Bab 16. Maafin aku

Akhirnya Rania membuka pintu kamarnya, pelan-pelan tidak langsung terbuka lebar semuanya. Matanya mengintip siapa yang ada diluar sana.

Bu Wida tercengang, tak percaya bahwa Rania akhirnya membuka pintu kamarnya. Gadis berusia 17 tahun itu terlihat kurus, rambutnya acak acakan dan pakaiannya juga lusuh. Bukan karena Bu Wida tidak mengurusnya, tapi karena Rania lah yang memang tidak mau diurus.

"Rania..." lirih Bu Wida menahan tangisnya melihat keadaan Rania.

Galang dan Amira terkejut melihat Rania yang seperti itu, mereka tidak menyangka bahwa keadaan Rania terlihat menyedihkan dan depresi. Kepala gadis itu menunduk, rambut panjangnya menjuntai ke depan.

"Rania, bisa kami bicara sama kamu Ran?" Tanya Amira berhati-hati.

Ya Allah, seberapa buruk kejadian yang dialami Rania? Sampai dia seperti ini. Adikku, Rendra...semoga dia masih selamat.

Rania menjawabnya dengan anggukan saja, anggukan yang pelan tanpa mengangkat kepalanya. "Makasih Rania," ucap Galang dan Amira sambil tersenyum.

"Ran, nenek bantu kamu mandi ya? Kamu makan dulu terus bicara sama kakak kakak ini...ya sayang ya?" Bujuk Bu Wida pada cucunya.

Lagi-lagi gadis itu hanya menganggukkan kepalanya. Bu Wida sudah senang walau Rania tidak bicara, setidaknya dia mau meresponnya. Tidak seperti beberapa hari yang lalu, keadaan Rania menyedihkan.

"Nak Amira, nak Galang, mohon tunggu sebentar ya...saya mau membantu Rania membersihkan badannya dulu dan juga membujukku makan." jelas Bu Wida pada kedua remaja itu.

"Iya bu, gak apa-apa santai aja Bu." Kata Amira sambil tersenyum.

Sementara Rania dan neneknya pergi ke kamar mandi, Amira dan Galang menunggu di ruang tamu sambil melihat-lihat rumah itu. Amira tersenyum sedih saat melihat foto Rania, bersama Rendra, Mila, Nita dan Ivan terpajang di atas meja kecil.

"Kenapa Lo ,Mir?" Galang melihat ke arah Amira yang berkaca-kaca, seperti akan menangis itu.

"Gue kangen Rendra, Lang." jawab Amira sambil menahan air matanya yang akan tumpah itu.

Sudah hampir 2 Minggu, dia tidak tahu kabar adiknya. Bagaimana keadaannya, apakah dia masih hidup atau tidak? Hanya Rania yang bisa ditanyai tentang itu. Amira rindu pada Rendra, sangat rindu dan dia sangat sayang pada asik satu-satunya itu.

"Kita positif thinking dulu ya Mir, mungkin aja kita bisa menggali keterangan dari Rania. Semoga adik adik kita selamat," Galang menepuk-nepuk punggung Amira seraya menyemangatinya.

"Iya lang, semoga ya..." Amira tersenyum lembut.

Galang juga menatap foto adiknya, Mila yang ada di foto itu. Rasa sedih dan rindu juga melanda hatinya, sama seperti yang dirasakan oleh Amira. Mila juga adik Galang satu-satunya.

Beberapa menit kemudian, Rania dan neneknya sudah kembali. Rania tampak lebih baik dari sebelumnya, rambutnya di kuncir satu, bajunya juga bersih tidak seperti tadi saat keluar dari kamar.

Tiba-tiba saja Rania terdiam saat melihat ke arah Amira dan Galang. Matanya melebar, dia pun menggesek gesek matanya beberapa kali.

"Ran, kamu kenapa sayang?" Tanya Bu Wida heran melihat Rania seperti itu.

Gadis itu tiba-tiba saja menangis, lalu dia berlutut didepan Amira dan Galang.

"Rania, kamu kenapa?" tanya Galang dan Amira terheran-heran.

"Maaf...maafin aku...maafin aku, aku gak bermaksud meninggalkan kalian..hiks.."

Bu Wida, Galang dan Amira kaget melihat Rania menangis terisak dan duduk berlutut. Dia juga mengatakan maaf, entah pada siapa.

Didalam penglihatan Rania, dia melihat Mila dan Rendra sedang duduk disamping Galang dan Amira. Sosok kedua temannya itu transparan, mereka berdua tersenyum tipis kepada Rania.

"Rania, kamu kenapa?" Tanya Galang dengan kening berkerut.

"Mila...Rendra, aku minta maaf! Syukurlah kalian selamat," ucap Rania sambil memegang dadanya.

Galang dan Amira tersentak kaget dengan ucapan Rania yang mengatakan maaf dan ucapan syukur karena Mila dan Rendra. Bu Wida pun segera membantu Rania berdiri dan duduk dengan benar di sofa, Rania terus menangis sambil melihat ke arah Rendra dan Mila yang duduk disamping kedua kakak mereka.

Mila dan Rendra? Kenapa aku bisa melihat mereka? Mereka...

"Kamu bilang apa Ran? Rendra dan Mila?" Amira tidak paham, kenapa Rania bicara seolah-olah ada Rendra dan Mila disana?

"Iya kak, Rendra dan Mila... syukurlah mereka selamat." Kata Rania sambil tersenyum dan menatap sosok Rendra dan Mila yang hanya diam saja, tidak bicara.

"Selamat? Apa maksud kamu? Rendra dan Mila selamat?" Tanya Galang dengan kening berkerut.

"Kenapa kakak terlihat bingung? Padahal Rendra dan Mila ada disamping kalian,"

Bu Wida, Amira dan Galang langsung menelan ludah saat mendengar ucapan Rania. Mereka berdebar dengan apa yang dilihat Rania dan tidak dilihat mereka.

"Ran, gak ada Rendra atau Mila disini." ucap Amira dengan suara kecilnya.

"Ada kak! Masa kakak gak lihat sih? Rendra duduk disamping kakak dan Mila disamping kak Galang!" Rania menunjuk ke arah samping Galang dan Amira yang tidak ada siapapun disana.

Sontak, Amira dan Galang melihat ke arah samping mereka. Tidak ada siapapun disana! Lalu Rania melihat apa?

"Ren, Mil, ayo dong ngomong! Gimana caranya kalian bisa selamat? Terus Ivan sama Nita gimana? Kenapa sih kalian gak ngomong-ngomong?" Rania heran, kenapa kedua teman yang dia lihat itu tak kunjung bicara juga. Aneh sekali, bahkan wajah mereka juga pucat dan ada cahaya putih disana.

Bu Wida, Amira dan Galang melihat ke arah Rania dengan bingung, mereka berdebar. Bagi mereka Rania sedang bicara sendiri.

"Rendra...Mila!" Rania memanggil kedua temannya yang diam saja.

Kenapa mereka diam saja? Kenapa kak Galang, kak Amira dan nenek melihatku begitu ya?

"Ran, tolong kasih tau sama kak Galang untuk tidak mencariku lagi." Ucap Mila dengan suara pelan.

"Iya Ran, sampaikan juga hal yang sama pada kak Amira...maaf karena aku tidak bisa bersamanya lagi, sampaikan padanya aku sayang dia." Rendra tersenyum tipis di wajah pucatnya itu.

"Ke-kenapa kalian gak bilang sendiri? Kenapa kalian nyuruh aku? Kalian kan ada disamping mereka...kenapa kalian malah..." Rania bingung.

Amira, Galang, Bu Wida masih tidak bergeming karena fokus memperhatikan Rania yang aneh.

Bayangan Mila dan Rendra tiba-tiba saja menghilang, tepat didepan mata Rania. Rania terperangah melihatnya, sosok Mila dan Rendra yang dilihatnya bukanlah manusia lagi.

"Kalian mau kemana...kenapa kalian hilang? Rendra! Mila! Jangan pergi! Maafin aku Rendra, maafin aku Mila..." Rania berusaha menggapai bayangan yang menghilang itu.

Tidak kuat dengan apa yang terjadi dan tidak bisa dia cerna, akhirnya tubuh Rania jatuh pingsan ke lantai.

"Rania!" Teriak semua orang yang ada disana panik.

...****...

Terpopuler

Comments

💋MILA💋

💋MILA💋

rania depresi 😥😥

2022-07-10

0

Nana

Nana

dan disinilah mata batin Rania kebuka 😭

2022-07-03

0

Riani

Riani

lanjut

2022-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!