3. Real Happiness

Jeff menghela napasnya lelah. Dia menyandarkan badannya di sandaran kursi Kepala Sekolah. Setelah kepergian Kepala Sekolahnya tadi, dia sendiri yang menangani tamu hari ini.

“Baiklah, karena Ibu Kepala Sekolah sedang pergi, saya akan meminta bantuan kepada anda.”

“Tak usah terlalu formal, Bu.” Jeff tersenyum samar. Bagaimanapun sikap dan kesehariannya selama ini, dia harus tetap bersikap ramah pada orang tua dari muridnya.

“Namamu Jeff?” tanya wanita paruh baya itu. Jeff mengangguk sebagai jawabannya.

“Kau masih sangat muda,” kekehnya. Jeff kembali tersenyum, tak hanya wanita di hadapannya ini yang mengatakan demikian. Banyak dari orang tua siswa yang mengatakan demikian ketika mereka bertemu.

“Nama anak saya Salsabila Auristela. Mungkin besok adalah hari pertamanya sekolah di sini. Saya ingin meminta bantuan kepada anda. Saya tahu ini sangat berlebihan, tapi bisakah anda menjaganya? Dia gadis polos yang tak banyak memiliki teman. Teman-temannya selalu pergi tanpa alasan yang jelas. Jadi saya takut dia tak bisa beradaptasi dengan baik di sini,” jelasnya. Jeff mendengarkan dengan seksama keluhan wanita paruh baya ini.

“Ahh jadi tentang itu? Menjaga setiap anak didik sudah menjadi kewajiban bagi saya. Jadi akan saya pastikan dia baik-baik saja dan beradaptasi dengan baik.” Jeff menjawab dengan senyumnya.

Ini memang bukan kali pertama para orang tua meminta bantuan Jeff untuk menjaga anak-anaknya. Tahun lalu juga ada yang seperti ini dan Jeff bisa menanganinya dengan baik.

“Satu lagi, bolehkan kau melaporkan segalanya pada saya?” Jeff sedikit berpikir dengan permintaan itu, namun pada akhirnya dia menyetujuinya.

“Baiklah.” Mereka berdua bertukar nomor ponsel untuk mengirim dan menanyakan info tentang gadis yang dikenal dengan nama Salsabila Auristela.

“Terima kasih karena telah bersedia membantu saya. Kalau begitu saya permisi.” Wanita itu pergi. Pakaian mahalnya membuat Jeff sedikit penasaran dengan keluarga ini.

Namun, dia memilih bungkam dan tak menanyakan sesuatu, biarlah nanti dia tahu sendiri tentang mereka ketika menjaga Salsabila.

“Selesai? Tapi aku sangat malas kembali ke rumah,” monolognya. Dia hanya berdiam diri di sana. Matanya tak sengaja melirik berkas dengan judul identitas Salsabila Auristela.

Akhirnya Jeff membuka berkas itu. Dia melihat halaman demi halaman. “Harla Surawisesa?” desisnya. “Aku rasa pernah mendengarnya.” Dia terlihat sedikit berpikir dan mengingat siapa orang itu. Namun, tak peduli seberapa keras dia berpikir, dia tetap tak menemukan jawabannya.

Jeff menyerah, dia kembali menutup berkas itu dan mengambil kunci mobilnya. Sekarang dia tak akan pulang, bermain ke rumah temannya rasanya akan lebih menyenangkan.

**** 

Suasana di rumah Victor sangat hangat. Di hari minggu seperti ini, keluarganya berkumpul dan melakukan kegiatan bersama-sama.

Seperti sekarang, rasanya Jeff hanya menjadi pengganggu bagi mereka yang sedang menanam sayuran di halaman belakang rumahnya.

“Maaf, Tante. Jeff ganggu,” ucap Jeff. Dia tak tahu jika Victor sedang ada kegiatan seperti ini. Salahnya juga tak bertanya terlebih dahulu.

“Gak ganggu kok. Mau main ya?” tanya Ibu Victor mengira Jeff akan mengajak Victor bermain ke luar.

“Enggak, Tan. Bingung aja di rumah gak ada kegiatan, jadi ke sini,” kekeh Jeff. Tangannya mulai memegang alat penggali tanah.

“Kotor Jeff!” teriak Ibu Victor mengingatkan karena dia merasa tak enak jika Jeff membantu mereka menanam sayuran.

“Gak apa-apa Jeff. Anak cowok tuh harus berani kotor!” Berlainan dengan Ibu Victor, ayahnya malah memperbolehkannya. Mereka tertawa bersama karena hal itu.

Rasa hangat yang tak pernah Jeff rasakan ketika di rumahnya. Di satu sisi dia merasa iri karena kedua orang tuanya tak seperti ini, tapi dia juga bersyukur setidaknya temannya ini tak merasakan hal yang Jeff rasakan.

“Ke mana aja kamu selama ini, tumben gak nginep lagi?” Ayah Victor menghampiri Jeff setelah dia mencuci tangannya.

“Sibuk Om. Di sekolah banyak kerjaan,” jawab Jeff dengan senyumnya.

“Pinter banget bohongnya. Bilang aja kamu bosen ketemu Om terus,” candanya. Jeff hanya tersenyum menanggapi candaan Ayah Victor.

“Udah ah Yah. Gak usah godain Jeff terus, dia ke sini kalau lagi butuh doang.” Bukannya mengakhiri candaan Ayahnya, Victor malah memperparah keadaan.

“Sialan lo,” kesal Jeff kemudian melempar segenggam tanah ke arah Victor.

Kedua orang tua Victor hanya menggeleng dan terkekeh melihat kelakuan dua anaknya ini. ya, Jeff sudah dianggap sebagai anak mereka sendiri.

“Udah yuk ah bersih-bersih. Kita makan bareng!” perintah Ibu Victor. Akhirnya mereka semua membereskan barang-barang sebelum kemudian membersihkan tangan mereka.

**** 

Seperti yang dikatakan Ibu Victor tadi, saat ini aneka makanan sudah tersaji di hadapan mereka. Jika kalian berpikir itu adalah hasil tangan Ibu Victor maka kalian salah.

Karena mereka lelah, akhirnya mereka setuju untuk memesan makanan dari luar dan di sinilah mereka. Siap untuk menyantap makanan yang terlihat sangat lezat itu.

“Selamat makan!!” seru Victor sambil mengacungkan sendok dan garpunya siap memangsa ayam di hadapannya. Namun, sebelum hal itu terjadi Ibunya memukul tangan Victor.

“Berdo’a dulu!” sentaknya dengan tatapan tajam. Victor yang sadar akhirnya mengurungkan niatnya dan tersenyum menampilkan giginya.

Jeff yang puas melihat itu sekuat tenaga menahan tawanya yang dihadiahi tatapan tajam Victor padanya.

“Biasa aja lihatnya!” kesal Jeff karena Victor tak kunjung melepaskan tatapan tajam itu.

Setelah selesai berdo’a, akhirnya mereka menyantap makanannya. Meskipun dalam ajaran disebutkan tak baik makan sambil berbicara, tapi hal itu terasa sangat menyenangkan dan membuat suasana sangat hangat.

“Jadi gimana murid-murid kamu?” tanya Ibu Victor.

“Baik semua. Mereka menurut dan cantik-cantik,” bisik Jeff di akhir kalimatnya.

“Cari jodoh sih boleh, tapi gak sama anak didik juga.” Celetukan Ayah Victor berhasil membuat mereka tergelak.

“Bener tuh, kapan kamu mau nikah? Udah tua gini.”

“Bentar dulu, Tan. Kalau di sekolah ada yang nyantol baru Jeff nikah,” candanya.

“Mau bener-bener jadi pedofil lu?!” sentak Victor dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

“Ya kalau mendukung, kenapa enggak?” Begitulah seterusnya hingga makanan mereka tandas.

Momen menyenangkan yang tak akan Jeff temukan di rumahnya, dan dia mendapatkan semuanya di sini. Itulah kenapa dia sangat sering ke sini dan menghabiskan waktu di rumah itu.

“Yakin nih gak mau nginep?” tanya Ibu Victor saat mereka tengah menyaksikan sebah serial televisi yang sebenarnya tak menyenangkan sama sekali.

“Enggak ah, Victor tidurnya berisik.”

“Enak aja lo. Lo yang tidurnya gak bisa diem!” Victor membanting kue yang sebentar lagi akan masuk ke dalam mulutnya.

“Mau tidur sama Om?” goda Ayah Vitor. “Lama-lama Jeff ngeri juga loh sama Om,” ucap Jeff sambil memeluk dirinya sendiri dan menjauhkan dirinya dari jangkauan Ayah Victor.

Semua orang kecuali Jeff tertawa dengan lepas.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!