17. Bersamamu

Ramai. Itulah kata yang menggambarkan keadaan pusat perbelanjaan saat ini. Meskipun memang pusat perbelanjaan jarang sepi, tapi kali ini terasa sangat ramai.

“Ahh sesak banget. Aku gak suka,” ucap Bila yang tak sengaja terdengar oleh Jeff.

“Apanya yang tak suka?” tanya Jeff. Pasalnya dia tak melihat apapun yang aneh di sekitarnya.

“Ini, suasana ramai. Aku sangat tak suka.” Mungkin karena Bila terbiasa berdiam diri di kamarnya sendiri, jadi dia merasa aneh dengan pemandangan sekarang.

Tapi meski begitu, gadis itu tetap mendorong troli dan mengarah ke rak yang memang dia tuju. Rak sayur, buah dan rak makanan ringan lainnya.

“Kamu mau beli apa?” tanya Bila membalikan badannya menatap Jeff yang berada di belakangnya.

“Aku hanya mau beli sayuran. Kamu mau apa?” Jeff balik bertanya. Mereka masih berputar-putar dalam mall itu mencari apa saja yang mereka butuhkan.

“Jangan tanya aku. Atau aku akan membeli semua yang aku mau,” ancam Bila.

“Belilah. Aku akan bayar semuanya.”

“Kamu lagi?” tanya Bila.

“Tentu saja. Memangnya siapa lagi?” tanya Jeff.

“Bapak udah bayarin baju aku kemarin. Masa sekarang Bapak yang bayar lagi,” ujar Bila. Jeff memandang Bila kesal, pasalnya gadis itu masih memanggilnya ‘Bapak’.

“Gak ada panggilan lain buat aku?” lirih Jeff dengan mata dibuat membulat dan berbinar.

“Apa? Aku nyaman memanggil Bapak, Bapak. Lagi pula apa salahnya?”

Jeff menghela napas. Dia mengalah pada akhirnya karena Bila sudah mengatakan kata kuncinya yaitu ‘nyaman’.

Troli yang semula kosong kini terisi penuh dengan berbagai macam makanan dan yang lainnya yang memang mereka perlukan.

“Emang kamu bakal sering main ke apartemenku?” tanya Jeff.

“Emangnya kenapa?”

“Siapa yang akan habisin ini kalau kamu gak datang?”

“Ya Bapak lah, siapa lagi?” Jeff menggeleng diiringi dengan senyumannya.

“Aku gak makan banyak dan gak makan makanan kaya gini,” tunjuk Jeff pada semua isi troli yang didominasi oleh makanan ringan yang dipilih Bila.

Kali ini Bila yang menghela napas. “Maaf, aku gak tahu apa yang kamu suka.” Setelah berkata demikian, kini Jeff yang merasa bersalah.

“Bukan begitu, aku suka tapi aku jarang memakannya. Jadi kamu harus sering main ke apartemen,” ucap Jeff menenangkan Bila.

Bila kembali tersenyum dan mengangguk. “Kapan Bapak akan ke rumah aku?” Bila akhirnya menagih ucapan Jeff beberapa jam lalu.

“Kalau besok boleh ya ayo.” Jeff menyetujuinya, tapi sebenarnya dia belum siap karena dia belum meminta bantuan pada Kakeknya.

“Enggak, besok orang tua aku benar-benar gak ada di rumah. Mungkin hari minggu mereka akan pulang.” Jeff mengangguk mengerti.

Setelah selesai dengan urusannya mereka kembali ke apartemen Jeff. Bila telah setuju untuk pulang dari sana malam hari. Dia juga telah memberi tahu Bi Inah di rumahnya.

Tak ada lagi kegiatan yang mereka lakukan setelahnya. Hanya berbaring di ranjang, saling memeluk dan berciuman. Bukankah ini adalah malam yang indah.

“Ahhh andai kita bisa seperti ini semalaman.” Jeff merentangkan tangannya, meregangkan badannya berharap rasa pegal di badannya bisa berkurang.

“Aku ke sini lagi besok,” ucap Bila. Entah bagaimanapun dia merasa sangat nyaman di sana. Entah itu di sekolah atau di apartemen, dia merasa nyaman bersama dengan Jeff.

 ****

Hari ini adalah dua hari sebelum Jeff akan menemui orang tua Bila. Sengaja dia datang ke tempat ini karena memang dia membutuhkannya.

“Ada maunya lagi kan?” tanya pria tua yang kini berhadapan dengan Jeff.

Jeff mengangkat cangkir kopinya dan meminumnya. “Kakek tahu aja.” Ya, di sanalah Jeff. Di rumah Kakeknya, rumah yang menjadi tempatnya mengeluh daripada rumah orang tuanya.

“Kenapa lagi? Masih tentang gadis itu? Bukannya waktu itu kamu bilang semuanya sudah beres?” Jeff memang sudah mengatakan pada kakeknya bahwa gadis itu telah menjadi miliknya.

“Iya, dia sudah jadi milik aku tapi dua hari kedepan aku berencana akan menemui keluarganya.” Ucapan Jeff membuat kakeknya terkejut, bahkan dia hampir tersedak kopi yaang tenga dia minum.

“Kenapa buru-buru sekali?” tanya Kakeknya.

“Ya gimana? Kakek tahu sendiri bagaimana anak muda jaman sekarang.” Bukannya takut, Jeff malah buka-bukaan pada Kakeknya.

“Jadi kamu serius sama anak ini? Gak takut?” Jeff menaikan sebelah alisnya dengan pertanyaan Kakeknya.

“Maksud Kakek takut apanya?” tanya Jeff.

“Kamu tahu kan gimana mulut orang-orang. Umur kamu sama dia jauh banget loh, Jeff. Kamu gak takut bakal disebut pedofil?” Kakeknya menjelaskan. Jeff akhirnya bisa menangkap maksud Kakeknya.

“Aku gak peduli apa kata orang, Kek. Yang penting aku bisa bahagiain dia kan?” tanya Jeff.

Kakeknya mengangguk mendengar keberanian sang Cucu. “Bagus, kalau gitu Kakek bakal urus semuanya.”

****

Dua hari itu berlalu begitu cepat. Entah karena Jeff sudah menantikan hari ini atau karena dia sibuk dua hari ini.

Jeff menghela napasnya sebelum masuk ke rumah Bila. Rumah yang terbilang mewah itu sangat cocok dengan Bila yang juga terlihat mewah.

Tadi setelah Jeff datang ke rumah Bila, Jeff meminta agar Bila menjemputnya di depan. Bukan apa-apa, dia hanya ingin meminta sedikit dukungan dari kekasihnya itu agar tak terlalu gugup.

“Ayo masu,” ajak Bila sambil menarik tangan Jeff untuk memasuki rumahnya. Di sana, di ruang tamu kedua orang tuanya sudah duduk dengan rapi menantikan kedatangan pria yang katanya adalah kekasih putrinya.

“Ayah, Bunda kenalin ini Pak Jeff. Pacarnya Bila,” ucap Bila mengenalkan Jeff pada kedua orang tuanya.

“Duduk,” ucap Ayah Bila. Wajahnya terlihat sangat kaku sebelumnya hingga kini dia mengembangkan senyum ramah dan menjamu Jeff dengan baik.

“Pagi Om, Tante. Maaf saya bertamu pagi-pagi gini,” ucap Jeff.

“Gapapa. Kita senang kok kedatangan tamu kaya kamu.” Bukan Bunda yang menjawabnya melainkan Ayahnya.

“Kamu Gurunya Bila kan? Guru Bahasa Inggris?” Kali ini Bunda mengambil alih.

“Iya Tante. Kita bertemu lagi,” jawab Jeff.

“Ohh jadi ini yang dikatakan Tuan Adhinata? Tampan.” Jeff kira, Bunda Bila akan memarahinya karena memacari anak muridnya sendiri.

“Tahu gitu waktu itu saya langsung titipin aja sama cucu Tuan Adhinata, bukan sama Jeff si Guru Bahasa Inggris itu,” kekeh Bunda Bila.

Semua orang yang ada di sana tertawa. Bila juga merasa sangat senang karena Jeff mendapat sambutan hangat dari orang tuanya.

Bila tak mengetahui jika sebelum orang tuanya bertemu dengan Jeff, Tuan Adhinata yang tak lain adalah Kakeknya Jeff sudah terlebih dulu mengatakan pada orang tuanya bahwa cucunya itu menyukai Bila dan akan menemui mereka.

“Jadi, sudah berapa lama kalian berpacaran?” tanya Bunda.

“Belum lama, Tan. Mungkin ada dua minggu,” jawab Jeff. Mereka mengangguk.

“Kamu serius kan sama anak saya?” Tiba-tiba suasana menegang begitu pertanyaan itu muncul.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!