Tergoda Pesona Mr Cassanova

Tergoda Pesona Mr Cassanova

1. Perkenalan

Salsabila Auristela, nama yang cantik untuk gadis yang cantik pula. Wajah rupawannya mampu menyihir setiap pria yang melihat gadis itu. Tak hanya memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bentuk badan yang proporsional juga membuatnya selalu menjadi pusat perhatian.

“Apakah rok lama kamu udah kecil lagi?” tanya Bunda Erina. Dia adalah wanita yang telah melahirkan gadis yang kerap dipanggil Bila itu.

“Iya, aku juga gak tahu, Bun. Padahal baru satu tahun juga belum,” kesal Bila. Gadis itu berdiri di hadapan cermin yang memperlihatkan tubuhnya.

Bokong sintalnya sedikit terlihat karena rok sekolahnya yang terlalu kecil. Bila mencoba menarik rok itu sedikit ke bawah berharap masih bisa dikenakan saat dia masuk ke sekolah baru nanti.

Namun, usahanya itu gagal. Yang ada, rok lamanya itu malah sobek di bagian jahitannya.

“Ya udah. Nanti beli lagi aja. Tapi Bunda gak bisa antar kamu. Kerjaan Bunda udah numpuk,” keluhnya. Bila yang sudah terbiasa dengan alasan Bundanya itu mengangguk pasrah.

Biarlah nanti dia akan meminta antar pada Bi Inah. ART yang sudah bekerja di rumahnya selama puluhan tahun.

“Apa lagi yang kamu perlu? Nanti biar bunda transfer uangnya ke tabungan kamu. Kamu belanja bareng Bi Inah.”

“Bila belum tahu, Bun. Nanti kalau ada yang lain Bila chat Bunda aja.” Bunda Erina mengangguk menanggapi ucapan putrinya.

“Perusahaan baik-baik aja, Bun?” tanya Bila sekedar basa-basi. Sebenarnya dia sama sekali tak tertarik dengan hal semacam itu.

“Baik. Beberapa bulan lalu perusahaan Ayah baru menandatangani lagi kerja sama dengan perusahaan milik Tuan Adhinata. Kamu tahu kan?” tanya Bunda Erina.

Bila mengangguk. Gadis itu tahu perusahaan yang dibicarakan Bundanya, karena sebelumnya perusahaan mereka juga pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan itu dan Bila sering di ajak Ayahnya ketika ada pertemuan dengan alasan ‘agar kamu tahu apa aja yang terjadi di sana’.

“Bunda jangan lupa istirahat. Jangan kerja terus," sindir Bila. Bunda Erina terkekeh mendengar penuturan putrinya.

"Iya, kamu juga belajar yang rajin biar bisa lanjutin bisnis Ayah kamu." Inilah kalimat yang sudah bosan Bila dengar. Dia tak memiliki ketertarikan dalam dunia bisnis, tapi kedua orang tuanya selalu memintanya untuk meneruskan bisnis keluarga mereka.

Bila mengangguk paham. Hanya itu yang bisa dia lakukan, tak ada yang bisa dia lakukan untuk menolak keinginan Bundanya.

"Ya sudah, Bunda berangkat dulu ya." Ini hari Minggu dan Bundanya masih harus bekerja. Entah pekerjaannya yang selalu menumpuk atau memang Bundanya itu gila kerja. Bila tak lagi memedulikan itu.

"Iya Bun. Hati-hati di jalan." Bila mengantar Bundanya hingga ke halaman depan dan melambaikan tangannya saat mobil Bunda Erina mulai menjauhi rumah mereka.

****

Suara pecahan kaca berhasil membuat pria yang baru saja pulang menghentikan langkahnya di depan pintu. Dia sudah tahu pasti apa yang sedang terjadi di dalam. Dengan begitu, pria itu kembali melangkahkan kakinya.

"Apa kalian tak bosan melakukan ini setiap hari?" ucap pria itu sambil terus melangkah ke arah kamarnya. sontak dua orang yang sedang beradu mulut dan saling melemparkan barang itu berhenti dengan aksinya.

"Jeff, kamu udah pulang?" Wanita paruh baya itu menyimpan vas bunga yang ada di tangannya kemudian menghampiri putranya.

"Kelihatannya?" Pria yang dipanggil Jeff itu menaikan sebelah alisnya. Dia sudah sangat muak dengan tempat yang disebut rumah ini.

Sementara itu pria dewasa yang beberapa saat lalu akan melayangkan tamparannya itu kini melengos pergi meninggalkan putra dan istrinya di sana.

Suasana di dalam rumah ini sudah sangat kacau mengingat beberapa vas bunga hancur. Bahkan barang-barang yang harusnya tertata dengan rapi kini sudah tak di tempatnya lagi.

"Maaf ya. Kamu ke kamar dulu, Mama mau beresin ini," ucap wanita paruh baya itu dengan sendu sembari memungut kaca yang berserakan.

Jeff yang mendapatkan perintah seperti itu hanya tersenyum sinis sebelum kemudian benar-benar pergi ke kamarnya.

"Lama-lama bisa gila!" gerutunya sambil mengusap kasar bagian belakang kepalanya.

Jeff berbaring di kamarnya untuk beristirahat setelah melakukan tugasnya di sekolah. Seorang Guru Bahasa Inggris, posisi yang dia dapatkan itu berkat bantuan Kakeknya. Tak ada keterkaitan orang tuanya dalam pekerjaannya itu.

Di sekolah, Jeff dikenal dengan sosok yang dingin. Namun dia tak perah memarahi anak didiknya. Parasnya yang tampan membuat semua para siswi selalu bergurau dengan menggoda gurunya itu.

Namun, siapa sangka di lain sisi Jeff adalah sosok yang seperti ini. Tak ada kebahagiaan di tempat yang dia sebut rumah. Bahkan mungkin kebahagiaan itu akan dia dapatkan di tempat lain.

"Ya kayanya harus ke sana." 'Tempat lain' yang menurut Jeff terdapat banyak kebahagiaan di dalamnya.

Pria itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya sebelum kemudian dia mengambil kunci mobilnya. Suasana di bawah terlihat lebih baik dari pada tadi. Pecahan kaca kini sudah bersih, bahkan kedua orang itupun kini sudah tak ada di sana.

Jeff mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Pikirannya melayang ke sana dan ke sini. Banyak sekali hal yang harus dia pikirkan tapi tetap tak menemukan jalan keluarnya.

Hari masih siang, tapi dia ingin ke tempat itu. Setidaknya di sana dia bisa mendapatkan kenyamanan dengan teman-temannya.

"Hei Bro. Kemana aja nih?" tanya orang yang sudah ada di sana sambil melambaikan tangannya.

"Biasa, sibuk di sekolah." Jeff menjawab apa adanya. Dia disibukan dengan urusan sekolah apa lagi satu minggu ke belakang adalah jadwal Penilaian Akhir Semester.

"Bisa-bisanya Pak guru main ke tempat kaya gini," ejek temannya.

"Shut the **** up, Tor." Pria yang bernama Victor itu sontak tertawa disusul dengan tawa dua orang lainnya yaitu Rizal dan Vian.

"Tuh minum minum," tawar Vian mempersilahkan Jeff untuk meminum minuman haram yang ada di hadapan mereka.

Tanpa menunggu dipersilahkan untuk kedua kalinya, Jeff segera meneguk minuman itu hingga tandas. Inilah salah satu cara agar dia bisa melupakan sejenak segala permasalahan yang ada.

"Ada apa lagi?" tanya Rizal. Pria itu adalah yang paling peka di antara dua lainnya. Bahkan dia pula yang selalu memberikan saran pada Jeff tentang masalahnya.

Jeff menggeleng. Dia sedang tak ingin membicarakan apapun kali ini. Dia hanya ingin tenang dan bersenang-senang dengan temannya. Untuknya saat ini, itu sudah lebih dari cukup.

"Oke oke, abisin semuanya. Kalau kurang bilang, kali ini gue yang traktir." Rizal kembali bersuara setelah dia paham jika Jeff tak ingin membicarakan apapun.

Akhirnya mereka berempat hanya minum dan membahas hal lain yang menurut mereka menyenangkan. Tentu saja diiringi dengan suara musik yang memekakkan telinga bagi yang tak biasa dengan hal ini.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!