5. Guru Aneh

Hari pertama di sekolah barunya sudah berlalu. Kini Bila tengah bersiap untuk pulang. Dia sedang menunggu jemputannya.

“Yakin gak pulang bareng gue aja?” tanya Stevani, salah satu teman yang dia kenal hari ini. Kebetulan juga gadis itu adalah teman sebangkunya.

“Enggak, gue nunggu jemputan aja.” Bila memberikan senyum terbaiknya. Bukannya tak ingin pergi dengan temannya, tapi dia terlanjur meminta jemputan pada sopirnya.

“Oke deh. Buat kelompok belajar Bahasa Inggris, kita bahas besok aja ya,” ucap Stevani. Bila mengangguk mengiyakan perkataan temannya.

“Ya udah, gue duluan.” Stevani pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya, sementara Bila berjalan menuju gerbang untuk menunggu jemputannya.

Hari ini terasa sangat aneh baginya. Kali pertama untuknya bertemu dengan seorang guru mesum dan parahnya tubuhnya menyukainya.

“Nunggu siapa Bil?” Sebuah suara berhasil membuat Bila membalikkan badannya untuk melihat orang itu.

“A...ah itu Pak, saya lagi nunggu jemputan,” jawab Bila sedikit gugup. Orang yang kini berdiri di sampingnya adalah Jeff, pria yang berhasil membuatnya tak karuan hari ini.

“Ohh baiklah. Saya duluan.” Bila ternganga dengan sikap dan jawaban Jeff. Bisa-bisanya pria itu bersikap seolah tak terjadi apapun di antara mereka setelah apa yang dia lakukan di jam istirahat tadi.

“Iya Pak.” Jeff segera pergi meninggalkan tempat itu dan benar-benar pulang dengan mobilnya. Meski begitu, Bila juga merasa lega karena Jeff sudah pergi.

“Ada apa dengan sikapnya itu?” monolognya. Tak ingin berpikir terlalu panjang, Bila kembali menghubungi sopirnya untuk segera datang.

Tak lama sebuah mobil berwarna hitam datang dan berhenti tepat di hadapan Bila. Bila segera masuk ke dalam mobil itu setelah sopirnya membukakan pintu untuknya.

Sementara itu di tempat yang tak jauh dari sana, “Loh bukannya itu sopirnya Om Harla?” ucap Jeff. Ya pria itu belum pulang, entah kenapa dia ingin tahu sesuatu tentang Bila dan akhirnya dia menunggu hingga gadis itu dijemput.

Jauh dari dugaannya, ternyata dia mengenali sopir yang menjemput Bila. Sopir itu adalah sopir keluarga Surawisesa yang dulu pernah menjadi partner kerja perusahaan Ayahnya.

“Bukankah akan sangat mudah untukku?” Sebuah senyuman jahat terukir di wajah Jeff. Dia bisa menggunakan orang tua mereka untuk menarik Bila. Dia baru menyadari bahwa dia memang benar-benar mengenal keluarga itu.

Jeff kembali memasuki mobilnya dan kali ini dia benar-benar pulang. 

**** 

Bila membanting badannya di atas ranjang setelah beberapa saat lalu dia tiba di rumahnya. Di sini dia tinggal dengan kedua orang tuanya yang sibuk bekerja dan abangnya yang sibuk merintis sebuah cafe yang tak kunjung berhasil dan jangan lupakan para pembantu dan tukang kebun yang setia menemaninya.

Kesehariannya hanya sekolah dan kamar. Dia jarang keluar untuk main karena tak ada seorangpun yang menemaninya.

Teman-temannya selalu menjauhinya karena jika mereka sedang berjalan bersama, orang-orang hanya akan memuji Bila yang memiliki badan bak gitar Spanyol yang membuat teman-temannya iri. Itulah mengapa dia tak memiliki seorang teman.

“Non, makanannya sudah siap,” teriak Bibi dari luar kamarnya.

“Iya Bi, sebentar. Nanti Bila turun.” Bila beranjak dari posisi tidurnya. Gadis itu menyempatkan untuk membasuh badannya karena keringat yang membasahi badannya.

Setelah selesai dengan urusannya, Bila mencoba memperhatikan pantulan badan telanjangnya di cermin.

Memang tak ada satupun yang kurang, bokong dan dada yang sintal itu didukung oleh warna kulitnya yang putih bersih. Siapapun yang melihatnya dengan keadaan ini pasti ingin langsung menerkamnya.

“Ahh kenapa aku harus memiliki badan seperti ini,” kesalnya. Karena bentuk badannya yang seperti ini dia tak memiliki teman dan bahkan hari ini dia mendapatkan sebuah pelecehan di sekolahnya.

Bila tak ingin lagi melihat bentuk badannya, dia segera mengenakan pakaiannya dan turun untuk menyantap makanan.

“Bibi udah makan?” tanya Bila pada Bibi yang menyiapkan makanannya.

“Belum Non. Nanti setelah menyelesaikan ini baru makan,” ucapnya.

“Biarkan dulu itu, sekarang makan dulu temani Bila,” pinta Bila. Gadis itu memang tak jarang meminta pembantu, tukang kebun dan bahkan sopirnya untuk makan bersamanya. Dia merasa sangat kesepian jika harus makan sendiri.

“Baik Non.” Dengan patuh Bi Inah duduk bersama Bila dan menyantap makanannya. Bi Inah ini sudah Bila anggap seperti Ibunya sendiri karena memang peran Ibu sudah diambil oleh Bi Inah sejak Bila kecil.

“Apa hari ini Bunda menelpon?” tanya Bila sambil terus menyuap makanannya. “Tidak, Non. Sepertinya Ibu akan pulang hari ini,” prediksi Bi Inah. Karena jika majikannya menelpon itu berarti dia tak akan pulang.

Bila mengangguk. Setelah itu tak ada lagi percakapan yang terjadi di antara mereka. “Makasih makanannya, Bi,” ucap Bila sambil berjalan berlalu menuju kamarnya.

“Sama-sama, Non.” Bi Inah kembali melakukan tugasnya. Wanita paruh baya itu mulai membereskan piring bekas Bila dan dirinya makan.

Sementara itu, Bila di kamar tak ada niatan untuk membuka buku pelajarannya. Gadis itu hanya betah memainkan ponselnya, entah membalas sebuah chat, melihat postingan di Instagram atau hanya sekedar bermain game.

Kini jam sudah menunjukan pukul 20.00 WIB namun belum ada tanda-tanda jika kedua orang tuanya akan pulang. Karena terlalu lelah, Bila tertidur di ranjangnya. 

“Bil, udah tidur?” tanya seseorang dari luar. Bila yang merasa tidurnya terganggupun mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Gadis itu duduk sebentar untuk mengumpulkan kesadarannya sebelum kemudian beranjak untuk membuka pintu.

Pintu terbuka menampilkan sosok Bunda yang sudah hampir satu minggu ini tak dia temui. “Bunda~,” manjanya. Kedua gadis di sana sontak saling memeluk satu sama lain. Erina, Bunda Bila tersenyum melihat sifat manja putrinya.

“Apa kabar, Sayang?” tanyanya sambil melepaskan pelukan itu. Bila mengangguk sebelum menjawab. “Aku baik. Tadi hari pertamaku ke sekolah,” jelasnya.

Ya, karena pekerjaan Bunda dan Ayahnya juga Bila harus ikut pindah sekolah dan berakhirlah Bila di sekolah dengan guru Bahasa Inggris yang aneh.

“Bagaiman hari pertamamu di sekolah.” Keduanya berjalan menuju kamar Bila, lebih tepatnya ranjang Bila dan berbicara dengan lebih leluasa di sana.

“Tak ada yang special, semuanya sama saja. Aku baru mendapatkan satu teman yang bisa aku ajak makan bersama,” kekehnya. Bundanya ikut tertawa bahagia.

Meskipun dia jarang berada di rumah, tapi dia tak pernah absen untuk menanyakan kabar putrinya setelah dia pulang, seperti sekarang ini.

“Baguslah, setidaknya kamu punya teman untuk berbagi. Apa tadi kamu sedang tidur?” tanya Erina. Bila mengangguk dan mengerucutkan bibirnya. “Hmm aku ketiduran,” jelasnya.

“Kalau begitu kamu harus kembali tidur, bukankah besok masih harus pergi ke sekolah?” Bila kembali menganggukkan kepalanya.

“Lalu, di mana Ayah?” Kalau tak salah ingat, tadi Bi Inah mengatakan Ayahnya juga akan pulang.

“Mungkin masih dalam perjalanan, tadi Bunda pulang duluan.” Tak lama setelah kalimat itu selesai di ucapkan, seorang pria dengan perawakan tinggi masuk ke dalam kamar Bila.

 

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!