Dewa Bermata Api

Dewa Bermata Api

Tentang ZEVUS Algara.

Zevus Algara adalah putra dari Dewa neraka bernama Xaren Algara sang Ayah dan Ratu kegelapan bernama Yasira Miva.

Selain memiliki wajah tampan nan rupawan dia juga memiliki kepandaian, petarung yang handal, sifat yang baik, arif, dan bijakaana.

Di samping kecepatan dan kegesitan dalam menghadapi serangan para musuhnya juga kesaktian mata apinya yang mampu menghancurkan pertahanan para musuh.

Api di matanya akan berkobar saat kemarahannya mulai terpancing siapapun yang berani menyinggung dirinya dan keluarganya akan habis terbakar oleh api yang keluar dari matanya.

Suatu hari... .

Zevus sedang meluangkan waktu santainya menyusuri jalan setapak negeri awan hitam.

Sesekali dia menunduk matanya menatap ke arah bumi terlihatlah berbagai siluman dan penyihir saling asyik bercengkerama.

"Akh...sedang cuaca sedang cerah rupanya, " gumamnya, senang.

Saat asyik-asyiknya menikmati kebahagiaan di bumi, tiba-tiba aura panas datang menyelimuti.

"Ayah." Zevus merasakan kehadiran sang Ayah melewati aura panasnya.

Dia memutar tubuhnya, lalu..

"Ayah, apa kau ke sini untuk memberi tahu bahwa perang melawan Raja Kelam dan pasukannya tinggal menghitung hari?" tanyanya yang sudah mengetahui perihal kedatangan sang Ayah Dewa Xaren menyusulnya.

"Hmm... iya, putraku. Bersiap-siaplah untuk menghadapinya," jawab sang Ayah, tegas.

"Heh! Raja Kelam lagi, dulu kita pernah mengalahkannya dan pasukannya," desis Zaven, mengingat.

"Iya, Ayah masih ingat itu semua. Rupanya Raja Kelam tidak menerima dan puas akan kekalahannya dulu," balas Dewa Xaren dengan kilatan api di tubuhnya.

"Selain picik Raja Kelam memang dari dulu tidak pernah puas dan serakah, Ayah," imbuh Zaven dengan api yang menyala-nyala di matanya.

"Heh! begitulah seseorang yang hatinya sudah ditutupi oleh kegelapan,Zaven," tutur Dewa Xaren menatap putranya.

"Tabiatnya memang seperti itu, Ayah.Mau bagaimana lagi?" kekeh Zaven.

"Ya.. mau tidak mau kita harus menghadapinya, Nak. Kalau tidak…" Sejenak Dewa Xaren berhenti bicara.

"Apa dia akan membuat dunia ini menajdi gelap,Yah? " tebak Zaven.

"Ya, begitulah. Kau tidak akan membiarkan ini terjadi, bukan?"

"Tentu saja tidak, Ayah." Api di mata Zaven pun berkilat-kilat lagi menandakan kemarahan di hatinya.

"Tenanglah, Ayah juga tidak akan membiarkan itu terjadi," ucap Raja Xaren menepuk punggung tangan sang putra…Pelan.

Perlahan api yang berkilat-kilat di mata Zaven pun menghilang.

"Ayo... kita pulang, Ibumu sedang menunggu kita di istana," ajak Dewa Xaren.

"Sebentar lagi, Yah. Aku ingin menikmati kesegaran di luar istana dan melihat sekumpulan makhluk-makhluk di bumi," tolak Zaven, tersenyum sendiri.

"Ya, terserah kau sajalah!yang penting kau harus pulang sebelum langit gelap," pesan Dewa Xaren sebelum pergi.

"Aku tahu, Yah."

"Baiklah, Ayah pamit ya."

'Wus... sssh.'

Dewa Xaren pun menghlang menyisakan sisa asap bewarna merah menyala.

Istana Hitam...

Dari langit sekarang turun ke bumi menuju istana hitam yang berada di tengah hutan kematian.

Hutan kematian adalah hutan yang pohonnya merenggut banyak nyawa para makhluk yang nekat memasuki hutan tersebut.

"Apa kalian sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Raja Kelam, dingin. Wajahnya pun diselimuti kegelapan.

"Sudah, Yang Mulia," jawab para pengawal, membungkuk.

"Bagus," puji sang Raja tersenyum bangga.

"Mengapa kita harus perang lagi, Yang Mulia?bukannya, dulu Dewa Xaren dan anak buahnya sudah menumbangkan kita," ucap salah satu pengawal, hati-hati.

'Bra.. aaaak!'

Amarah Raja kelam pun memuncak semua benda yang berada di istana hitam hancur berjatuhan dan kembali utuh lagi lantai istana pun berguncang dengan kuatnya.

"Apa kau baru mengenalku?!heh!" sentaknya dengan suara lantang.

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba tidak bermaksud menyinggung perasaan anda," desis Haj nama salah satu pengawal itu ketakutan.

Mata Raja kelam masih berkilat-kilat menatap Haj yang tertunduk.

"Kalian tahu kan? harga diriku terjatuh saat mereka berhasil mengalahkan kita, bahkan bocah itu! bocah itu yang membuat pasukan kita tewas terbakar dengan bantuan api yang keluar dari matanya!benar-benar kurang aja!" umpat Raja Kelam penuh dendam.

"Bukan hanya itu, Yang Mulia. Putra dari Dewa Xaren sudah menghancurkan peralatan perang kita."

"Aku, tidak akan membiarkan ini semua terjadi, aku akan menuntut balas atas kekalahanku dulu, AKu BERSUMPAH!" teriak Raja Kelam dengan lantangnya.

"Yang Mulia, maaf. "

"Apa!"

"Apakah ancaman itu masih berlaku?" Raja kelam menatap tajam ke arah para pengawalnya, lalu..

"Ha.. ha... ha.. ha... aaaaa. " Tawa sang Raja pun meledak hingga terdengar sampai jagad raya.

Beberapa menit kemudian mata sang Raja mulai menghitam.

"Kalian pikir, ancamanku hanyalah sebuah permainan?!begitu!"

"Ten.. tentu saja tidak, Yang Mulia."

"Bila mereka mengacuhkan undanganku, mereka akan melihat betapa gelapnya bumi ini akan kubuat para makhluk di bumi ini tidak mengenal siang dan malam," ungkapnya sambil bangkit dari singgasananya dan berdiri dengan pongahnya.

"Sepertinya tadi ada yang berteriak, apa Raja Kelam?" tanya wanita cantik siluman ikan mas.

"Siapa lagi kalau bukan dia!" jawab pria penyihir memutar bola matanya.

"Bukannya dia sudah pernah dikalahkan?"sahut sebuah suara bariton menghampiri mereka.

Siluman ular besar bewarna kuning pun melesat di hadapan mereka dan...

'Wush.. hhhh.'

Seekor ular pun berubah menjadi seorang pria tampan gagah perkasa.

"Kau seperti tidak tahu saja siapa Raja Kelam itu!" cibir Anne penyihir wanita.

"Bukannya aku tidak tahu, Anne.Aku hanya heran," sahut Wezar sang siuman ular.

"Sama saja, dong!" Anne melirik.

Wezar balas menatap Anne dengan tatapan tajam.

"Hei.. sudahlah! apa yang kalian ributkan?!" sanggah siluman ikan yang menjadi penengah keributan Wezar dan Anne.

'Wush... hhh.'

Levira sang siluman ikan mas pun berubah menjadi wanita cantik jelita.

"Iya, tuh."

"Ini semua gara-gara kamu!" tunjuk Wezar pada Anne, sengit.

"Lho kok aku sih?" Anne tidak terima.

"Aduh.. ribut lagi kalian ini, capek deh!"umpat burung gagak yang mendarat dengan cepatnya, lalu..

'Wush.. hhhh.'

Seekor burung gagak berubah menjadi seorang pemuda tampan nan perkasa.

"Iya.. gak ada habisnya kalian ini." Penyihir lelaki tua menggeleng, sedih.

"Anne, jangan-jangan kalian sama-sama menyimpan cinta di hati, cie.. ee!" goda Levira melirik nakal ke arah Anne dan sesekali Wezar.

Anne menatap tajam Levira..

"Amit-amit gak mungkin lah ya!" elak Anne tak suka.

"Mana mungkin aku suka sama penyihir jelek kayak kamu!"ejek Wezar, menunjuk.

"Idih... memangnya aku menyukai ular jelek seperti kamu!" balas Anne, sengit.

"Sto.. oooop!bisa gak kalau setiap ketemu kalian tidak bertengkar? setiap bertemu kalian pasti bertengkar tidak ada habisnya!"Lerai penyihir wanita tua, jengkel.

"Maaf, Nyonya Oh," lirih Anne melirik tajam ke arah Wezar dan dibalas oleh Wezar.

Penyihir tua suami dari Nyonya Oh pun menggeleng heran.

Kembali ke langit..

Tepatnya di istana Neraka...

"Bagaimana? apa kalian sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Dewa Xaren, memastikan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak.

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!