Maried With Mr. L
Suara langkah kaki perlahan mengarah kesebuah kamar, dia bukan pencuri, tapi dia mengendap seperti takut ketahuan oleh pemilik rumah. Padahal dia sudah terbiasa untuk datang kesana, lantas apa yang membuatnya begitu takut?
Tidak, bukan takut dipergoki yang dirasakan gadis itu, tapi dia takut kecewa kalau sampai dugaannya benar. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, tepat dimana usianya telah genap dua puluh dua tahun, hari yang ingin sekali dia habiskan bersama pria yang setahun ini menemaninya melalui hari dengan bahagia. Tapi, hari ulang tahun yang dia harapkan akan bahagia malah tak terjadi, yang ada hanya kekecewaan karena pria yang ia tunggu tak kunjung datang. Demi untuk mengetahui apa sang pria baik-baik saja dia datang ke apartemen kekasihnya, tapi siapa sangka kalau begitu membuka pintu malah suara sepasang manusia tengah mengaduh mesra di dalam kamar?
Sebentar gadis itu menarik nafas, menghembuskan perlahan. Tangannya terarah ingin meraih handle pintu dengan gemetar. Padahal sudah cukup lama dia menimbang apakah perlu untuknya membuka pintu ataukah tidak dan anggap saja sang kekasih sudah berkhianat. Tapi, hati yang ingin tahu membuatnya ragu, hingga pada akhirnya dia memberanikan diri menggerakkan handle pintu dan membukanya.
Sebentar dia mematung menatap dua manusia yang tengah bergumul tanpa busana di atas tempat tidur saling menjauh dan meraih selimut untuk menutupi tubuh mereka. Hah! Bagaimana bisa? Padahal yang ia tahu pria itu begitu terlihat mencintainya, menjaganya, bahkan selalu ada untuknya. Tapi melihat pasangan yang ia ajak melakukan kegiatan panas itu dia semakin tak habis pikir. Dia adalah kakak tirinya yang selama ini tak sekalipun menyukainya, selalu menyinggung, bahkan juga dengan terang-terangan memaki di depan Ayah mereka.
Sakit? Tentu saja iya! Tapi itu tak sebesar kekecewaan yang ia rasakan saat ini. Jika saja pasangan mesumnya bukan kakak tirinya, mungkin dia masih bisa memaklumi meski enggan untuk kembali melanjutkan hubungan yang sudah tercemar dengan bisa perselingkuhan.
" Marile, kenapa kau asal masuk saja?! " Bentak kakak tiri yang bernama Sephora. Aneh, padahal jelas dia yang ketahuan berselingkuh, tapi kenapa dia bertingkah seperti seorang istri yang terganggu dengan hadirnya wanita lain saat sedang melakukan hubungan suami istri? Pria yang menjadi kekasihnya juga terdiam menunduk. Entahlah, mungkin dia malu, ataukah merasa bersalah? Hah! Bersalah? Apakah seseorang yang berselingkuh akan merasa bersalah setelah ketahuan begini? Aneh!
Marile, itu adalah namanya. Nama indah itu sayangnya selain memiliki arti kesayangan, tapi juga sebuah kepahitan di dalam bahasa Perancis. Mungkin bukan salah yang memberi nama, karena bisa saja nasibnya yang selalu tidak baik adalah ujian dari Tuhan. Ibunya masuk kedalam penjara atas tuduhan korupsi, Ayah kandungnya kembali menikahi mantan istrinya, membawa Marile masuk ke dalam lingkaran kepahitan.
Gadis itu tak bicara, dia tetap berdiri menatap kecewa tapi tangis beserta air matanya ia tahan sekuat yang ia bisa. Tubuh yang gemetar kini semakin gemetar, tapi melihat tatapan permusuhan dari Sephora, Marile seperti mendapatkan kekuatan. Ditariknya nafas dalam-dalam, dia hembuskan perlahan berharap bisa mengatasi perasaan kacaunya saat ini. Marile tersenyum, meski itu sungguh sangat sulit untuk ia lakukan. Dia menatap kekasihnya yang masih terdiam seperti merasa bersalah, lalu Sephora yang matanya masih menunjukkan kebencian.
" Terimakasih, terimakasih banyak telah menunjukkan kepadaku bahwa kau tidak pantas untuk cintaku. Dan untukmu Sephora, kau selalu menginginkan apa yang aku miliki bukan? Maka ambilah apa yang ingin kau ambil, laki-laki itu, kau bisa mengambilnya dengan senang hati aku merelakannya. "
Sephora mengeryit dengan tatapan tajam, marah? Iya dia sangat marah! Padahal dia sangat suka melihat Marile menangis seperti saat dia merebut barang-barang yang ia miliki, bahkan kamarnya juga sudah ia rebut, tapi kenapa kali ini Marile tidak menangis? Tidak, dia masih belum ingin mengalah, jadi dia putuskan untuk bersandiwara seperti biasanya.
" Maaf, maafkan aku, Marile. Aku tahu kau sangat mencintai Bram, tapi kami berdua saling jatuh cinta dan sulit menahan diri, jadi kalau mau marah, salahkan saja aku. Aku akan diam dan tidak memberontak atau membalas saat kau memukulku. "
Marile tersenyum karena dia bisa menebak apa yang akan dilakukan Sephora selanjutnya. Sudah tidak heran lagi, karena memang seperti itulah cara dia melakukan banyak hal. Berpura-pura tertindas dan tersakiti, lalu perlahan-lahan mengambil hati semua orang saat dia berhasil membuat orang lain merasa kasihan, lalu Marile lah yang akan dijadikan tersangka di balik semua aksinya. Semua barang miliknya, kamar, kasih sayang seorang Ayah, dan sekarang kekasihnya, jadi sudah bukan hal yang luar biasa lagi bagi Marile.
" Marile, ini juga kesalahanku. Tolong jangan memukul Sephora, dan jangan menceritakan ini keluar, selain aku akan di angkat menjadi penerus perusahaan, Sephora juga adalah kakakmu. Kau tidak bisa membiarkan kakakmu menyandang nama buruk kan? " Bram berbicara dengan begitu lancar, bahkan tatapannya jelas sekali memohon pengampunan meski jelas sekali menegaskan betapa egoisnya dia. Ternyata seorang pecundang memang sungguh ada ya? Takut dengan akibatnya saat perselingkuhannya terbongkar, tapi tidak takut saat akan berselingkuh. Sangat lucu, tapi juga menjijikkan.
" Apakah kau pernah melihatku memukul orang? "
Bram terdiam, tidak! Sama sekali dia tidak pernah memukul orang, tapi Sephora, juga salah satu teman Marile pernah menceritakan betapa buruknya sikap Marile saat sekolah menengah atas dulu, jadi apakah salah dia mengatakan hal itu tadi?
" Akan kuberi tahu, Bramantya Adiguna. Aku hidup selama enam tahun dengan nama buruk yang diciptakan oleh orang lain, dan aku baik-baik saja sampai detik ini. "
" Sudahlah, aku pergi saja. Aku janji tidak akan mengganggu hubungan kalian, aku akan mengalah demi mu, Marile. Aku akan Merelakan Bram untukmu. " Sephora menyeka air matanya. Sungguh hebat sandiwaranya, tapi ini juga semakin membuat Marile tenang dan berani.
" Aku tidak mengatakan kalau ingin melanjutkan hubungan yang sudah tercoreng dengan perselingkuhan ini, jadi jangan begitu memaksakan diri untuk berhenti, Sephora. Jangan sedih, pria itu akan kuberikan padamu, ambilah, ambil pria itu dan rengkuh dia sampai dia tidak bisa lepas darimu. "
" Marile? " Bram menatap Marile seolah tak menerima keputusan Marile barusan. Tidak tahu apakah pria itu tidak tahu malu, atau dia tidak memiliki otak untuk berpikir.
" Kau ingin berterimakasih, Bram? " Marile tersenyum meski ingin sekali menangis karena tatapan Bram barusan benar-benar mengingatkan dia dengan Bram yang sangat menyayanginya dan selalu bersikap lembut padanya.
" Marile, jangan salahkan Bram ya? Ini adalah kesalahanku. Biarkan aku yang tanggung sendiri. " Masih saja Sephora menyela, itu karena dia bisa melihat tatapan Bram yang sangat lembut untuk Marile jadi dia harus terus memojokkan Marile dengan sandiwara sok kasihan.
" Sudah kubilang jangan menyalahkan diri sendiri, Sephora. Mulai hari ini kalian bebas berhubungan, aku tidak akan mengganggu lagi. Oh iya, hari ini adalah ulang tahunku, anggap saja ini kado dari kalian berdua. "
Marile beranjak pergi, semetara Sephora tersenyum puas.
Aku bisa menggagalkan perjodohan dengan pria buruk rupa itu dan menikahi Bram.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
kuaci
aku mampir Thor... nyimak dl ya
2024-08-30
0
Lisa Halik
mampir thor pada hal sudah lama dalam library
2024-01-16
0
Aya Vivemyangel
Mampir 🌷🌷🌷
2023-02-13
0