14. Tragedi Bilik Toko

Seperti yang telah dijanjikan oleh Jeff saat istirahat tadi, kini Jeff menunggu Bila di ruangannya. Bukannya tak ingin menjemput gadis itu ke kelasnya, hanya saja dia tak ingin siswa lain merasa curiga pada mereka.

Jeff juga sudah mengirimkan pesan pada Bila bahwa dia menunggunya di ruangannya dan Bila menyetujui hal itu.

Untuk mengisi waktu kosongnya, Jeff menggulir layar ponselnya melihat apa yang sedang terjadi di dunia hari ini.

“Hanya seputar berita tentang kekerasan dan film, sangat membosankan,” lirihnya sambil menaruh ponselnya di atas meja. Perhatiannya teralihkan pada sosok yang baru saja memasuki ruangannya.

 “Apa di luar masih ramai?” tanya Jeff yang diangguki oleh Bila. Gadis itu saja mengendap-endap untuk masuk ke ruangan kekasihnya ini.

“Kalau gitu kita tunggu sepi sedikit.” Bila mendekat pada Jeff setelah Jeff memerintahkan gadis itu untuk mendekat.

Tempat awal mula mereka menjadi seperti ini. Dokumen yang jatuh menjadi saksi di mana Jeff dan Bila terjatuh pada pesonanya masing-masing.

“Duduklah.” Jeff menepuk pangkuannya meminta Bila untuk duduk di sana.

Hal seperti ini bukan lagi hal yang aneh baginya karena mereka telah melakukan hal yang bahkan lebih intim dari pada ini.

“Bagaimana belajarmu? Apa ada yang sulit?” tanya Jeff. Pria itu memeluk pinggang Bila yang ramping, dengan Bila yang mengalungkan tangannya di leher Jeff.

Posisi seperti ini merupakan posisi ternyaman bagi mereka. “Semuanya lancar. Tapi sepertinya aku sedikit stress dengan Olimpiade ini,” lirih Bila yang kemudian menyimpan kepalanya di bahu bidang Jeff.

Mencari tempat istirahat yang mungkin mampu mengangkat semua bebannya. “Aku yakin kamu akan berhasil. Jadi jangan berusaha terlalu keras.” Jeff menenangkan kekasihnya dengan mengusap surai panjang gadis itu.

Bila mengangguk dalam dekapan Jeff. Dia juga menyadari bahwa dia berusaha terlalu keras.

“Bagaimana jika aku tak memenangkan Olimpiade ini?” Bila mengangkat kepalanya dan menyampaikan apa yang selalu ada di pikirannya.

“Olimpiade adalah perlombaan dan dalam perlombaan menang kalah adalah hal yang biasa. Jadi kamu tak usah terlalu memikirkannya. Lakukan saja semampu kamu.”

Seperti sebuah beban berat di bahunya terangkat. Bila tersenyum. “Sepertinya sudah mulai sepi,” ucap Bila.

Jeff mengangguk. Bila bangkit dari posisinya dan membiarkan Jeff bersiap-siap untuk pulang.

“Ke mana biasanya kamu membeli seragam?” tanya Jeff. Dia tak melupakan rencana awal mereka.

“Ada toko di salah satu pusat perbelanjaan.” Jeff mengangguk paham. “Kalau begitu ayo kita ke sana!” Jeff menggenggam tangan Bila erat dan membawa gadis itu keluar dari sana.

Mobil Jeff tak parkir terlalu jauh hingga meminimalisir orang yang akan melihat mereka bersama.

Jeff membukakan pintu mobil untuk Bila dan memasangkan sabuk pengamannya. Duduk di depan dengan orang selain Mang Parman. Bila tak pernah duduk di depan dan berdampingan dengan Ayah atau Bundanya. Sejauh ini hanya Mang Parman dan Jeff saja.

“Kenapa?” Jeff telah melajukan mobilnya dan dia bertanya pada Bila karena melihat perubahan ekspresi wajah gadis itu.

Bila tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya pelan. “Aku gapapa kok,” ucapnya.

Dia berucap demikian, namun sorot matanya mengatakan jika terjadi sesuatu.

“Kamu tahu? Sebelum aku belajar Bahasa Inggris dan menjadi seorang Guru, aku juga pernah belajar Psikologi.” Jeff mengatakan yang sebenarnya.

“Jadi, bagaimanapun kamu menyembunyikannya, aku akan tetap tahu. Katakan apa yang terjadi?” Bila tak bisa lagi mengelak, pada akhirnya dia memang harus memberi tahu semuanya pada Jeff.

“Ayah dan Bunda sibuk bekerja. Sepertinya aku tak pernah sedikitpun memiliki waktu dengan mereka.” Jeff mendengarkan keluhan gadisnya dengan seksama. Tidak ada niatan untuk memotong ucapan gadis itu sebelum ceritanya selesai.

“Aku berdampingan seperti ini di dalam mobil hanya dengan kamu dan Mang Parman, sopirku.” Bila tersenyum untuk menahan sesak di dadanya.

“Kau pernah memposisikan dirimu berada di posisi Ayah dan Bundamu?” tanya Jeff. Bila menggeleng. Dia tak pernah berpikir seperti itu karena sibuk dengan rasa sepinya selama ini.

“Bagaimana jika orang tuamu melakukan itu justru untukmu? Untuk masa depanmu?” tanya Jeff lagi. Dan lagi-lagi Bila terdiam.

“Sekarang pikirkan apa resiko yang mereka tanggung selama ini untuk masa depanmu? Mereka rela kehilangan banyak waktu istirahat mereka untukmu. Bukan begitu?” Sedikit demi sedikit pikiran Bila berubah. Yang dikatakan Jeff benar.

“Apa aku terlalu egois?” tanya Bila. Ada sedikit rasa sesal yang bersarang di hatinya.

“Tidak. Manusiawi jika kamu memiliki rasa seperti itu. Tapi kamu juga harus memikirkan mereka.” Kalimat Jeff diakhiri dengan usapan tangan pria itu di rambut Bila.

Bila mengangguk mengerti. Di dalam hati Jeff dia mengatakan, “Kalimat itu adalah obat untuk orang-orang seperti Bila dan dirinya.” Ya, dia juga memiliki masalah hati yang sama dengan Bila.

Kurang perhatian dan kurang kasih sayang. “Jangan sedih, katakan padaku jika terjadi sesuatu,” ucap Jeff. Setidaknya dia bisa menjadi sandaran untuk Bila ketika orang tua gadis itu sibuk dengan pekerjaannya.

Bila mengangguk. Ternyata bertemu dengan Jeff bukan sepenuhnya kesialan. Tuhan mengirimkan malaikat penolong berwujud Jeff di kehidupannya.

Karena pembicaraan panjang mereka, tak terasa mereka kini sudah berada di tempat yang mereka tuju.

Bila membawa Jeff ke toko itu dan memilih beberapa seragam. Bila harus mencobanya dulu sebelum membeli.

“Tunggu di sini, aku akan mencobanya,” ucap Bila. Jeff menggeleng gemas. Dia memajukan bibirnya. Sementara itu, alis Bila terangkat heran dengan sikap Jeff yang tiba-tiba seperti ini.

“Aku akan ikut!” Ucapan Jeff membuat Bila gelagapan. Tak akan masalah jika hanya Bila yang mendengar ucapan itu. Tapi, di sini masih ada pelayan yang membatu Bila memilih pakaian.

“Kalau begitu saya permisi dulu, Nona.” Pelayan yang peka itu akhirnya meninggalkan keduanya.

“Mulutmu!” kesal Bila sambil mencubit bibir Jeff.

“Lihat situasi dan kondisi dong!” Bila kesal langsung memasuki bilik untuk mencoba pakaiannya.

Jeff tak tinggal diam, pria itu mengekor dari belakang hingga akhirnya apa yang diinginkan Jeff terlaksana.

“Diam, aku akan berganti pakaian.” Dengan tenang Bila membuka sat persatu pakaiannya. Dia tak lagi merasa canggung karena Jeff bahkan sudah melihat lebih dari ini.

Sebelum Bila mengancing seragam yang dia coba, tangan besar Jeff sudah hinggap di dada Bila dan sedikit meremasnya.

Karena gerakan yang tiba-tiba itu, Bila mendesah ringan sebelum tangan Jeff yang bebas membekap mulut Bila agar tak bersuara terlalu nyaring.

“Jangan berisik atau orang-orang akan mendengarnya,” bisik Jeff di telinga Bila.

“Kamu sudah tahu orang-orang akan mendengar kita dan kamu masih melakukannya?” tanya Bila tak habis pikir.

“Sebentar,” jawab Jeff. Bila berusaha melepaskan tangan Jeff dari dadanya, namun semua itu rasanya percuma karena kini tangan Jeff yang semula berada di bibir Bila kini sudah berada di bagian bawah tubuh Bila.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!