20. Permen Kapas

Bila mengelus-elus perutnya yang buncit setelah dia menghabiskan dua porsi pecel lele. Jeff yang melihat kelakuan kekasihnya itu kembali terkekeh.

“Masih mau makanan lain?” sindir Jeff. Bila menggeleng lemah, rasanya dia sangat lelah karena makan. Ingin sekali dia memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi saat ini.

“Jadi, kencannya batal nih?” tanya Jeff karena pagi tadi Bila sangat antusias untuk berkencan, tapi lihatlah saat ini betapa lemasnya Bila.

“Jadi dong! Kita kan udah sepakat.” Bila spontan mendudukkan dirinya dengan tegak. Saat ini Jeff tengah melajukan mobilnya ke tempat di mana orang-orang biasa menghabiskan waktu dengan kekasihnya.

Sebuah taman. Awalnya dia akan pergi ke pasar malam, tapi dia ingat ini belum terlalu malam. Dia akan pergi ke taman, malam nanti dia akan mengajak Bila ke pasar malam.

“Di sana! Aku mau itu.” Bila menunjuk penjual permen kapas setelah mereka tiba di taman. Banyak orang berlalu lalang. Dia tahu jika Bila tak menyukai keramaian, tapi Bila juga harus membiasakan diri agar tak menjadi kebiasaan hidup sendiri.

Mereka keluar dari mobil. Bila berlari terlebih dulu ke arah penjual permen kapas itu. Sementara Jeff hanya mengekor dari belakang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Bila.

Dia tak menyangka akan mendapatkan kekasih yang jauh lebih muda dari dia.

“Ini berapa Pak?” tanya Bila pada penjual permen kapas itu.

“Lima ribu, Neng. Mau berapa?”

“Mau dua ya,” ucap Bila semangat.

“Jangan terlalu banyak makan manis.” Jeff memberikan peringatan pada Bila saat dia tiba di sana. Namun, meski begitu Jeff tak melarang Bila membeli dua permen kapas. Dia juga mengeluarkan uang lima puluh ribuan.

“Ini, Pak.” Jeff menyodorkan uang itu pada si Bapak penjual.

“Ini kembaliannya.”

“Terima kasih, Pak.” Jeff menggandeng lengan Bila untuk mencari tempat duduk. Tak baik makan sambil berdiri.

Sementara Bila masih anteng dengan permen kapas yang ada di kedua tangannya. Dia tak peduli Jeff akan membawanya ke mana. Dunianya saat ini adalah permen kapas.

“Duduk!” Bila dengan patuh hanya duduk kemudian memakan permen kapas itu.

“Kamu gak akan bagi aku?” tanya Jeff yang melihat Bila seperti tak ada tanda-tanda akan memberinya.

“Kenapa tadi kamu gak beli? Ini kan punya aku,” ucap Bila.

“Aku kira kamu beli dua yang satunya buat aku.” Bila merenggut. Dia menatap permen kapasnya dengan sendu. Dia kira Jeff tak akan menginginkannya.

Tak rela jika dia harus membaginya dengan Jeff. Namun dengan berat hati dia memberikan satu permen kapas pada kekasihnya itu.

“Makasih,” ucap Jeff setelah menerima pemberian Bila. Bila masih menatap permen kapas yang saat ini ada di genggaman Jeff dengan pandangan tak rela.

Jeff yang menyadari itu terkekeh geli. Sebenarnya dia juga tak begitu menginginkannya. Tapi, menggoda Bila sudah menjadi hobby baru baginya.

Jeff terbahak hingga Bila menatapnya dengan aneh. “Habiskan dulu yang itu. Aku pegang yang ini. Tenang, gak bakal aku makan kok,” ucap Jeff.

Senyum Bila mengembang setelah mendengar penuturan Jeff. Akhirnya dia bisa makan permen kapas dengan tenang tanpa harus merasa sedih.

Satu kata yang terlintas dalam benak Jeff saat dia melihat Bila makan. Lucu. Jeff tak henti-henti memandangi Bila. Tapi bila juga tak henti-henti mengagumi kelezatan permen kapas itu.

“Habis!! Mana yang satunya?” Bila merebut permen kapas yang satunya setelah permen kapas yang ada di tangannya habis.

“Ini yang katanya gak mau makanan lain?” sindir Jeff. Dia masih ingat betul bagaimana Bila menggeleng saat dia tawari makanan lain. Tapi, lihatlah sekarang ini.

“Ishh diam ah. Aku lapar.” Mudah sekali gadis itu merasa lapar.

Setelah selesai dengan makanannya, Bila dan Jeff kembali berjalan-jalan. Hari semakin gelap, namun Jeff tak kunjung mengajak Bila pulang.

“Mau ke pasar malam gak?” tanya Jeff dia ingat di sekitar sana ada pasar malam.

Bila mengangguk dengan semangat. Membayangkannya saja sudah membuat dia merasa senang. Apalagi jika dia berada di sana.

“Oke, ayo!” Mereka kembali ke mobil mereka kemudian melaju ke tempat di mana pasar malam itu berada.

****

Sangat ramai. Lagi-lagi Jeff membawanya ke tempat yang banyak orang. Bila memang tak menyukainya. Tapi ketika bersama Jeff dia merasa berbeda. Dia hanya merasakan keberadaan mereka berdua meski di sana banyak orang.

Bila dan Jeff menyusuri setiap tempat yang ada di pasar malam itu. Aneka makanan, barang dan yang lainnya ada di sana.

Tapi bukan itu yang menarik perhatian Bila. Melainkan bianglala yang sedang berputar. Matanya berbinar menandakan dia ingin sekali berada di sana.

“Mau naik?” tawar Jeff. Dia sudah melihat ketertarikan Bila pada wahana itu sejak mereka menginjakan kakinya di sana.

Bila mengangguk dengan semangat. Bagaimana bisa dia menolak tawaran itu.

“Tapi kamu naik sendiri ya?” Bila melayangkan tatapan horornya saat Jeff berkata demikian.

“Kalau aku muntah di atas gimana? Kalau aku takut gimana? Terus nanti kalau aku nangis gimana?” Jeff dihujami berbagai macam pertanyaan setelah dia meminta Bila untuk naik sendiri.

“Kalau gitu gak usah naik,” jawab Jeff santai yang langsung dihadiahi tatapan mengerikan dari Bila.

“Tahu gitu tadi gak usah nawarin!” kesalnya. Bila pergi dari hadapan Jeff. Berjalan tanpa tentu tujuan.

Jeff sepenuhnya hanya bercanda. Buktinya saat ini dia tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjahili kekasihnya.

Jeff mengejar Bila. Entah langkah bila yang pendek atau langkah Jeff yang terlalu besar, tapi kini Jeff sudah ada di sampingnya.

“Aku bercanda, ayo naik!” ajak Jeff.

“Kenapa lucu sekali sih?” Jeff mencubit gemas pipi Bila yang gembul. Dia menarik tangan Bila berbelok arah untuk menuju wahana yang gadis itu inginkan tadi.

Bila masih menekuk wajahnya karena kesal. Dia hanya diam saat Jeff bertanya ini dan itu hingga kini giliran mereka untuk naik.

Mereka duduk berlawanan arah agar sangkarnya seimbang. Bila mulai mengembangkan senyumnya saat posisi mereka kini berada di paling atas.

“Ini sangat menyenangkan,” ucapnya girang. Jeff yang melihat itu juga ikut tersenyum geli.

“Kamu gak nangis? Bukannya tadi bilang mau nangis?” sindir Jeff.

“Diam ah, kenapa kamu selalu ngungkit yang udah terjadi sih,” kesalnya. Bila memilih mengabaikan Jeff dengan segala kejahilannya. Dia menikmati suasana malam dari atas sini dan itu sangat mengagumkan.

“Senang?” tanya Jeff. Bila mengangguk antusias. Bagaimana dia tak senang.

“Sudah lama aku menginginkannya, tapi baru ini kesampaian,” adunya.

“Kalau sangat menginginkannya kenapa baru naik sekarang?” tanya Jeff.

“Kamu tahu, aku gak punya teman. Gak akan seru kan kalau naik sendiri? Seperti orang gila saja aku,” ucapnya.

Jeff baru paham setelah Bila menjelaskannya.

“Kalau gitu, kamu bisa ajak aku kalau kamu ingin sesuatu.”

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!