4. Pertanggung Jawaban

“Sedikit lagi,” erang pria yang dengan nikmatnya masih menggagahi wanita di bawahnya. Wajahnya memerah karena menahan pelepasannya beberapa saat lalu.

“Aarrghhh.” Erangan dan ******* keduanya saling beradu di sebuah kamar hotel. Keduanya menyudahi permainan yang sudah berlangsung selama hampir lima jam itu.

“Seperti biasa, kau selalu mengagumkan,” ucap wanita yang masih terengah-engah itu. Perlahan tangannya melingkar indah di badan sang dominan dan dirinya menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria yang sudah memberinya sebuah kenikmatan.

Berbeda dengan beberapa saat lalu, pria yang mengucapkan kata cinta padanya kini terlihat acuh dan seperti enggan memeluknya.

“Lepaskan aku. Aku harus pulang,” ucap pria itu seraya melepaskan diri dari pelukan wanitanya. 

“Jeff! Kau selalu saja seperti itu,” ucap wanita yang masih terduduk di ranjang setelah pria yang dipanggilnya Jeff bangkit dan kini sedang mengenakan pakaiannya.

“Mengertilah Laras. Aku harus pergi ke sekolah besok.” Jeff berusaha memberikan pengertian pada kekasihnya.

“Aku tak mempermasalahkan kau yang akan pulang. Tapi sikapmu selalu saja berbeda ketika kita tak sedang bercinta,” ucap wanita itu sedikit lirih.

Mereka memang sepasang kekasih. Entah bagaimana awalnya mereka bisa menjalin sebuah hubungan.

“Aku minta maaf. Tapi inilah diriku.” Seakan tanpa beban Jeff mengatakan kalimat itu. 

“Aku pulang.” Sekali lagi Jeff pamit setelah selesai merapikan bajunya. Pria itu meninggalkan Laras yang masih kacau dan terlihat sedih.

**** 

Gadis berambut panjang itu terus saja berlarian di sepanjang koridor. Sudah terhitung setengah jam dia mengitari bangunan ini untuk menemukan kelasnya, bahkan beberapa kali pula bahunya bertabrakan dengan orang lain.

Tak jarang rok pendeknya ikut terangkat karena laju larinya. Paha mulus dan putih itu selalu menjadi pusat perhatian orang-orang sejak kelas sembilan.

“Ah maaf lagi, Kak.” Salsabila Auristela, gadis itu membungkukkan badannya meminta maaf hingga tak sengaja kedua *********** sedikit terlihat.

Satu, dua langkah Bila hendak melanjutkan acara berlarinya, kaki Bila terhenti. Ekspresi wajahnya berubah serius dan seperti mendapat pencerahan.

“Misi Kak, mau tanya kelas ini dimana ya?” Bila menunjukkan selembar kertas yang menunjukkan denah sekolahnya. 

Orang yang Bila tanya itu perlahan menengadahkan kepalanya guna melihat sang empu yang baru saja bertanya padanya setelah sebelumnya dia hanya terfokus pada belahan dada gadis di hadapannya.

“Gue tahu.” Pria yaang baru saja ditanyai Bila mengisyaratkan untuk mengikutinya. Bila mengekor di belakangnya hingga mereka sampai di kelas yang dicari Bila.

“Makasih Kak.” Orang yang baru saja mengantar Bila segera pergi begitu saja tanpa menjawab Bila.

Bila mengetuk pintu kelasnya. Di sana ada seorang guru yang terbilang masih muda.

“Permisi Pak. Maaf saya telat, saya murid baru dan tadi bingung cari-cari kelasnya,” ucap Bila seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Oke silahkan masuk.” Bila akhirnya masuk ke kelas setelah mendapatkan izin dari gurunya.

“Sebelum duduk, perkenalkan diri kamu dulu.” Langkah Bila terhenti saat sebuah suara menginterupsinya.

Bila kembali ke depan kelas dan mulai memperkenalkan dirinya. “Hai, nama saya Salsabila Auristela. Salam kenal semuanya.” Bila kembali membungkukkan badannya untuk menunjukkan rasa hormatnya.

“Sudah Pak?” tanya Bila pada gurunya. Guru Bahasa Inggris itu menatap murid barunya dengan seksama. Jadi anak ini yang dititipkan kemarin.

“Silahkan duduk di kursi yang kosong.” Bila memilih menduduki kursi di bagian belakang kelas. Dia memang bukan merupakan murid yang rajin, terkadang dia juga ingin tidur ketika pelajaran berlangsung.

Kali ini mereka belajar dengan tertib hingga waktunya jam istirahat. “Bila, bisa ikut ke ruangan saya sebentar,” pinta sang Guru.

“Ah iya baik, Pak.” Bila mengikuti langkah gurunya. Entah apa yang gurunya inginkan hingga memanggilnya keruangan.

Ruangan yang cukup besar dengan banyak sekali buku dan kamus Bahasa Inggris. Sesuai bidangnya, dia mengajar Bahasa Inggris.

“Duduk. Pertemuan minggu lalu saya membagi kelas kamu menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan sebuah projek. Saya sudah mencatatnya dan kamu boleh memilih ke kelompok mana akan bergabung.”

“Baik Pak Jeff.” Setidaknya itulah papan nama yang ada di bagian atas mejanya.

“Ternyata saya tak perlu memperkenalkan diri,” kekeh Jeff.

“Saya melihat itu Pak.” Bila menunjuk papan nama yang ada di mejanya. Jeff mengangguk paham.

“Baiklah jika kamu mengerti, tolong ambilkan berkas itu.” Jeff menunjuk sebuah berkas yang terletak di rak belakang kursinya.

Bila segera beranjak untuk mengambilnya. Letaknya yang terlalu tinggi membuat Bila kesusahan mengambilnya. Gadis itu berjinjit berusaha untuk menggapainya.

Ya, berkasnya berhasil dia ambil sebelum kemudian kakinya tergelincir, berkasnya jatuh dan dia juga hampir saja menyentuh lantai jika saja Jeff tidak membalikkan kursinya dan menangkap Bila.

“Akhh, maaf Pak,” ucap Bila. Posisinya kini berada di pangkuan Jeff. Bokong sintalnya berhasil membuat sesuatu dalam diri Jeff bangun.

Bila hendak berdiri sebelum kemudian sebuah tangan besar kembali menariknya agar tetap diam dalam posisinya.

“Sebentar,” ucap Jeff. 

“Ke...kenapa Pak?” tanya Bila sedikit ketakutan.

“Rambutmu tersangkut di kancing baju saya.” Bila berusaha melihatnya namun kepalanya malah tertarik. “Akkhh.”

“Sudah saya bilang, diam sebentar.” Sebenarnya itu hanya sebuah kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Jeff. Dengan begitu dia bisa berlama-lama dalam posisi ini.

“Pak, kenapa ini terasa menusuk?” tanya bila takut. Dia merasakan sesuatu di bawah sana seperti menusuk bagian bawahnya.

“Kau yang membuatnya terbangun. Bukankah kau harus bertanggung jawab?” tanya Jeff dengan suara seraknya. Habis sudah kesabarannya. Dia hampir tak bisa mengendalikan dirinya.

“P...Pak,” lirih Bila.

“Kembalilah ke kelas. Bel sudah berbunyi, dan aku akan menagih apa yang aku katakan lain kali. Kau lihat? Di sini ada cctv. Jika kau menolaknya, aku akan menyebarkan semuanya.” 

Bila segera berlari keluar dari sana. Sementara Jeff berusaha menenangkan juniornya agar tak berontak. 

“Belum juga aku memperlihatkan kelompok itu padanya,” kesalnya. Dia tak ingin menjadi seperti ini terutama di sekitar sekolah. Tapi, muridnya yang satu ini benar-benar membuatnya tak bisa berkutik.

Masih terekam jelas dalam ingatannya bagaimana bokong sintal itu menabrak bagian bawahnya. Dada muridnya itu terlihat cukup besar. Tak sengaja Jeff melihatnya tadi.

“Bisa gila aku.” Sebelumnya memang tak pernah seperti ini. Dia hanya akan menjadi pria berengsek jika sedang di luar sekolah.

“Tak bisa, sepertinya aku memang harus menuntaskan ini.” Jeff pergi ke kamar mandi yang ada di ruangannya. Kalian pasti tahu apa yang sedang Jeff lakukan. 

Desisan kecil terdengar merdu di ruangannya. Beruntungnya ruangannya kedap suara. Namun meski begitu Jeff berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengerang terlalu kuat.

Sementara itu Bila kembali ke kelasnya dengan rasa takut dan rasa aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Otaknya menolak dan menganggap itu adalah sebuah pelecehan. Namun, tubuhnya sepertinya menginginkan lebih dari sekedar itu. Sesuatu yang tadi berusaha menerobos masuk ke dalam tubuhnya, sensasi itu tak bisa dia lupakan.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!