Bab 2. Kakek misterius

...😈😈😈...

Rania, Ivan, Nita dan Mila melihat ke depan mobil Rendra. Mereka langsung berteriak begitu melihat sosok yang ada didepan mobil itu.

"Kyaaaaakkk!!!"

Sosok pria tua berambut putih, baju serba hitam dan pria tua itu memiliki bola mata berwarna putih hampir semua. Hanya ada satu titik kecil hitam di bola matanya itu.

"Van, siapa tuh aki-aki?!" Tanya Nita gemetar ketakutan, dia memeluk Rania yang berada tepat disampingnya.

"Gue gak tau," jawab Ivan sambil menelan salivanya. Dari wajahnya dia tampaknya tidak tahu menahu soal pria tua itu.

"Ini kan daerah rumah Lo, gimana bisa Lo gak tau?" Protes Mila pada Ivan yang hanya menjawab tidak tahu tentang si kakek tua yang saat ini masih berdiri di depan mobil Rendra.

"Hai guys, udah keles debatnya! Ini si kakek masih disini aja!" Tangan Rendra gemetar memegang setir kemudi itu. Dia seperti mati gaya didepan pria tua yang menatapnya dengan sinis itu.

Gila ini si kakek, sumpah! Gak tau muncul dari mana dia berhasil buat aku merinding. Rendra membatin.

Rania bahkan tak berani menatap kakek itu, dia merasa ada yang janggal dengan keberadaannya. Bulu kuduk Rania seketika berdiri saat melihatnya, namun dia tidak mau menunjukkan rasa takutnya didepan teman-temannya. Terutama Rendra dan Ivan yang selalu saja menggodanya.

"Ren, buka kaca mobilnya!" titah Rania pada Rendra.

"Ran, Lo gila ya? Buka kaca mobil?" Rendra menengadah menatap ke arah Rania.

"Kayaknya si kakek mau ngomong sesuatu sama kita, kita gak usah takut sama dia. Dia kan cuma manusia dan dia sendirian, sedangkan kita berlima." ucap Rania memberanikan diri.

Tok, tok ,tok!

"Jirr!!" Ivan yang duduk di kursi depan bersama Rendra, terkejut bukan main saat si kakek berambut putih ini mengetuk kaca mobil disebelah tempatnya duduk.

Rendra akhirnya membuka kaca mobil, terlihat si kakek menatap tajam kepada semua orang yang ada di mobil itu. "Kalian mau kemana?" tanya si kakek dengan nada tegas dan bisa membuat orang yang mendengarnya ketakutan.

"Ka-kami mau pergi kemping kek.." jawab Rendra dengan suara pelan yang tergagap.

Suara kakek itu meninggi dan bertanya. "Kemana?!"

"Ka-kami mau ke hutan kali mati, kek." jawab Ivan sambil menundukkan kepalanya, dia tidak sanggup menatap mata si kakek yang aneh itu.

"Pulang! Balik!" Teriak si kakek pada Rania dan teman-temannya yang sontak saja membuat muda-mudi itu terkejut.

"Maaf kek, kenapa kamu harus balik? Tolong berikan alasan yang jelas!" Kata Rania bertanya dengan tegas. Rania selalu bicara dengan logikanya terlebih dahulu.

"Kalau kalian melewati jalan ini dan masuk ke dalam hutan itu, kalian tidak akan kembali hidup-hidup!" Ujar si kakek dengan wajah menyeramkan, dan suara yang petir menggelegar itu.

Nita, Ivan, Rendra dan Mila menelan ludah, mereka tampaknya terpengaruh dengan ucapan si kakek. Wajah mereka langsung pucat saat mendengarnya.

"Cih! Kek, jangan menakuti kami ya! Bisa-bisa kakek dihukum loh karena bicara hoax!" Rania mendesis, dia tidak percaya dengan ucapan si kakek. Menganggap ucapannya hanya bualan saja.

"Ran, yang sopan sama orang tua!" seru Mila berbisik pada Rania, mengingatkan Rania untuk berlaku sopan.

"Ren, ayo jalan! Jangan dengerin si kakek bacot ini." Kata Rania pada Rendra, untuk melanjutkan perjalanannya ke dalam hutan dibawah kaki gunung.

Rendra tampak bingung, karena takut dan panik. Akhirnya dia menutup kembali kaca mobil dan menancapkan pedal gasnya, keempat temannya yang ada di mobil terlihat takut saat melihat mata si kakek menatap mereka dengan tajam.

Brum...Brum...

"Dasar anak-anak kurang ajar, dia akan memakan kalian! Saat itu kalian akan menyesal." Teriak si kakek sambil menatap kepergian mobil itu dengan dengusan marah.

Rania dan teman-temannya dag dig dug ketika melihat si kakek aneh yang entah datang dari mana dan ucapannya yang mengancam.

"Guys, kita balik aja yuk! Gue gak enak hati, sumpeh.." ucap Nita kepada teman-temannya.

"Gue juga nih, tiba-tiba gue merinding tau...kita balik aja yuk!" Mila gemetar ketakutan, Mila resah dan gelisah.

"Kalian takut gara-gara omongan si kakek penipu itu kan? Dia cuma nakut-nakutin kita doang, gak usah takut lah sama yang kayak begituan! Ren, lanjut aja!" Rania tetap pada pendiriannya untuk pergi kemping lebih jauh ke dalam hutan.

Ivan dan Rendra tidak bergeming, mereka masih kepikiran dengan ucapan si kakek.

"Ran, apa Lo gak dengar apa kata kakek itu? Kita bakal dimakan, kita akan mati!" Mila memegang tangan Rania.

"Bacot, dia cuma mau nakut-nakutin doang. Kalian kan yang ngajak gue kesini, kenapa kalian jadi pada mau balik? Bukannya kalian mau buktiin sama gue kalau hantu itu ada?!" Rania bicara tentang Ivan dan Rendra yang sebelumnya menantang Rania, bahwa setan itu ada.

"Oke, kita tetap lanjutkan perjalanan. Tapi, kalau Lo udah lihat setannya...kita harus cepet balik!" Ujar Ivan tegas.

"Oke."

Mereka berlima pun sampai di depan hutan Kalimati itu, mobil tidak bisa masuk lebih jauh karena jalan terjal yang akan mereka lewati. "Kata opa gue, jalan ke hutan cuma jalan setapak doang. Jadi mobil gak bisa masuk ke dalam, kita jalan kaki dari sini." kata Ivan sambil menggandeng ransel besarnya itu.

Disisi lain Rendra membawa tikar dan tenda gulung sebagai perlengkapan kemping mereka.

"Oke, jadi kita jalan dari sini ya." Gumam Rania sambil melihat-lihat hutan yang ditumbuhi pohon yang ukurannya tinggi juga besar-besar.

"Tunggu Van, apa Lo pernah kesini sebelumnya?" Tanya Mila pada Ivan.

"Gue...gue...pernah kok sekali sama Opa gue!" Ivan tersenyum lebar.

"Oh bagus dong, jadi pasti Lo udah tau seluk beluk hutan ini. Kita gak usah khawatir karena ada Lo," Nita merasa lega dengan jawaban Ivan.

Namun, Ivan terlihat resah setelah menjawab pertanyaan Mila. Kemudian 5 sekawan itu berjalan masuk ke dalam hutan, didepan sana terpasang papan bertuliskan. "Dilarang masuk! Dilarang berkemah dan berenang di air terjun Kalimati."

Deg!

Keempat teman Rania menghentikan langkah mereka saat melihat tanda bahaya itu. "Wah, Van! Ternyata disini ada air terjun juga, kesana yuk nyebur.." ajak Rania pada teman-temannya.

Rania melihat teman-temannya yang terdiam dengan wajah resah. "I-itu apaan.." gumam Mila sambil memegang erat tangan Nita.

"Apaan Mil?" Nita menoleh ke arah Mila.

"Di..di belakang Rania.." Mila tak berani menunjuk ke arah Rania, dia bersembunyi di balik tubuh Nita. Matanya memicing ketakutan, Nita bisa merasakan tangan Mila yang gemetar.

"Mil, Lo kenapa? Di belakang gue ada apaan?" Rania menoleh ke belakangnya, namun tidak ada apa-apa disana.

"Dia...dia...dia berdiri dibelakang Lo Ran!" Seru Mila semakin ketakutan.

Hingga semua teman-temannya cemas melihat Mila seperti itu. Entah apa yang dilihat Mila dibelakang Rania, gadis itu berlari ketakutan meninggalkan teman-temannya.

"Mila! Mil!" teriak Rendra dan Ivan memanggil Mila yang berlari masuk ke dalam wilayah hutan Kalimati.

Rania dan ketiga temannya berlari mengejar Mila yang berlari menuju ke arah hutan. Namun saat mereka sampai di tengah hutan, Mila menghilang tanpa jejak didepan mata mereka.

"Guys... jelas-jelas kita lihat Mila baru saja lari ke arah sini." kata Ivan yakin.

"Dia ngilang tanpa jejak, dia ilang!" Pekik Nita ketakutan, dia bahkan menangis. "Gue mau pulang!"

Rania terdiam, dia tidak percaya dengan hilangnya Mila tepat didepan mata mereka.

...*****...

Terpopuler

Comments

🦆 Wega kwek kwek 🦆

🦆 Wega kwek kwek 🦆

paling benci lihat orang model nya kek Rania gini,

2024-12-04

0

Mameh Aulia

Mameh Aulia

biar si rania aj tuh yg d dimangsa demit kan dia yg psling sompral pdhal udah di wanti2 sm neneknya

2022-11-10

1

°•Anne's chaa•°

°•Anne's chaa•°

Merinding aku ngebayanginnya Thor, keinget KKN🙈🖤

2022-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!