Bab 7. Mempermainkan

Nita tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak, persis seperti Mila yang tidak diketahui kemana perginya. Sontak saja hilangnya Nita membuat Rani, Rendra dan Ivan panik. Belum lagi hawa dingin yang semakin menusuk tulang mereka.

"Van, ndra...gimana ini? Nita kemana?!" Rania bertanya dengan panik pada kedua temannya itu.

"Kita pergi ke tempat yang aman dulu, jangan sampai terpisah! Gue inget salah satu tempat yang pernah opa gue bilang, tempat yang mungkin kita bisa sembunyi disana!" Ujar Ivan pada kedua temannya itu.

Rania pun mengangguk setuju karena dia tidak bisa menemukan Nita yang menghilang begitu saja. Rendra juga ikut saja dengan saran Ivan padanya.

Mereka bertiga pun berlari menghindari suara suara alat musik tradisional itu, lebih tepatnya menghindari mahluk gaib yang datang bersamaan dengan suara itu.

Rania, Rendra dan Ivan mulai lelah berlari mencari jalan yang disebutkan oleh opanya Ivan. Jalan ke air terjun dan pergi ke gua yang ada didalam air terjun itu. Namun mereka terus menerus kembali ke tempat yang sama selama beberapa kali.

"Van, Ran...bukannya ini pohon yang barusan kita lewati?" Tanya Rendra pada Rania dan Ivan. "Kita udah lewat pohon ini beberapa kali!"

Rania dan Ivan menoleh ke arah Rendra, pria itu tampak sudah banjir dengan keringat. "Lo yakin, ndra?"

"Iya, gue bahkan nandain ini pohon karena gue curiga! Kalau kalian gak percaya, lihat ini!" Seru Rendra pada kedua temannya itu.

Ivan dan Rania melihat tanda yang dibuat oleh Rendra di pohon itu, tulisan X ada disana terpampang dengan jelas. "Sial! Pantesan aja gue ngerasa ada yang janggal, ternyata kita balik lagi ke tempat yang sama!" Gerutu Ivan sambil memukul pohon itu dengan kesal, dia mulai lelah dengan semua ini.

"Udah jelas, kalau kita lagi dipermainkan sama mereka." ucap Rania dengan mata yang tajam.

"Maksud Lo apa Ran?" Rendra menoleh ke arah Rania.

"Artinya kita gak akan bisa tenang sebelum matahari terbit, terus terusan kita bakalan ketakutan dan tegang kayak gini." ucap Rania sambil memegang kepalanya dengan gusar.

"Jangan ngomong gitu, liat pasti bisa keluar dari sini hidup-hidup!" Teriak Ivan yang juga mulai frustasi dengan semua ini.

"Guys, mending kita-" Rania tidak menyelesaikan ucapannya saat dia tidak lagi melihat kedua temannya disana. Dia tiba-tiba saja di hutan itu sendirian. "Kemana mereka?" Rania mulai panik, sambil membawa senter yang masih menyala. Matanya celingukan kesana-kemari, mencari Ivan dan Rendra. "Ivan, Rendra! Ini gak lucu, sumpah ini gak lucu...kalian dimana woy? Keluar, Ivan...Rendra..."

Rania berteriak-teriak hingga suaranya menggema disana. "Ivan, Rendra! Keluar gak sekarang, jangan mainin gue kayak gini!" Teriak Rania lagi dengan hati yang gelisah.

Berada dalam gelap, suasana mencekam dan dia sendirian. Hanya berbekal senter kecil yang masih menyala. "Ivan Rendra!"

Ivan...Rendra...

Astaga!

Rania menelan ludahnya, matanya terbelalak terbuka lebar, dia kaget bukan main saat mendengar ada yang menirukan suaranya dari arah belakang. Suara itu membuat Rania terdiam, dia membeku sama seperti saat dia bertemu dengan anak kecil yang menyeramkan itu. Rania berusaha mengatur nafasnya, jantungnya berdegup sangat kencang dan dia tak tau kemana kakinya harus melangkah.

"Kenapa diam? Bukannya kamu sedang mencari TEMANMU?" suara parau seorang wanita terdengar tepat di telinga Rania.

"AAAAAAAHHHHHHHHH!!!"

Kkkikkkk khikkkkk...

...*****...

Terpopuler

Comments

󠇉

󠇉

untung baca nya siang kalo mlm pasti gk berani ke kamar mandi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-07-07

1

Hanna Randell

Hanna Randell

Kaget!

2022-06-23

2

Bagas Nugroho

Bagas Nugroho

1 vote nya kesini kak

2022-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!