Mereka Sangat Berbahaya.

"Karena, mereka sangat berbahaya, " jawab wanita itu dengan mata melotot saking seriusnya.

Para netizen pun terkejut bahkan ada yang melompat tinggi.

*Apa mereka iblis yang memiliki kesaktian di atas rata-rata?" tebak salah satu netizen.

"Bukan."

"Lantas, apa dong?"

"Aku pernah mendengar tentang manusia transparan, apa mungkin mereka?"

"Itu belum seberapa yang ini lebih malah lebih sakti lagi, mereka bisa merubah bentuk menjadi kita-kita. "

"Hah?:"

"Apa.... aaaaa?!"

Para netizen pun menjerit dan melotot, kaget. Sampai ada yang bola matanya keluar sempurna.

"Bukan hanya itu saja, tapi bila ada di antara kita mencoba ingin menantang salah satu dari mereka atau semuanya. Niscaya, aku yakin kita tidak bisa lagi merubah diri kita kebentuk semula bahkan kematian pun datang menjemput kita dengan keadaan tubuh kita hancur. "

"Hi... iiiii. "

"Astaga, ini sangat mengerikan!"

"Iya, bahkan lebih mengerikan film horor yang pernah kutonton selama ini. "

"Film horor?apa film KKN di desa penari?"

"Bukan lah, itu sih sudah lama. Itu lho film horor yang lagi booming. "

"Susana, ya?"

"Nah, itu baru benar. "

"Harze,apa kau sudah gila ya?"tegur seseorang saat Hazel ingin menemui Nina.

Hazel menarik napasnya yang berwarna putih seperti salju itu.

"Iya, aku memang sudah gila!kau mau apa?:"sahut Harze, galak.

"Aduh, Ze,Kalau wanita itu masih sendiri sih gak masalah, tapi ini. Masalahnya dia sudah punya pacar," omel sang teman mencoba menyadarkan Harze.

"Belum jadi istrinya kan?"serang Harze

"Ya, belum sih," jawab temannya sambil menggaruk kepalanya. "Seenggaknya, kamu tahu diri lah! kalau si Nina itu gak pernah cinta sama kamu apalagi kamu sudah berulangkali dikalahkan Raz kan?gak kapok juga?" tegurnya, keras. Lalu menggeleng.

"Wiran, sebenarnya. Kamu tuh di pihak yang mana sih?" gerutu Harze mulai kesal.

"Aku di pihak yang benar, Harze. .kau jelas salah walau kamu itu temanku," jawab seorang pria yang bernama Wiran, tegas.

Mendengar jawaban sang teman Harze mendengus, kesal. Dia tidak menyangka sang teman tidak mendukungnya sama sekali walau hanya lima puluh persen saja.

"Kamu gak ada stok cewek lain apa?!cewek di mana-mana ada lho, yang secantik Nina pun ada."Harze menggeleng, lemah.

"Gak bisa, Ran. Wanita cantik di mana-mana memang ada, tapi tidak ada satupun membuatku kecanduan seperti Nina."

"Hah?!jadi, kamu.. .. "

"Pertama kali bertemu dengannya dia sudah membuatku tergila-gila," cerita Harze terus terang. Sambil senyum-senyum.

Wiran yang mendengarnya pun membulatkan bola matanya hingga keluar bebas dari mata saking kagetnya.

"Astaga! beneran gila nih, anak. Benar-benar menantang maut!ck.. . "

"Terserah kamu deh, mau ngomong aku ini apaan?gak peduli, yang penting show must go on mengejar Nina. "

"Ya, aku juga gak peduli. Kalau kamu babak belur oleh Raz untuk kesekian kalinya. "

Harze yang tidak peduli dengan ancaman Wiran pamit untuk berangkat menemui sang pujaan hati.

"Semoga Nina menolak bertemu dengannu!"seru Wiran, keras. Sehingga lantai cafe bergerak cepat.

Piring-oiring dan gelas-gelas pun pecah dengan sendirinya lalu menyatu kembali.

Harze hanya melambaikan tangan, tak peduli.

Istana Hitam

"Terkutuk kau, Dewa Langit! beranj-beraninya kau menghalangiku untuk menantang kembali Raja Neraka," gertak Anggara sang raja kelam dengan nada kesal dan amarah yang meluap.

Saat ini raja Anggara dan pasukannya ingin menyerang kembali Xaren Algara pasukannya dari neraka, apalagi kalau bukan membalas kekalahannya yang telah lalu.

Namun, Tiba-tiba ada kabut yang menghalangi perjalanan mereka ke istana neraka untuk menyerang raja Xaren dan keluarganya berikut para ajudannya.

kabut itu tidak hanya menghalangi akan tetapi membuat mereka tidak bisa melihat apapun di mana-mana.

"Bagaimana ini?" para pasukan istana hitam mulai resah.

"Dewa Langit, kau jangan jadi pengecut!jebakanmu ini, begitu kekanak-kanakan!kalau berani, hadapi aku!"tantang Raja Anggara dengan suara lantang.

Istana langit...

"Wah, Yang Mulia. Berani-beraninya raja daratan menantang anda," gerutu salah satu ajudan dewa langit.

"Iya, Yang Mulia. Posisi anda kan paling tinggi di antara para raja," imbuh yang lainnya, sengit.

"Tenang... . tenang, tidak usah emosi menghadapi raja yang tidak tahu diuntung itu. "

Raja Langit menenangkan anak buahnya yang sudah terbawa emosi itu.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia?" Raja Langit tersenyum, senyuman yang sulit diartikan para dewa atau makhluk di darat sekalipun.

"Begini," kata Raja Langit memulai suatu misi.

Setelah selesai diskusi...

"Ide yang cerdas, Yang Mulia. Sungguh kami setuju dengan ide Tuan. "

"Ya, dia bilang jebakanku itu kekanak-kanakan. Aku hanya ingin mengabulkan tantangannya dengan jebakan orang dewasa," tutur sang Dewa Langit mencebikan bibirnya.

Setelah itu, dia pun tersenyum misteri. Membayangkan raja gila perang itu akan lari tunggang langgang bersama pasukan dan seluruh istana hitamnya.

Lari dengan wajah cemas lagi ketakutan.

"Baiklah, Raja Anggara. Aku terima tantanganmu yang kekanak-kanakan itu," monolog Dewa Langit membalas si Raja kelam.

Istana neraka...

"Ya, mana mau lah!memangnya ibumu itu barang yang bisa dijual apa?!" jawab Xaren saat sang anak bertanya tentang kerelaan sang ayah andaikan raja kelam mencoba mengambil sang ibu.

"Cuma nanya doang, Yah. Itu kan seandainya," sahut Zevus, senyum-senyum.

"Walau berandai-andai, Ayah juga gak mau, Zevus!kamu gak usah mengada-ada deh!"

Raja Xaren pun mulai kesal.

"Iya, deh. Maaf, Yah," ucap Zevus, lirih. "Cemburu ya?" ledeknya.

"Heh, anak ini! Zevu... uuuuus!"

Sayangnya, Zevus sudah terlebih dahulu melesat cepat bagai roket.

seekor kupu-kupu cantik terbang melintasi bunga-bunga setelah beberapa detik menikmati harumnya bunga.

Wush... hhhhh.

Kupu-kupu itu pun perlahan berubah menjadi wanita yang cantik nan menarik banyak pria.

"Nina," panggil seorang pria yang dikenalnya.

Nina menoleh dan tersenyum saat Raz sang kekasih datang menemui dirinya, lelaki itu pun membalas senyumannya.

"Sudah puas kan bermain di taman bunganya?" Nina mengangguk, senang.

"Kalau begitu, ayo kita pulang. Hari sudah mulai gelap," ajak Raz sembari menggandeng tangan Nina.

"Iya," jawab Nina, menurut.

"Ayo, sayang. Kita harus sampai tujuanmu dengan cepat karena sebentar lagi hujan es akan tiba. "

Dengan sigap Raz mengangkat tubuh mungil Nina lalu membawanya terbang ke angkasa.

"Kurang ajar!ternyata, aku kalah cepat dengan si gagak itu, sialan!" gerutu Harze mengepalkan tangannya dan wajahnya pun memerah karena amarah yang menyapa.

Dia berteriak sangat keras hingga gedung-gedung pencakar langit terbang tinggi dan dataran pun terbelah.

Beberapa menit kemudian, kembali lagi seperti sedia kala.

"Akan kubalas kau, Raz!" teriaknya, lantang. Penuh dendam membara. "Aku bersumpah!"

Di taman bunga...

Tepatnya beberapa meter dari taman bunga.

"Siapa wanita itu?dia begitu cantik dan menarik?" mionolog seorang pria dengan rasa kagumnya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!