Bab 6. Pengakuan Ivan

Rania dan kedua temannya menatap Ivan dengan wajah penuh pertanyaan dan juga harapan, bahwa Ivan yang lebih tau tentang hutan itu, pasti tau caranya agar mereka bisa keluar dari sana.

Namun, saat ditanya oleh Rendra. Ivan malah terdiam membeku, menghindari kontak mata dari Rania, Rendra dan Nita. "Van, jawab dong! Lo pasti tau kan jalan kita keluar dari sini dan dimana Mila berada?" Rendra mengulang lagi pertanyaannya pada Ivan dengan suara keras.

"Gue..."

Rania menatap tajam pada Ivan, "Van, apa Lo bohong soal Lo yang pernah datang ke hutan ini sama Opa, Lo?" tuduh Rania.

Ivan tercekat, lalu menatap Rania. "Gue gak bohong! Gue sama Opa gue emang pernah datang kesini." jawab Ivan tegas.

"Terus kenapa Lo gak jawab pertanyaan dari Rendra? Van, kita bisa kan nemuin Mila dan keluar dari sini?" tanya Nita penuh harapan pada Ivan.

Semua orang mengharapkan Ivan, orang yang dianggap mereka paling tau tentang seluk beluk hutan Kalimati itu. "Guys... sebenarnya gue pernah ke hutan ini sama Opa gue, tapi gue gak pernah masuk ke dalamnya." tutur Ivan jujur.

Sontak saja Rania, Rendra dan Nita tersedak mendengarnya. Bahkan Nita sampai jatuh terduduk diatas tanah hutan itu, dengan wajah seperti hilang harapan.

"Van, jangan bercanda Lo! Kita udah sejauh ini dan percaya sama omongan Lo, gimana bisa Lo bicara kayak gini!" Ucap Rendra yang menarik baju Ivan.

"Lo satu-satunya tempat kita bergantung Van! Jangan bercanda Van, please..." Rania memegang kepalanya, dia tidak mau pasrah.

"Maafin gue, maaf guys...gue belum pernah masuk ke dalam hutan ini dan gue baru sampai didepannya!"

"Terus siapa yang pernah masuk ke hutan ini?!! Sial!" Rendra mendorong Ivan dengan kesal. Seakan semua harapannya untuk selamat itu musnah.

"Maaf...gue gak maksud bohong sama kalian!" Ivan mengatupkan kedua tangannya seraya memohon pada Rania, Rendra dan Nita untuk memaafkannya.

Rania berbicara bahwa ini bukan salah Ivan, tapi salahnya juga yang bersikeras masuk ke dalam hutan meski sudah diingatkan oleh kakek berambut panjang dan berwarna putih itu. Dia juga meminta maaf kepada teman-temannya, karena semua ini adalah salahnya. Namun apa gunanya minta maaf saat ini? Mila temannya hilang dan mereka terjebak di hutan itu bersama pada mahluk gaib yang jelas-jelas menampakan diri didepan mereka.

Selain menampakan diri, mereka juga mengganggu para remaja yang ada di hutan itu. Mungkin mereka merasa terganggu dengan kehadiran mereka atau mereka hanya jahil saja pada Rania dan teman-temannya

"Oke stop, jangan minta maaf lagi! Semua maaf gak guna saat ini, lebih baik kita mikirin gimana caranya kita nemuin Mila dan keluar dari sini!" Seru Nita yang akhirnya menengahi masalah diantara teman-temannya itu.

Ivan, Rendra dan Rania tampak berpikir setelah mendengar ucapan Nita. "Guys, gimana kalau kita cari jalan keluar dari sini...terus kita cari orang bantuan buat cari Mila."

"Sorry Van, gue gak setuju...Lo lihat sendiri kan, hutan ini angker! Mila juga pasti sama kayak kita, dia juga di kejar sama setan. Kalau kita pergi keluar dari hutan ini, Mila gimana? Sebelum bantuan datang, mungkin Mila udah kenapa-napa didalam hutan ini."

"Gue setuju sama Rania, kita tetap cari Mila! Jangan berpisah dan tetap sama-sama." kata Rendra sepaham dengan Rania dan Nita hanya mengangguk saja, dia ingin segera keluar dari hutan itu, tapi bersama Mila juga.

"Kita berangkat bareng, maka pilang juga harus bareng." Nita menyeka air matanya, sedari tadi dia menangis karena ketakutan.

"Oke, kita dari Mila...kita jangan berpencar."

Setelah mencapai kesepakatan bersama, Rania dan ketiga temannya mencari Mila ke hutan itu bersama-sama. Dengan dua senter yang sempat mereka bawa dari tenda sebelum melarikan diri dari makhluk-makhluk gaib itu.

Tung...

Tung...

Rania dan teman-temannya kembali tercengang mendengar suara itu mendekat ke arah mereka. "Sial! Suara itu lagi!" Gerutu Ivan sambil mendengus kesal.

"Guys, kita harus gimana nih?" Nita memegang tangan Rendra, tubuhnya gemetar mendengar suara dentuman keras dari alat musik tradisional yang aneh itu pada malam-malam.

Rendra, Rania dan Ivan tampak berpikir keras. Akhirnya mereka memutuskan untuk lari saja mengindari suara itu, sebab jika suara itu ada. Maka mereka akan berada dalam masalah.

Keempat remaja itu berlari, sampai suara itu perlahan mulai mengecil, pertanda bahwa makhluk gaib itu semakin jauh dari mereka. Saat sedang dalam pelarian, tiba-tiba saja Nita yang berada di paling belakang menghilang.

"Kyaakk!!"

Rania, Rendra dan Ivan mendengar Nita berteriak sebelum dia menghilang.

"Ren, Van...berhenti! Nita..." Rania melihat kebelakangnya dan tidak ada siapapun disana. Padahal sebelumnya disana ada Nita.

"Nita? Nita kemana?!" Tanya Rendra yang juga panik dengan menghilang salah satu temannya itu.

"Nit! Nita!" panggil Rania berteriak kencang.

...****...

Terpopuler

Comments

󠇉

󠇉

nita kemana lg 😭😭

2022-07-07

0

Hanna Randell

Hanna Randell

Si Nita kemana, astagfirullahaladzim

2022-06-23

0

Bagas Nugroho

Bagas Nugroho

Akhirnya Ivan ngaku kalau dia ga tau apa-apa tentang hutan itu

2022-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!