["Sejak dulu aku selalu mengambil keputusan yang berat untuk anggota, aku menjadi ketua, aku menjadi panutan, aku menjadi pemimpin yang ditakuti dan dihormati"]
(Pagi Hari, Kelas IPS 2)
Masa Orientasi Siswa telah selesai, kami telah resmi menjadi siswa sekolah xx. Hari ini adalah tepat seminggu kami bersekolah.
Seperti aku duga kelas kami adalah IPS 2, sudah di tentukan sejak awal. Aku telah memutuskan untuk ikut serta dalam ekstrakurikuler Palang Merah Remaja.
"Kringg" bunyi bel istirahat pertama
"Baiklah silakan istirahat ya" guru matematika Pak Kamal segera keluar kelas
Penampilan nya memang agak ke Arab-araban dan cara mengajarnya pun terkesan lambat. Namun saat kau bertanya dia akan menjelaskan nya secara rinci.
"Tolong perhatiannya sebentar. OSIS ingin merekrut anggota baru, siapa yang ingin mendaftar silakan ke ruangan OSIS" ujar kak Putri salah satu madona kelas 2
Aku tidak tertarik dengan menjadi anggota OSIS. Tidak juga dengan orang yang ingin bersama dengan orang yang merepotkan.
Aku melakukan aktivitas seperti biasa saja, pergi ke masjid untuk Shalat Dhuha, lalu membeli roti di koperasi dan ke perpustakaan sebentar.
Waktu 30 menit adalah waktu yang lama, namun banyak orang membuang waktu untuk hal-hal buruk.
Bahkan jika di pikir, bagiku yang dulu bahkan 1 detik pun berharga dan tidak boleh sia-sia.
(Setelah Shalat dan Membeli Roti)
(Perpustakaan)
Aku duduk di kursi dekat jendela, ujung perpustakaan, di belakang rak buku ensiklopedia.
Perpustakaan sekolah ini sangat luas dan besar. Hampir sama seperti kelas. Jika masuk dari pintu, di sebelah kanan adalah penuh rak-rak buku baca, sementara di sebelah kiri terdapat meja dan kursi untuk duduk di belakang dan samping adalah buku-buku pelajaran.
Kursi ini adalah tempat khusus sejak satu minggu bersekolah disini. Dekat dengan jendela dan AC, bisa memantau semua dari semua sudut.
Tidak kusangka akan ada penganggu di depan ku. Seorang tokoh dari siswa teladan SMA ini, Kak Armen.
"Jadi kenapa Kak Armen kesini?"
"Kakak cuma mau membaca buku saja kok"
Dua hari dia duduk di depan, seakan berniat menganggu. Ada pikiran disampaikan pada ku tapi kami tidak memiliki banyak waktu.
"Sejak kemarin kakak datang kemari, bukan membaca buku tapi malah sering melihat ku. Apa otak kakak sudah tidak waras?"
"Ternyata kau sadar ya, yah sebenarnya kakak cuma mau meminta sesuatu padamu"
"Kau meminta aku adik kelas mu melakukan suatu pekerjaan. Padahal aku masih baru sekolah"
"Tapi aku lihat kau berbeda dengan anak-anak lain. Lalu saat Outbound kemarin, kau mengatur kelompok mu bukan"
"Itu ketua kami, aku tidak melakukan apapun"
"Aku mendengar dari pandu jika kau memberi saran agar ketua bisa bergerak"
Percakapan antara Ferdi dan Armen menjadi sangat dingin. Namun Armen tahu bahwa orang di depan itu sama seperti dia.
Orang dengan logika dewasa, sulit untuk dicari saat SMA.
"Aku ingin kau melakukan hal yang sama dengan sekolah ini. Jadi aku bisa tenang meninggalkan sekolah"
"Hemm, aku masih tidak mengerti apa yang kakak bicarakan?"
"Benar juga, aku terlalu berbelit-belit. Tapi aku rasa kau bisa mengerti dengan cepat, Ferdi"
Mata kami saling bertemu,
"Aku ingin kau masuk ke dalam OSIS, menjadi Ketua OSIS dan menjadi pemimpin sekolah ini"
"Kenapa aku harus melakukan hal itu? Bukan kah ada banyak kandidat lain"
"Sebenarnya ada beberapa orang kandidat tapi aku yakin jika menyerahkan sekolah ini padamu adalah pilihan terbaik"
"Kau salah kak, pemilihan ketua itu bukan hanya hasil dan keinginan mu saja. Itu pilihan semua orang di sekolah"
Argumen seperti debat antara Ferdi dan Armen mencampai puncak,
"Orang yang menjadi leader di lomba pertama, SMA xx kemarin PMR mendapat juara pertama. Azizah bilang itu adalah pencapaian mu"
"Itu adalah kerja sama kelompok. Bukan hanya aku, lalu bisa kakak berhenti mengaitkan orang lain dengan masalah ini"
"Kenapa?"
"Justru aku ingin tahu apa tujuan kakak?"
Kak Armen mengambil jeda,
"Ada 2 kandidat besar dalam pemilihan ketua OSIS, orang itu adalah Putri, anak dari perusahaan besar di Yogyakarta dan Fitri, murid teladan dari angkatan tahun ke 2"
"Putri merupakan Madona di angkatan kedua, ia memiliki ambisi untuk menjadi ketua OSIS selanjutnya. Lalu Fitri, merupakan orang dengan kecerdasan luar biasa tapi belum cukup untuk mengatur kelompok"
"Jadi?"
"Kedua orang ini adalah teman dari kecil dan ketika pemilihan ini berlangsung sudah pasti akan ada konflik"
Ketua OSIS Armen, wakil nya adalah kak Fitri, lalu Kak Putri adalah sekertaris. Ia tidak ingin terjadi konflik ada diantara kedua teman kecil, berarti?
"Jadi aku ingin kau saja yang menjadi ketua OSIS, selain bisa mengangkat sekolah kau juga bisa menghentikan konflik antara kedua orang ini"
"Sayang sekali ada aku tidak mau dan tidak peduli"
"Kringgg" suara bel masuk
Ferdi menggeser kursi dan langsung kembali ke kelas dengan sepatah kata,
"Permisi"
Kak Armen hanya mengangguk mengerti,
"Tapi sayang sekali akan aku buat kau menjadi ketua OSIS"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments