Demi Nina.

"Maksudmu, Tuan dan Nyonya Oh?" tebak Raz memicingkan salah satu matanya.

"Iya, siapa lagi kalau bukan mereka? dari mereka siapa tahu ada jalan keluar bagimu untuk menemui Nina," jawab Aarav sejujurnya.

"Hmm, boleh juga idemu. Baiklah, akan kucoba siapa tahu dapat mukjizat kan? " sahut Raz, optimis.

"wah kau selalu optimis, Raz," kekeh Aarav, bangga.

"Iya, dong. Semua ini demi Nina," tukas Raz, menerawang.

Dia menatap wajah Nina yang seakan tersenyum lembut dalam angannya.

"Kau sangat mencintainya ya?"tanya Aarav, ragu.

"Sangat," jawab Raz tersenyum lirih.

"Aku tahu perasaanmu."Aarav menepuk pelan bahu Raz yang saat ini dalam keadaan dilema.

Raz pun hanya mengangguk dan tersenyum hambar di balik itu ada perasaan yang tidak tenang dalam dirinya, entah apa itu namanya?

Dia merasa keberadaan Nina dalam suatu tempat tapi, dirinya tidak tahu. Di mana belahan hatinya saat ini.

Beberapa menit kemudian...

"Ya, akan kucoba. Siapa tahu mereka dapat menemukan Nina. "

"Semoga mereka bisa memberimu jalan keluar. "

Raz pun mengangguk dengan kencang.

Lalu kedua sahabat beda profesi itu saling berangkulan.

Istana Neraka...

"Sepertinya ada yang tidak beres di bumi ini?" ujar Xaren.

"Apa itu, Tuan?" tanya sang permaisuri, penasaran.

"Ada seorang wanita terjebak dalam suatu tempat," jawab Xaren disertai napas berat yang sangat panas.

Bagi sang istri Yasira, napas suaminya itu begitu hangat.

"Siapa dia?" Yasira panik.

"Entahlah, Sayang. Aku tidak tahu siapa dia dan di mana dia tepatnya saat ini. "

Xaren menjawab lalu dia memperlihatkan seorang wanita dengan sihirnya di dinding merah yang berkobar-kobar.

Wanita itu dalam keadaan tidak sadar ditambah wajahnya yang pucat.

"Dia kenapa, Tuan?"

"Mungkin terlalu terkurung dia jadi tidak sadarkan diri. "

"Apa tempat itu kedap udara?"

"Mungkin saja," jawab Xaren, singkat.

"Ah, kasihan sekali dia. Enggak ada satupun makhluk yang menolongnya," desis Yasira, iba.

"Bukannya enggak ada yang mau menolong tapi, tempat itu memang jauh dari jangkauan. Berteriak sekencang mungkin juga percuma karena tempat itu ekstra kedap suara walaupun makhluk itu memiliki pendengaran yang sangat hebat dan tajam sekalipun. "

"Ha!jadi, bagaimana nasibnya, Tuan?dia sudah enggak sadar beberapa hari. "

"Entahlah, Sayang. Semoga saja dia tidak apa-apa hanya pingsan saja. "

"Malang sekali nasib wanita itu," cicit Yasira, lirih. Lalu menggeleng.

Di suatu tempat.

"Merin, kau jangan lebih banyak bangga dulu. karena kita sudah berhasil menjebak Nina rivalmu itu tapi, kau harus waspada dengan makhluk satu ini," omel sang teman, mengingatkan.

"Maksudmu, siapa?bukankah kau bilang jebakanmu sangat akurat sehingga tak ada satupun makhluk yang mendengar jeritan minta tolong Kak Nina? meski dia punya pendengaran yang sangat tajam," heran Merin.

"Iya, meman benar. Buktinya, ketika dia minta tolong tak ada satupun yang menolong kan? termasuk Raz sampai dia pingsan kehabisan energi," sahut pria itu membela diri.

"Bener juga ya." Merin manggut-manggut setuju. "Terus, yang kamu maksud itu. Siapa?"

"Aku enggak tahu tepatnya siapa dia, pastinya makhluk ini. Bisa mendeteksi suatu tempat walau tersembunyi dalam kerak bumi sekalipun. "

"Apa dia Tuan Will?" tebak Merin.

"Bukan Tuan Wil pastinya karena dia hanya merasakan saja tempatnya dia tidak tahu berada di mana. "

"Oh, lalu siapa dong?" Merin mulai panik.

"Kita enggak usah mikirin siapa dia?tapi, kita harus waspada sama makhluk satu ini. Dia sangat berbahaya!"

"Ya, benar juga katamu. Terus, apa yang akan kita lakukan setelah ini?"

Pria itu menyeringai.

"Aku akan membuat jebakan tersembunyi untuk menghalanginya ke tempat itu jebakan yang membuat dirinya berada dalam dimensi lain. "

"Wah, ide yang hebat tuh. Lagian yang aku tahu kau begitu ahli jebak menjebak. Semoga saja dia terperangkap dalam ruang dimensi yang kau ciptakan itu," kekeh Merin, puas.

"Iya dong, kau tahu sendiri kan sudah berapa makhluk yang pernah berhasil kejebak termasuk Nina?" Pria itu berkata dengan bangganya.

"Iya deh iya, sebagai teman baik. Aku sangat percaya padamu," tanggap Merin. "Kok aku masih penasaran ya?" bisik Merin dalam hati, bertanya-tanya.

Kediaman Tuan dan Nyonya Oh.

"Maaf, Raz. Aku sudah mencoba berkali-kali dengan kekuatan sihirku. Namun, tempat Nina terjebak. Aku tak bisa menemukannya. "

Jawaban Tuan Oh membuat Raz serasa jatuh lemas.

"Maafkan aku, Raz. Kali ini aku tidak bisa membantumu," cicit Tuan Oh tak enak hati.

"Tidak mengapa, Tuan Oh. Aku tidak menyalahkanmu memang tempat itu begitu tersembunyi sehingga tak ada satupun yang bisa menemukan keberadaannya," sahut Raz putus asa.

"Oh, pantas saja. Aku tidak bisa menemukan tempatnya dalam bola kristal ini aku kira bola kristalku ini rusak, nyatanya.. .. "Tuan Oh menggeleng kecewa.

"Benar, Sayang. Aku sudah pernah mencobanya dalam periuk tapi, hasilnya nihil. Tempat itu memang sulit dijangkau," timpal sang istri.

"Terus, saya harus bagaimana, Tuan Oh?saya begitu mencemaskannya. "

Tuan Oh mengembuskan napas berat, setelah itu.

"Maafkan aku, Raz. Aku tak bisa membantumu banyak tapi, kalau butuh bantuan. Coba kau minta bantuan pada sahabatku yang bernama Tuan Harenz dia dulu pernah jadi teman sekelasku di sekolah sihir, siapa tahu dia bisa mengatasi masalahmu," usul Tuan Oh.

"Begitu ya?baiklah, Tuan. Aku akan meminta bantuannya," balas Raz, kemudian pamit.

"Oh iya, Raz. Tunggu dulu," cegah Tuan Oh.

Sehingga Raz menghentikan langkahnya.

"Ya, Tuan," sahutnya, menoleh.

"Jika ingin menemuinya pastikan harus di malam hari karena dia tinggal di Lembah Gulita dan dia aktif di malam hari ketika saat pagi tiba Lembah itu menghilang dan kau tak akan bisa menemukannya," saran Tuan Oh mengingatkan.

"Baiklah, Tuan. Aku mengerti Terima kasih atas sarannya. "Tuan Oh pun mengangguk puas.

Di suatu tempat..

"Aku dengar-dengar kau mau mencari keberadaan Kak Nina mau nyari ke mana, Raz?percuma saja, dia enggak akan pernah ditemukan," ucap Merin, mencibir.

"Karena kamu dan dia tidak berjodoh tapi, aku lah jodohmu. Mau enggak mau kau harus menerimanya," lanjutnya tersenyum penuh kemenangan.

Dalam perjalanan...

Selangkah demi selangkah Raz berjalan menuju Lembah Gulita yang jaraknya jauh hingga berpuluh-puluh kilo.

Namun, demi Nina. Dia lakukan untuk mengobarkan jiwa dan raganya untuk mencari sang belahan jiwa.

Dia tidak menyerah seandainya kegagalan menyambutnya lagi demi cintanya pada sang kekasih dia akan terus mencarinya hingga ke ujung dunia.

Di kota Ilusi..

Seperti biasa kehidupan kota ini begitu ramai akan makhluk-makhluk yang super duper sibuk dengan gedung-gedung pencakar langit yang selalu berpindah-pindah ke sana kemari.

Dikelilingi danau yang mengalirkan nada-nada indah penuh romantika pohon-pohon yang menari riang.

Sementara itu...

"Kayaknya ada seorang wanita yang berada di dalam sana, apa ya yang dia lakukan?apa dia tidur?atau pingsan?" gumam seorang pria penasaran.

Namun, saat mendekat. Tiba-tiba...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!