Bab I Chapter 2

" Haaah... Haaahh..."

Suara nafas mereka mulai terengah-engah, terutama Alice yang bahkan tidak pernah berlari sejauh ini dalam hidupnya.

'Apakah sudah cukup jauh?' Alice yang tak sanggup lagi berlari tiba-tiba berhenti dengan nafas yang tak beraturan. "Aku... Aku tidak ingin lari lagi." Ucapnya

" Tapi nona..."

" Cukup. " Alicia kemudian menarik nafas panjang dan memperbaiki posisi berdirinya. " Kurasa...mereka tak...mengejar kita lagi. Kedua ksatria itu mungkin berhasil."

Begitulah harapnya, tapi..satu hal yang mereka lupa adalah pembunuh itu berjumlah 3 orang sedangkan ksatria yang menghadang mereka cuma dua.

Ketika kedua kstaria itu lelah bertarung melawan dua pembunuh. Salah seorang di antara mereka kemudian segera melompat menjauh dan mengejar Alice.

"Sialan!" Kesal seorang ksatria.

" Haha... Sepertinya mau tidak mau gadis itu harus mati malam ini. " Ucap senang salah seorang pembunuh.

Pembunuh yang lepas dari kedua ksatria itu terus berlari dengan sangat kencang. Hingga akhirnya ia melihat sosok ketiganya. Alice, Ronald dan pelayan wanita itu terlihat berhenti dan sedang beristirahat.

Sontak pembunuh itu dengan segera melemparkan pisau belati ke arah Alice.

Ronald yang bersandar di sebuah pohon, tiba-tiba melihat sosok orang yang sedang bersembunyi di balik salah satu pohon. Dalam sekejap orang itu, mengambil sesuatu dari saku celananya dan melemparnya ke arah Alice. "Nona Alicia!" Melihat belati itu terbang ke arah Alice, dengan sigap Ronald langsung bergerak menggunakan tubuhnya untuk melindungi Alice. Alhasil Ronald terluka pada salah satu bahunya dibagian bekakang.

Alice menjerit ketakutan dan tersungkur ke tanah. Jantungnya berdetak tak karuan. Hampir, ya, hampir saja belati itu mengenai kepalanya.

"Bawa pergi nona dari sini! Lindungi ia." Tegas Ronald pada pelayan wanita itu sambil memegang bahunya yang terluka.

" B-Baik! " Pelayan itu pun segera menarik Alice lalu pergi meninggalkan Ronald.

Melihat target buruannya menjauh lagi pembunuh itu tampak makin kesal. " Cih! Lagi-lagi dia lepas "

" Tak akan ku biarkan kau lewat "

Pembunuh itu berhenti dan melihat seorang pria tua di depannya. Ia tertawa pelan " Kau? Menghentikanku? Apa tidak salah?" Sindirinya lalu ia tertawa terbahak-bahak. "Yah... Setidaknya aku akan melampiaskan kekesalanku ini padamu karena menghalangiku."

Ronald menoleh ke belakang dan melihat Alice sudah hilang di balik pepohonan. Lalu ia pun mengeluarkan pisau kecil dari balik saku celananya.

" Apa itu? Pisau dapur? " Pembunuh itu kembali tertawa melihat senjata Ronald .

Ronald tahu ia tidak akan menang melawannya. Sekalipun itu pedang yang ia bawa. Ia tahu kalau dirinya tak memiliki kesempatan sama sekali untuk menang. Seorang kusir melawan pembunuh yang berpengalaman. Sungguh lelucon jika ia menang yang seorang laki-laki tua berusia 40-an.

Sebenarnya ia hanya ingin mengulur waktu sedikit lebih lama agar Alice bisa menjauh dari pembunuh itu.

" Majulah!" Ronald mengacungkan pisau kecil itu ke arah pembunuh tersebut.

" Serius? Baiklah kalau kau memang sebegitu niatnya. " Ucap pembunuh itu santai lalu ia menerjang cepat ke arah Ronald.

Saat pembunuh itu dekat di hadapannya. Ronald tiba-tiba melemparkan sebuah bola kecil ke tanah yang ternyata sebuah bom.

" uhuk - uhuk. " Asap yang cukup pedih muncul dan menghalangi pandangan si pembunuh. "Apa ini? Uhuk. Sial! Aku meremehkanmu kakek tua! " Kesalnya.

Kesempatan. Ronald yang mengendap-endap sambil menutup hidung dengan sehelai kain langsung menancapkan pisaunya ke paha pembunuh tersebut.

Pembunuh itu berteriak kesakitan. Reflesk ia pun menendang Ronald kebelakang " Kakek tua sialan! Uhuk " Pemburu itu makin kesal dan naik pitam.

Ronald tidak menyangka kalau bom asap pemberian Duke Strongfort akan sangat berguna saat ini. Ronald masih memiliki satu di sakunya. Tanpa tanggung ia melemparnya lagi ke arah pembunuh itu dan segera melarikan diri menyusul Alice.

~

Alice dan pelayan wanita itu sudah berlari cukup jauh meninggalkan Ronald , namun mereka tidak menyadari sama sekali bahwa mereka terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Jalan utama bahkan tak terlihat lagi dan pepohonan semakin lebat.

"No-nona tampaknya kita tersesat." Ucap pelayan wanita itu gemetar setelah ia menyadari sekelilingnya.

Setelah berhenti dan menarik nafas akhirnya Alice sadar kalau mereka benar-benar tersesat. "Tidak mungkin. Aku... Aku ingin pulang." Alice merasa sedih dan takut. " Kau! Ini salahmu! Ini salah kalian semua! Dasar tidak becus! Percuma keluargaku mempekerjakan dan membayar mahal kalian! " Umpatnya kesal.

Pelayan wanita itu hanya bisa tunduk sambil meminta maaf dengan suara pelan.

"Aaghh!.. Sudahlah aku lelah. Aku ingin istirahat."

Alice yang telah beristirahat dengan pakaiannya yang terlihat lusuh kembali berjalan bersama pelayan wanita itu.

" Hei! apakah kau tidak bisa memikirkan sesuatu?" Tanya Alice kesal.

" Maaf nona. Saya... benar-benar tidak tahu kita ada dimana. "

" Tidak berguna. "

Alice dan pelayan itu terus berjalan menyusuri semak dan pepohonan.

" Haahh... Gaunku jadi rusak begini "

Dalam keadaan seperti ini? Pelayan wanita itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alice.

Ketika suara semak-semak disekitar mereka tiba-tiba berbunyi, Alice dan pelayan itu langsung kaget dan menoleh ke arahnya.

"A-apa itu? "

Jantung Alice berdebar tak karuan lagi. " Kau! Pergilah dan periksa " Perintahnya kasar.

Pelayan wanita itu tersentak sekejap dengan apa yang Alice katakan. Ia juga takut, bagaimana ini? Apakah itu adalah si pembunuh atau...

Pelayan wanita mau tidak mau perlahan berjalan ke arah semak-semak tersebut.

Saat ia semakin dekat, matanya terbelalak. Seekor babi hutan besar sedang mengunyah sesuatu tepat dihadapannya.

Pelayan itu menelan air ludahnya. Ia mencoba untuk menarik mundur kakinya yang tiba-tiba terasa begitu berat. Sialnya saat ia melangkahkan kakinya ke belakang, tanpa sengaja ia menginjak sebuah ranting dan berbunyi patah begitu saja.

Babi hutan itu spontan mengangkat kepalanya lalu menoleh, mata mereka saling bertemu. Pelayan wanita itu makin gemetar. Detak jantungnya seakan berhenti sesaat.

Karena sangking takutnya, ia segera berlari kebelakang. "No.. Nona! Kita harus pergi! " Ucapnya terengah-engah.

" Ap-apa? Ada apa? " Alice ikut panik melihat gelagat pelayannya.

Suara babi hutan yang menggelegar itu tiba-tiba terdengar di telinga mereka.

" He-hewan buas! "

Alicia dan pelayannya kembali berlari dengan sekencang mungkin.

Kali ini bukan lagi manusia atau pembunuh melainkan seekor babi hutan liar yang berbahaya. Bentuknya tidak tampak seperti binatang pada umumnya. Ukurannya yang dua kali lipat dari Alice membuat mereka benar-benar panik.

Bukan hewan liar biasa tapi babi hutan itu adalah hewan buas yang telah terkontaminasi miasma kegelapan dari suatu tempat.

Alice dan pelayan itu berlari bersama dengan tergesa-gesa. Tapi...ketika pohon-pohon semakin besar begitu pula dengan semak belukar yang makin lebat membuat keduanya terpisah beberapa meter. Babi hutan itu tidak pikir panjang, mana yang lebih menggugah menurutunya, itulah yang ia kejar. Ya. Seolah ada sesuatu yang membuatnya tertarik pada Alicia.

" Ti-tidak! Jangan mengejarku!" Teriaknya sambil berlari. Jarak Alice dan pelayannya pun semakin jauh.

"Nona...! " Pelayan wanita itu berhenti, menoleh kearah Alice lalu ia berteriak cemas. Ia bersyukur dirinya tak lagi dikejar oleh hewan buas tersebut tapi nona nya sendiri belum selamat.

Alice yang berlari tanpa arah. Tersandung dan terjatuh. Ia berguling dan jatuh ke tebing yang curam.

"Nona!!!" Pelayan itu berteriak histeris melihat Alice terjatuh ke dalam jurang bersama dengan hewan buas itu.

~

Seorang pria gagah dengan postur tubuh tegap sedang berdiri berhadapan dengan Ernard. Rambut coklat dan mata hijau itu begitu mempesona dengan tampilan wajah tampan dan tampak maskulin.

" Saya tidak berharap Yang Mulia untuk melakukan hal tersebut" Ucap Ernard sopan pada pria itu.

Pria itu tidak lain adalah Kevin Ries Solus, putra mahkota yang akan mewarisi kerajaan kelak nantinya.

" Begitu rupanya... Maaf kalau aku sedikit merepotkan anda. "

Setelah bertukar kata dan mengucapkan perpisahan. Kevin pun meninggalkan kediaman Strongfort dan segera menuju kereta kudanya.

" Bagaimana? Apakah ada yang mencurigakan? "

Seorang pria berjubah hitam tiba-tiba muncul dari jendela kereta kudanya.

"Tidak Tuan. Sepertinya bukan disini." Lapor pria berjubah itu. " Maaf saya tidak bisa masuk terlalu jauh. Keamanan mereka terlalu ketat. " Lanjutnya.

" Seperti yang diduga dari keluarga Strongfort. Kalau mereka memang tidak melakukannya... itu lebih baik. Aku sendiri tidak ingin melawan mereka. " Ucapnya sambil meletakkan salah satu tangannya dibawah dagunya.

Beberapa saat setelah Kevin meninggalkan kediaman Strongfort. Ronald dan pelayan wanita tersebut menghampiri Ernard dengan keadaan berantakan. Dengan tergesa-gesa dan nafas yang tersengal-sengal, mereka mendekati Ernard.

"Tuan! " Panggil Ronald.

Ernard yang baru saja melangkah masuk melewati pintu tiba-tiba terkejut melihat penampilan mereka berdua, terutama Ronald yang lengannya berlumuran darah dan keadaan tubuhnya yang harus ditopang oleh pelayan wanita tersebut.

" Ronald, Elli. " Ernard bergegas menghampiri mereka. "Apa yang terjadi pada kalian?" Tanyanya panik.

Ernard dengan seksama memperhatikan kondisi Ronald . Luka di tubuhnya cukup parah bagi orang seusianya. Lalu... Bagaimana dengan Elli. Hanya pakaiannya yang compang-camping dan beberapa luka goresan kecil.

Ernard kemudian tersadar. Dimana putrinya, Alicia? Ia juga tidak melihat kedua ksatria pengawal Alicia.

" Alice? Dimana Alice? Apa dia baik-baik saja?!" Wajahnya tampak sangat cemas.

Ronald yang kebingungan tidak tahu harus menjawab apa. Jujur, berdasarkan apa yang Elli katakan padanya. Alice memiliki kemungkinan besar untuk tidak selamat.

Ronald hanya bisa diam dan tertunduk. Sementara itu Elli menggigit bibir bawahnya mencoba memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Ernard.

" Ma-maafkan kami Tuan. Nona Alicia... Dia..dia terjatuh ke dalam jurang "

~

Liana dan Ernard merasa sangat putus asa. Keduanya tidak tahu harus merespon apa lagi. Setelah mendengar cerita Ronald dan Elli. Liana sebagai ibunya menangis terisak karena kehilangan putrinya.

Air mata Liana terus saja membasahi pipinya, Ernard sebagai suami bahkan butuh waktu cukup lama untuk menenangkannya.

Pada malam itu, kediaman Strongfort sangatlah sibuk. Lentera, lilin dan semua penerangan di kediaman Strongfort tetap menyala. Dengan sumber daya yang ia miliki. Ernard mengerahkan begitu banyak ksatria untuk mencari Alice di tempat terakhir ia menghilang.

Hari pertama pencarian berlangsung panjang dan melelahkan. Para prajurit bahkan hampir dibilang tidak memiliki waktu untuk istirahat.

Ernard dengan tegas memerintahkan mereka untuk mencarinya ke setiap sisi hutan tanpa memberikan perintah istirahat sama sekali.

Para ksatria sudah lama tidak melihatnya seperti ini. Wajahnya mungkin sedih tapi tekad itu begitu jelas di mata mereka. Terakhir kali mereka melihatnya hanya ketika dalam perang.

Lanjut hari kedua, pencarian mulai dipersempit ke beberapa wilayah. Terutama bagian-bagian dalam hutan.

Semetara itu Liana dengan mata yang sedikit bengkak masih terpuruk dalam kesedihannya.

" Mungkin... Kita harus merelakannya. " Ucap Ernard pelan.

Liana menatap suaminya dengan terbelalak namun berkaca-kaca. " Merelakannya? Aku bahkan belum melihat tubuhnya. Aku yakin Alice pasti masih hidup. " Tegasnya penuh harap.

Melihat kondisi istrinya. Ernard kemudian mendekap erat Liana. "Baiklah. Aku akan mencarinya lagi." Dalam kamar itu mereka serasa tenggelam menahan sedih.

Dan begitulah hari ketiga pencarian kembali berlangsung. Setelah para ksatria mendapatkan istirahat yang cukup. Kali ini pencarian dimulai dari siang hari dan akan berakhir hingga malam.

Beberapa dari mereka meneriakkan nama Alice, beberapa dari mereka menelusuri semak dan pepohonan, beberapa dari mereka menggunakan kemampuan pelacak namun....nihil.

Hari sudah larut, matahari yang tenggelam menandakan bulan sudah waktunya menyinari malam.

" Tunggu! Apa itu? " Ucap seorang ksatria saat ia melihat sobekan kain dan beberapa noda darah pada sekitaran sisi sungai.

Ksatria tersebut memanggil beberapa orang lainnya. Dengan menggunakan obor di tangan, mereka berjalan menyusuri sisi sungai. Mengikuti jejak yang mereka temukan. Mereka akhirnya tiba pada sebuah danau kecil.

Bercak darah yang sedikit kering dan tampak mulai memudar terlihat di tanah di dekat danau saat mereka meneranginya dengan obor. Mereka kaget dengan apa yang ditemukannya.

Keesokan harinya, di kediaman Duke Strongfort. Beberapa dokter baru saja keluar dari kamar Alice.

Melihat raut wajah Ernard dan Liana, Salah satu dokter mulai berkata. " Lukanya sangat parah. Sungguh beruntung nona masih hidup, tapi...mungkin peluangnya akan sangat kecil."

Liana terkejut dan menahan nafasnya sejenak. Apa...Alice akan pergi meninggalkannya?

Liana kembali berderai air mata. Ia menyembunyikan wajahnya dalam dekapan Ernard.

" Luka sobek pada beberapa bagian tubuh, kemungkinan akibat ranting atau benda tajam lainnya mungkin bisa sembuh tapi...pendarahan pada bagian kepala dan luka memar di sekitar jantung cukup sulit untuk bagi kami. " Jelas dokter itu. Ia terdiam sejenak lalu berpikir " Mungkin jika itu orang-orang dari kuil. Nona muda akan memiliki peluang hidup lebih tinggi. " Lanjutnya.

Kuil ya...?

Dalam hal ilmu medis para dokter memang ahlinya. Namun sangatlah sedikit dari mereka yang memiliki kemampuan penyembuh seperti orang-orang di kuil.

Sihir penyembuh sendiri terbilang cukup langkah untuk ditemukan. Sifatnya bukan hanya memulihkan, tergantung dari kemampuan orang tersebut, sihir mereka bahkan seperti memutar balik waktu dimana membuat sebuah luka seolah tidak pernah ada. Namun tidak banyak orang yang bisa membayar mereka, berhubung jumlah orang yang ahli dalam sihir pemulihan di kerajaan solus hanya sedikit.

" Baiklah. Kurasa aku akan meminta kuil untuk mengirimkan satu ada dua priest mereka "

Setelah mengantar kepergian para dokter. Liana yang sejak tadi menahan tangisnya berlari ke dalam kamar Alice.

Ia melihat putrinya terbaring di ranjang dengan keadaan tubuh penuh luka.

Perban putih hampir bisa menutupi sekujur tubuhnya.

Liana menarik sebuah kursi dan duduk di sampingnya. Ia meraih tangan Alice perlahan dan membelainya.

" Sayang... Bangunlah... Jangan tinggalkan ibu. " Harapnya penuh kecemasan.

Meski Alice terbilang susah di atur dan keras kepala namun Liana tetaplah menyayanginya.

Episodes
1 Bab I Chapter 1
2 Bab I Chapter 2
3 Bab I Chapter 3
4 Bab I Chapter 4
5 Bab I Chapter 5
6 Bab I Chapter 6
7 Bab I Chapter 7
8 Bab I Chapter 8
9 Bab I Chapter 9
10 Bab I Chapter 10
11 Bab I Chapter 11
12 Bab I Chapter 12
13 Bab I Chapter 13
14 Bab I Chapter 14
15 Bab I Chapter 15
16 Bab I Chapter 16
17 Bab I Chapter 17
18 Bab I Chapter 18
19 Bab I Chapter 19
20 Bab I Chapter 20
21 Bab I Chapter 21
22 Bab I Chapter 22
23 Bab I Chapter 23
24 Bab I Chapter 24
25 Bab I Chapter 25
26 Bab I Chapter 26
27 Bab I Chapter 27
28 Bab I Chapter 28
29 Bab I Chapter 29
30 Bab I Chapter 30
31 Bab I Chapter 31
32 Bab I Chapter 32
33 Bab I Chapter 33
34 Bab II Chapter 34
35 Bab II Chapter 35
36 Bab II Chapter 36
37 Bab II Chapter 37
38 Bab II Chapter 38
39 Bab II Chapter 39
40 Bab II Chapter 40
41 Bab II Chapter 41
42 Bab II Chapter 42
43 Bab II Chapter 43
44 Bab II Chapter 44
45 Bab II Chapter 45
46 Bab II Chapter 46
47 BAB II Chapter 47
48 Bab II Chapter 48
49 Bab II Chapter 49
50 Bab II Chapter 50
51 Bab II Chapter 51
52 Bab II Chapter 52
53 Bab II Chapter 53
54 Bab II Chapter 54
55 Bab II Chapter 55
56 Bab II Chapter 56
57 Bab II Chapter 57
58 Bab II Chapter 58
59 Bab II Chapter 59
60 Bab II Chapter 60
61 Bab II Chapter 61
62 Bab II Chapter 62
63 Bab II Chapter 63
64 Bab II Chapter 64
65 Bab III Chapter 65
66 Bab III Chapter 66
67 Bab III Chapter 67
68 Bab III Chapter 68
69 Bab III Chapter 69
70 Bab III Chapter 70
71 Bab III Chapter 71
72 Bab III Chapter 72
73 Bab III Chapter 73
74 Bab III Chapter 74
75 Bab III Chapter 75
76 Bab III Chapter 76
77 Bab III Chapter 77
78 Bab III Chapter 78
79 Bab III Chapter 79
80 Bab III Chapter 80
81 Bab III Chapter 81
82 Bab III Chapter 82
83 Bab III Chapter 83
84 Bab III Chapter 84
85 Bab III Chapter 85
86 Bab III Chapter 86
87 Bab III Chapter 87
88 Bab III Chapter 88
89 Bab III Chapter 89
90 Bab III Chapter 90
91 Bab III Chapter 91
92 Bab III Chapter 92
93 Bab III Chapter 93
94 Bab III Chapter 94
95 Bab III Chapter 95
96 Bab III Chapter 96
97 Bab III Chapter 97
98 Bab III Chapter 98
99 Bab III Chapter 99
100 Bab III Chapter 100
101 Bab III Chapter 101
102 Bab III Chapter 102
103 Bab III Chapter 103
104 Bab III Chapter 104
105 Bab III Chapter 105
106 Bab IV Chapter 106
107 Bab IV Chapter 107
108 Bab IV Chapter 108
109 Bab IV Chapter 109
110 Bab IV Chapter 110
111 Bab IV Chapter 111
112 Bab IV Chapter 112
113 Bab IV Chapter 113
114 Bab IV Chapter 114
115 Bab IV Chapter 115
116 Bab IV Chapter 116
117 Bab IV Chapter 117
118 Bab IV Chapter 118
119 Bab IV Chapter 119
120 Bab IV Chapter 120
121 Bab IV Chapter 121
122 Bab IV Chapter 122
123 Bab IV Chapter 123
124 Bab IV Chapter 124
125 Bab IV Chapter 125
126 Bab IV Chapter 126
127 Bab IV Chapter 127
128 Bab IV Chapter 128
129 Bab IV Chapter 129
130 Bab IV Chapter 130
131 Bab IV Chapter 131
132 Bab IV Chapter 132
133 Bab IV Chapter 133
134 Bab IV Chapter 134
135 Bab IV Chapter 135
136 Bab IV Chapter 136
137 Bab IV Chapter 137
138 Bab IV Chapter 138
139 Bab IV Chapter 139
140 Bab IV Chapter 140
141 Bab IV Chapter 141
142 Bab IV Chapter 142
143 Bab IV Chapter 143
144 Bab IV Chapter 144
145 Bab IV Chapter 145
146 Bab IV Chapter 146
147 Bab IV Chapter 147
148 Bab IV Chapter 148
149 Bab IV Chapter 149
150 Bab IV Chapter 150
151 Bab IV Chapter 151
152 Bab IV Chapter 152
153 Bab IV Chapter 153
154 Bab IV Chapter 154
155 Bab IV Chapter 155
156 Bab IV Chapter 156
157 Bab IV Chapter 157
158 Bab IV Chapter 158
159 Bab IV Chapter 159
160 Bab IV Chapter 160
161 Bab IV Chapter 161
162 Bab IV Chapter 162
163 Bab IV Chapter 163
164 Bab IV Chapter 164
165 Bab IV Chapter 165
166 Bab IV Chapter 166
167 Bab IV Chapter 167
168 Bab IV Chapter 168
169 Bab V Chapter 169
170 Bab V Chapter 170
171 Bab V Chapter 171
172 Bab V Chapter 172
173 Bab V Chapter 173
174 Bab V Chapter 174
175 Bab V Chapter 175
176 Bab V Chapter 176
177 Bab V Chapter 177
178 Bab V Chapter 178
179 Bab V Chapter 179
180 Bab V Chapter 180
181 Bab V Chapter 181
182 Bab V Chapter 182
183 Bab V Chapter 183
184 Bab V Chapter 184
185 Bab V Chapter 185
186 Bab V Chapter 186
187 Bab V Chapter 187
188 Bab V Chapter 188
189 Bab V Chapter 189
190 Bab V Chapter 190
191 Bab V Chapter 191
192 Bab V Chapter 192
193 Bab V Chapter 193
194 Bab V Chapter 194
195 Bab V Chapter 195
196 Bab V Chapter 196
197 Bab V Chapter 197
198 Bab V Chapter 198
199 Bab V Chapter 199
200 Bab V Chapter 200
201 Bab V Chapter 201
202 Bab V Chapter 202
203 Bab V Chapter 203
204 Bab V Chapter 204
205 Bab V Chapter 205
206 Bab V Chapter 206
207 Bab V Chapter 207
208 Bab V Chapter 208
209 Bab V Chapter 209
210 Bab V Chapter 210
211 Bab V Chapter 211
212 Bab V Chapter 212
213 Bab V Chapter 213
214 Bab V Chapter 214
215 Bab V Chapter 215
216 Bab V Chapter 216
217 Bab V Chapter 217
218 Bab V Chapter 218
219 Bab V Chapter 219
220 Bab V Chapter 220
221 Bab V Chapter 221
222 Bab V Chapter 222
223 Bab V Chapter 223
224 Bab V Chapter 224
225 Bab V Chapter 225
226 Bab V Chapter 226
227 Bab V Chapter 227
228 Bab V Chapter 228
229 Bab V Chapter 229
230 Bab V Chapter 230
231 Bab V Chapter 231
232 Bab V Chapter 232
233 Bab V Chapter 233
234 Bab V Chapter 234
235 Bab V Chapter 235
236 Bab V Chapter 236
237 Bab V Chapter 237
238 Bab V Chapter 238
239 Bab V Chapter 239
240 Bab V Chapter 240
241 Bab V Chapter 241
242 Bab V Chapter 242
243 Bab V Chapter 243
244 Bab V Chapter 244
245 Bab V Chapter 245
246 Bab VI Chapter 246
247 Bab VI Chapter 247
248 Bab VI Chapter 248
249 Bab VI Chapter 249
250 Bab VI Chapter 250
251 Bab VI Chapter 251
252 Bab VI Chapter 252
253 Bab VI Chapter 253
254 Bab VI Chapter 254
255 Bab VI Chapter 255
256 Bab VI Chapter 256
257 Bab VI Chapter 257
258 Bab VI Chapter 258
259 Bab VI Chapter 259
260 Bab VI Chapter 260
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Bab I Chapter 1
2
Bab I Chapter 2
3
Bab I Chapter 3
4
Bab I Chapter 4
5
Bab I Chapter 5
6
Bab I Chapter 6
7
Bab I Chapter 7
8
Bab I Chapter 8
9
Bab I Chapter 9
10
Bab I Chapter 10
11
Bab I Chapter 11
12
Bab I Chapter 12
13
Bab I Chapter 13
14
Bab I Chapter 14
15
Bab I Chapter 15
16
Bab I Chapter 16
17
Bab I Chapter 17
18
Bab I Chapter 18
19
Bab I Chapter 19
20
Bab I Chapter 20
21
Bab I Chapter 21
22
Bab I Chapter 22
23
Bab I Chapter 23
24
Bab I Chapter 24
25
Bab I Chapter 25
26
Bab I Chapter 26
27
Bab I Chapter 27
28
Bab I Chapter 28
29
Bab I Chapter 29
30
Bab I Chapter 30
31
Bab I Chapter 31
32
Bab I Chapter 32
33
Bab I Chapter 33
34
Bab II Chapter 34
35
Bab II Chapter 35
36
Bab II Chapter 36
37
Bab II Chapter 37
38
Bab II Chapter 38
39
Bab II Chapter 39
40
Bab II Chapter 40
41
Bab II Chapter 41
42
Bab II Chapter 42
43
Bab II Chapter 43
44
Bab II Chapter 44
45
Bab II Chapter 45
46
Bab II Chapter 46
47
BAB II Chapter 47
48
Bab II Chapter 48
49
Bab II Chapter 49
50
Bab II Chapter 50
51
Bab II Chapter 51
52
Bab II Chapter 52
53
Bab II Chapter 53
54
Bab II Chapter 54
55
Bab II Chapter 55
56
Bab II Chapter 56
57
Bab II Chapter 57
58
Bab II Chapter 58
59
Bab II Chapter 59
60
Bab II Chapter 60
61
Bab II Chapter 61
62
Bab II Chapter 62
63
Bab II Chapter 63
64
Bab II Chapter 64
65
Bab III Chapter 65
66
Bab III Chapter 66
67
Bab III Chapter 67
68
Bab III Chapter 68
69
Bab III Chapter 69
70
Bab III Chapter 70
71
Bab III Chapter 71
72
Bab III Chapter 72
73
Bab III Chapter 73
74
Bab III Chapter 74
75
Bab III Chapter 75
76
Bab III Chapter 76
77
Bab III Chapter 77
78
Bab III Chapter 78
79
Bab III Chapter 79
80
Bab III Chapter 80
81
Bab III Chapter 81
82
Bab III Chapter 82
83
Bab III Chapter 83
84
Bab III Chapter 84
85
Bab III Chapter 85
86
Bab III Chapter 86
87
Bab III Chapter 87
88
Bab III Chapter 88
89
Bab III Chapter 89
90
Bab III Chapter 90
91
Bab III Chapter 91
92
Bab III Chapter 92
93
Bab III Chapter 93
94
Bab III Chapter 94
95
Bab III Chapter 95
96
Bab III Chapter 96
97
Bab III Chapter 97
98
Bab III Chapter 98
99
Bab III Chapter 99
100
Bab III Chapter 100
101
Bab III Chapter 101
102
Bab III Chapter 102
103
Bab III Chapter 103
104
Bab III Chapter 104
105
Bab III Chapter 105
106
Bab IV Chapter 106
107
Bab IV Chapter 107
108
Bab IV Chapter 108
109
Bab IV Chapter 109
110
Bab IV Chapter 110
111
Bab IV Chapter 111
112
Bab IV Chapter 112
113
Bab IV Chapter 113
114
Bab IV Chapter 114
115
Bab IV Chapter 115
116
Bab IV Chapter 116
117
Bab IV Chapter 117
118
Bab IV Chapter 118
119
Bab IV Chapter 119
120
Bab IV Chapter 120
121
Bab IV Chapter 121
122
Bab IV Chapter 122
123
Bab IV Chapter 123
124
Bab IV Chapter 124
125
Bab IV Chapter 125
126
Bab IV Chapter 126
127
Bab IV Chapter 127
128
Bab IV Chapter 128
129
Bab IV Chapter 129
130
Bab IV Chapter 130
131
Bab IV Chapter 131
132
Bab IV Chapter 132
133
Bab IV Chapter 133
134
Bab IV Chapter 134
135
Bab IV Chapter 135
136
Bab IV Chapter 136
137
Bab IV Chapter 137
138
Bab IV Chapter 138
139
Bab IV Chapter 139
140
Bab IV Chapter 140
141
Bab IV Chapter 141
142
Bab IV Chapter 142
143
Bab IV Chapter 143
144
Bab IV Chapter 144
145
Bab IV Chapter 145
146
Bab IV Chapter 146
147
Bab IV Chapter 147
148
Bab IV Chapter 148
149
Bab IV Chapter 149
150
Bab IV Chapter 150
151
Bab IV Chapter 151
152
Bab IV Chapter 152
153
Bab IV Chapter 153
154
Bab IV Chapter 154
155
Bab IV Chapter 155
156
Bab IV Chapter 156
157
Bab IV Chapter 157
158
Bab IV Chapter 158
159
Bab IV Chapter 159
160
Bab IV Chapter 160
161
Bab IV Chapter 161
162
Bab IV Chapter 162
163
Bab IV Chapter 163
164
Bab IV Chapter 164
165
Bab IV Chapter 165
166
Bab IV Chapter 166
167
Bab IV Chapter 167
168
Bab IV Chapter 168
169
Bab V Chapter 169
170
Bab V Chapter 170
171
Bab V Chapter 171
172
Bab V Chapter 172
173
Bab V Chapter 173
174
Bab V Chapter 174
175
Bab V Chapter 175
176
Bab V Chapter 176
177
Bab V Chapter 177
178
Bab V Chapter 178
179
Bab V Chapter 179
180
Bab V Chapter 180
181
Bab V Chapter 181
182
Bab V Chapter 182
183
Bab V Chapter 183
184
Bab V Chapter 184
185
Bab V Chapter 185
186
Bab V Chapter 186
187
Bab V Chapter 187
188
Bab V Chapter 188
189
Bab V Chapter 189
190
Bab V Chapter 190
191
Bab V Chapter 191
192
Bab V Chapter 192
193
Bab V Chapter 193
194
Bab V Chapter 194
195
Bab V Chapter 195
196
Bab V Chapter 196
197
Bab V Chapter 197
198
Bab V Chapter 198
199
Bab V Chapter 199
200
Bab V Chapter 200
201
Bab V Chapter 201
202
Bab V Chapter 202
203
Bab V Chapter 203
204
Bab V Chapter 204
205
Bab V Chapter 205
206
Bab V Chapter 206
207
Bab V Chapter 207
208
Bab V Chapter 208
209
Bab V Chapter 209
210
Bab V Chapter 210
211
Bab V Chapter 211
212
Bab V Chapter 212
213
Bab V Chapter 213
214
Bab V Chapter 214
215
Bab V Chapter 215
216
Bab V Chapter 216
217
Bab V Chapter 217
218
Bab V Chapter 218
219
Bab V Chapter 219
220
Bab V Chapter 220
221
Bab V Chapter 221
222
Bab V Chapter 222
223
Bab V Chapter 223
224
Bab V Chapter 224
225
Bab V Chapter 225
226
Bab V Chapter 226
227
Bab V Chapter 227
228
Bab V Chapter 228
229
Bab V Chapter 229
230
Bab V Chapter 230
231
Bab V Chapter 231
232
Bab V Chapter 232
233
Bab V Chapter 233
234
Bab V Chapter 234
235
Bab V Chapter 235
236
Bab V Chapter 236
237
Bab V Chapter 237
238
Bab V Chapter 238
239
Bab V Chapter 239
240
Bab V Chapter 240
241
Bab V Chapter 241
242
Bab V Chapter 242
243
Bab V Chapter 243
244
Bab V Chapter 244
245
Bab V Chapter 245
246
Bab VI Chapter 246
247
Bab VI Chapter 247
248
Bab VI Chapter 248
249
Bab VI Chapter 249
250
Bab VI Chapter 250
251
Bab VI Chapter 251
252
Bab VI Chapter 252
253
Bab VI Chapter 253
254
Bab VI Chapter 254
255
Bab VI Chapter 255
256
Bab VI Chapter 256
257
Bab VI Chapter 257
258
Bab VI Chapter 258
259
Bab VI Chapter 259
260
Bab VI Chapter 260

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!