Terjebak Di Hutan Kalimati
Hai Readers, jangan lupa masukan favorit, kasih komen, like, gift dan vote nya juga ya ❤️❤️☺️ Selamat datang di novel horor pertamaku, semoga kalian suka...
🍁🍁🍁
Ting tong!
🎵🎵
Di sebuah sekolah bernama SMA Nusa Bangsa, terlihat beberapa siswa dan siswi berlarian menuju ke kelas mereka masing-masing setelah mendengar suara bel berbunyi. Hari itu adalah hari terakhir ujian kenaikan bagi semua siswa kelas X dan XI. Setelahnya mereka akan melalui liburan yang cukup lama.
Usai melaksanakan ujian terakhir, terlihat beberapa siswa di kelas X-b masih berkumpul di dalam kelas.
"Woah.. akhirnya ujian beres, maka terbitlah liburan!" Seru seorang gadis remaja sambil merentangkan kedua tangannya dengan gembira. Dia adalah Rania, siswi kelas X-b SMA Nusa Bangsa. Terkenal dengan sikapnya yang ceria dan ramah, friendly dengan semua orang di sekitarnya.
"Bener Ran, kita wajib liburan nih! Harus! Soalnya otak udah mumet sama belajar dan ujian." Ucap Nita, salah satu teman baik Rania.
"Ngomong-ngomong soal liburan, gimana nih kalau kita liburan ke pantai?" Usul Rendra pada teman-temannya.
"Pantai?" Rania tampak berpikir.
"Pantai ya?" Nita juga terlihat berpikir tentang kata pantai ini.
"Alah! Tahun lalu juga ke pantai kan? Gimana kalau kita liburan sekalian mengenal alam bebas sambil wisata horor juga." Ivan mengusulkan kepada ketiga temannya itu untuk berlibur ke alam bebas.
"Maksud Lo alam bebas? Apaan?" tanya Mila, salah satu teman Rania juga. Dia bertanya pada Ivan.
"Gimana kalau kita kemping? Tempatnya terkenal angker loh," Ivan melirik ke arah Rania.
"Terus kenapa Lo lihatin gue?" Rania menunjuk pada wajahnya sendiri.
"Lo kan gak percaya tuh sama mahluk gaib, setan dan semacamnya. Mungkin lebih baik kalau Lo ikutan kemping sekalian uji adrenalin. Buktiin setan itu ada apa enggak?" Ivan tersenyum memandang ke arah Rania. Dia tau temannya itu selalu berpikir dengan logika, hal-hal yang berbau mistis dan berhubungan dengan supranatural. Rania tidak percaya akan semua itu.
"Kemping? Malas ah." Ucap Rania langsung menolak ajakan Ivan untuk kemping. Dia menggendong tas gendongnya dan bersiap untuk pulang.
"Lo gak mau ikut, karena Lo takut kan?" tuduh Rendra pada Rania.
"Ah iya, selama ini Lo gak pernah ikut kemping dan gak percaya setan. Jangan-jangan itu karena Lo takut, bukannya gak percaya kalau mereka itu ada? Semuanya jadi masuk akal sekarang." Ivan juga menuduh Rania bahwa dia bukannya tidak percaya adanya makhluk gaib didunia ini, tapi karena dia takut.
Rania membalikkan badannya, dia menatap tajam pada Ivan dan Rendra yang menuduhnya. Alisnya terangkat, dia mendengus kesal. "Gue gak takut! Setan atau apalah itu, gue gak percaya! Gue bisa buktiin mereka itu gak ada!" Seru Rania tegas dan percaya diri.
"Hohoho, oke kalau Lo emang gak takut. Lo harusnya setuju dong ikut kemping ke tempat angker itu?" Ivan bertanya dengan nada yang menantang Rania.
"Oke gue terima ajakan konyol kalian itu! Gue gak takut ya," Rania menatap tajam ke arah Ivan dan Rendra.
"Hey, Nita...Mila. Kalian ikut juga kan?" tanya Rendra pada Mila dan Nita yang masih duduk di bangku.
"Oke, ikut!" Nita dan Mila menjawab dengan serempak.
"Fiks, besok kita berangkat!" Kata Ivan sambil tersenyum lebar.
*****
Keesokan harinya, di rumah Rania. Tampak gadis itu sedang mengemas barang-barang yang belum dia bawa ke ransel besarnya itu. Disisi lain seorang wanita paruh baya sedang duduk di kursi meja makan. "Ran, sebelum pergi sarapan dulu. Jangan lupa ucap bismillah, kalau di tempat orang jangan sompral ya!" ujar wanita paruh baya itu mengingkatkan Rania.
"Iya nek, tenang aja. Gak bakal ada apa-apa kok, palingan mereka cuma nakut nakutin aku."
"Mau mereka nakut-nakutin atau nggak, tetap aja kalau lagi ditempat orang harus sopan. Apalagi di alam liar, seperti hutan...kamu harus hati-hati, jangan lupa ucapkan salam dan bismillah." kata wanita paruh baya itu mengingatkan.
"Iya nek, iya..." Rania menganggukkan kepalanya, kemudian duduk di kursi meja makan dan memakan roti yang ada diatas piring.
"Jangan iya iya aja, harus dilakuin! Ingat ya Ran." kata nenek Rania tegas.
Tak lama setelah sarapan pagi, Rania dijemput oleh teman-temannya ke rumah dengan mengendarai mobil papanya Rendra. Mereka berlima pun berpamitan pada nenek Rania, tak lupa nenek Rania mengingatkan lima anak remaja itu untuk selalu berhati-hati.
Akhirnya mereka berlima berangkat menuju ke hutan yang disebutkan oleh Ivan sebagai hutan angker. Hutan itu letaknya berada dibawah kaki gunung, hingga mobil tak akan bisa masuk lebih jauh ke dalam hutan.
"Kita simpan mobil dimana nih?" tanya Rendra yang menyetir mobil.
"Bentar lagi, gue tunjukin tempatnya." ucap Ivan menjawab temannya itu.
Nita, Rania dan Mila melihat-lihat jalan yang sudah mulai tak terlihat, tertutupi oleh hutan belantara dan pepohonan yang menjulang tinggi. Terlihat sebuah pohon beringin besar disana, dengan akar-akar menjuntai disana.
Rania melihat ke arah pohon itu dan merasakan hawa dingin saat melewatinya. Awalnya dia biasa saja, mamun kedua matanya melebar ketika melihat seseorang berdiri didepan pohon itu.
Deg!
Kenapa bisa ada anak kecil ditempat ini?
Rania terkejut, dia sampai menelan ludah. Sosok itu berwujud anak perempuan, memakai pakaian putih dengan ada beberapa bercak merah terlihat di pakaiannya. "Eh guys, lihat itu!" tunjuk Rania pada sosok anak perempuan yang sedang tersenyum menyeringai ke arahnya itu.
"Apaan Ran?" tanya Nita yang duduk tepat disebelah Rania.
"Itu, masa ada anak kecil di hutan sendirian." tatapan Rania mengarah pada anak perempuan di bawah pohon beringin.
Nita dan Mila melihat ke arah pohon, mereka tidak melihat siapapun berada disana. "Mana, gak ada orang tuh!" kata Mila.
"Lo salah lihat kali Ran," ucap Nita yang juga tidak melihat anak kecil yang di tuduhkan oleh Rania.
"Serius guys, barusan dia ada dibawah pohon itu. Dia senyum sama gue!" Kata Rania yakin bahwa dia tidak salah lihat.
Kenapa anak itu menghilang?
"Wah, Lo udah mulai halu ya Ran? Apa jangan-jangan Lo liat salah satu penunggu di hutan ini?" goda Ivan pada Rania sambil tersenyum.
"Lo jangan bercanda Van, gak ada yang namanya penunggu. Setan itu gak ada, mereka itu khayalan dan halusinasi manusia." ucap Rania sambil menyilangkan kedua tangannya didada.
"Oh, terus yang Lo lihat apa dong?!" goda Rendra pada Rania.
"Bacot kalian!" Rania mencubit Rendra dengan kesal.
"Unchh.. sakit tau, Ran!" Pekik Rendra sambil memegang tangannya yang memerah.
Rania terdiam, dia tetap yakin bahwa dia melihat anak perempuan itu disana. Dia tidak berhalusinasi sama sekali.
Ckittt!!!
Tiba-tiba saja Rendra menancapkan pedal rem secara mendadak. Hingga membuat teman-temannya yang ada dibelakang terkejut. "Woy dra, ada apaan sih?" oceh Rania yang kepalanya terantuk jok kursi.
"Sorry guys, itu ada..." ucapan Rendra terhenti saat melihat sesuatu didepan mobilnya.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Toni Hartono
harpon😗🙃😆😆😊🥰😇🙊🐮🙉🥑🍆🍍🍑
2022-07-27
0
Egha Browniss
kak irrr ,qku hadirrr
2022-07-24
1
°•Anne's chaa•°
Kak Ir, aku ngintip sini dulu, buat favorit sama gift. Bacanya besok ya, takut kebawa mimpi, udah malem soalnya🤗
2022-07-05
1