LOVE AND REVENGE (SPIN OFF)
["Jadi mau sekuat apa pun kau meniup nya sekeras apa pun kau berusaha kau tak akan pernah bisa memadamkan api ku. Kau tidak akan bisa karena mereka semua berada di samping ku!"]
(TAMAN, SORE HARI)
Sendirian dengan tentram tanpa suara berisik dan teriakan. Aku berjalan di bawah senja berada di taman yang indah menikmati waktu. Telingaku mendengar suara kicauan burung dan hidungku menghirup sejuknya udara.
Perasaan ini telah aku mimpikan bertahun-tahun, ku pikir tidak akan pernah melihat warna-warni bunga dan birunya langit.
Mataku menikmati waktu ini namun hatiku masih berada di suatu tempat. Tempat yang seharusnya tidak pernah aku masuki, apakah Tuhan akan memaafkan semua dosa yang aku buat.
"Jika benar aku ingin tahu apa arti semua ini?" aku berjalan terus menyusuri jalan taman
Sesampai di tengah taman terdapat banyak tempat duduk namun mataku tertuju hanya satu bangku. Itu adalah tempat dimana seorang wanita berparas cantik dan tenang duduk disana sendirian.
Rambut panjangnya terurai seperti benang halus yang di rajut bidadari. Pakaiannya seperti tuan putri dengan warna merah seperti bunga-bunga di taman membuat ia lebih mempesona.
Aku...tidak tahu apa yang terjadi, hatiku berdegup kencang seakan ada gejolak api di dalam. Mataku terus tertuju padanya, tak di pungkiri aku suka pada gadis itu.
Sadar dengan diriku yang terlalu bodoh, ku tepis saja kenyataan agar kami berdua tidak tersakiti. Dilihat lagi ia memiliki paras cantik, lembut, penyayang dan kaya. Sementara aku hanya laki-laki tanpa harapan.
Meski begitu aku tidak ingin melupakan perasaan ini, ku dekati dan duduk disampingnya. Saat mendekatinya aku tahu bahwa ada yang aneh, ia sangat peka dengan suara dan matanya selalu tertutup.
"Begitu rupanya ia tidak dapat melihat" kataku dalam hati
"Maaf apakah aku boleh duduk disini?" tanyaku
"Tentu saja, silakan"
Tanpa rasa khawatir ia mempersilakan aku duduk disampingnya. Bukan hanya itu suara dan bicaranya sangat lembut dan halus membuat hatiku tenang.
Meski ini tidak akan pernah terwujud aku hanya ingin mengenang rasa jatuh cinta pertamaku.
"Terima kasih" aku duduk di sampingnya
Beberapa menit kami duduk bersama tak ada percakapan diantara kami. Benar, memang begitulah seharusnya.
"Sudah cukup seperti ini" datang seperti asap dan pergi tanpa kehilangan jejak saat ditiup angin
Tak ingin membuang waktu aku berdiri dan bersiap pulang.
"Maaf apakah kakak sudah mau pulang? Kurasa tidak apa lebih lama kan?" ujar perempuan itu dengan nada membujuk
"Benarkah? Kalau begitu aku akan disini sebentar lagi" aku kembali duduk disampingnya
Ia berusaha membuka percakapan dan membujukku agar tetap disini.
"Apakah anda bosan jika duduk bersama saya?" tanya perempuan itu dengan bahasa formal
"Tidak"
"Begitukah? Dari lahir hingga sekarang banyak orang yang menjauhiku karena mata ini. Aku memiliki kekurangan dalam penglihatan membuat orang lain menjauhi dan mengasihi"
Aku hanya diam saat dia berkata seperti itu, aku tak tahu harus menanggapinya. Jika aku bertindak akan menjadi masalah, aku selalu ikut campur dalam masalah.
"Tapi aku merasa beruntung, walau aku memiliki kekurangan tapi Tuhan memberikan aku banyak kelebihan juga"
Benar, aku merasa semua kemampuan indera lainnya sangat tajam. Bahkan jika tidak memiliki penglihatan aku yakin ia bisa mendengar langkah kaki dan berjalan layaknya orang normal.
"Aku mampu bermain piano dan suaraku merdu, aku juga bisa menilai orang lain dengan berada di dekatnya saja. Aku juga bisa membaca dan menghitung dan masih banyak lagi" ujarnya sambil tersenyum
"Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Bahkan ada orang yang dengan banyak kelebihan namun ia menyalahgunakan kelebihannya itu. Kupikir kelebihan itu menutupi kekuranganmu, tak seperti ku kelebihan membuat banyak kekurangan di diri"
"Meski begitu aku ingin sekali melihat wajah orang-orang, melihat indahnya taman bunga dan pesisir pantai, memandang langit biru dan bintang di malam hari. Kuharap...aku bisa melakukannya sebelum mati"
"Apakah kau juga memiliki penyakit bawaan?" tanyaku
Ia terdiam mendengar pertanyaan, kupikir aku tidak seharusnya bertanya. Ia tidak akan menjawab pertanyaan dari orang asing yang ditemuinya pertama kali.
"Aku tidak tahu..." ia tiba-tiba mengejutkanku
Aku menunggunya selesai bicara, bibir kecilnya itu gemetar saat ingin membuka mulut. Ia memaksa untuk mengatakannya, sebuah perasaan berat di setiap katanya.
Baginya itu adalah rantai terikat di dalam hatinya selama ini. Pada akhirnya ia berhasil mengatakan keadaan, di iringi rantai berat itu terlepas tanpa tersisa.
"Kata dokter aku akan mati beberapa tahun lagi karena penyakit. Ironis bukan selain mataku tapi juga umurku bahkan kehidupanku semuanya sudah direngut. Apakah menurutmu Tuhan itu ada? Apakah Tuhan itu adil?"
"Ya, Tuhan itu adil" ujarku padanya
Perempuan itu terdiam sejenak saat aku mengatakan pendapat. Meski begitu aku tidak ingin melihat ia menyerah setelah semua yang ia lalui.
"Apakah kau akan menyerah setelah memberitahu semua itu padaku? Tidak!" batinku
"Mengapa begitu?"
"Kau di berikan sebuah kelebihan di balik kekurangan mu, bahkan kau sudah tahu kapan kau akan mati. Asal kau tahu saja aku sangat iri padamu"
Ia diam mendengar jawabanku, sebuah hal yang ingin aku katakan juga pada orang-orang bahwa aku bukanlah orang baik. Aku hanyalah orang jahat yang bertopeng baik.
"Manusia di dunia lahir dengan kelebihan, namun apa kau tahu yang mereka lakukan dengan hal itu. Sebagian besar mereka gunakan untuk kejahatan, mereka menggunakan itu untuk diri mereka sendiri"
Perempuan itu mendekat ke arahku seperti ingin mendengar lebih jelas kata-kataku.
"Mereka semua saling membunuh satu sama lain, dengan tangan dan kaki yang mereka punya mereka merampas dan berjalan ke arah kejahatan, dengan mata itu mereka melihat keburukan dan banyak orang mati, dan hati mereka telah banyak mati"
"Aku salah satu dari mereka, aku menggunakan kelebihan untuk berbuat sesuatu yang salah. Jika kau ingin melihat maka aku tak apa-apa buta, jika kau tahu kapan kau mati maka beritahu aku juga, aku....sudah bosan hidup dengan dosa"
"Apakah anda berpikir bahwa anda adalah orang jahat?" tanyanya
"Tentu saja, aku sudah adalah penjahat"
"Tapi bagiku tidak seperti itu, menurutku anda adalah orang baik. Memang saya mencium bau darah dari diri anda, namun nafas dan langkah anda sangat tenang, yang terpenting lagi hati anda tidak mati, saya hanya merasakan kekosongan di dalamnya. Sama seperti saya!"
Mendengar itu aku sadar bahwa yang aku inginkan bukan sebuah kematian, namun sesuatu untuk menutup kekosongan.
"Sama seperti mu ya?, kurasa kau benar"
Kami berdua diam sejenak memikir ulang percakapan, membuat aku merasa lega saat seseorang percaya aku masih memiliki kebaikan.
"Jika kau bertanya apakah Tuhan itu adil, aku pun ingin tahu apakah Tuhan itu Pemaaf?"
"Kalau Tuhan itu adil maka ia akan selalu memaafkan bukan"
"Ya, kuharap kau benar"
Cahaya kuning dari matahari berubah menjadi jingga, hari ingin berganti malam agar orang dapat beristirahat.
Namun aku merasa tidak ingin pulang, aku masih ingin berbicara denganmu, walau kita membicarakan sesuatu berbeda kita dapat memahami.
Aku ingin lebih lama bersamamu, apakah boleh? Itu yang aku inginkan, bagaimana denganmu apakah kau juga sama? Masih ingin disini, bersamaku?
"Nona!" seseorang memanggil perempuan di sebelahku
"Oh Helen, kau sudah selesai?"
"Iya Nona Helena saya sudah selesai"
Seorang pelayan datang dengan gelagap gelisah. Tubuh tinggi dan wajah cantik berpakaian pelayan, aku tahu ia baik karena mengkhawatirkan Helena. Sifatnya yang khawatir berubah menjadi dingin saat sadar.
"Kalau begitu aku permisi dulu Kak, oh iya kita belum berkenalan. Aku adalah Helena Alycia 15 tahun, siapa nama kakak?"
"Aku Ferdi 15 tahun, senang bertemu dengan mu Helena" jawabku
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu kak Ferdi, oh benar saya selalu disini setiap hari pukul 4 sore kuharap kita dapat bertemu lagi" ujar perpisahan Helena
"Yah kuharap kita bisa bertemu lagi"
Ia pergi menuju mobil hitam kendaraan pribadinya, kulihat dua orang berjas seperti pengawal membuka pintu untuknya.
Saat mereka akan menutup pintu mobil sorot mata dari pelayan dan pengawal Helena tajam mengarah ku.
"Kau tidak punya kekurangan Helena, kau hanya terlalu berlebihan. Aku juga belum memberitahu jika aku memiliki banyak kelebihan, salah satunya melihat masa depan!"
BAB 1....LAKI-LAKI LUAR BIASA DAN PEREMPUAN BUTA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Anisa Okta Fitri
Ceritanya mulai menarik dari bab 7-11
2022-10-01
0
Oh Dewi
mampir ah, mana tau seru.
Demi apa, sesusah itu nyari novel yang seru. Btw, mau sekalian rekomendasiin novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, wajib search pakek tanda kurung.
Bagus banget novelnya, tapi ya gitu minim pembaca😈
2022-09-04
0
Syhr Syhr
Aku juga...☺️
2022-09-02
0