV Chapter 133
134 Bab IV Chapter 134
135 Bab IV Chapter 135
136 Bab IV Chapter 136
137 Bab IV Chapter 137
138 Bab IV Chapter 138
139 Bab IV Chapter 139
140 Bab IV Chapter 140
141 Bab IV Chapter 141
142 Bab IV Chapter 142
143 Bab IV Chapter 143
144 Bab IV Chapter 144
145 Bab IV Chapter 145
146 Bab IV Chapter 146
147 Bab IV Chapter 147
148 Bab IV Chapter 148
149 Bab IV Chapter 149
150 Bab IV Chapter 150
151 Bab IV Chapter 151
152 Bab IV Chapter 152
153 Bab IV Chapter 153
154 Bab IV Chapter 154
155 Bab IV Chapter 155
156 Bab IV Chapter 156
157 Bab IV Chapter 157
158 Bab IV Chapter 158
159 Bab IV Chapter 159
160 Bab IV Chapter 160
161 Bab IV Chapter 161
162 Bab IV Chapter 162
163 Bab IV Chapter 163
164 Bab IV Chapter 164
165 Bab IV Chapter 165
166 Bab IV Chapter 166
167 Bab IV Chapter 167
168 Bab IV Chapter 168
169 Bab V Chapter 169
170 Bab V Chapter 170
171 Bab V Chapter 171
172 Bab V Chapter 172
173 Bab V Chapter 173
174 Bab V Chapter 174
175 Bab V Chapter 175
176 Bab V Chapter 176
177 Bab V Chapter 177
178 Bab V Chapter 178
179 Bab V Chapter 179
180 Bab V Chapter 180
181 Bab V Chapter 181
182 Bab V Chapter 182
183 Bab V Chapter 183
184 Bab V Chapter 184
185 Bab V Chapter 185
186 Bab V Chapter 186
187 Bab V Chapter 187
188 Bab V Chapter 188
189 Bab V Chapter 189
190 Bab V Chapter 190
191 Bab V Chapter 191
192 Bab V Chapter 192
193 Bab V Chapter 193
194 Bab V Chapter 194
195 Bab V Chapter 195
196 Bab V Chapter 196
197 Bab V Chapter 197
198 Bab V Chapter 198
199 Bab V Chapter 199
200 Bab V Chapter 200
201 Bab V Chapter 201
202 Bab V Chapter 202
203 Bab V Chapter 203
204 Bab V Chapter 204
205 Bab V Chapter 205
206 Bab V Chapter 206
207 Bab V Chapter 207
208 Bab V Chapter 208
209 Bab V Chapter 209
210 Bab V Chapter 210
211 Bab V Chapter 211
212 Bab V Chapter 212
213 Bab V Chapter 213
214 Bab V Chapter 214
215 Bab V Chapter 215
216 Bab V Chapter 216
217 Bab V Chapter 217
218 Bab V Chapter 218
219 Bab V Chapter 219
220 Bab V Chapter 220
221 Bab V Chapter 221
222 Bab V Chapter 222
223 Bab V Chapter 223
224 Bab V Chapter 224
225 Bab V Chapter 225
226 Bab V Chapter 226
227 Bab V Chapter 227
228 Bab V Chapter 228
229 Bab V Chapter 229
230 Bab V Chapter 230
231 Bab V Chapter 231
232 Bab V Chapter 232
233 Bab V Chapter 233
234 Bab V Chapter 234
235 Bab V Chapter 235
236 Bab V Chapter 236
237 Bab V Chapter 237
238 Bab V Chapter 238
239 Bab V Chapter 239
240 Bab V Chapter 240
241 Bab V Chapter 241
242 Bab V Chapter 242
243 Bab V Chapter 243
244 Bab V Chapter 244
245 Bab V Chapter 245
246 Bab VI Chapter 246
247 Bab VI Chapter 247
248 Bab VI Chapter 248
249 Bab VI Chapter 249
250 Bab VI Chapter 250
251 Bab VI Chapter 251
252 Bab VI Chapter 252
253 Bab VI Chapter 253
254 Bab VI Chapter 254
255 Bab VI Chapter 255
256 Bab VI Chapter 256
257 Bab VI Chapter 257
258 Bab VI Chapter 258
259 Bab VI Chapter 259
260 Bab VI Chapter 260
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Bab I Chapter 1
2
Bab I Chapter 2
3
Bab I Chapter 3
4
Bab I Chapter 4
5
Bab I Chapter 5
6
Bab I Chapter 6
7
Bab I Chapter 7
8
Bab I Chapter 8
9
Bab I Chapter 9
10
Bab I Chapter 10
11
Bab I Chapter 11
12
Bab I Chapter 12
13
Bab I Chapter 13
14
Bab I Chapter 14
15
Bab I Chapter 15
16
Bab I Chapter 16
17
Bab I Chapter 17
18
Bab I Chapter 18
19
Bab I Chapter 19
20
Bab I Chapter 20
21
Bab I Chapter 21
22
Bab I Chapter 22
23
Bab I Chapter 23
24
Bab I Chapter 24
25
Bab I Chapter 25
26
Bab I Chapter 26
27
Bab I Chapter 27
28
Bab I Chapter 28
29
Bab I Chapter 29
30
Bab I Chapter 30
31
Bab I Chapter 31
32
Bab I Chapter 32
33
Bab I Chapter 33
34
Bab II Chapter 34
35
Bab II Chapter 35
36
Bab II Chapter 36
37
Bab II Chapter 37
38
Bab II Chapter 38
39
Bab II Chapter 39
40
Bab II Chapter 40
41
Bab II Chapter 41
42
Bab II Chapter 42
43
Bab II Chapter 43
44
Bab II Chapter 44
45
Bab II Chapter 45
46
Bab II Chapter 46
47
BAB II Chapter 47
48
Bab II Chapter 48
49
Bab II Chapter 49
50
Bab II Chapter 50
51
Bab II Chapter 51
52
Bab II Chapter 52
53
Bab II Chapter 53
54
Bab II Chapter 54
55
Bab II Chapter 55
56
Bab II Chapter 56
57
Bab II Chapter 57
58
Bab II Chapter 58
59
Bab II Chapter 59
60
Bab II Chapter 60
61
Bab II Chapter 61
62
Bab II Chapter 62
63
Bab II Chapter 63
64
Bab II Chapter 64
65
Bab III Chapter 65
66
Bab III Chapter 66
67
Bab III Chapter 67
68
Bab III Chapter 68
69
Bab III Chapter 69
70
Bab III Chapter 70
71
Bab III Chapter 71
72
Bab III Chapter 72
73
Bab III Chapter 73
74
Bab III Chapter 74
75
Bab III Chapter 75
76
Bab III Chapter 76
77
Bab III Chapter 77
78
Bab III Chapter 78
79
Bab III Chapter 79
80
Bab III Chapter 80
81
Bab III Chapter 81
82
Bab III Chapter 82
83
Bab III Chapter 83
84
Bab III Chapter 84
85
Bab III Chapter 85
86
Bab III Chapter 86
87
Bab III Chapter 87
88
Bab III Chapter 88
89
Bab III Chapter 89
90
Bab III Chapter 90
91
Bab III Chapter 91
92
Bab III Chapter 92
93
Bab III Chapter 93
94
Bab III Chapter 94
95
Bab III Chapter 95
96
Bab III Chapter 96
97
Bab III Chapter 97
98
Bab III Chapter 98
99
Bab III Chapter 99
100
Bab III Chapter 100
101
Bab III Chapter 101
102
Bab III Chapter 102
103
Bab III Chapter 103
104
Bab III Chapter 104
105
Bab III Chapter 105
106
Bab IV Chapter 106
107
Bab IV Chapter 107
108
Bab IV Chapter 108
109
Bab IV Chapter 109
110
Bab IV Chapter 110
111
Bab IV Chapter 111
112
Bab IV Chapter 112
113
Bab IV Chapter 113
114
Bab IV Chapter 114
115
Bab IV Chapter 115
116
Bab IV Chapter 116
117
Bab IV Chapter 117
118
Bab IV Chapter 118
119
Bab IV Chapter 119
120
Bab IV Chapter 120
121
Bab IV Chapter 121
122
Bab IV Chapter 122
123
Bab IV Chapter 123
124
Bab IV Chapter 124
125
Bab IV Chapter 125
126
Bab IV Chapter 126
127
Bab IV Chapter 127
128
Bab IV Chapter 128
129
Bab IV Chapter 129
130
Bab IV Chapter 130
131
Bab IV Chapter 131
132
Bab IV Chapter 132
133
Bab IV Chapter 133
134
Bab IV Chapter 134
135
Bab IV Chapter 135
136
Bab IV Chapter 136
137
Bab IV Chapter 137
138
Bab IV Chapter 138
139
Bab IV Chapter 139
140
Bab IV Chapter 140
141
Bab IV Chapter 141
142
Bab IV Chapter 142
143
Bab IV Chapter 143
144
Bab IV Chapter 144
145
Bab IV Chapter 145
146
Bab IV Chapter 146
147
Bab IV Chapter 147
148
Bab IV Chapter 148
149
Bab IV Chapter 149
150
Bab IV Chapter 150
151
Bab IV Chapter 151
152
Bab IV Chapter 152
153
Bab IV Chapter 153
154
Bab IV Chapter 154
155
Bab IV Chapter 155
156
Bab IV Chapter 156
157
Bab IV Chapter 157
158
Bab IV Chapter 158
159
Bab IV Chapter 159
160
Bab IV Chapter 160
161
Bab IV Chapter 161
162
Bab IV Chapter 162
163
Bab IV Chapter 163
164
Bab IV Chapter 164
165
Bab IV Chapter 165
166
Bab IV Chapter 166
167
Bab IV Chapter 167
168
Bab IV Chapter 168
169
Bab V Chapter 169
170
Bab V Chapter 170
171
Bab V Chapter 171
172
Bab V Chapter 172
173
Bab V Chapter 173
174
Bab V Chapter 174
175
Bab V Chapter 175
176
Bab V Chapter 176
177
Bab V Chapter 177
178
Bab V Chapter 178
179
Bab V Chapter 179
180
Bab V Chapter 180
181
Bab V Chapter 181
182
Bab V Chapter 182
183
Bab V Chapter 183
184
Bab V Chapter 184
185
Bab V Chapter 185
186
Bab V Chapter 186
187
Bab V Chapter 187
188
Bab V Chapter 188
189
Bab V Chapter 189
190
Bab V Chapter 190
191
Bab V Chapter 191
192
Bab V Chapter 192
193
Bab V Chapter 193
194
Bab V Chapter 194
195
Bab V Chapter 195
196
Bab V Chapter 196
197
Bab V Chapter 197
198
Bab V Chapter 198
199
Bab V Chapter 199
200
Bab V Chapter 200
201
Bab V Chapter 201
202
Bab V Chapter 202
203
Bab V Chapter 203
204
Bab V Chapter 204
205
Bab V Chapter 205
206
Bab V Chapter 206
207
Bab V Chapter 207
208
Bab V Chapter 208
209
Bab V Chapter 209
210
Bab V Chapter 210
211
Bab V Chapter 211
212
Bab V Chapter 212
213
Bab V Chapter 213
214
Bab V Chapter 214
215
Bab V Chapter 215
216
Bab V Chapter 216
217
Bab V Chapter 217
218
Bab V Chapter 218
219
Bab V Chapter 219
220
Bab V Chapter 220
221
Bab V Chapter 221
222
Bab V Chapter 222
223
Bab V Chapter 223
224
Bab V Chapter 224
225
Bab V Chapter 225
226
Bab V Chapter 226
227
Bab V Chapter 227
228
Bab V Chapter 228
229
Bab V Chapter 229
230
Bab V Chapter 230
231
Bab V Chapter 231
232
Bab V Chapter 232
233
Bab V Chapter 233
234
Bab V Chapter 234
235
Bab V Chapter 235
236
Bab V Chapter 236
237
Bab V Chapter 237
238
Bab V Chapter 238
239
Bab V Chapter 239
240
Bab V Chapter 240
241
Bab V Chapter 241
242
Bab V Chapter 242
243
Bab V Chapter 243
244
Bab V Chapter 244
245
Bab V Chapter 245
246
Bab VI Chapter 246
247
Bab VI Chapter 247
248
Bab VI Chapter 248
249
Bab VI Chapter 249
250
Bab VI Chapter 250
251
Bab VI Chapter 251
252
Bab VI Chapter 252
253
Bab VI Chapter 253
254
Bab VI Chapter 254
255
Bab VI Chapter 255
256
Bab VI Chapter 256
257
Bab VI Chapter 257
258
Bab VI Chapter 258
259
Bab VI Chapter 259
260
Bab VI Chapter 260

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!