Sepertinya Aku Terjebak.

"Hah!tidak, sepertinya. Aku terjebak, " ungkap Nina, bingung. "Tolong... tolong!" teriaknya dengan wajah panik.

Di tempat yang sama..

"Aku yakin walau Kak Nina berteriak sekencang apapun tak ada yang bisa mendengarnya, "ucap Merin tersenyum iblis.

"Tentu saja karena jebakan yang aku ciptakan ini kedap suaranya tak tergapai oleh telinga siapapun walau dia punya pendengaran yang sangat tajam sekalipun, "sahut si pria dengan bangganya.

"Jadi, aku punya kesempatan dong. Mendapatkan hatinya Raz, kapan lagi coba?"desis Merin dalam hati, berbunga-bunga.

Senyum iblis pun berkembang di bibir tipisnya.

" Sepertinya, kau sudah enggak sabar ingin mendapatkan si gagak itu," cerca sang teman sambil terkekeh.

"Tentu saja dong bahkan aku sudah enggak sabar ingin menelusuri tubuh si gagak tampan itu, "tanggap Merin dengan tatapan yang penuh kelicikan.

Di tempat lain....

"Nina... Nina.. .. Nina, " panggil Raz berulang-ulang kali dengan nada khawatir.

Dia mencari sang pujaan hati ke mana-mana tapi, tak juga ditemukannya. Tidak hanya mencari di rumahnya saja akan tetapi di taman-taman bunga tempat sang kekasih mengitari bunga-bunga lalu menghirup harumnya.

Lebih membingungkan lagi adalah dia tidak dapat mencium aroma tubuh Nina dan auranya pun tak dapat dia rasakan.

"Mengapa ini terjadi?mengapa aku tak merasakan auranya sama sekali?" desis Raz putus asa. "Ini aneh sekali. "

"Nina... Nina, kamu di mana, Sayang?"panggilnya sekali lagi.

Dia pun mencari wanita sang pujaan hati di mana-mana termasuk taman-taman bunga dia sudah mencarinya tapi, hasilnya nihil.

Tanpa putus asa dia terus mencari sang pujaan hati dan memanggil namanya dengan suara lirih.

Sampai-sampai dia menjelma menjadi seekor gagak yang siapa tahu dia bisa menemukan Nina dari ketinggian langit biru.

Namun, hasilnya tetap nihil.Sang kekasih tak dapat juga ditemukan dan pada akhirnya dia menjelma menjadi pria tampan penuh kharismatik dengan tatapan gundah dan bimbang.

Di tempat persembunyian..

"Raz... Raz, malang sekali nasibmu. Percuma saja kau mencari Kak Nina di mana-mana tetap saja kau tak akan pernah menemukannya karena dia, sudah terjebak di tempat yang begitu tersembunyi. Sehingga tak ada satupun makhluk yang dapat menemuinya tak terkecuali dirimu." Merin menarik bibir tipis dan merahnya setelah itu, senyum licik pun terpasang.

Hatinya merasa di atas awan karena dendamnya sudah terbalaskan dan dia pun mengakui betapa hebatnya ide gila sang teman itu.

Beberapa menit kemudian dia menjadi seekor kelinci yang imut dan lucu tapi, berhati iblis dan penuh kebusukan.

Dengan tenang dia melompat sejauh mungkin dari tempat persembunyiannya dan menatap sebentar pria yang ditaksirnya selama ini dengan mata berkilau-kilau setelah itu dia pergi menjauh tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Ya, selama ini. Dia menaruh hati pada Raz sayangnya, Nina. Sudah merenggut kebahagiaannya.

Apalagi ungkapan cintanya berulang kali ditolak oleh pria pujaan hatinya itu yang tentu saja hatinya kecewa dan sakit hati.

Pada saat itu lah rasa dendam dan pikiran picik menggema di otaknya untuk memisahkan Nina dari Raz bertujuan untuk mendapatkan cinta dari gagak tampan itu.

Untungnya, seorang teman membantunya. Dengan membuat jebakan yang tak tersentuh auranya oleh makhluk apapun itu termasuk Raz.

Flashback on. ..

"Tenang saja, tempat itu sangat gelap dan kedap suara. Bukan hanya itu, auranya pun tak dapat dirasakan oleh makhluk mana pun dan tak ada satupun yang menggapainya, " jawab sang teman, datar. Saat dirinya menanyakan jebakan yang menggoda rivalnya itu.

Merin pun manggut-manggut dan tersenyum dengan sangat puas.

Flashback off.. .

"Aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku, Raz. Aku pastikan itu, " ungkapnya penuh percaya diri.

Nun jauh di sana...

"Di mana aku?tempat ini begitu gelap sekali. Apa ini suatu jebakan?siapa yang menjebakku di sini?padahal dari luar aku melihatnya begitu indah, nyatanya……"monolog Nina dengan wajah bingung.

Lalu dia berusaha menemukan jalan keluar sayangnya, jalan keluar sepertinya tidak ada sama sekali. Dengan wajah panik dia berusaha berteriak meminta pertolongan tapi, tak ada satupun yang mendengar teriakannya padahal suaranya sudah keras hingga suaranya bagai hilang ditelan bumi.

"Akh... tidak!mengapa tak ada satupun yang mendengar teriakanku?"desisnya sedih dan putus asa.

Dia juga memanggil sang kekasih akan tetapi sang kekasih tak jua datang menemuinya.

"Mengapa Raz tak juga meresponku?apa dia, tidak tahu apa yang terjadi padaku?dan mengapa tak ada celah jalan keluar?"ungkapnya sambil mencari pintu atau celah yang terbuka untuk keluar tapi, tak satupun ditemukan. "Bagaimana ini?"Dia mulai menangis.

Tempat itu begitu gelap tak ada satupun cahaya yang menyusuri ruang tersebut jalan keluar pun sudah tak ada.

Nina terduduk luruh setelah itu menjatuhkan tubuh kecilnya dengan suara isakan yang mendayu pilu.

Beberapa saat kemudian...

"Oh, tidak!astaga, apa yang terjadi padaku?!sepertinya, aku merasa. Energiku mulai terisap!" paparnya, cemas.

Beberapa detik kemudian...

Tubuh Nina mulai melemah dan dia pun terjatuh.

Sementara itu...

"Maaf, aku tak melihatnya sama sekali," jawab seorang wanita bercadar saat ditanya perihal keberadaan sang kekasih dengan memperlihatkan fotonya.

"Oh, Terima kasih. Maaf merepotkanmu,"sahut Raz tak enak.

"Tidak apa-apa," sanggah wanita itu tersenyum lebar.

Lalu dia pun berlalu dari hadapan Raz.

"Bagaimana ini?mengapa tak ada satupun yang menemukannya?Nina, kamu sebenarnya ada di mana, Sayang?aku begitu mencemaskanmu," gumamnya, sedih

Namun, tanpa putus asa dia mencari sang kekasih hati. Di manapun berada dengan perjuangan yang tak pernah putus.

Di perpustakaan Terawang..

"Tuan Will, ada gerangan apa Anda memanggil saya?" tanya Zac dengan penuh tergesa.

"Zac, apa kau merasakan suatu energi?" Will balik bertanya. "Sepertinya, aku merasakannya," timpalnya.

"Energi?" Zac mengkerutkan dahinya. "Maaf, Tuan. Saya tidak merasakan energi apapun," cicit Zac.

"Huh!"

Will melengos lalu menatap Zac dengan tatapan tiada arti.

"Aku merasakannya, Zac," tukasnya

"Tuan, boleh saya tahu. Energi apa yang Anda rasakan saat ini?" tanya Zac, Hati-hati.

"Sepertinya, ada makhluk yang terjebak di suatu tempat," jawab Will seraya menebak.

"Heh!siapa dia, Tuan?" Zac terkejut.

"Seorang wanita saat ini dia jatuh pingsan karena energinya terkuras," ungkap Wil, kemudian.

"Astaga!di mana dia?"

"Sayangnya, aku tak tahu keberadaan tempat itu. Tempat itu terlalu tersembunyi. "

Kediaman Aarav..

"Maafkan aku, Raz. Aku tak bisa menemukan di mana kekasihmu berada," ucap Aarav penuh rasa penyesalan.

Sedangkan Raz tertunduk lesu dan wajahnya dipenuhi kesedihan dan lara.

"Maafkan aku, Teman," ucapnya sekali lagi dengan perasaan tidak enak.

Dia mengerti apa yang temannya rasakan saat ini.

Raz hanya mengangguk pelan dan menatao lirih sang teman.

Dengan sigap Aarav memeluk sang teman dengan hangat dan menepuk pelan punggungnya.

"Jangan cemas dia pasti baik-baik saja," bisiknya. seraya menghibur.

Beberapa menit kemudian..

"Oh iya, mengapa kau enggak meminta bantuan pada yang lebih pakar saja?" usul Aarav mejentikan jarinya.

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!