9. Rasa Takut

Sepertinya hidup Bila akan hancur setelah bertemu dengan Jeff. Setelah kejadian di UKS itu Jeff selalu melakukan hal yang tidak senonoh pada Bila.

Setelah kejadian itu pula, Bila selalu merasa ketakutan jika bertemu dengan gurunya itu. Seperti saat ini, semenjak pelajaran dimulai, Bila hanya menundukkan kepalanya dan berpura-pura menulis.

“Salsabila Auristela, bagaimana dengan tugasmu?” Pertanyaan Jeff berhasil membuat Bila terlonjak. Bukan karena pertanyaan yang diajukan, tapi suara pria itu yang membuat Bila sedikit gemetar.

“Eemm emm, su – sudah, Pak,” jawab Bila terbata.

Dia memang sudah mengerjakan tugasnya, hanya saja dia merasa malu dan takut untuk maju ke depan kelasnya.

“Kalau begitu silahkan maju, kamu presentasikan.” Hal yang ditakutkan Bila akhirnya terjadi. Dia dengan terpaksa maju ragu-ragu.

Bila sedikit menatap Jeff, namun pria itu memandangnya seperti tak terjadi apapun dengan mereka.

“Silahkan!” Jeff kembali memerintahkan Bila. Akhirnya dengan terpaksa, Bila melakukan presentasi meskipun dengan tergagap dan keringat dingin yang mulai muncul.

Semuanya bertepuk tangan setelah Bila selesai dengan presentasinya. Dia memang gugup, tapi pengucapan Bahasa Inggrisnya memang luar biasa.

“Oke terima kasih Salsabila, silahkan kembali ke tempat duduknya.” 

“Bagus!!” ucap Stevani sedikit berbisik setelah Bila kembali ke tempat duduknya. Bila hanya tersenyum mendengar pujian dari temannya itu.

Pelajaran kembali berlangsung dan satu persatu siswa mempresentasikan tugasnya hingga jam istirahat berbunyi.

“Jajan gak?” tanya Keisya pada kedua temannya. Perutnya sedari tadi sudah menagih untuk diberi makan.

Stevani dan Bila mengangguk menyetujui ajakan Keisya. Mereka akhirnya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Seperti hari-hari biasa, kantin selalu penuh di jam istirahat dan Bila dengan temannya saat ini sedang berdo’a semoga masih ada kursi kosong yang bisa mereka tempati.

“Di sana!” teriak Stevani. Mereka sedikit berlari untuk mencapai tempat itu. Tapi sebelum mereka sampai di sana, pria jangkung dengan wajah tampan sudah lebih dulu sampai di sana.

“Yahh,” keluh Keisya saat mereka tak berhasil mendapatkan tempat terakhir itu.

“Kalian mau duduk?” tanya pria itu.

“Iya, Pak. Tapi keduluan, Bapak.” Tanpa tahu malu, Stevani mengatakannya.

“Ya udah kalian duduk aja. Lagian kan ini kursi masih panjang, itu di seberang juga masih ada.”

“Beneran, Pak?” tanya Stevani. Seperti mimpi Stevani bisa makan dengan orang yang dia kagumi.

Pria itu mengangguk. Akhirnya mereka duduk di sana, tanpa kedua temannya sadari jika sedari tadi Bila menunduk dan memainkan jari-jarinya. Dia kembali ketakutan. Jika akan seperti ini akhirnya, dia tak akan ikut ke kantin dengan teman-temannya.

“Makasih, Pak Jeff!!” teriak Stevani yang membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke asal suara.

Keisya dan Stevani pergi untuk memesan makanan mereka dan meninggalkan Bila dengan Jeff di sana dengan alasan takut ada orang yang menduduki tempat mereka.

“Bil, kamu gak risih apa?” tanya Jeff tiba-tiba.

“Kenapa, Pak?” Bila kembali bertanya karena dia tak mengerti dengan apa yang ditanyakan Gurunya itu.

“Rok kamu, baju kamu,” bisik Jeff. Matanya jelalatan melihat benda di balik rok dan baju Bila yang bisa dia lihat. Dengan spontan, Bila menutupi bagian-bagian tubuh itu dengan tangannya.

“Saya nanti beli baru, Pak.” Bila menjawab dengan menundukkan kepalanya.

Jeff menyeringai menanggapi ucapan Bila. “Hati-hati,” bisiknya.

Itu tak terdengar seperti sebuah peringatan, tapi terdengar seperti sebuah godaan bagi Bila. Entah mengapa, Bila merasa jika teman-temannya pergi begitu lama.

Tak lama setelah itu, Stevani dan Keisya datang dengan makanan di atas nampan besar.

“Misi misi panas!!” teriak Stevani heboh. Dia merasa sangat senang hari ini karena bisa makan dengan Jeff.

Awalnya mereka makan dengan damai dan diselingi dengan candaan atau beberapa gurauan yang membuat mereka tertawa begitu juga dengan Bila.

Tapi, Bila mulai merubah raut wajahnya. Dia merasa aneh. Sementara Jeff yang ada di sampingnya hanya menyeringai. Tempat duduk mereka yang ada di pojok kantin membuat seseorang dapat dengan lancar melakukan aksinya.

Bila merapatkan kakinya saat merasa ada sebuah tangan panas yang mulai menyentuh pahanya. Bila memberikan kode pada Jeff agar menghentikan aksinya itu, tapi pria itu hanya mengabaikannya dan melanjutkan kegiatannya.

Sementara itu kedua temannya masih anteng dengan makanan mereka masing-masing dan tak menyadari perubahan Bila.

Semakin dibiarkan, tangan Jeff semakin menggerayangi ke arah pusat Bila dan hendak memasukan jarinya.

“Ahh!! A – aku mau ke toilet sebentar.” Bila berdiri dengan tiba-tiba untuk menggagalkan rencana busuk Jeff. Bila melirik Jeff sejenak sebelum kemudian berlari menuju toilet.

Jeff terkekeh bahagia karena berhasil menggoda Bila. “Kenapa dia?” tanya Stevani pada Keisya.

“Mau pup kali,” jawabnya acuh sambil melanjutkan acara makannya.

Sementara itu Bila menghela napasnya dalam saat berhasil kabur dari Jeff. “Bagaimana dia bisa melakukan itu?” tanyanya pada dirinya sendiri.

Dia mencoba menenangkan dirinya di balik toilet. Dia enggan kembali ke kantin, namun dia ingat belum membayar makanannya.

Akhirnya setelah dia sedikit lebih tenang, dia kembali ke kantin. Beruntunglah Jeff sudah tak berada di sana, hanya menyisakan kedua temannya yang masih mengobrol.

“Lama banget,” ucap Stevani. “Sorry, kebelet.” Setelah selesai, mereka membayar makanannya. Tapi, sebelum itu Bila mengedarkan pandangannya mencoba mencari keberadaan Guru mesum itu.

“Nyari apa lo?” tanya Keisya bingung ketika melihat Bila mengedarkan pandangannya.

“Bukan, bukan apa-apa. Ayo!” Bila merangkul kedua temannya untuk kembali ke kelas.

Kembalinya mereka ke kelas tidak semulus yang kalian kira, Bila menabrak sosok tinggi dengan wangi yang khas hingga gadis itu terjatuh.

“Ahh, maaf.” Pria itu mengulurkan tangannya untuk membantu Bila bangun, sementara kedua temannya terpaku dengan ketampanan sosok di hadapannya.

“Gak apa-apa.” Bila menerima uluran tangan itu dan bangun dengan sedikit meringis.

“Sorry ya, gue buru-buru.” Mata keduanya sempat beradu saat pria itu berhasil membantu Bila berdiri. Setelah itu pria berlalu melanjutkan kegiatan larinya.

Bila membersihkan bagian belakang seragamnya dan bersikap acuh pada kejadian barusan.

“Ganteng banget, gila!” Stevani berjingkrak senang karena bertemu dengan dua orang tampan hari ini.

“Kayanya gue gak pernah lihat dia,” ucap Keisya. Dia bersikap biasa saja, namun kali ini dia mengakui jika pria yang barusan itu memang sangat tampan.

“Gue gak peduli. Besok harus ketemu lagi!” Stevani sangat semangat dengan hari esok.

“Udah ah ayo!” Bila kembali menarik teman-temannya untuk kembali ke kelas. Menurutnya pria yang barusan menabraknya tak begitu tampan, tapi kenapa kedua temannya ini begitu tergila-gila.

Pas sekali, sesampainya mereka di kelas, bel masuk jam pelajaran terakhir berbunyi. Mereka bersiap untuk pelajaran selanjutnya. Lebih tepatnya mereka ingin segera kembali ke rumahnya masing-masing.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!