ARC PEMILIHAN OSIS BAB 4

(Pagi Hari, Ruang Kepala Sekolah)

"Jadi kenapa anda memanggil saya lagi? Bukankah sudah aku bilang kemarin jangan mengusik aku lagi"

"B...benar, maaf sebelumnya Ferdi. Ah tidak pak Ferdi, kemarin saya salah karena membantah anda. Tolong maafkan saya pak"

"Kenapa sekarang kau malah meminta maaf? Tapi melihat ekspresi wajah mu aku jadi tambah senang hari ini"

"S..saya mohon pak, tolong maafkan saya. Saya akan melakukan apa pun yang bapak perintah"

"Ohh benarkah?"

"Tentu pak"

Dalam satu hari masalah pertama selesai, menghubungi Fadil adalah pilihan yang tepat. Selanjutnya tentang pemilihan ketua OSIS ini,

"Baiklah bapak akan saya maafkan. Tapi ada beberapa hal yang harus bapak lakukan"

"B..baik pak"

"Pertama jangan panggil aku menggunakan pak, panggil saja Ferdi seperti biasa. Kedua aku ingin bapak melakukan hal ini...."

Permainan menarik ini sudah mencapai puncak, namun kali ini aku hanya akan menjadi penonton.

Jika aku menggunakan bidan catur, aku hanyalah seorang raja disini. Mereka akan bermain menyerang sesama.

Tapi ada satu hal lagi yang harus aku lakukan sebelum menjadi penonton.

...***...

Putri sedang memikirkan perhatian yang dilakukan Kak Armen pada Ferdi, ia pun menemui Ferdi, datang ke kelas dengan penuh pertanyaan.

"Woah itu kak Putri"

"Cantik ya"

"Iya, katanya dia juga anak orang kaya"

Sebuah pujian seperti biasa dari orang lain membuat kepercayaan diri Putri menjadi tinggi,

"Apakah ada Ferdi di kelas?"

"Dia tidak ada disini kak, jam istirahat pertama biasanya dia ke perpustakaan"

"Terima kasih ya"

Pertemuan yang diinginkan tidak terjadi, istirahat hampir selesai dan Putri tidak bisa menuju ke perpustakaan.

"Mungkin nanti" pikirnya

...***...

(Sepulang sekolah)

Sama saja seperti istirahat pertama, Ferdi tidak ada di kelas karena suatu keperluan. Putri semakin kesal dengan Ferdi, ia tidak tahu apa yang ketua OSIS pikir kan.

Sebelum pulang ia duduk di pondok baca, menunggu jemputan nya datang.

"Halo kak Putri" sapa Ferdi

"Eh?"

"Adek dengar kakak mencari ya? Ada apa?"

"Jadi kau datang ya Ferdi, duduk!" suruh kak Putri

Ferdi tidak duduk di samping nya melainkan di sisi berlawanan.

"Sebenarnya adik memiliki sebuah penawaran untuk kakak, apa mau di dengar?"

"Kenapa malah kau mulai? Aku mencarimu karena ingin tahu kenapa kak Armen sangat mempercayai mu"

Tentu saja ini tidak bisa dihindari, namun aku tahu harus bagaimana. Mengubah kak Putri menjadi salah satu bidak hitamku.

"Akan aku jelaskan, tapi apa kakak mau mendengarkan penawaran ku dulu. Jika mau akan aku beritahu"

"Baiklah, coba katakan"

"Bagus, begitulah putri dari pemilik perusahaan besar. Jadi apa kakak tertarik untuk menjadi ketua OSIS?"

"Apa?"

"Jika kakak tertarik adek bisa bantu, kakak akan menang di pemilihan dan menjadi ketua OSIS. Tapi jika tidak mau, aku akan meminta orang lain saja"

"Tunggu, coba katakan dengan jelas"

Mangsa memakan umpan, aku tahu dia akan menerima. Sejak awal bertemu di kelas, ia memiliki tatapan tajam untuk menjadi yang tertinggi.

Saat di debat sendiri dia sangat aktif dan membuat penilaian juri terkesan. Kak Putri memang ingin menjadi seorang pemimpin, dia orang yang cocok.

...***...

(Hari pemilihan ketua OSIS)

Kotak pemilihan dan kertas suara di berikan pada setiap siswa di kelas. Memilih siapa yang akan menjadi ketua OSIS selanjutnya.

Dua kandidat menjadi calon, yaitu Putri dan Fitri. Tapi keanehan dirasakan oleh Armen, rencananya tidak berjalan sama sekali.

"Tunggu, kenapa hanya ada 2 kandidat. Kemarin aku bilang ada 3 bukan?"

"Ini..ini perintah dari kepala sekolah kak"

"Ayah?"

Armen langsung bergegas ke ruang kepala sekolah tempat ayahnya bekerja.

"Ayah kenapa kau malah menghilangkan Ferdi?"

"Tentu saja kerena dia tidak pantas, dia tidak mengikuti tes seleksi"

"Tapi bukankah aku sudah meminta padamu..."

"Dengar Armen jangan pernah kau terlibat dengan Ferdi lagi, cukup. Dia bukan orang biasa,..."

"Aku tahu itu, makanya aku ingin dia..."

"Karena itu!, Orang itu, merencanakan semuanya. Rencana sejak awal tidak pernah jalan, kau, kita hanya bermain di atas tangannya"

"Apa maksud ayah? Tidak mungkin"

Ayah dan anak terkena serangan telak, namun beruntung Risman tidak diberhentikan menjadi kepala sekolah.

Sementara Armen masih belum menyerah, ia tahu bahwa Ferdi adalah kunci emas.

Siang hari adalah waktu perhitungan. Aku ikut hadir di aula sekolah, bersama guru dan anggota OSIS baru dan lama.

"Baiklah perhitungan nya akan dimulai, untuk yang sah adalah yang di coblos. Jika ada dua tidak sah dan jika tidak ada coblosan tidak sah" pak Yitno sebagai moderator

"Satu untuk Putri...satu untuk Fitri..."

Perhitungan bersih dari OSIS, aku tahu jika semua sudah berjalan sesuai rencana. Bahkan kak Armen hanya melihatku tanpa henti sejak aku masuk ke aula.

Tidak peduli bagaimana pun, aku tahu hasil akhirnya. Waktu menunggu kuhabiskan untuk tidur, kemarin malam aku tidur hanya 1 jam.

Bagi yang lain perhitungan ini adalah hal yang biasa, namun ada juga berpikiran penting. teman dan lawan, apa bisa dihindari?

"Pemenang nya adalah Putri dengan 805 suara, sedangkan Fitri 301 suara"

"Dengan ini akan di umumkan bahwa ketua OSIS tahun 2017-2018 adalah Putri"

Tepuk tangan gemuruh terdengar di aula sekolah. Hasil akhir dengan jarak yang sangat jauh.

"Dengan ini akan saya umumkan formatur inti OSIS tahun 2017-2018, Ketua : Putri Salsa, Wakil : Fitri Anggraini, Sekertaris.... Itulah formatur inti OSIS, dan untuk anggota lain akan di berikan tugas dan jabatan sesuai hasil rapat formatur"

Pemilihan OSIS berakhir, ada yang senang dan ada yang sedih. Seorang pemimpin baru lahir, tanggung jawab dan beban bukan lah permainan.

Ketua dan anggota adalah suatu hubungan hirarki organisasi. Membuat suatu kerja sama untuk mencapai tujuan.

Aku mungkin tidak termasuk disana, tapi takdir berkata lain. Sebuah firasat datang padaku, agar ikut dalam perjalanan OSIS.

BERSAMBUNG....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***