18. Our Dating

Jeff merasa baru kali ini dan mendapatkan pertanyaan yang mampu membuatnya ketakutan. Entah karena memang dia belum sepenuhnya sayang pada Bila atau memang dia takut tak bisa membahagiakan gadis itu. Intinya dia merasa sangat ketakutan.

Tapi dia saat ini dia hanya harus yakin bahwa dia bisa membahagiakan Bila. Bila memegang erat tangan Jeff berusaha memberikan ketenangan pada kekasihnya itu.

“Saya serius, Om.” Akhirnya dia bisa menjawab pertanyaan keramat itu.

Semuanya bernapas lega setelah Jeff berkata demikian. Mereka semua tersenyum tenang.

“Oke, Om dan Tante harap kamu bisa menjaga Bila untuk kita.” Jeff mengangguk semangat. Tanpa diperintahkan pun dia akan melakukan hal itu.

“Jadi benar kamu cucu Tuan Adhinata?” tanya Ayah Bila penasaran. Pasalnya beberapa saat lalu atasannya itu menelponnya dan mengatakan jika cucunya ingin menemuinya.

“Iya, Om. Apa Kakek mengatakannya?” tanya Jeff penasaran.

“Tentu saja dia mengatakannya. Bahkan dia mengatakan lebih daripada itu.” Jeff mulai gelisah dia takut dengan apa yang dikatakan Kakeknya pada Ayah Bila.

“Dia mengatakan jika Cucunya mencintai putriku,” lanjutnya. Akhirnya Jeff bernapas lega setelah mendengar kelanjutannya.

“Setelah ini rencana kalian mau ke mana?” tanya Bunda Bila. Bila menoleh pada Jeff meminta pendapatnya.

“Mungkin kita akan pergi ke perpustakaan, Tan. Sebentar lagi kan Bila akan melakukan Olimpiade dan saya yang bertanggung jawab tentang itu.”

“Kenapa perpustakaan. Gak ada tahu orang yang berkencan di perpustakaan,” rajuk Bila. Dia mencebikkan bibirnya mendengar jawaban Jeff.

“Emang siapa yang mau kencan?” goda Jeff diiringi dengan kekehan dari kedua orang tua Bila.

Bila tambah kesal karena godaan kekasihnya itu. Awalnya dia akan pergi meninggalkan orang-orang di sana sebelum tangannya dicekal oleh Jeff.

“Iya iya becanda. Nanti kita kencan ya.” Jeff mengelus surai Bila sayang. Mungkin menggoda Bila akan menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan baginya.

“Ya sudah, sana berangkat kalau mau kencan. Bunda sama Ayah mau ke kantor, masih ada sesuatu yang harus kita kerjakan,” ujar Bunda.

Kali ini entah kenapa Bila merasa senang karena orang tuanya akan pergi bekerja. Biasanya dia akan misuh-misuh dan merasa kesal sendiri.

Bila mengangguk semangat menjawab Bundanya. “Hati-hati di jalan, Bunda, Ayah,” ucapnya sambil melambaikan tangan.

“Bahagia sekali kamu akan kami tinggalkan,” sindir Ayah Bila. Bila terkekeh.

“Sekarang Bila gak akan kesepian lagi kalau kalian bekerja, karena ada Pak Jeff,” ucapnya sombong.

“Iya yang punya Pak Guru kesayangan.” Bunda Bila juga ikut menyindir putrinya sebelum mereka meninggalkan sepasang kekasih itu di sana.

“Jadi kita benar-benar akan pergi ke Perpustakaan?” tanya Bila memastikan. Matanya berbinar berharap Jeff tidak menganggukkan kepalanya.

“Mungkin kamu berharap aku akan menggeleng, kan? Tapi sayangnya kita harus pergi ke sana, Sayang.” Jeff mengusak rambut Bila gemas melihat gadis itu terlihat seperti putus asa.

“Ayo!” ajak Jeff menggandeng tangan Bila menuju ke luar.

“Ihh tunggu sebentar. Aku harus mengambil tasku di kamar,” ucapnya sambil melepaskan pegangan tangan Jeff di lengannya.

Jeff tersenyum dan mengangguk. Dia kembali duduk menunggu Bila selesai dengan urusannya.

Tangannya terulur mengambil ponsel di saku celananya saat terasa ponsel itu bergetar. Dia melihat beberapa pesan yang masuk ke sana. Mulai dari Kepala Sekolah, Kakeknya dan yang paling membuatnya tertarik adalah pesan dari Laras.

“Aku belum lepasin kamu ya.” Begitulah kiranya isi pesan dari mantan kekasihnya itu. Awalnya Jeff akan membalas pesan itu, tapi kedatangan Bila membuat dia harus mengurungkan niatnya.

“Ayo!” ucap Bila. Rupanya dia tak hanya mengambil tas saja. Dia juga mengganti bajunya, mengenakan kaos dilapisi dengan kemeja. Untuk bawahannya dia hanya mengenakan hot pants saja.

Jeff berdiri dan beriringan berjalan menuju ke arah mobil Jeff. Mereka terlihat seperti sebaya. Entah wajah Jeff yang terlihat muda atau sebaliknya, namun usia mereka tak terlihat terpaut jauh. Itulah keuntungannya.

Orang-orang tak akan mengira jika mereka adalah Guru dan Murid. Mereka berdua terlihat seperti sepasang mahasiswa yang sedang dimabuk asmara.

“Tapi habis belajar kita akan kencan kan?” Bila menoleh pada orang di sampingnya.

“Tentu saja. Kalau kamu mau kita akan pergi.” Senyum cerah terukir di wajah Bila setelah dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

“Yeyyyyy.” Senyum itu tak pernah luntur dari wajah Bila dan Jeff harap dia akan selalu bisa melihat senyum itu di mana dan kapanpun.

Mereka tiba d tempat tujuan mereka setelah berkendara kurang lebih tiga puluh menit. Bila kini sedang memejamkan matanya. Setelah dia terlihat senang karena akan pergi berkencan setelah bimbingannya nanti, gadis itu terlelap dengan  nyenyak hingga Jeff tak tega akan membangunkan gadis itu.

Namun, saat ini dia memang harus membangunkannya karena mereka telah tiba. Tak mungkin kan mereka akan terus diam di dalam mobil sampai Bila terbangun.

“Bil, bangun kita udah nyampe,” bisik Jeff. Dia membangunkan Bila dengan lembut takut akan mengejutkan Bila jika dia membangunkannya dengan keras.

Bukan hanya suaranya yang lembut, Jeff juga mengelus kepala Bila dengan lembut memberikan rangsangan agar gadis itu lekas terbangun.

“Eenghh.” Bila menggeliat dan membuka matanya perlahan. Silau. Itulah yang dia rasakan ketika akan membuka matanya.

“Sudah sampai?” tanya Bila. Dia mengedarkan pandangannya saat sudah sepenuhnya sadar.

“Iya, kita sudah sampai. Mau keluar sekarang?” Kali ini Jeff yang bertanya.

“Sebentar,” lirih Bila. Gadis itu memejamkan matanya berusaha benar-benar bangun dari tidurnya. Setelah beberapa saat, gadis itu kembali membuka matanya.

“Ayo,” ucapnya setelah yakin sudah sadar sepenuhnya.

Jeff mengangguk dan membuka pintu mobilnya. Bila juga sama setelah sebelumnya dia meraih tasnya yang ada di kursi belakang.

Suasana Perpustakaan tak begitu ramai. Miris sekali, minat baca remaja masa kini sepertinya harus diperbaiki. Karena bisa terlihat Perpustakaan itu kosong, hanya ada satu atau dua orang saja.

Mereka memilih tempat duduk yang nyaman. Di pojokan ruangan. Sebenarnya bukan tempat yang nyaman bagi Bila, tapi itu adalah tempat yang strategis bagi Jeff. Ya, kalian tahu lah.

“Sampai mana kita kemarin?” tanya Jeff. Dia ingat, hanya saja dia ingin menguji seberapa kuat ingatan Bila.

“Sampai sini.” Dengan lantang Bila menjawab dan membuka bukunya. Dia memang selalu mencatat apa yang menurutnya penting dan harus diingat.

Mereka membahas banyak materi. Tanpa Raveno, tentu saja Jeff merasa lebih bebas karena dia bisa berbuat apapun dengan Bila.

“Pak, aku lapar,” keluh Bila disela sesi belajarnya. Jeff juga baru ingat jika mereka belum mengisi perut mereka sedari pagi.

“Sebentar lagi, setelah ini kita makan,” jawab Jeff. Bukannya tak ingin menuruti keinginan Bila, tapi dia malas jika sepulang makan harus kembali ke sini. Jadi lebih baik mereka menyelesaikan sesi belajar mereka sebelum makan.

“Ehh lo di sini juga?” tanya seseorang dengan suara baritonnya.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!