10. Bimbingan Belajar

Bila tak menyangka jika dirinya akan menjadi delegasi sebuah Olimpiade Bahasa Inggris. Kemarin, tepat setelah dia bertabrakan dengan seorang pria, dia dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap ke ruangannya.

Ingatannya melayang ke hari kemarin di mana dirinya dipanggil untuk mengikuti Olimpiade itu.

“Bila, saya sudah melihat dan mendapatkan kabar jika kamu salah satu murid terbaik dalam Bahasa Inggris.” Kepala sekolah sedikit menjelaskan tentang mengapa dirinya dipilih.

“Sekolah kita mengirim dua perwakilan. Satu putra dan satu putri. Untuk rekan yang akan berangkat dengan kamu adalah Raveno dari kelas sebelah.”

Bila menengok ke arah sampingnya yang terdapat pria jangkung di sana. Mata Bila sedikit menyipit ketika melihat pria di sampingnya itu. Dia merasa pernah bertemu dengannya.

“Hai,” sapa pria itu. Bila dengan segera mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum ramah pada pria itu.

“Hai juga.” Kesan awal Bila pada Raveno adalah seorang yang nakal dan tak memiliki minat dalam pelajaran.

Namun istilah ‘Jangan menilai buku dari sampulnya’ sepertinya benar. Karena buktinya, pria ini adalah seorang pria yang pintar dan berhasil dipercaya untuk mewakili sekolah.

“Nah mulai sekarang, kalian belajarlah bersama. Untuk bimbingannya sendiri, akan dilakukan oleh Pak Jeff, Guru Bahasa Inggris kalian. Selebihnya kalian bisa belajar dari sumber apa saja,” pesan Kepala Sekolah.

Bila dan Raveno mengangguk paham sebelum meninggalkan ruang Kepala Sekolah itu. Dalam perjalanan menuju ke kelas akhirnya pria itu membuka suaranya.

“Lo murid baru?” tanya Raveno pasalnya dia merasa Bila begitu asing baginya.

Bila mengangguk. “Lo yang tadi nabrak gue kan?” Akhirnya Bila mengeluarkan unek-unek yang sedari tadi bersarang di pikirannya.

Raveno menjentikkan jarinya. “Pantesan dari tadi gue serasa pernah lihat muka lo!” ucapnya sedikit keras.

“Jadi benar,” bisik Bila setelah di mendapatkan kepastian dari Raveno.

“Maaf, waktu itu gue buru-buru karena dipanggil kepala sekolah.” Bila mengangguk, sebenarnya dia tak mempermasalahkan hal tersebut, hanya saja dia ingin mengetahuinya.

“Ya udah, gue ke kelas dulu.” Bila berpamitan pada Raveno.

“Hmm, gue mau ke lapangan.” Mereka berdua berpisah di persimpangan jalan menuju ke kelas dan yang satunya lagi menuju ke lapangan.

Raveno berjalan ke arah lapangan, sementara Bila akan kembali ke kelasnya. Kelas yang semula ramai kini sepi seketika Bila masuk ke dalam kelas.

“Huuu gue kira Guru!” teriak teman-temannya. Bila hanya tersenyum canggung ketika dimarahi teman-temannya. Namun, dia tak mengindahkan itu. Dia kembali ke tempat duduknya menghampiri Stevani.

“Ada apa?” tanya Stevani dengan Keisya yang juga memandang Bila menunggu gadis itu menjelaskan tentang apa yang terjadi.

“Bukan apa-apa. Gue cuma disuruh buat jadi perwakilan sekolah di Olimpiade Bahasa Inggris.” Bila yang menjelaskan dengan biasa berbeda dengan Stevani yang berteriak heboh karena temannya bisa mencapai pencapaian itu dalam waktu singkat.

“Hebat banget lo!” teriak Stevani yang membuat atensi seluruh isi kelas mengarah padanya.

Stevani menyadari itu. Karena sudah terlanjur malu ditatap oleh semua teman sekelasnya, akhirnya Stevani memilih untuk mengumumkan semuanya.

“Kalian dengar gak? Nih orang yang kalian jahatin, dia mau jadi perwakilan buat sekolah kita Olimpiade Bahasa Inggris.” Stevani memang tak malu, tapi Bela kini sudah membelalakkan matanya terkejut karena tiba-tiba Stevani mengumumkannya.

Bila menarik tangan temannya itu agar kembali duduk dan menghentikan semua kegiatan gilanya.

“Apa sih?” tanya Stevani pada Bila yang menyuruhnya untuk kembali duduk. Sementara itu seisi kelas hanya berbisik-bisik dan kembali fokus pada kegiatan mereka.

“Biara semua orang gak jahatin lo lagi, Bil,” ujar Stevani.

“Udahlah, gak apa-apa. Lagian gue juga baik-baik aja.” Bila memang selalu seperti ini sejak dulu, dia akan mengabaikan orang yang juga tak peduli padanya.

“Jangan terlalu baik jadi orang, nanti dimanfaatin.” Keisya akhirnya buka suara sebelum kembali melanjutkan tidurnya.

Kadang dia sangat gemas dengan Bila yang memilih membiarkan semua berjalan begitu saja tanpa membalas kejahatan orang-orang itu.

****

Hari pertama Bila dan Raveno melakukan bimbingan. Setalah mengatur janji dengan Pak Jeff, mereka sepakat untuk melakukan bimbingan setelah kelas terakhir usai.

Dan di sinilah mereka, di sebuah kelas yang sudah tak berpenghuni. Hanya ada Bila, Raveno dan Jeff yang kini masih sibuk dengan kertas-kertas di hadapannya.

Dia masih menyiapkan beberapa materi yang diprediksi akan keluar ketika Olimpiade nenti.

“Oke, kalian siap?” Jeff mendongakkan kepalanya menatap kedua anak didik di hadapannya.

“Siap, Pak.” Hanya Raveno yang menjawab sementara Bila hanya mengangguk. Bukan berarti tak senang, Bila hanya ketakutan saat ini.

Siapa yang tak akan takut jika kalian berada di posisi gadis itu. Dilecehkan oleh guru kalian sendiri.

Tak ada pilihan lain, Bila hanya berdo’a semoga tak ada hal lain yang terjadi hari ini.

Mereka belajar kurang lebih selama dua jam hingga mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan kali ini.

“Kita lanjut besok di waktu dan tempat yang sama, ya,” ucap Jeff sambil membereskan buku-buku yang dia bawa tadi.

Keduanya mengangguk paham. Mereka juga bersiap-siap untuk pulang. Jeff keluar dari ruangan itu.

“Bil, gue duluan ya. Udah ditungguin anak-anak, mau latihan,” ijin Raveno. Bila mengangguk. Setidaknya dia merasa lega karena Jeff sudah tak ada di sana.

Jam yang melingkar di pergelangan tangan Bila sudah menunjukkan pukul tiga sore dan gadis itu masih di sekolah sendirian.

“Masih lama?” Sebuah suara mengejutkan Bila hingga buku yang sedang dia bereskan kini jatuh dan berserakan di lantai.

Jeff yang melihat itu segera menghampiri Bila dan membantunya membereskan buku Bila. Jeff sedari tadi tak kembali ke ruangannya. Dia menunggu di luar di tempat yang tak terlihat. Menunggu Raveno keluar dari sana.

“Kenapa Bapak masih di sini?” tanya Bila dengan takut-takut. Jeff memberikan buku yang telah beres di tangannya pada Bila.

“Saya memang masih belum kembali. Oh, dan jangan panggil saya ‘Pak’,” pinta Jeff.

“Tapi, Bapak kan Guru saya,” jawab Bila. Sebenarnya memang tak ada yang salah dengan ucapan Bila. Namun, Jeff tak merespon Bila, hanya memandang gadis itu dengan tatapan membunuhnya.

“T – terus saya harus panggil apa?” Karena rasa takutnya akhirnya Bila bertanya.

“Panggil nama saja kalau kita sedang berdua.” Jeff menggandeng tangan Bila untuk keluar dari sana. Awalnya Bila mencoba melepaskan genggaman itu, tapi dia menciut setelah Jeff kembali melayangkan tatapan tajamnya.

“Mau ke mana?” tanya Bila. Dia masih terus pasrah ketika ditarik oleh Jeff.

“Pulang sama saya. Ini udah sore.” Bukannya merasa tenang, Bila malah semakin ketakutan.

“S – saya, bisa pulang sendiri.” Dengan segala keberaniannya, akhirnya Bila menghempaskan tangan Jeff hingga genggaman pria itu terlepas.

“Sebenarnya saya tak akan berbuat apapun padamu jika kamu tak macam-macam.” Tatapan mata Jeff seakan menembus jantungnya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

sejauh ini keren novelnya

2024-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!