2. Alone

Hari terakhir libur digunakan Bila untuk membeli peralatan sekolah ditemani oleh Bi Inah. Ingin sekali rasanya dia ditemani oleh kedua orang tuanya, namun sepertinya itu adalah hal yang mustahil.

Sekalipun seumur hidupnya dia tak pernah ditemani kedua orang tuanya dalam hal begini. Mengambil rapor sekolah juga selalu Bi Inah yang melakukannya, hal itu menjadi sebuah kebiasaan bagi Bila. Dia merasa tak lagi memiliki orang tua.

“Bi, Bila mau beli parfum dulu. Bibi mau ikut atau nunggu di sini?” tanya Bila. Saat ini mereka sedang berada di tempat makan.

“Bibi nunggu di sini gak apa-apa, Non?” tanya Bi Inah. Di sana tak hanya ada Bi Inah, tapi Mang Parman, sopirnya juga ikut.

“Mamang mau ikut atau di sini juga?” Bila kembali bertanya pada sopirnya.

“Tanggung Non, ini belum habis. Mamang di sini aja ya sama Bibi.” Jawaban keduanya membuat Bila menganggukkan kepalanya.

“Oke, Bila pergi dulu. Di sana, dekat kok gak bakal lama.” Bila beranjak dari sana untuk membeli apa yang diinginkannya. Sementara semua peralatan sekolahnya sudah dia beli beberapa waktu lalu sebelum mereka makan.

Mood Bila sangat berantakan hari ini karena Bundanya lagi-lagi mengingkari janjinya. Dia mengatakan akan mengantar Bila untuk membeli peralatan, tapi nyatanya Bundanya itu lebih mementingkan pekerjaannya lagi.

Itulah kenapa hari ini dia akan benar-benar belanja dan menghabiskan semua uang yang diberikan Bundanya.

“Silakan, Kak,” ucap pelayang yang ada di sana. Bila memilik parfum dengan hati-hati. Dia ingin wangi khas yang jarang digunakan orang lain.

Setelah selesai dengan urusannya, Bila kembali. Bi Inah dan Mang  Parman hampir saja memuntahkan semua minuman yang ada dalam mulutnya ketika mereka melihat Bila dan semua belanjaan yang dibawa gadis itu.

“Non, bukannya cuma parfum?” tanya Bi Inah memastikan. Bila mengangguk.

“Tadinya sih cuma mau beli parfum, tapi semua barang ini sangat lucu. Jadi Bila beli,” ucapnya dengan ringan sambil meletakan semua belanjaannya di dekat meja mereka.

Bi Inah dan Mang Parman tak bisa melarang Nona mudanya itu karena itu adalah haknya.

“Ayo pulang!” ajak Bila setelah melihat kedua orang itu selesai dengan makanannya.

“Eh Mang Parman dan Bi Inah mau beli sesuatu? Bila beliin,” tanyanya. Kedua orang itu menggeleng dengan semangat. Mana mungkin mereka akan memanfaatkan majikannya itu.

“Ayo gak apa-apa.” Bila menarik tangan dua orang itu untuk pergi ke toko baju yang memang ada di dekat sana.

Bukannya Bi Inah dan Mang Parman yang memilih, tapi Bila dengan antusias memilih dan mengambil banyak pakaian untuk kedua orang itu.

“Non udah ya, ini kebanyakan,” ucap Mang Parman sambil berusaha menghentikan gerakan tangan Bila yang akan mengambil baju lagi.

“Ih gak apa-apa Mang, lihat ini bagus,” balas Bila sambil terus mengambil baju itu.

“Nanti Nyonya dan Tuan marah, Non.” Bila sontak berhenti setelah mendengar penuturan Bi Inah. Namun sepersekian detik kemudian gadis itu tersenyum dan melanjutkan kegiatannya.

“Gak bakal. Kalau mereka marahin kalian, bilang aja sama Bila. Nanti Bila yang ngomong,” ucap Bila.

Setelah puas dengan aksinya itu, Bila pergi ke arah kasir untu membayar. Nominal yang disebutkan oleh kasir itu berhasil membuat Bi Inah dan Mang Parman membulatkan matanya.

Nominal itu setara dengan dua bulan gaji mereka jika disatukan. “Non ini berlebihan,” ucap Mang Parman.

“Enggak, kan Bila yang mau kasih sebagai ucapan makasih kalian udah antar Bila.” Keduanya bungkam, mereka bingung akan berkata seperti apa lagi selain menerima semua itu.

Biarlah nanti mereka mengatakan yang sebenarnya pada majikannya sebelum majikannya tahu sendiri dan memarahi mereka.

Setelah selesai, mereka pulang. Suasana rumah masih sama. Tak ada seorangpun di dalamnya karena penghuninya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Bila membanting badannya di sofa karena terlalu lelah, dia juga menyimpan semua belanjaannya di dekatnya tanpa ada niatan untuk membereskannya.

Berbeda dengan Bila yang menghabiskan wakti seharian di luar dan berurusan dengan segala belanjaannya, pria itu, Jeff berbaring di atas ranjangnya tanpa sebuah baju.

Sejak pagi dia tak ada niatan sama sekali untuk meninggalkan kamarnya. Dia bahkan sengaja menyimpan beberapa makanan dan minuman di kamarnya agar tak usah repot-repot keluar.

“Jeff, makan!” teriak Mamanya dari luar kamar. Sebenarnya teriakan Mamanya itu sudah terdengar beberapa kali tapi Jeff memilih untuk mengabaikannya.

Bukannya keluar, pria itu malah mengambil earphone dan menyumpalkannya di kedua telinganya.

Kepalanya perlahan mengangguk dengan mata yang terpejam. Dia sangat suka musik karena dapat membuatnya sedikit tenang.

Suara ponsel berdering membuat Jeff terpaksa harus membuka matanya. Kontak dengan nama ‘Kepala Sekolah’ tertera dengan jelas di layarnya.

“Halo?” ucap Jeff setelah mengangkat telponnnya.

“Jeff, bisa kamu ke sekolah sebentar?” Suara khas wanita di seberang santa terdengar sangat jelas. Apa lagi ini? haruskah dia tetap ke sekolah di hari minggunya?

“Apa ada yang terjadi, Bu?” tanya Jeff. Jika tak terlalu penting dia tak ingin pergi, sungguh.

“Saya akan mengatakannya di sini,” ucapnya.

Itu berarti Jeff memang harus ke sana. “Baiklah, saya berangkat sekarang.” Jeff mengakhiri panggilan itu sebelum kemudian mengenakan jaketnya dan mengambil kunci mobil yang tergeletak di mejanya.

Orang di luar sana, alis Mama Jeff tersenyum cerah saat mendengar pintu kamar Jeff terbuka. Dia sudah memasak dan berharap kali ini Jeff mau makan dengannya.

“Makan dulu, Nak.” Seruan Mamanya dia abaikan begitu saja. Dia malah langsung ke luar menuju mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

Dengan tergesa, Jeff melajukan mobilnya membelah keramaian ibu kota. Tak ada yang terjadi selama perjalanan, pria itu hanya terus fokus pada jalanan di hadapannya hingga dia sampai di tempat tujuannya.

Jeff  berjalan cepat menuju kantor Kepala Sekolah. Ada hal mendesak apa hingga dia harus ke sekolah di hari minggu.

“Siang, Bu,” sapanya saat dia sudah ada di depan ruangan itu. Orang-orang yang ada di dalam sontak melihat ke arah Jeff.

“Ah Pak Jeff silahkan masuk.” Jeff masuk dengan kebingungan. Ada orang lain di sana yang tidak ia kenal sama sekali.

“Perkenalkan, ini guru Bahasa Inggris di sekolah ini.” “Kebetulan dia yang bisa saya mintai tolong,” lanjutnya.

Jeff tersenyum ke arah tamu itu. “Nah Pak, mereka adalah orang tua dari murid baru yang akan pindah. Bapak bisa tolong tangani ini? Kebetulan saya terburu-buru karena hari ini ada rapat di luar,” ucap Kepala Sekolah.

“Ah, iya baik Bu.” Jeff mengangguk dan mempersilahkan Kepala Sekolah pergi. “Kalau begitu saya permisi dulu.”

Setelah kepergian Kepala Sekolahnya, Jeff kembali fokus pada orang di hadapannya.

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Alone
3 3. Real Happiness
4 4. Pertanggung Jawaban
5 5. Guru Aneh
6 6. Malam Panjang
7 7. Bantuannya
8 8. Ancaman
9 9. Rasa Takut
10 10. Bimbingan Belajar
11 11. For The First Time
12 12. Official
13 13. Cemburu
14 14. Tragedi Bilik Toko
15 15. You're Mine
16 16. Merajuk
17 17. Bersamamu
18 18. Our Dating
19 19. Raveno Tahu
20 20. Permen Kapas
21 21. Kamar Mandi
22 22. Making Love
23 23. Tanda
24 24. Terabaikan
25 25. Seorang Anak
26 26. Pencarian
27 27. Sesal
28 28. Tamparan Keisya
29 29. Raveno dan Melinda
30 30. Akankah Berjumpa
31 31. Pertemuan Awal
32 32. Takut Bertemu
33 33. Bertemu Denganya, Lagi
34 34. Hamil??
35 35. Pelajaran Untuk Jeff
36 36. Lari Lagi
37 37. Raveno Si Pria Tengil
38 38. Tamparan seorang sahabat
39 39. Pesan Dari Bila
40 40. Pendusta
41 41. Membujuk Bila
42 42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43 43. Hari Pulang Ke Rumah
44 44. Apology
45 45. Perjuangan
46 46. Bertemu Sahabat
47 47. KDRT
48 48. Khawatir
49 49. Kembali Bersama
50 50. Manja
51 51. Cek Kandungan
52 51. List Pertanyaan
53 52. Meminta Saran dan Bantuan
54 53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55 54. Rumah Ternyaman
56 55. Surat Undangan
57 56. Benarkah?
58 57. The Day
59 58. Anak Keras Kepala
60 59. Raveno Tahu
61 60. Hukuman
62 61. Mulai Peduli
63 62. Khawatir
64 63. Lampu Hijau Calon Mertua
65 64. Kenapa?
66 65. Gibah
67 66. Rumah Baru
68 67. Persiapan
69 68. Mulai Peduli
70 69. Syukuran
71 70. Terbongkar
72 71. Cerita Keluarga Jeff
73 72. Keburukan Ayah Melinda
74 73. Izin Kepada Ayah
75 74. Bukti Transfer
76 75. Apartemen
77 76. Perjuangan dan Penolakan
78 77. Kedatangan Laras
79 78. Kecewa
80 79. Victor dan Nasihatnya
81 80. Bersama
82 81. Berbohong
83 82. Tanpa Jeff
84 83. Sangat Kecewa
85 84. Sebuah Perbedaan
86 85. Kesalah Pahaman
87 86. Perang Dingin
88 87. Masih Dingin
89 88. Latihan Basket
90 89. Kiss
91 90. Kecelakaan
92 91. Panik
93 92. Membaik
94 93. Rumah
95 94. She's My Sister
96 95. Terungkap
97 96. Meminta Maaf
98 97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99 98. Jatuh Cinta
100 99. Tiga Tahun
101 100. Kuliah Bareng
102 101. Laras dan Kehidupannya
103 102. Azka POV
104 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Alone
3
3. Real Happiness
4
4. Pertanggung Jawaban
5
5. Guru Aneh
6
6. Malam Panjang
7
7. Bantuannya
8
8. Ancaman
9
9. Rasa Takut
10
10. Bimbingan Belajar
11
11. For The First Time
12
12. Official
13
13. Cemburu
14
14. Tragedi Bilik Toko
15
15. You're Mine
16
16. Merajuk
17
17. Bersamamu
18
18. Our Dating
19
19. Raveno Tahu
20
20. Permen Kapas
21
21. Kamar Mandi
22
22. Making Love
23
23. Tanda
24
24. Terabaikan
25
25. Seorang Anak
26
26. Pencarian
27
27. Sesal
28
28. Tamparan Keisya
29
29. Raveno dan Melinda
30
30. Akankah Berjumpa
31
31. Pertemuan Awal
32
32. Takut Bertemu
33
33. Bertemu Denganya, Lagi
34
34. Hamil??
35
35. Pelajaran Untuk Jeff
36
36. Lari Lagi
37
37. Raveno Si Pria Tengil
38
38. Tamparan seorang sahabat
39
39. Pesan Dari Bila
40
40. Pendusta
41
41. Membujuk Bila
42
42. Cerita Masa Lalu dan Jeff
43
43. Hari Pulang Ke Rumah
44
44. Apology
45
45. Perjuangan
46
46. Bertemu Sahabat
47
47. KDRT
48
48. Khawatir
49
49. Kembali Bersama
50
50. Manja
51
51. Cek Kandungan
52
51. List Pertanyaan
53
52. Meminta Saran dan Bantuan
54
53. Bukan Meminta Izin, Hanya Memberitahu
55
54. Rumah Ternyaman
56
55. Surat Undangan
57
56. Benarkah?
58
57. The Day
59
58. Anak Keras Kepala
60
59. Raveno Tahu
61
60. Hukuman
62
61. Mulai Peduli
63
62. Khawatir
64
63. Lampu Hijau Calon Mertua
65
64. Kenapa?
66
65. Gibah
67
66. Rumah Baru
68
67. Persiapan
69
68. Mulai Peduli
70
69. Syukuran
71
70. Terbongkar
72
71. Cerita Keluarga Jeff
73
72. Keburukan Ayah Melinda
74
73. Izin Kepada Ayah
75
74. Bukti Transfer
76
75. Apartemen
77
76. Perjuangan dan Penolakan
78
77. Kedatangan Laras
79
78. Kecewa
80
79. Victor dan Nasihatnya
81
80. Bersama
82
81. Berbohong
83
82. Tanpa Jeff
84
83. Sangat Kecewa
85
84. Sebuah Perbedaan
86
85. Kesalah Pahaman
87
86. Perang Dingin
88
87. Masih Dingin
89
88. Latihan Basket
90
89. Kiss
91
90. Kecelakaan
92
91. Panik
93
92. Membaik
94
93. Rumah
95
94. She's My Sister
96
95. Terungkap
97
96. Meminta Maaf
98
97. Kedekatan Raveno dengan Bila
99
98. Jatuh Cinta
100
99. Tiga Tahun
101
100. Kuliah Bareng
102
101. Laras dan Kehidupannya
103
102. Azka POV
104
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!