6 Bulan Kemudian
(Pagi hari, Sekolah)
Mentari telah menyemai cahaya ke berbagai penjuru bumi. Ada beberapa yang tidak terkena sinarnya, selalu dalam hitam di dalam kegelapan.
Aku sendiri pernah berada disana, tempat yang tidak terkena sinar matahari namun sekarang aku telah pindah ke sisi terang. Kehidupan baru yang aku harap berjalan lancar tanpa masalah.
"Tunggu dulu!, cepat buka tas sekarang akan dilakukan pemeriksaan untuk murid baru" ujar seorang perempuan sepertinya kakak kelas
Kubuka dan ku perlihatkan semua isi tas, aku tak merasa membawa barang ilegal. Aku rasa ini karena seorang murid tertangkap basah membawa majalah dewasa ke sekolah.
Sekolah tahu dan memperkuat keamanan agar para murid tidak menyimpang. Lalu dijalankan oleh guru yang di bantu oleh OSIS, benar-benar ketat.
"Baik kau aman Ferdi" kata ketua OSIS bernama kak Putri
Sikap tegas dan ketat terlihat dari kak Putri, ia cekatan dan sangat baik. Walau banyak orang mengira ia menyeramkan nyatanya ia hanya perempuan biasa.
Selain cantik ia perhatian bahkan bisa memasak, aku tahu karena sudah merasakan bekal buatannya.
"Terima kasih kak" aku memakai kembali tas dan langsung meninggalkan gerbang
"T..tunggu Ferdi" kak Putri memanggilku
"Hemm, ada apa kak?"
"Itu...apa kau punya waktu sepulang sekolah? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan"
Aku tak tahu ia akan membicarakan apa, kurasa ia akan meminta bantuan untuk memperbaiki sesuatu. Benar, aku dikenal di OSIS sebagai Service OSIS hal ini karena pertama kali aku memperbaiki printer di ruang OSIS.
Setelah itu banyak permintaan perbaikan dari OSIS dan guru untuk memperbaiki kipas angin dan proyektor kelas.
Aku dekat dengan semua anggota OSIS, tidak lebih tepatnya semua orang di sekolah sudah tahu siapa aku. Benar-benar merepotkan, padahal aku hanya ingin menjadi murid biasa.
"Tidak ada sih kak, tapi jam 5 aku harus pulang ke rumah. Kalau ada sesuatu aku akan meluangkan waktu seperti biasa"
"Kalau begitu sepulang sekolah aku tunggu kau di halaman belakang ruang OSIS"
"Baiklah, kalau begitu aku ke kelas dulu"
...***...
Sudah 6 bulan aku sekolah disini dan 6 bulan aku bertemu dengan Helena. Kami berdua membuat janji untuk bertemu setelah aku selesai sekolah, setiap hari pukul 5 sore aku akan menemui nya di taman.
Jika aku tidak datang aku akan mengirim ia pesan lewat Whats*** agar ia tidak menunggu lama. Setelah pertemuan pertama itu aku dan Helena semakin dekat, aku tahu nomor telpon dan alamat rumahnya.
Rahasia kami berdua pun semakin banyak, janji kami semakin banyak. Diantara janji yang kami buat tak akan ada cinta antara kami berdua.
"Aku sudah tahu hal itu, mustahil bagiku yang selalu memiliki musuh untuk membuat ia bahagia"
Lalu Helena pun berkata padaku, "Umurku tidak lama lagi, jika kau suka dan cinta padaku itu hanya sia-sia saja. Yang akan kau rasakan hanya sebuah cinta sementara dari orang yang sudah mati"
"Orang jahat dan orang yang akan mati kah?" tanyaku sambil duduk di kursi
"Hei master, ayo kita main catur" ajak Abdul teman sekelas ku
"Masih terlalu pagi Dul, kita juga mau upacara habis ini jadi simpan saja tenaga" nasehatku
"Yah padahal ini hari pertama masuk sekolah semester kedua. Aku sudah berlatih keras liburan kemarin untuk mengalahkan mu"
"Seharusnya kau isi dengan belajar saja"
"Ferdi hari ini kau piket kan?" tanya Sari padaku
"Iya benar, tapi nanti sore saja. Kelihatannya kelas sudah di bersih kak Bu Iin"
"Oke, jangan lupa ajak yang lainnya piket"
"Ferdi apa kau waktu sore ini? Hari ini kita ada tiket bioskop, kita nonton yuk. Aku juga barusan ajak kakak kelas 11 bersama kita dan mereka mau"
"Aku ada urusan hari ini"
"Heehh, dasar cowok sibuk. Lain kali harus ikut ya"
"Ferdi ini balasan untuk mengajariku semester kemarin. Maaf baru bisa sekarang dikasih" Alisa memberikan aku biskuit coklat
"Jika kau tidak keberatan aku akan terima Lis, terima kasih ya"
Beginilah kehidupan sekolah ku sekarang, terkadang berisik dan tidak dapat diatur, terkadang selalu tertawa dan bercanda, terkadang saling membantu satu sama lain. Dibalik itu aku tahu bahwa mereka semua baik dan perhatian.
Meski begitu aku terkenal di sekolah karena nilai tinggi di angkatan, baik dalam bidang olahraga dan sastra, aku mengikuti tes nasional bulutangkis dan hampir masuk bahkan aku sudah memiliki cerpen dan artikel terbitan sendiri yang telah di publikasi ke nasional.
"Aku tidak tahu dimana letak kesalahan, apakah aku terlalu menonjol? Aku hanya mengikuti saran ibu dan ayah"
(KELAS IPA 1, ANGKATAN TAHUN PERTAMA)
Sekelompok anak perempuan bermain truth or dare sebelum upacara bendera dilaksanakan.
"Oke selanjutnya kita putar ya" kata Lili sambil memutar botol plastik
Permainan ini sendiri dimainkan dengan siapa yang kalah atau terpilih untuk memilih truth or dare sebagai hukuman. Hampir semua perempuan di kelas itu ikut bermain.
"Yeyy, Cindi yang kena. Jadi truth or dare?"
Cindi tidak ingin rahasia miliknya terbongkar maka ia memilih dare untuk jalan aman. Namun ia salah memilih karena ini adalah putaran terakhir sebelum upacara teman-temannya menginginkan tantangan yang sulit untuknya.
"Kalau begitu bagaimana dengan menembak Ferdi dari kelas IPS 2"
"Ohh iya benar!"
Seketika kelas ribut karena hukuman untuk Cindi. Ia tahu bahwa seharusnya tak ikut namun ketika semua telah terlambat tak dapat berbuat apa-apa.
"Tak apa kok, Ferdi juga kelihatan tidak tertarik untuk pacaran. Buktinya sampai sekarang banyak cewek yang dekat dengannya tapi ia belum punya pacar"
"Justru itu yang membuat aku lebih malu, sudah pasti di tolak oleh Ferdi" ujar Cindi di dalam hati
Sejak awal tak memiliki kesempatan untuk apa dilakukan, itu yang selalu dipikirkan oleh banyak orang. 99% gagal dan 1% berhasil dari perhitungan membuat semua menyerah, tapi ada beberapa orang yang menganggap 0,1% dapat merubah segala.
Takdir dan usaha adalah sepasang benang yang tersambung, sebagian orang telah sadar dan mengalami hal itu. Begitu juga Ferdi, ia tahu bahwa takdir masih bisa di ubah. Sayangnya takdir tak dapat diketahui kapan dan dimana datangnya.... seperti sebuah kejutan.
"Ayo Cin ke kelas dia, nanti keburu upacara" dorong Chika
Tak bisa di hentikan, ia sendiri tidak ingin di musuhi oleh teman sekelas. Hasil akhir telah diketahui, hanya harus siap menghadapi rasa malu dan sedih.
"Ayoo!! ..."semua cewek mendorong Cindi ke kelas Ferdi
...***...
"Semuanya siap-siap ke lapangan" teriakku
"Okee" jawab mereka serentak
Angin sejuk meraba kulitku, menandakan sebuah keberuntungan menurut firasat. Apa yang akan terjadi?
"Ayoo!!!" suara ribut terdengar di luar
Teman-temanku yang lain mengintip ke luar, aku sendiri tidak tertarik agar masalah tak bertambah. Cukup diam dan membaca buku setelah itu bergegas ke lapangan.
Suara ribut yang besar itu hilang seketika, dan di depan pintu aku melihat siswi dari kelas IPA 1 bernama Cindi. Melihat ia gugup pasti sesuatu tidak menyenangkan akan terjadi, namun aku tersadar jika angin sejuk tadi membawa pesan.
"Begitu rupanya" aku pun mengambil kesimpulan dari kejadian ini
3 kesimpulan jika ini tentangku, dan hanya satu yang dapat aku lakukan setelah itu. Masa depan itu tak bisa diprediksi atau dilihat, aku sendiri tahu bahwa takdir berubah-ubah.
Ia masuk ke dalam kelas dan mendekati ku, semua orang melihat ke arah kami seperti sebuah tontonan.
"Kau...Ferdikan?" tanya Cindi
"Ya, ada apa?" jawabku dengan nada dingin
"A...aku suka denganmu, apakah kau mau jadi pacarku?" ujar Cindi menembakku
Masa depan tak dapat di lihat, namun aku selalu hidup menggunakan insting dan firasat. Akal berada di puncak pikiran, namun aku sering menggunakan firasat untuk mengambil keputusan.
Terlihat semua orang melihat kami terutama Cindi, mereka merasa aku akan menolak Cindi. Aku memang tidak tahu tentang suka atau cinta, perasaan dan hatiku telah lama mati. Aku hanya perlu mengikuti firasat dan mengikuti arus.
"Tentu, aku mau" jawabku menerima Cindi
Cindi sedari tadi terpejam setelah pengakuan terkejut. Namun tidak separah mereka yang menonton.
"Eehhhhhh!!!!" teriak semua orang
Cindi pun masih belum mengerti jika aku menerima nya, "Ehhhh??!!! Kau menerima nya?" tanya Cindi
"Ya, apakah aku harus mengatakan nya lagi?"
"Eeehhhh!!!" semua orang kembali terkejut termasuk Cindi
BAB 2....BENANG TAKDIR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments