...🍀🍀🍀...
Rania dan ke tiga temannya bergidik ngeri mendengar suara seorang wanita melengking cekikikan di hutan itu.
"Guys..." Nita gemetar, tangannya memegang tangan Rania dengan erat.
Keringat dingin juga membanjiri wajah Rendra dan Ivan. Tak lama kemudian suara itu tak terdengar lagi.
"Barusan kalian denger kan suara itu? Itu suara...." Nita tidak melanjutkan ucapannya.
"Itu cuma halusinasi kita, karena kita sedang ketakutan." Rania kekeh bersikeras bahwa suara itu terdengar karena halusinasi mereka.
Namun Ivan, Rendra dan Nita tidak setuju dengan pendapat Rania. Mereka jelas-jelas mendengar suara cekikikan tawa wanita itu disana.
Kengerian bertambah, saat Mila belum ditemukan juga. Malam itu mereka memutuskan untuk tidur didalam tenda setelah makan makanan yang ada. Rania tidur bersama dengan Nita, Rendra bersama dengan Ivan.
Malam itu, Nita tiba-tiba terbangun ketika merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya. "Ran! Rania!" Nita menggoyang-goyangkan Rania yang tengah tertidur tepat disampingnya.
"Hem, apa sih?" sahut Rania malas dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Gue mau pipis, temenin gue keluar dong! Ran!" Ujar Nita pada temannya itu, dia sudah tidak kuat lagi menahan diri.
"Hem, kenapa gak sendiri aja?" Rania mengerang.
"Gue takut sendirian, ayo dong Ran temenin gue! Ayo!" Ajak Nita memaksa Rania untuk menemaninya.
Dengan malas dan dalam keadaan mengantuk, Rania yang setia kawan. Akhirnya pergi menemani Nita pergi keluar dari tenda untuk mencari tempat buang air kecil. Rania membawa senter, yang menjadi sumber penerangan mereka selama berada disana.
Rania dan Nita berjalan bersama ke sebuah pohon yang ada semak-semak disana. Nita pikir tempat itu adalah tempat yang tepat untuk buang air, dia pun berhenti disana dan meminta Rania untuk menunggunya dan menyinarinya dengan senter karena dia takut. "Oke, aku disini kok gak kemana-mana." Ucap Rania seraya menenangkan temannya itu.
Nita jongkok didekat semak dan pohon yang besar itu, sementara Rania menyinari Nita dengan senter dan dia tak jauh dari tempat Nita buang air.
Nita melihat ke sekelilingnya yang gelap gulita, dia berpikir bahwa hutan itu aneh karena tak ada satupun suara hewan malam terdengar disana. Hutan itu termasuk hutan yang sepi, mencekam dan menakutkan. Tidak seperti hutan pada umumnya.
Setelah menuntaskan buang airnya dengan lancar, Nita kembali berdiri. Ketika dia berjalan beberapa langkah, tiba-tiba saja dia terjatuh. Dengan sigap Rania mengulurkan tangannya membantu Nita berdiri.
"Nit, Lo gak apa-apa?" tanya Rania cemas.
"Gue gak apa-apa Lis, barusan gue kayak kesandung papan gak tau batu." Nita menjelaskan bahwa dirinya terjatuh karena kakinya seperti tersandung papan kayu.
"Hah?" Rania ternganga.
"Udah lupain aja, kita balik yuk. Serem nih disini..." ucap Nita dengan mata yang melirik kesana kemari.
"Yuk,"
Nita dan Rania kembali berjalan menuju ke tempat kemah mereka, tak lama setelah mereka pergi. Sesosok bayangan hitam dan bertubuh tinggi, berdiri ditempat Nita buang air kecil tadi. Rambutnya keriting, tubuhnya memiliki bulu yang lebat, matanya merah menyala seperti api membara. Mata merah menyala itu menatap Rania dan Nita dengan marah.
Setelah dua menit menempuh perjalanan, Rani dan Nita akhirnya sampai di tempat mereka berkemah. Dua gadis remaja itu, segara masuk ke dalam tenda mereka untuk kembali melanjutkan tidur.
Anehnya, Nita dan Rania sama-sama tidak bisa menutup mata seperti tadi. Udara dingin yang menusuk tulang, seakan menjadi salah satu penyebab mereka tak bisa tidur. Kedua gadis itu gelisah, bergerak kesana kemari tidak jelas kenapa mereka bisa begitu.
"Nit, Lo belum bisa tidur?" Rania menatap temannya yang berbaring tepat disampingnya.
"Iya, Lo juga sama ya?" Nita bertanya balik pada Rania yang terlihat resah.
Rania mengangguk, terlihat sedikit keringat dingin bercucuran di keningnya. Dia yakin bahwa dia merasakan sesuatu di hutan itu, sesuatu yang tidak sesuai dengan logikanya.
"Nit, kita harus coba tidur ya! Jangan ngomongin yang aneh-aneh, positif thinking kalau besok Mila ketemu dan kita balik dari hutan ini." Rania mencoba berfikir positif dala segala situasi.
"Iya Ran, tapi apa Lo udah percaya kalau setan itu ada?" Nita bertanya pada sahabatnya yang tidak percaya hantu.
"Gue belum yakin tapi gue mau sedikit cerita sama Lo, tadi sore gue lihat anak cewek itu lagi."
Nita terlonjak kaget. "Anak cewek yang Lo lihat di depan jalan sebelum kita masuk ke hutan ini?"
Rania mengangguk pelan, kemudian Nita bertanya lagi padanya seperti apa sosok perempuan itu dan Rania hanya menjawab menyeramkan!
Deg!
Nita dan Rania malah semakin berdebar, ketika bercerita tentang hantu. Mereka pun tarik selimut dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Tak terdengar suara apapun disana, sampai ada...
Tong...tong...
Tong...tong....
Tung...tung.. tung...
Nita dan Rania membuka selimut mereka perlahan-lahan, ketika mendengar suara gamelan dan Goong ang ditabuh. Suara gamelan itu begitu kencang, hingga membuat kedua gadis itu tidak tenang.
Nita menoleh ke arah Rania. "Ran itu-"
Rania mengisyaratkan agar Nita tetap diam. Dengan mengumpulkan nyali, Rania mencoba mengintip sedikit apa yang ada diluar, mengapa terdengar suara gamelan, goong dan beberapa orang sedang berjalan seperti mendekat ke arah tenda itu.
Nita memegang tangan Rania erat-erat, keringat bercucuran dari wajahnya. Dia gemetar ketakutan. Suara suara aneh itu juga semakin terdengar kencang, seperti ada sebuah hajatan atau pagelaran wayang disana.
Tangan Rania gemetar, dia mencoba menyingkap sedikit kain tenda untuk melihat apa yang terjadi. Seraya menenangkan dirinya sendiri.
Tolong lindungi kami!. Rania berdoa meminta pertolongan kepada Tuhannya agar dia dan teman-temannya selalu dilindungi.
"Ran...." Nita berbisik.
Rania berhasil menyingkap sedikit kain tenda itu, lalu...
ASTAGA!
Apa yang mereka lihat membuat mereka ternganga sampai mereka terpaksa harus menutup mulut mereka sendiri. Nita menangis, sembari menutup kedua mulutnya sendiri dan dia tak sanggup melihat apa yang ada diluar sana.
Mereka berdua melihat ada iring-iringan sedang melewati tenda mereka. Iring iringan yang terlihat seperti bukan manusia!
Rania juga tidak percaya dengan hal yang tidak masuk akal yang ada didepannya itu. Mereka, alias segerombolan yang bukan manusia itu memiliki rupa yang menyeramkan. Ada yang berbentuk ular, ada yang bertubuh tinggi hitam besar, ada yang setengah harimau, ada juga sosok seperti manusia di belakang mereka. Wajahnya pucat dan lehernya dipasangi tali, sosok yang tampak seperti manusia itu diperlakukan seperti tahanan.
Tung...Tung...
Mereka berjalan mengelilingi tenda itu, seperti sengaja ingin menganggu Rania dan teman-temannya. Di tenda tempat Ivan dan Rendra tidur, mereka juga terbangun namun mereka memilih diam di tenda karena takut.
Ya Tuhan!
Bagaimana bisa mereka keluar dari hutan ini?!
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
󠇉
sesekali uji nyali dulu gpp lh ya sama kk irma 🤭🤭
2022-07-03
0
Nana
temenku dulu pernah ngalamin kejadian kayak gini dulu, di dalam hutan ada suara suara aneh kayak ada yang hajatan, 🤧
2022-06-17
1
Bella
serem 😭😭
2022-06-17
1