Rebutan Wilayah.

"Ya, ini wilayahku!kau pikir, ini wilayahmu!"jawab pria kedua, sengit.

"Jangan sembarangan bicara ya!dan jangan asal klarifikasi kalalu wilayah ini kepunyaanmu!" tuding pria pertama tak kalah sengit.

"Eh... Bung, apa hakmu melarang aku menguasai daratan ini?hah!" balas pria kedua dengan wajah menantang.

Pria itu tertawa mengejek...

"Heh... menguasai katamu?" cibir pria pertama. "Punya kekuatan apa kamu bisa menjadi penguasa daratan ini?kau mimpi?" ucapnya, meremehkan.

"Lalu, apa kau berpikir kalau daratan ini akan menjadi wilayah kekuasaanmu?"balas pria kedua, datar.

"Akan.... "

"Akan?apa kau mau bilang akan menjadi wilayahmu?"

"Iya, ini semua akan menjadi wilayah kekuasaanku!"

Pria itu lalu tertawa keras...

"Kau tertawakan aku, Frith?"

"Maaf, Jewaz. Sepertinya kau yang sedang bermimpi," tukas pria bernama Frith menyisakan tawa.

"Kurang ajar kau!" pekik pria bernama Jewaz, lantang. diiringi tanah yang bergoyang.

"Ya, memang.Lalu kau mau apa, Jewaz?" tanya Frith, dingin.

"kau jangan pura-pura polos, Frith!aku tahu kau lah penyebab hancurnya keluargaku!" tunjjuk Jewaz, lantang.Batu karang berbentuk kaca pun terbelah berpencar lalu kembali utuh lagi.

"Jadi, kau sudah tahu semuanya ya?" ucap Frith tanpa rasa bersalah.

"Kurang ajar kau, manusia transparan!kembalikan apa yang sudah kau hancurkan!" sentak Jewaz, emosi. Menunjuk Frith

Frith menoleh menatap tajam Jewaz..

"Mengembalikan katamu?serigala, apa kau belum menyadari kau dan kawananmu itu sudah menghabisi dan membunuh keluargaku juga teman-temanku!" ucapnya, tajam.

"Apa kau ingin balas dendam, Frith?"

"Kalau bisa, sekalian membuatmu tidak lagi bernyawa, Jewaz!"

"Kau pikir aku takut gertakanmu, Frith?"

"Tunjukan padaku, Jewaz. Jangan jadi pria pengecut!"

"Baik, kalau itu maumu!jangan salahkan aku kalau kau harus mati di tanganku! cia... aaaaat!" teriak Jewaz dengan suara lantang sambil berlari di tengah daratan biru yang terbelah lalu kembali utuh.

Dia berlari sekencang mungkin beberapa detik kemudian dia berubah jadi serigala yang besar dan ganas.

"Apa tidak terbalik, Jewaz?kau terlalu percaya diri seharusnya, kalimat itu yang aku katakan padamu!cia..... aaaaat!" teriak Frith yang membuat ombak entah dari mana datangnya meluap menggapai langit lalu saljng bergulung dan memecah.

Frith pun berubah menjadi manusia transparan..

Mereka saling bertarung satu sama lain dan mereka sama-sama kuat.

Bugh...

Jewaz berhasil menendang Frith dengan kaki serigalanya.

"Kurang ajar!" gerutu Frith, tidak terima. Matanya nyalang menatap serigala yang menatapnya remeh. "Baik, akan kubalas kau, serigala!!"

Frith yang manusia transparan lalu berdiri dengan tubuh sempoyongan setelah itu dengan lincah dan cepat melompat dengan tubuh tak terlihat dan...

Bugh....

Serigala itu pun terjungkal dan tersungkur lalu berubah lagi menjadi pria tampan.

"Rasakan pembalasanku,Jewaz!"

"Kau jangan bangga dulu, Frith!kemenangan ini belum tentu ada di pihakmu!"ketus Jewaz tak terima.

Frith pun kembali menjadi seorang pria tampan.

"Mengapa, Jewaz?kau tidak ingin menerima kekalahanmu kah?"sahut Frith dengan nada mengejek lalu berjalan mendekati sang lawan.

Tiba-tiba...

Bugh...

Dengan cepat Jewaz membalas serangan Frith dan Frith pun terjengkal.

"Maaf, kawan. Ternyata aku tidak salah mengatakan kalau kemenangan itu belum tentu ada di pihakmu," balas Jewaz yang kini mengejek.

Dalam kesakitannya Frith tertawa hambar.

"Belum tentu juga kemenangan ada di pihakmu, Jewaz!"

Dengan tubuh sempoyongan Frith berdiri dan...

Bugh...

Dia kembali menyerang Jewaz dan Jewaz pun membalasnya.

Saling serang menyerang itu pun berlangsung lama karena mereka memiliki kekuatan yang sepadan.

Lokasi selanjutnya...

"Raz!" jerit Nina, kaget. Saat Raz tiba-tiba berada di tempat tidur king size Nina yang empuk dan bergerak zig zag dengan santai dan setengah telanjang menatap nakal Nina.

"Apa aku gak boleh ke rumah kekasihku sendiri?" sahut Raz mengkerling, genit.

"Gak ada yang melarang, kali. Kamu ke rumahku tapi yang aku gak suka kamu ke rumahku dan tiba-tiba berada di tempat tidurku sudah itu telanjang lagi terus ditambah aku belum pakai baju, punya sopan santun gak sih!" ketus Nina yang wajahnya kayak kepiting rebus saat melihat tubuh Raz yang berbentuk roti sobek itu.

Raz terkekeh, lalu....

"Kamu mau apa?"

Bukannya menjawab Raz malah tersenyum misteri dan terus berjalan untuk mendekati Nina.

"Stop!" cegah Nina, panik. Mendongak menatap Raz.

"Mengapa?bukannya, kau ingin melihat dadaku?hmm?" Raz malah semakin menggoda dan terus mendekati Nina.

Sedang Nina berusaha memundurkan tubuh kecilnya sayangnya, terhalang oleh tembok yang selalu berganti warna.

Dengan mudah Raz pun mengunci tubuh Nina yang hanya memakai handuk itu karena dia baru saja selesai mandi. Handuk bewarna kuning berbentuk baby doll.

"Kamu sebenarnya mau apa sih?" gerutu Nina, kesal.

"Aku menginginkanmu," desis Raz, tersenyum menggoda. Lalu mengusap pundak seksi Nina.

Nina ingin menepis tangan Raz tapi Raz malah mencegahnya dan dia pun terjengkit kaget saat Raz mengisap dan menggigit kecil, leher jenjang dan indahnya matanya pun melotot.

Sebelum Raz melanjutkan aksinya yang lain Nina mendorong pelan tubuh kekar Raz.

"Jangan, Raz!" cegah Nina, lirih

Sayangnya, dalam kenyataan Nina inginkan sentuhan Raz.

"Ada apa? bukannya, kamu menginginkan ini," rayu Raz kemudian menundukan tubuhnya dan menyikap rok baby doll Nina.

Setelah itu yang terjadi adalah... (sebelumnya kita dengarkan dulu sebuah lagu Laksana Surgaku nya Yovie and Nuno).

Raz menangkap tubuh Nina yang sudah lemas karena perlakuannya dan menggendongnya ala brigedy style ke tempat tidur yang spreinya bergerak zig zag.

Perlahan Raz menaruh tubuh Nina lalu mengusap lembut pipi Nina yang halus dan putih.

"Kau sanngat cantik, Nina," gumam Raz memuji kecantikan Nina. "Tidak salah banyak pria yang mengejar dirimu termasuk aku, siapa sih yang gak terpikat dengan wajahmu?" desisnya yang menjalankan tangannya ke rambut Nina yang panjang dan indah.

Setelah itu, dia melakukan aksinya lagi dan mata Nina pun terbuka saat Raz melakukannya lagi.

Dia pun semakin kaget saat Raz menyingkap roknya semakin tinggi dan...

Sebelumnya kita saksikan dulu iklan-iklan berikut ini.

Untungnya, Raz tahu batas dan tidak melakukan aksinya di luar kendali karena dia tahu bahwa mereka belum terikat pernikahan.

Dia pun menarik Nina mendekap ke dalam pelukannya dan menenggelamkan kepalanya ke dadanya yang bidang.

Nina yang merasa nyaman di dalam pelukan Raz... Ketiduran.

Raz mendorong pelan tubuh Nina..

"Dia ketiduran, rupanya," gumam Raz, terkekeh lalu menggeleng. "Kok pakai handuk doang?kalau kedinginan, gimana?" ujar Raz sambil menutupi tubuh sang kekasih dengan selimut yang halus dan tebal dengan corak warna yang terus berganti.

Kembali ke Daratan Biru...

"Kau sudah membuat keluargaku berantakan, Frith! kau harus bertanggung jawab atas semua ini, kembalikan keluargaku, Frith!" tunjuk Jewaz, tajam.

"Apa kau tidak sadar, Jewaz!kawan-kawan dan keluargamu terlebih dahulu menghabisi keluargaku hingga ke akar, kau pikir. Bisa lari dari tanggung jawab?!heh!" balas Frith tak kalah tajam.

"Jadi, kau ingin membalas dendam, Frith?" ejek Jewaz

"Kalau, iya. Memangnya kenapa!" semprot Frith, lantang.

"Baiklah, kalau gitu. Terima lah ini, cia.. aaaat!"

"Cia.. aaaat! "

Mereka pun saling bertarung dan menyerang satu sama lain dengan kekuatan seri.

Ya.. karena mereka berdua adalah sama-sama petarung hebat dan sakti.

Di suatu tempat...

"Levira," panggil sebuah suara bariton, lirih.

Suara itu diiringi angin yang bertiup dari arah bukit Gelombang dan gelombangnya pun searah dan saling bertemu.

"Apa yang anda lakukan di sini, Tuan Arzies?" tanya Levira, dingin. Namun, tajam.

Bersambung...

Dew

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!