Tatapan pria di hadapannya membuat nyali Bila menciut. Akhirnya dia memilih patuh dan mengikuti apa yaang diinginkan oleh Jeff.
“Bagus,” gumam Jeff sambil mengelus surai Bila setelah Bila akhirnya mengikuti keinginannya.
Jeff menggandeng tangan Bila. Mereka menuju ruang Jeff terlebih dahulu untuk menyimpan beberapa buku yang Jeff bawa sebelum akhirnya mereka pulang.
Bila pulang bersama Jeff, namun entah ke mana Jeff akan membawanya karena ini bukan arah menuju rumahnya.
“Kita akan ke mana?” tanya Bila takut.
“Ke tempatku dulu,” jawab Jeff singkat. Pandangannya masih fokus ke jalanan, lebih tepatnya Jeff berusaha fokus di tengah godaan paha mulus Bila
“Tapi nanti saya di cariin Bunda.” Bohong, itu adalah sebuah kebohongan. Kalian tahu sendiri bagaimana Bunda dan Ayah Bila. Mereka tak akan ada di rumah, mungkin jika Bila pulang tengah malam pun, kedua orang tuanya tak akan tahu.
“Hanya sebentar, nanti saya antar kamu pulang.” Iya, Jeff akan mengantar Bila pulang setelah menuntaskan birahinya.
Hanya butuh waktu dua puluh menit hingga mereka sampai di sebuah apartemen yang Bila tebak itu punya Gurunya.
Bila hanya mengekor dari belakang. Jeff tak lagi menggandeng tangannya, dia hanya terus berjalan.
“Masuk,” ucap Jeff singkat setelah pria itu menekan sandi pada pintu rumahnya.
Bila dengan patuh memasuki tempat Jeff. Dia tak punya alasan untuk menolak, karena dia tahu apa yang akan terjadi jika dia berusaha menolak.
Jeff kembali menutup pintu dengan buru-buru. Akhirnya setelah dia menahan mati-matian napsunya, kini dia bisa bernapas dengan lega.
Napas Jeff terdengar sangat berat, matanya yang sayu membuat Bila sedikit bergidik sebelum mata Bila terbelalak karena Jeff sudah menyerang bibirnya terlebih dulu.
“Pak!” teriak Bila setelah gadis itu berhasil mendorong Jeff dan melepaskan tautannya.
Jeff menatap netra Bila dengan tajam. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya, dia kembali menyerang Bila. Kali ini dia tak akan melepaskan gadis itu.
“Diam dan nikmati saja. Aku akan berbuat lembut,” tegas Jeff.
Bila menangis dalam diam, untuk kesekian kalinya dia mendapatkan pelecehan dari Gurunya sendiri.
“Pak, tolong jangan lakuin ini. Saya mohon,” lirih Bila. Tangannya berusaha menyingkirkan Jeff dari hadapannya. Tapi gadis itu gagal.
Kini Jeff menggendong Bila untuk di bawanya ke sebuah ruangan yang bisa Bila tebak itu adalah kamarnya.
Jeff kembali menyesap bibir manis itu hingga turun menuju tulang selangka Bila. Dia meninggalkan sebuah tanda merah yang begitu kontras dengan warna kulit Bila.
Bila menggeliat, ada gelenyar aneh saat bibir Jeff berada di lehernya. “Ahh.” Sebuah ******* akhirnya lolos. Tangis yang memilukan tadi akhirnya terganti dengan erangan nikmat yang keluar dari bibir Bila.
Jeff menyeringai puas mendengar ******* Bila. Tak sampai di sana, Jeff terus turun dan melucuti setiap helai kain yang menutupi tubuh Bila.
“Luar biasa,” ucap Jeff saat Bila sudah benar-benar tak mengenakan satu helai pakaian pun.
“Apa yang mau Bapak lakukan?” Sebuah pertanyaan bodoh, jika sudah begini kalian pikir apa yang akan terjadi?
****
Dua jam penuh, akhirnya bila kehilangan keperawanannya pada seorang Guru yang harusnya menjadi panutannya.
“Diam sebentar.” Bila terlonjak saat ada sebuah tangan besar melingkar di pinggang polosnya dari belakang. Posisi mereka masih berbaring dengan tubuh yang hanya ditutupi sebuah selimut.
“Apa yang sebenarnya Bapak mau dari saya?” tanya Bila. Tatapannya kosong, dia tak menyangka akan melakukan hal seperti ini.
“Apa kamu akan mengabulkannya jika saya minta?” tanya Jeff sambil berusaha membalikan tubuh telanjang Bila.
“Katakan?” Tak ada sebuah ekspresi di wajah Bila, hanya wajah datar yang dia suguhkan pada Jeff.
“Aku ingin kamu menjadi kekasihku,” ucap Jeff. Wajah pria itu berubah menjadi serius saat mengatakannya.
Kening bila mengerut tak mengerti. Beberapa jam lalu Jeff bersikap kasar padanya, saat bercinta pria itu sangat lembut dan manis, lalu apa lagi ini?
“Aku tak akan memaksamu jika kamu tak mau. Tapi biarkan aku tetap berada di dekatmu.” Jeff memeluk Bila semakin erat menelusupkan kepalanya di antara ceruk leher Bila.
Bila merasakan sesuatu yang aneh. Rasa iba pada Jeff saat ini begitu mendominasi. Entah apa yang salah, tapi wajah Jeff yang seperti itu membuat Bila merasa ada yang salah dengan Jeff.
Tangan Bila terangkat untuk mengelus rambut Jeff sementara pandangannya kosong mengarah ke langit-langit kamar Jeff.
“Jangan tinggalkan aku,” lirih Jeff. Tanpa sadar Jeff kini sudah berada di alam mimpinya. Sementara Bila masih terjaga dengan segala pikiran yang bersarang di otaknya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, gadis itu melepaskan pelukan Jeff dengan pelan berharap orang yang sedang memeluknya tak terbangun.
Berhasil melepaskan diri, Bila memungut bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya. Dia bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Dia juga sebisa mungkin menutupi bagian leher yang terdapat bekas Jeff di sana.
Perlahan gadis itu menuju pintu. Alangkah terkejutnya dia melihat orang di depan pintu saat Bila berhasil membuka pintunya.
“Kamu siapa?” tanya wanita dengan mini dress itu.
Bila enggan menjawab, lagi pula dia tidak dalam posisi untuk menjawab pertanyaan itu. Bila memilih untuk pergi dari sana dengan terburu-buru tanpa menjawab gadis itu.
Wanita itu adalah Laras. Laras masuk ke dalam apartemen Jeff yang memang dia sudah mengetahui sandi kamar pria itu.
“Apa-apaan ini!?” tanya Laras setelah melihat keadaan kamar Jeff yang berantakan. Pakaian Jeff yang berserakan di mana-mana, dan pria itu yang hanya mengenakan selimut untuk menutupi bagian inti tubuhnya.
Jeff terbangun karena suara teriakan itu. Jeff melihat ke seluruh isi kamarnya, dia mencari keberadaan Bila.
“Jeff, ada apa ini?!” Laras kembali berteriak yang menyebabkan Jeff mengalihkan atensinya pada gadis itu. Dia tak lagi mencari keberadaan Bila.
“Nyari apa kamu? Bocah SMA itu?” tanya Laras sarkatis. Bagaimana dia tak merasa curiga setelah melihat anak SMA yang keluar dari apartemen Jeff dengan pakaian yang berantakan dan keadaan kamar Jeff yang kacau.
“Di mana dia?” Jeff bertanya dengan nada tak pedulinya.
“Jeff, sadar!! Dia anak SMA, dan aku adalah pacarmu!” sentak gadis itu. Jeff bangkit dari posisi tidurnya dan mengusak rambutnya kesal.
“Ras, aku sudah bilang kalau aku ingin putus denganmu. Sejak saat itu kau bukan lagi kekasihku!” bentak Jeff.
“Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini!” usirnya. “Aku tak akan pergi, aku tak ingin putus denganmu.”
“Terserah apa maumu, kamu pergi sekarang, aku pusing!” Jeff menggunakan boxernya sebelum mendorong gadis itu agar pergi dari sana.
“Jeff kamu apa-apaan sih!” teriak Laras tak terima.
Jeff menghela napas lega saat dia berhasil mengeluarkan Laras dari apartemennya. Pria itu membanting badannya di sofa ruang tamu dan menghela napasnya dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments